Perbandingan Akurasi Taksiran Berat Badan Janin Menurut Formula Dare’s Dengan Johnson Tausack

(1)

OLEH

Erwin Edi S. Hrp

PEMBIMBING

Dr. Hotma Partogi Pasaribu Mked OG SpOG

Dr. M. Fahdhy MSc SpOG

PENGUJI

DR. Sarah Dina Mked OG SpOG. K

Dr. Binarwan Halim Mked OG SpOG. K

Dr. Sanusi Piliang SpOG

PROGRAM PASCA SERJANA MAGISTER KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

R.S.U.P.H. ADAM MALIK

MEDAN

2014

Perbandingan Akurasi Taksiran Berat Badan Janin

Menurut

Formula Dare’s

Dengan Johnson Tausack


(2)

PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM 5

PEMBIMBING:

Dr. Hotma P. Pasaribu, Sp.OG

Dr. M. Fahdhy MSc. SpOG

PENYANGGAH :

Dr. Sarah Dina Mked OG, Sp.OG.K

Dr. Binarwan Halim MKed OG, Sp.OG.K

Dr. Sanusi Piliang, Sp.OG

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister

bidang Obstetri dan Ginekologi


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian ini telah disetujui oleh TIM

5 :

PEMBIMBING :

Dr. Hotma Partogi Pasaribu, SpOG

...

………

...

Pembimbing I Tgl : 2014

Dr. M. Fahdhy MSc, SpOG

………

.

Pembimbing II Tgl : 2014

PENYANGGAH

Dr. Sarah Dina MKed OG, SpOG.K

………..

Tgl : 2014

Dr. Binarwan H. MKed OG, SpOG.K

………

....

Tgl : 2014

Dr. Sanusi Piliang , SpOG

……….

...

Tgl : 2014


(4)

PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENURUT FORMULA DARE’S DENGAN JOHNSON TAUSACK

Erwin Edi Sahputra, Hotma Partogi Pasaribu, M. Fahdhy

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Unviersitas Sumatera Utara

RSUP H Adam Malik Medan

Tujuan : Membandingkan tingkat akurasi taksiran berat janin Formula Dare’s dengan Johnson

Tausack

Metode : Penelitian ini berupa uji diagnostik dengan desain cross sectional yang dilakukan pada ibu-ibu hamil yang cukup bulan untuk membandingkan akurasi taksiran berat janin

menggunakan Formula Dare’s dengan rumus Johnson-Tausak, dimana baku emas adalah berat lahir sebenarnya. Peneltian ini dilakukan di RS jejaring Dapertement Obstetri dan Gynekologi RSUP H. Adam Malik yaitu RSU Sundari Medan mulai bulan Maret 2014 sampai jumlah sampel terpenuhi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi atau diagram.

Hasil : Dari penelitian yang dilakukan didapati karakteristik umur subjek yang paling banyak adalah kelompok usia 26-30 tahun yaitu 37 orang (37%). Pada paritas ibu, yang terbanyak adalah Primigravida sebanyak 39 orang (39%) dengan usia kehamilan terbanyak adalah 36-38 minggu sebanyak 44 (44%). Karakteristik menurut jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 53 orang (53%). Karakteristik berat badan lahir dibagi dalam 2 kelompok yaitu <3000 gram senyak 39 orang (39%) dan >3000 gram sebanyak 61 orang(61%). Hasil uji diagnostik

pada formula Dare’s didapati nilai sensitifitas sebesar 59% dan spesitifitas 96% sedangkan

untuk Johnson Tausack didapati sensitifitas sebesar 33% dan sensitifitas sebesar 98%. Untuk

berat badan <3000 gram Formula Dare’s mempunyai ketepatan sampai dengan 30%

dibandingkan Johnson Tausack hanya 17%, sedangkan untuk berat badan >3000 gram

Johnson Tausack memiliki ketepatan sebesar 34% menurut Formula Dare’s hanya sebesar

21%. Dengan T-test pada Johnson tausack didapatkan rerata berat janin 3251,9 gr ± 285,532

dengan nilai P < 0,05, untuk Dare’s rerata berat janin 3160,45 ± 38,152 dengan nilai P > 0,05

tidak ada perbedaan bermakna

Kesimpulan : Formula Dare’s lebih akurat dibandingkan Johson-Thousak diterima.

Kata Kunci : Taksiran berat badan, Formula Dare’s, Johson-Thousak


(5)

2 PENDAHULUAN

Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) yang terakhir dilaksanakan pada tahun 2007, walaupun menunjukkan kecenderungan yang terus menurun ( 390 kematian / 100.000 persalinan pada tahun 1991, menjadi 228 kematian / 100.000 persalinan pada tahun 2007), angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi. Target dari millenium development goals (MDGs) di Indonesia, pada tahun 2015 angka ini dapat ditekan menjadi 102 kematian / 100.000 persalinan. SDKI 2007 menyatakan angka kematian bayi menurun dari 68 kematian / 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 34 kematian / 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Menentukan taksiran berat janin merupakan komponen yang penting dalam perawatan antenatal, konseling, diagnosis dan cara persalinan. Berat bayi tidak dapat diukur secara langsung dan harus di prediksi melalui anatomi janin dan ibu. Terdapat dua cara utama dalam memprediksi taksiran berat janin, yaitu : a. Palpasi bagian fetus dan perhitungan tinggi fundus uteri, b.

pengukuran ultrasonografi dari skletal fetus yang hasilnya taksiran berat janin. Taksiran berat badan janin dengan cara mengukur tinggi fundus uteri mempunyai sensitifitas 90% untuk bayi normal dan 86% untuk bayi kecil. Cara ini dapat digunakan untuk meramalkan pertumbuhan janin terhambat dengan ketepatan 75-86%, dengan demikian taksiran berat badan janin dengan cara mengukur tinggi fundus uteri mempunyai peran yang sangat penting selain karena sederhana, praktis dan murah, juga mempunyai ketepatan yang baik (Farid, 1999).

