Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.
10, No. 2, Agustus 2009: 199-211
204
perilakunya sendiri misalnya memantau jumlah makanan yang dimakan dalam sehari, harus memonitor performansinya, walaupun tidak sempurna, tidak harus lengkap dan akurat karena
ada kecenderungan beberapa aspek dari tingkah lakunya dan mengabaikan tingkah laku yang lain Boeree, 2004; Misnadiarly, 2007; Feist, 2008; Alwisol, 2008.
Konsumsi rata-rata harian pada ketiga partisipan masing-masing adalah: partisipan I 1087 kalori, partisipan W 1145 kalori, dan partisipan D 1265 kalori. Hal ini sesuai menurut
Darmoutomo 2007, mengatur diet pada obesitas harus masuk akal dan dilakukan dalam jangka waktu lama, makan teratur namun rendah kalori, mudah dibuat dan diperoleh. Kebutuhan
kalori orang dewasa berkisar 1500-2000 kkal perhari, sedangkan untuk menurunkan berat badan perlu menurunkan asupan 500 kalori perhari. Adapun lama makan keseluruhan partisipan
lebih dari 15 menit, yaitu pada partisipan I dan D waktu makan 20 menit, partisipan W waktu makan 30 menit; hal ini sesuai dengan waktu yang dibutuhkan untuk perasaan kenyang terkirim
ke otak setelah makanan sampai di lambung Nevid et al, 2005. Ketiga partisipan menghindar- kan diri dari makan bersama di luar, karena menurut Redd Castro, makan bersama akan
menyebabkan konsumsi makanan 60 lebih banyak Pinel, 2009
Kalori yang keluar rata-rata pada ketiga partisipan masing-masing adalah: partisipan I kalori yang dikeluarkan lewat aktivitas fisikolah raga rata-rata 815 kalorihari atau 32 dan
BMR 1710 kalori atau 68, partisipan W kalori yang dikeluarkan lewat aktivitas fisikolah raga rata-rata 616 kalorihari atau 30 dan BMR 1249 kalorihari atau 70, sedangkan pada
partisipan D kalori yang dikeluarkan karena aktivitas fisikolah raga rata-rata 725 kalorihari, dan merupakan 31,1 kalori yang dikeluarkan dan BMR 1592 kalori atau 68,7 kalori yang
dikeluarkan. Hal ini relatif sesuai dengan ketentuan ketentuan di mana faktor metabolisme basalBMR memiliki tanggungjawab 60 –70 dari pengeluaran energi normal dan aktivitas
fisik berkisar antara 20 –30 Nilawati, 2003; Nilawati, 2005; dan Triangto, 2008. Walaupun begitu, ketiga partisipan tidak memenuhi standar yang diajurkan WHO karena ketiga partisipan
melakukan olah raga hanya 2- 3 kaliminggu, sedangkan WHO menganjurkan agar setiap individu dari berbagai usia untuk melakukan aktivitas fisik selama 30-60 menit dengan intensitas
moderat 4-5 kali perminggu Hadi, 2005.
Ketiga partisipan melakukan kontrol timbang berat badan dan menjalani akupunktur satu kali pe minggu, serta berat badan serta dicatat pada Catatan Medis setiap kali kontrol di
praktik profesional peneliti untuk mengetahui naik-turunnya berat badan. Hal ini sesuai dengan konsep Bandura bahwa pengaturan-diri untuk melihat diri dan perilaku sendiri serta terus
mengawasinya, dengan monitoring untuk menetapkan bagaimana dirinya dibandingkan dengan standar Boeree, 2004 dan Wulandari, 2007.
5. Evaluasi-diri
Pada ketiga partisipan penelitian menyadari bahwa jumlah kalori yang masuk berupa makanan dan camilan yang dikonsumsi, olah raga dan aktivitas yang cukup, serta bantuan
profesional berupa akupunktur dan minum obat sangat mempengaruhi keberhasilan menurunkan berat badannya. Pada evaluasi-diri, ketiga partisipan dapat mengevaluasi dengan baik akan
apa yang dilakukan untuk menurunkan berat badannya. Ketiga partisipan mengevaluasi hasil penurunan berat badannya dari waktu ke waktu dengan melihat berat badan sebelumnya dengan
Penurunan Berat Badan pada Obesitas melalui Pengaturan Diri Dhody Munandaris Arywibowo
205
berat badan saat itu. Mereka juga membandingkan besarnya penurunan berat badan dengan standar yang ditetapkannya, yaitu satu kilogram per minggu, empat kilogram per bulan dan
10 berat badan dalam waktu 3-6 bulan.berat badannya. Partisipan I dan D memiliki keyakinan diri yang tinggi, walaupun ada faktor keturunan pada obesitasnya, tetapi teman dan saudara
kandung mereka dapat berhasil menurunkan berat badannya. Adapun partisipan W memiliki keyakinan diri dapat menurunkan berat badannya karena melihat teman sejawatnya berhasil
menurunkan berat badan dengan program yang sama dengan yang dijalaninya.