Pengukuran berat badan janin yang lazim dipakai adalah dengan mempergunakan rumus Johnson Thousack, yaitu dengan mengukur jarak dari bagian atas simfisis pubis ke fundus uteri dalam centimeter dikurangi 11,12 dan 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat bayi dalam gram. Pengurangan 11 atau 12 dan 13 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika kepala masih floating atau belum memasuki pintu atas panggul dikurang 13 sudah memasuki pintu atas panggul maka dikurang 12, jika kepala sudah memasuki spina ischiadika maka dikurangi 11 dikalikan dengan 155.


(6)

3

Selain dengan menggunakan rumus Johnson Thousack, taksiran berat badan janin dapat ditentukan dengan menggunakan lingkar perut (Abdominal girth), metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin. Metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin. Metode ini dikenal dengan nama

FormulaDare’s.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berupa uji diagnostik yang membandingkan tingkat akurasi taksiran berat janin menggunakan formula

Dare’s dengan dibandingkan Johnson

Tausack dimana baku emas adalah berat lahir sebenarnya pada seluruh ibu hamil aterm yang melahirkan di. Rumah Sakit Sundari Medan yang dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah hamil tunggal, nuli atau multipara, HPHT jelas dan umur

kehamilan 37-41 minggu, presentasi membujur, ketuban positif, turunnya bagian terbawah janin tidak melebihi H II-III. Kriteria ekslusi adalah : IUFD, kelainan kongenital mayor, seperti anencephali, hidramnion dan oligohidramnion dan obesitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 100 ibu hamil pada kondisi saat in partu. Karakteristik responden ditunjukkan pada tabel 1. Pada penelitian ini sebagian besar ibu hamil dijumpai pada kelompok usia 26-30 tahun (37%), paritas nol (39%), usia kehamilan 36-40 minggu (85%).

Pada tabel 2, ditunjukkan bahwa kelamin bayi yang dilahirkan terbanyak adalah perempuan (53%) dengan berat badan lahir ≤3000 gram (39%) yang merupakan berat badan lahir normal dan terendah adalah dengan berat badan lahir ≤ 3000 gram (61%).


(7)

4 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik ibu hamil berdasarkan umur,

paritas, dan usia kehamilan

Umur Ibu Jumlah %

18-25 thn 35 35,0

26-30 thn 37 37,0

31-35 thn 22 22,0

36-40 thn 6 6,0

Total 100 100,0

Paritas Jumlah %

G1P0A0 39 39,0

G2P0A1 2 2,0

G2P1A0 28 28,0

G3P1A1 4 4,0

G3P2A0 17 17,0

G4P1A2 1 1,0

G4P2A1 2 2,0

G4P3A0 4 4,0

G5P2A2 1 1,0

G5P4A0 1 1,0

G7P6A0 1 1,0

Total 100 100,0

Usia Kehamilan Jumlah %

36-38 44 44,0

38-40 43 43,0

39-40 1 1,0

40-41 12 12,0

Total 100 100,0

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 47 47,0

Perempuan 53 53,0

Total 100 100,0

Berat Badan Lahir Jumlah %

≤ 3000 Gr 39 39,0

> 3000 Gr 61 61,0

Total 100 100,0

Hasil uji diagnostik Formula Dare’s

dengan gold standard berat badan bayi baru lahir disajikan pada tabel 3.

Formula Dare’s memiliki sensitivitas

59% (95%CI 45-72), spesifisitas 96% (95%CI 90-100), PPV 94 (95%CI


(8)

5

100), NPV 69 (95%CI 58-80), positive likelihood ratio 14,41 (95%CI

3,64-57,09), dan negative likelihood ratio 0,43 (95%CI 0,31-0,6).

Tabel 3. Hasil uji perbedaan berat badan lahir dengan taksiran berat badan lahir Formula Dare’s

Formula Dare’s Berat Badan Lahir Total

≤ 3000 >3000

N % N % N %

≤ 3000 30 58,8 2 4,1 32 32 >3000 21 41,2 47 95,9 68 68 Total 51 100 49 100 100 100 Hasil uji diagnostik Johnson Tausack

dengan gold standard berat badan bayi baru lahir disajikan pada tabel 3. Johnson Tausack memiliki sensitivitas 33% (95%CI 20-46), spesifisitas 98%

(95%CI 94-100), PPV 94 (95%CI 84-100), NPV 59 (95%CI 48-69), positive likelihood ratio 16,33 (95%CI 2,26-118,1), dan negative likelihood ratio 0,68 (95%CI 0,56-0,83).

Tabel 4. Hasil uji perbedaan berat badan lahir dengan taksiran berat badan lahir Johnson Tausack

Johnson Tausack

Berat Badan Lahir Total

≤ 3000 >3000

N % N % N %

≤ 3000 17 33,3 1 2 18 18 >3000 34 66,7 48 82 82 82 Total 51 100 49 100 100 100 Uji diagnostik prediktif berat badan bayi

yang ideal adalah uji yang memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian menunjukkan Formula Dare (59%) memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dibanding Johnson Tausack (33%) tetapi memiliki spesifisitas yang lebih rendah walaupun tidak berbeda jauh (96% vs 98%). Hal ini memberi

pengertian bahwa kemungkinan prediksi berat badan dengan Formula Dare pada bayi <3000 gram lebih baik tetapi lebih inferior untuk mendapatkan hasil >3000 gram dibandingkan Johnson Tausack. Hasil yang sama ditunjukkan olehpenilaian sensitivitas dan spesifisitas Formula Dare oleh Mortazavi dan Akaber (2008) pada bayi


(9)

6

dengan berat badan >4000gr adalah sebesar 81.3% dan 82.2% sedangkan untuk berat badan bayi <2500gr adalah sebesar 70.4% dan 79.9%. Berbeda dengan sensitivitas tinggi Formula Johnson Tausack yang ditunjukkan Hernandez dan Laredo (2006) sebanyak 97% dan 71%. Dengan angka spesifisitas lebih tinggi, dapat diasumsikan bahwa karakteristik responden berbeda dengan penelitian ini.

PPV dan NNV Formula Dare menunjukkan ketepatan diagnostik yang lebih superior dibanding Johnson Tausack. Sebanyak 94% probabilitas bayi yang diprediksi <3000 gram dengan formula Dare akan lahir dengan berat badan < 3000 gram dan 69% probabilitas bayi yang diprediksi >3000 gram dengan formula Dare akan lahir dengan berat badan >3000 gram. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumari, Goswami dan Mukherjee (2013), menunjukkan positif predictive value

Formula Dare dan Johnson Tausack adalah 80.5% dan 70,9%.

Untuk berat badan < 3000 gram formula

Dare’s mempunyai ketepatan sampai

dengan 30% dibandingkan Johnson tausack hanya 17%, sedangkan untuk

berat badan > 3000 gram Johnson tausack memiliki ketepatan sebesar

34% menurur Formula Dare’s hanya

sebesar 21%.

Untuk metode T-test didapatkan rerata berat janin untuk Johnson tausack adalah 3251, 9 gr ± 285,532 dengan hasil uji statistic nilai P < 0,05 terdapat

perbedaan bermakna, Dare’s Formula

didapatkan rerata berat janin 3160,45 gr ± 38,152 gr dengan nilai T-test P > 0,05 tidak ada perbedaan bermakna.

Terdapat berbagai variasi penelitian terkait karakteristik responden. Berbagai

confounding factor seperti bias subjek dan bias pengukuran dapat terjadi. Dalam penelitian ini, berat badan ibu hamil tidak diukur padahal dapat menjadi terjadinya overestimasi atau sebaliknya. Walaupun begitu, penelitian-penelitian ini dan sebelumnya tetap menunjukkan formula Dare lebih akurat dibandingkan Johnson Tauscak. Jadi, taksiran berat janin menggunakan

formula Dare’s lebih akurat

dibandingkan Johnson Tausack. Kedua formula ini juga ditunjukkan lebih akurat dalam diagnostik janin dengan berat badan >3000 gram dan kurang akurat dalam diagnositk janin dengan berat badan <3000 gram.


(10)

7 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji statistik maka hipotesis penelitian yang menyatakan Taksiran berat janin menggunakan

formula Dare’s lebih akurat dibandingkan Johson-Thousak.

REFERENSI

Almatseir, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2004.

Amritha AB, Patric PJ, Ashwin SP. Comparative Study of Various Methods of Fetal Weight Estimation at Term PregnancyJournal Obstet Gynecol Ind Vol 54, N0. 4 : July/August 2004.

Aoki M. Foetal weight calculation, Osaka University method. In: Yoshihide C, editor. Ultrasound in obstetrics and gynaecology, 2nd ed, Kyoto: Kinpedo 1990;95–107.

C. Mohanty,B. K. Das, and O. P. Mishra. Parturient Abdominal Circumference as a Predictor of Low Birthweight. Journal of Tropical Pediatrics Banaras Hindu University. Vol. 46 December 2000 Cunningham FG. Prenatal care. William Obstetric, 22nd ed. Mc Graw hill Companies Inc United States of America. 2005; p201-20

Damanik, Sylviati M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. In: Sholeh Kosim, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 11-30. 2008.

Dare fo, Ademowore As, Ifaturoti oo, Nganwuchu A. The Value Of Symphysio-Fundal Height/Abdominal Girth Measurements In Predicting Fetal Weight. Int J Gynaecol Obstet. 1990;31(3):243-8

Depkes RI. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2007. Jakarta: Depatemen Kesehatan. 2008

Farid, Sukarja W. Taksasi berat badan anak berdasarkan rumus Niswander. Majalah Obtetri dan Ginekologi Indonesia1999; 23(4): 188-89

Johnson RW, Toshach CE. Estimation of fetal weight using longitudinal mensuration. Am J Obstet Gynecol. 1954;68(3):891-6

Kumar V, Datta N. Birth Weight As Indicator Of Health. Ind Paediat 1984;21:113-118

Limpanyarat, P, Manotaya, S. Standard Curve of Symphysial-Fundal HeightMeasurement and Pregnancy Characteristics In Pregnant Women at King Chulalongkorn Memorial Hospital.


(11)

8

Thai Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2001

Low JA and Galbraith RS. Pregnancy characteristics of intrauterine growth retardation. Obstet Gynecol 1974;44 : 122 – 6

McCormick MC. The Contribution Of Low Birth Weight To Infant Merbidity And Childhood Mortality. N Engl J Med 1985;312:82-90.

M. Ghate, A. Pratinidhi and A. Gupte. Risk Prediction Chart for low birth weight. Indian Pediatric Journal. 1996:Vol 33.

Mortazavi, F, Akaberi,A. Estimation of birth weight by measurement of fundal height and abdominal girth in parturients at term. Eastern Mediterranean Health Journal. 2008.

Nahum GG et al. Estimation of fetal weight avaible in

http://www.emedicine.com

Perry IJ, Beever DG, Whincup PH etal. Perdictors of ratio of plasental weight to fetal weight in multiethnics community. BMJ 1995;310: p436-9

Regina, M, et al. Clinical formulas,

mother’s opinion and ultrasound in

predictingbirth weight. Sao Paolo Medical Journal. 2008:Vol 126.