Dari catatan medis partisipan I, berat badan partisipan I terjadi penurunan berat badan dari 126,9 kg menjadi 113,9 kg dalam kurun waktu enam bulan, yang berarti telah turun 13 kg
atau 10,2. Dalam waktu satu tahun turun menjadi 108 kg berarti turun 18,9kg atau 14,9. Dari catatan harian makan dan aktivitas fisik partisipan I, rata-rata kalori harian yang keluar
lebih besar daripada kalori harian yang masuk, hal ini berarti terdapat defisit energi pada partisipan I. Dengan defisit energi ini, terjadi penurunan berat badan pada partisipan I. Bila
dilihat selisih jumlah kalori yang keluar 78.283 kalori dan kalori yang masuk dalam kurung waktu satu bulan 33.695 kalori. Menurut Witjaksono 2008 1 kilogram sama dengan 7.000
kalori; dengan demikian, partisipan I pada bulan Agustus 2008 terdapat defisit 44.588 kalori atau terjadi penurunan berat badan sekitar 6,4 kilogram.
Dari cacatan medis partisipan W, terdapat penurunan berat badan sebanyak 7,8 kg atau 12,2 dalam waktu 6 bulan, dan dari catatan harian makan dan aktivitas fisik bulan oktober
2008 terlihat bahwa rata-rata kalori harian yang keluar lebih banyak daripa kalori harian yang masuk, berarti terdapat defisit energi pada partisipan W. Dengan defisit energi ini terjadi
penurunan berat badan pada partisipan W. Bila dilihat selisih jumlah kalori yang keluar 57.819 kalori dan kalori yang masuk dalam kurung waktu satu bulan 35.490 kalori, maka ada defistit
sebanyak 22.329 kalori. Menurut Witjaksono 2008 1 kilogram sama dengan 7000 kalori, sehinga defisit kalori yang didapat pada partisipan W ini sebanding dengan 3,2 kilogram. Jadi,
pada bulan Oktober 2008, berat badan partisipan W akan turun sekitar 3,2 kilogram.
Dari catatan medis terhadap penurunan berat badannya, penurunan berat badan pada partisipan D mencapai 24,9 kg atau turun 25,5, dalam kurun waktu enam bulan dan dapat
mempertahankan berat badannya sampai saat terakhir kontrol berat badan. Adapun bila memperhatikan grafik perbandingan antara kalori harian yang masuk dan yang keluar partisipan
D pada bulan Oktober 2008 terlihat bahwa kalori harian yang keluar, relatif lebih banyak daripada kalori harian yang masuk, hal ini berarti terdapat defisit energi yang dimiliki oleh
partisipan D. Keadaan tersebut mengakibatkan berat badan pada partisipan D dapat turun. Bila dihitung selisih antara jumlah kalori keluar sebulan 71.840 kalori dan kalori masuk
selama satu bulan 39.200 kalori didapat defisit 32.640 kalori. Menurut Witjaksono2008 1 kilogram sama dengan 7000 kalori, maka defisit kalori di atas identik dengan 4,7 kilogram.
Jadi, berat badan partisipan D pada bulan September- Oktober 2008 akan turun sekitar 4,7 kilogram.
Dari pencapaian penurunan berat badan pada ketiga partisipan tersebut, maka penurunan berat badan ketiga partisipan telah sesuai dengan penurunan berat badan yang dianjurkan 5-
10 dalam jangka 3-6 bulan dengan kecepatan penurunan 1 kgminggu atau 4 kgbulan Oetoro, 2007. Sesuai dengan Egger 2001 target jangka pendek adalah 1-4 kg bulan, jangka menengah
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.
10, No. 2, Agustus 2009: 199-211
206
turun 10, dan jangka panjang turun 10-20 dari berat badan semula. Penurunan berat badan dari ketiga partisipan terjadi dikarenakan asupan makan lebih
rendah dari pengeluaran kalori yang terdiri dari BMR dan aktivitas fisikolah raga yang dijalani sehingga terjadi defisit kalori, di mana setiap defisit 7.000 kalori akan berakibat terjadi
penurunan berat badan sebanyak 1 kilogram.
Evaluasi-diri yang dilakukan ketiga partisipan penelitian ini sesuai dengan konsep Bandura yaitu evaluasi dengan membandingkan apa yang dilihat pada diri dan perilaku diri
dengan standar ukuran; melihat kesesuaian tingkah laku dengan standar pribadi, membandingkan tingkah laku dengan norma standar atau dengan tingkah laku orang lain
Boeree, 2004 dan Alwisol, 2008.
6. Reaksi-diri