Resnik, R. Intrauterine growth restriction(1)(2). Obstet Gynecol 2002; 99:490.

Riskesdas. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta: Departemen Kesehatan. 2007

Rochjati, Poedji. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press. 2003

S. swain et al. Fundal height measurement : a simple method for antenatal screening of term low birth weight. Dept. of Obst & Gynecol, Neonat, perinatal, Paed and Prev. & Soc. Med, Banaras Hindu University, Varanasi. 30.01.1993

Sahu MT, Agrarwal A, Das Vinita et al. Impact of maternal body mass index on obstetrics outcome. J Obstet Gynaecol. Res. Vol .33, No 5, Oktober 2007. P655-9

Shivakumar, HR. Symphysio fundal height measurement during labour forestimation of foetal weight and correlation with birth weight. J Obstet and gynecol of IndiaVolume 51, No 4, July / August page 118-122. 2001

Steer PJ, Alam MA, Wadsworth J, Welch A. Relation between maternal haemoglobin concentration and


(12)

9

birthweight in diffrent etnic groups. BMJ 1995;310: p489-91

Suneet P, et al. Suspicion and Treatment of The Macrosomic Fetus: A review. American Journal of Obtetric and Gynecology (2005) 19; 332.

Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2008.


(13)

i

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Segala Puji dan Syukur Saya Panjatkan Ke Hadirat ALLAH SWT, Berkat Ridho dan Karunia-Nya lah Penulisan Tesis Magister ini Dapat Diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang

Perbandingan Akurasi Taksiran Berat Badan Janin

Menurut Formula Dare’s Dengan Johnson Tausack

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H (CTM&H), SpA.(K) dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Gontar Siregar, SpPD, KGEH, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Klinis dan Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.

2. Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG.K, Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr. dr. Fidel Ganis Siregar,MKed OG SpOG.K, Sekretaris Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr. Henri Salim Siregar, SpOG.K, Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr. M. Rhiza Tala, SpOG.K, Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; yang telah bersama-sama berkenan menerima saya untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi.

3. Dr. Hotma P. Pasaribu, SpOG selaku pembimbing tesis saya, yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada saya dalam melakukan


(14)

ii penelitian ini sekaligus sebagai pembimbing utama saya bersama dengan Dr. M. Fahdhy MSc, SpOG. yang telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai. Bersama Dr. Sarah Dina MKed OG, SpOG. K; Dr. Binarwan Halim MKed OG, SpOG.K ; dan Dr. Sanusi Piliang, SpOG, selaku penyanggah dan nara sumber yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

4. Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar,MKed OG SpOG.K. Selaku Bapak Angkat yang telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

5. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan. Semoga Yang Maha Pengasih membalas budi baik guru-guru saya tersebut.

6. Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana kepada saya untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan Magister Kedokteran di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

7. Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana kepada saya untuk bekerja selama mengikuti pendidikan Magister Kedokteran di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

8. Direktur RSU Sundari Dr. Ali akbar Hasibuan Mked OG SpOG serta ibunda Tersayang Ibu Sundari serta seluruh staff Bidan Vk yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

9. Dr. Surya Darma MPH dan Ibu P. Buana S. SE. MM yang telah membantu dan membimbing saya dalam penelitian ini dibidang pengolahan data serta hasil akhir dalam bidang statistik.


(15)

iii 10. Kepada teman – teman seangkatan saya Dr. Ika Sulaika, Dr. Edi Rizaldi, Dr. Hotbin P, Dr. Edward M MKed OG SpOG, Dr. Kiko M. MKed OG SpOG, Dr. Abdul Rohim MKed OG SpOG, Dr. Ricca P. MKed OG, Dr. M. Rizal S.MKed OG, Dr. Julita A. MKed OG, SpOG. Dr. Novrial, Dr. Wahyu MKed OG SpOG, Dr. Ivo Fitrian, MKed OG SpOG, Dr. Ray C MKED OG SpOG, Dr. Nureliani , Dr. Fifianti, Dr. Hiro H MKed OG, SpOG. Dr. Anindita MKed OG SpOG, Dr. Yufi Permana, Dr, Nike. Dr. Azano. Dr Rizky F, Dr. Novi saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan selama ini serta kebersamaan kita selama pendidikan Magister Kedokteran.

11. Seluruh teman sejawat PPDS yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan, dorongan semangat dan doa yang telah diberikan selama ini.

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada kedua Orang Tua saya yang tersayang dan terkasih, Ayahanda Alm. H. Pangadilan Hrp dan Ibunda Hj. Basaria Simanjunta yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari sejak kecil hingga kini, memberi contoh yang baik dalam menjalani hidup serta memberikan motivasi dan semangat kepada saya selama mengikuti pendidikan Magister Kedokteran ini,

Terima kasih tak terhingga buat keluarga kecilku dan istri tersayang Dr. Hj Ida Maya

R. Pane yang telah mendampingi selama ini dalam suka dan duka, peluk sayang

buat Putra Terkasih Najib Maulana Sahputra Hrp serta Putri Tersayang Syifa Inayah

Hrp, dan ucapan Terima Kasih tak Terhingga Buat Kedua Mertua H.M.Idris Pane dan

Hj. Supratima yang terus medukung dan memberi semangat, serta kepada seluruh

keluarga, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan banyak terima kasih.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

Amin Ya Rabbal ’Alamin.

Mei, April 2014

Dr. Erwin Edi S. Hrp


(16)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….. i

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR TABEL ………. DAFTAR GRAFIK……… x xi DAFTAR LAMPIRAN………. xiii

ABSTRAK……… xv

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

I.1. Latar Belakang…...………... 1

I.2. Identifikasi Masalah……...…...……….……… 5

I.3. Hipotesis... 5

I.4. Tujuan Penelitian……...….……….. 5

I.5. Manfaat Penelitian…...…...………...………….. 6


(17)

vi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……….. 7

II.1. Taksiran Berat janin…..…………...………... 7

II.2. Berat Bayi lahir...………... 8

II.3.. Fakto-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir... 10

II.3.1. Tinggi Ibu...………... 11

II. 3.2. Maternal Obesitas... 11

II.3.3. Pertambahan Berat Ibu selama Hamil…... 11

II.3.4. Paritas... 12

II.3.5. Jenis Kelamin Janin... 12

II.3.6. Ketinggian tempat tinggal.…....……... 12

II.3.7. Konsentrasi Hemoglobin Maternal…... 13

II.3.8. Tinggi Ayah……...………... 13

II.3.9. Diabetes Melitus... 13

II.4. Berbagai Tehnik Taksasi Berat Badan Janin…………..

II.4.1. Penaksiran Berat badan janin dengan Palpasi... II.4.2. Rumus Johnson Tausack………... II.4.3. Formula Dare’s………... II.4.4. Rumus Niswander……… II.4.5. Ultra Sonografi……….

14 14 15 18 20 20


(18)

vii

II.5. Cara Pengukuran Tinggi Fundus Uteri……… 22

BAB III. METODE PENELITIAN………... 25

III.1. Jenis Penelitian……….………...………... 25

III.2. Tempat dan waktu penelitian………...…... 25

III.3. Waktu Penelitian……… III.4. Populasi dan Sampel.………...………... 26 III.4.1. Populasi………...………... 25

III.4.2. Sampel.………...………... 25

III.3.3. Besar Sampel.………...………... 26

III.5. Cara pengambilan Sampel…...………... 26

III.6. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi...…………... 26

III.6.1. Kriteria Inklusi... 26

III.6.2. Kriteria Eksklusi... 27

III.7. Definisi Operasional... III.8. Kerangka Teori... 27 28 III.9. Prosedur dan Alat kerja... 29

III.9.1. Prosedur kerja... 29

III.9.2. Bahan dan Cara Kerja... 31


(19)

viii

III.10.1. Pengumpulan Data………. 32

III.10.2 Pengolahan……… 33

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……... 34

IV.1. Tabel karakteristik Tesponden …... 34

IV.2. Hasil Uji Diagnostik……… IV.3. Hasil analisa floating, hodge 1 dan hodge 2 terhadaptaksiran berdasarkan dare’s formula……….. IV.4. Hasil uji Bivariat……… BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… DAFTAR PUSTAKA……… 37

40 42

44 45


(20)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cara pengukuran tinggi fundus uteri……… 22


(21)

x

DAFTAR TABEL

Tabel IV.I. Karakteristik ibu hamil berdasarkan umur………...34

Table IV.2. Distribusi ibu hamil berdasarkan paritas………..35

Tabel IV.3. Distribusi ibu hamil berdasarkan usia kehamilan………36

Tabel IV.4. Distribusi Jenis kelamin bayi yang dilahirkan dan berat badan lahir………..37

Tabel IV.5. Hasil uji perbedaan berat badan lahir dengan taksiran berat badan Lahir secara Formula Dare’s……….38

Tabel IV.6. Hasil uji perbedaan berat badan lahir dengan taksiran berat badan Lahir menurut Johnson Tausack...39

Tabel IV.7 Rerata berdasarkan Dares_Formula………..40

Tabel IV.8 Anova……….41

Tabel IV.9 Multiple Comparisons………..41

Tabel IV.10. Hasil uji perbedaan berat badan lahir dengan taksiran berat badan lahir……….42


(22)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Hubungan tinggi fundus uteri terhadap usia kehamilan dan berat badan janin………. 17


(23)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar pengesahan etika penelitian ………..51 Lampiran 2. Tabel induk………..…………...52


(24)

PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENURUT FORMULA DARE’S DENGAN JOHNSON TAUSACK

Erwin Edi Sahputra, Hotma Partogi Pasaribu, M. Fahdhy

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Unviersitas Sumatera Utara

RSUP H Adam Malik Medan

Tujuan : Membandingkan tingkat akurasi taksiran berat janin Formula Dare’s dengan Johnson

Tausack

Metode : Penelitian ini berupa uji diagnostik dengan desain cross sectional yang dilakukan pada ibu-ibu hamil yang cukup bulan untuk membandingkan akurasi taksiran berat janin

menggunakan Formula Dare’s dengan rumus Johnson-Tausak, dimana baku emas adalah berat lahir sebenarnya. Peneltian ini dilakukan di RS jejaring Dapertement Obstetri dan Gynekologi RSUP H. Adam Malik yaitu RSU Sundari Medan mulai bulan Maret 2014 sampai jumlah sampel terpenuhi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi atau diagram.

Hasil : Dari penelitian yang dilakukan didapati karakteristik umur subjek yang paling banyak adalah kelompok usia 26-30 tahun yaitu 37 orang (37%). Pada paritas ibu, yang terbanyak adalah Primigravida sebanyak 39 orang (39%) dengan usia kehamilan terbanyak adalah 36-38 minggu sebanyak 44 (44%). Karakteristik menurut jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 53 orang (53%). Karakteristik berat badan lahir dibagi dalam 2 kelompok yaitu <3000 gram senyak 39 orang (39%) dan >3000 gram sebanyak 61 orang(61%). Hasil uji diagnostik

pada formula Dare’s didapati nilai sensitifitas sebesar 59% dan spesitifitas 96% sedangkan

untuk Johnson Tausack didapati sensitifitas sebesar 33% dan sensitifitas sebesar 98%. Untuk

berat badan <3000 gram Formula Dare’s mempunyai ketepatan sampai dengan 30%

dibandingkan Johnson Tausack hanya 17%, sedangkan untuk berat badan >3000 gram

Johnson Tausack memiliki ketepatan sebesar 34% menurut Formula Dare’s hanya sebesar

21%. Dengan T-test pada Johnson tausack didapatkan rerata berat janin 3251,9 gr ± 285,532

dengan nilai P < 0,05, untuk Dare’s rerata berat janin 3160,45 ± 38,152 dengan nilai P > 0,05

tidak ada perbedaan bermakna

Kesimpulan : Formula Dare’s lebih akurat dibandingkan Johson-Thousak diterima.

Kata Kunci : Taksiran berat badan, Formula Dare’s, Johson-Thousak


(25)

2 PENDAHULUAN

Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) yang terakhir dilaksanakan pada tahun 2007, walaupun menunjukkan kecenderungan yang terus menurun ( 390 kematian / 100.000 persalinan pada tahun 1991, menjadi 228 kematian / 100.000 persalinan pada tahun 2007), angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi. Target dari millenium development goals (MDGs) di Indonesia, pada tahun 2015 angka ini dapat ditekan menjadi 102 kematian / 100.000 persalinan. SDKI 2007 menyatakan angka kematian bayi menurun dari 68 kematian / 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 34 kematian / 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Menentukan taksiran berat janin merupakan komponen yang penting dalam perawatan antenatal, konseling, diagnosis dan cara persalinan. Berat bayi tidak dapat diukur secara langsung dan harus di prediksi melalui anatomi janin dan ibu. Terdapat dua cara utama dalam memprediksi taksiran berat janin, yaitu : a. Palpasi bagian fetus dan perhitungan tinggi fundus uteri, b.

pengukuran ultrasonografi dari skletal fetus yang hasilnya taksiran berat janin. Taksiran berat badan janin dengan cara mengukur tinggi fundus uteri mempunyai sensitifitas 90% untuk bayi normal dan 86% untuk bayi kecil. Cara ini dapat digunakan untuk meramalkan pertumbuhan janin terhambat dengan ketepatan 75-86%, dengan demikian taksiran berat badan janin dengan cara mengukur tinggi fundus uteri mempunyai peran yang sangat penting selain karena sederhana, praktis dan murah, juga mempunyai ketepatan yang baik (Farid, 1999).

Pengukuran berat badan janin yang lazim dipakai adalah dengan mempergunakan rumus Johnson Thousack, yaitu dengan mengukur jarak dari bagian atas simfisis pubis ke fundus uteri dalam centimeter dikurangi 11,12 dan 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat bayi dalam gram. Pengurangan 11 atau 12 dan 13 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika kepala masih floating atau belum memasuki pintu atas panggul dikurang 13 sudah memasuki pintu atas panggul maka dikurang 12, jika kepala sudah memasuki spina ischiadika maka dikurangi 11 dikalikan dengan 155.


(26)

3

Selain dengan menggunakan rumus Johnson Thousack, taksiran berat badan janin dapat ditentukan dengan menggunakan lingkar perut (Abdominal girth), metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin. Metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin. Metode ini dikenal dengan nama

FormulaDare’s.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berupa uji diagnostik yang membandingkan tingkat akurasi taksiran berat janin menggunakan formula

Dare’s dengan dibandingkan Johnson

Tausack dimana baku emas adalah berat lahir sebenarnya pada seluruh ibu hamil aterm yang melahirkan di. Rumah Sakit Sundari Medan yang dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah hamil tunggal, nuli atau multipara, HPHT jelas dan umur

kehamilan 37-41 minggu, presentasi membujur, ketuban positif, turunnya bagian terbawah janin tidak melebihi H II-III. Kriteria ekslusi adalah : IUFD, kelainan kongenital mayor, seperti anencephali, hidramnion dan oligohidramnion dan obesitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 100 ibu hamil pada kondisi saat in partu. Karakteristik responden ditunjukkan pada tabel 1. Pada penelitian ini sebagian besar ibu hamil dijumpai pada kelompok usia 26-30 tahun (37%), paritas nol (39%), usia kehamilan 36-40 minggu (85%).

Pada tabel 2, ditunjukkan bahwa kelamin bayi yang dilahirkan terbanyak adalah perempuan (53%) dengan berat badan lahir ≤3000 gram (39%) yang merupakan berat badan lahir normal dan terendah adalah dengan berat badan lahir ≤ 3000 gram (61%).


(27)

4 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik ibu hamil berdasarkan umur,

paritas, dan usia kehamilan

Umur Ibu Jumlah %

18-25 thn 35 35,0

26-30 thn 37 37,0

31-35 thn 22 22,0

36-40 thn 6 6,0

Total 100 100,0

Paritas Jumlah %

G1P0A0 39 39,0

G2P0A1 2 2,0

G2P1A0 28 28,0

G3P1A1 4 4,0

G3P2A0 17 17,0

G4P1A2 1 1,0

G4P2A1 2 2,0

G4P3A0 4 4,0

G5P2A2 1 1,0

G5P4A0 1 1,0

G7P6A0 1 1,0

Total 100 100,0

Usia Kehamilan Jumlah %

36-38 44 44,0

38-40 43 43,0

39-40 1 1,0

40-41 12 12,0

Total 100 100,0

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 47 47,0

Perempuan 53 53,0

Total 100 100,0

Berat Badan Lahir Jumlah %

≤ 3000 Gr 39 39,0

> 3000 Gr 61 61,0

Total 100 100,0

Hasil uji diagnostik Formula Dare’s

dengan gold standard berat badan bayi baru lahir disajikan pada tabel 3.

Formula Dare’s memiliki sensitivitas

59% (95%CI 45-72), spesifisitas 96% (95%CI 90-100), PPV 94 (95%CI


(28)

5

100), NPV 69 (95%CI 58-80), positive likelihood ratio 14,41 (95%CI

3,64-57,09), dan negative likelihood ratio 0,43 (95%CI 0,31-0,6).

Tabel 3. Hasil uji perbedaan berat badan lahir dengan taksiran berat badan lahir Formula Dare’s

Formula Dare’s Berat Badan Lahir Total

≤ 3000 >3000

N % N % N %

≤ 3000 30 58,8 2 4,1 32 32 >3000 21 41,2 47 95,9 68 68 Total 51 100 49 100 100 100 Hasil uji diagnostik Johnson Tausack

dengan gold standard berat badan bayi baru lahir disajikan pada tabel 3. Johnson Tausack memiliki sensitivitas 33% (95%CI 20-46), spesifisitas 98%

(95%CI 94-100), PPV 94 (95%CI 84-100), NPV 59 (95%CI 48-69), positive likelihood ratio 16,33 (95%CI 2,26-118,1), dan negative likelihood ratio 0,68 (95%CI 0,56-0,83).

Tabel 4. Hasil uji perbedaan berat badan lahir dengan taksiran berat badan lahir Johnson Tausack

Johnson Tausack

Berat Badan Lahir Total

≤ 3000 >3000

N % N % N %

≤ 3000 17 33,3 1 2 18 18 >3000 34 66,7 48 82 82 82 Total 51 100 49 100 100 100 Uji diagnostik prediktif berat badan bayi

yang ideal adalah uji yang memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian menunjukkan Formula Dare (59%) memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dibanding Johnson Tausack (33%) tetapi memiliki spesifisitas yang lebih rendah walaupun tidak berbeda jauh (96% vs 98%). Hal ini memberi

pengertian bahwa kemungkinan prediksi berat badan dengan Formula Dare pada bayi <3000 gram lebih baik tetapi lebih inferior untuk mendapatkan hasil >3000 gram dibandingkan Johnson Tausack. Hasil yang sama ditunjukkan olehpenilaian sensitivitas dan spesifisitas Formula Dare oleh Mortazavi dan Akaber (2008) pada bayi


(29)

6

dengan berat badan >4000gr adalah sebesar 81.3% dan 82.2% sedangkan untuk berat badan bayi <2500gr adalah sebesar 70.4% dan 79.9%. Berbeda dengan sensitivitas tinggi Formula Johnson Tausack yang ditunjukkan Hernandez dan Laredo (2006) sebanyak 97% dan 71%. Dengan angka spesifisitas lebih tinggi, dapat diasumsikan bahwa karakteristik responden berbeda dengan penelitian ini.

PPV dan NNV Formula Dare menunjukkan ketepatan diagnostik yang lebih superior dibanding Johnson Tausack. Sebanyak 94% probabilitas bayi yang diprediksi <3000 gram dengan formula Dare akan lahir dengan berat badan < 3000 gram dan 69% probabilitas bayi yang diprediksi >3000 gram dengan formula Dare akan lahir dengan berat badan >3000 gram. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumari, Goswami dan Mukherjee (2013), menunjukkan positif predictive value

Formula Dare dan Johnson Tausack adalah 80.5% dan 70,9%.

Untuk berat badan < 3000 gram formula

Dare’s mempunyai ketepatan sampai

dengan 30% dibandingkan Johnson tausack hanya 17%, sedangkan untuk

berat badan > 3000 gram Johnson tausack memiliki ketepatan sebesar

34% menurur Formula Dare’s hanya

sebesar 21%.

Untuk metode T-test didapatkan rerata berat janin untuk Johnson tausack adalah 3251, 9 gr ± 285,532 dengan hasil uji statistic nilai P < 0,05 terdapat

perbedaan bermakna, Dare’s Formula

didapatkan rerata berat janin 3160,45 gr ± 38,152 gr dengan nilai T-test P > 0,05 tidak ada perbedaan bermakna.

Terdapat berbagai variasi penelitian terkait karakteristik responden. Berbagai

confounding factor seperti bias subjek dan bias pengukuran dapat terjadi. Dalam penelitian ini, berat badan ibu hamil tidak diukur padahal dapat menjadi terjadinya overestimasi atau sebaliknya. Walaupun begitu, penelitian-penelitian ini dan sebelumnya tetap menunjukkan formula Dare lebih akurat dibandingkan Johnson Tauscak. Jadi, taksiran berat janin menggunakan

formula Dare’s lebih akurat

dibandingkan Johnson Tausack. Kedua formula ini juga ditunjukkan lebih akurat dalam diagnostik janin dengan berat badan >3000 gram dan kurang akurat dalam diagnositk janin dengan berat badan <3000 gram.


(30)

7 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji statistik maka hipotesis penelitian yang menyatakan Taksiran berat janin menggunakan

formula Dare’s lebih akurat dibandingkan Johson-Thousak.

REFERENSI

Almatseir, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2004.

Amritha AB, Patric PJ, Ashwin SP. Comparative Study of Various Methods of Fetal Weight Estimation at Term PregnancyJournal Obstet Gynecol Ind Vol 54, N0. 4 : July/August 2004.

Aoki M. Foetal weight calculation, Osaka University method. In: Yoshihide C, editor. Ultrasound in obstetrics and gynaecology, 2nd ed, Kyoto: Kinpedo 1990;95–107.

C. Mohanty,B. K. Das, and O. P. Mishra. Parturient Abdominal Circumference as a Predictor of Low Birthweight. Journal of Tropical Pediatrics Banaras Hindu University. Vol. 46 December 2000 Cunningham FG. Prenatal care. William Obstetric, 22nd ed. Mc Graw hill Companies Inc United States of America. 2005; p201-20

Damanik, Sylviati M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. In: Sholeh Kosim, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 11-30. 2008.

Dare fo, Ademowore As, Ifaturoti oo, Nganwuchu A. The Value Of Symphysio-Fundal Height/Abdominal Girth Measurements In Predicting Fetal Weight. Int J Gynaecol Obstet. 1990;31(3):243-8

Depkes RI. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2007. Jakarta: Depatemen Kesehatan. 2008

Farid, Sukarja W. Taksasi berat badan anak berdasarkan rumus Niswander. Majalah Obtetri dan Ginekologi Indonesia1999; 23(4): 188-89

Johnson RW, Toshach CE. Estimation of fetal weight using longitudinal mensuration. Am J Obstet Gynecol. 1954;68(3):891-6

Kumar V, Datta N. Birth Weight As Indicator Of Health. Ind Paediat 1984;21:113-118

Limpanyarat, P, Manotaya, S. Standard Curve of Symphysial-Fundal HeightMeasurement and Pregnancy Characteristics In Pregnant Women at King Chulalongkorn Memorial Hospital.


(31)

8

Thai Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2001

Low JA and Galbraith RS. Pregnancy characteristics of intrauterine growth retardation. Obstet Gynecol 1974;44 : 122 – 6

McCormick MC. The Contribution Of Low Birth Weight To Infant Merbidity And Childhood Mortality. N Engl J Med 1985;312:82-90.

M. Ghate, A. Pratinidhi and A. Gupte. Risk Prediction Chart for low birth weight. Indian Pediatric Journal. 1996:Vol 33.

Mortazavi, F, Akaberi,A. Estimation of birth weight by measurement of fundal height and abdominal girth in parturients at term. Eastern Mediterranean Health Journal. 2008.

Nahum GG et al. Estimation of fetal weight avaible in

http://www.emedicine.com

Perry IJ, Beever DG, Whincup PH etal. Perdictors of ratio of plasental weight to fetal weight in multiethnics community. BMJ 1995;310: p436-9

Regina, M, et al. Clinical formulas,

mother’s opinion and ultrasound in

predictingbirth weight. Sao Paolo Medical Journal. 2008:Vol 126.

Resnik, R. Intrauterine growth restriction(1)(2). Obstet Gynecol 2002; 99:490.

Riskesdas. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta: Departemen Kesehatan. 2007

Rochjati, Poedji. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press. 2003

S. swain et al. Fundal height measurement : a simple method for antenatal screening of term low birth weight. Dept. of Obst & Gynecol, Neonat, perinatal, Paed and Prev. & Soc. Med, Banaras Hindu University, Varanasi. 30.01.1993

Sahu MT, Agrarwal A, Das Vinita et al. Impact of maternal body mass index on obstetrics outcome. J Obstet Gynaecol. Res. Vol .33, No 5, Oktober 2007. P655-9

Shivakumar, HR. Symphysio fundal height measurement during labour forestimation of foetal weight and correlation with birth weight. J Obstet and gynecol of IndiaVolume 51, No 4, July / August page 118-122. 2001

Steer PJ, Alam MA, Wadsworth J, Welch A. Relation between maternal haemoglobin concentration and


(32)

9

birthweight in diffrent etnic groups. BMJ 1995;310: p489-91

Suneet P, et al. Suspicion and Treatment of The Macrosomic Fetus: A review. American Journal of Obtetric and Gynecology (2005) 19; 332.

Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2008.


(33)

1

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) yang terakhir dilaksanakan pada tahun 2007, walaupun menunjukkan kecenderungan yang terus menurun ( 390 kematian / 100.000 persalinan pada tahun 1991, menjadi 228 kematian / 100.000 persalinan pada tahun 2007), angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi. Target dari

millenium development goals (MDGs) di Indonesia, pada tahun 2015 angka ini dapat ditekan menjadi 102 kematian / 100.000 persalinan. WHO memperkirakan 15 -20% wanita hamil di negara berkembang dan dunia ketiga akan mengalami komplikasi selama kehamilan dan atau persalinan. SDKI 2007 menyatakan angka kematian bayi menurun dari 68 kematian / 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 34 kematian / 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Sementara kematian neonatus pada periode yang sama juga menurun dari 32 / 1000 kelahiran hidup menjadi 19 / 1000 kelahiran hidup. Angka - angka tersebut diproyeksikan akan terus menurun, dan target dari millenium development goals (MDGs) di Indonesia, pada tahun 2015 angka kematian bayi dapat turun menjadi 23 kematian / 1000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal <15 / 1000 kelahiran hidup (Depkes RI 2008).

Berat badan lahir telah diterima sebagai status kesehatan yang paling dipercaya oleh tenaga kesehatan dan sebagai indikator dari morbiditas


(34)

2

dan mortalitas neonates akan tetapi sering kali, berat badan lahir tidak didokumentasikan dengan baik (Kumar V 1984, McCormick MC 1985).

Menentukan taksiran berat janin merupakan komponen yang penting dalam perawatan antenatal, konseling, diagnosis dan cara persalinan. Di sisi lain abnormalitas persalinan yang berhubungan dengan berat badan dapat di prediksi dari awal. Berat bayi tidak dapat diukur secara langsung dan harus di prediksi melalui anatomi janin dan ibu. Meskipun cara taksiran berat janin berbeda-beda, namun cara yang mudah, cepat dan tepat masih diperdebatkan. Terdapat dua cara utama dalam memprediksi taksiran berat janin, yaitu :

A. Palpasi bagian fetus dan perhitungan tinggi fundus uteri, Taksiran berat badan janin dengan palpasi mempunyai ketepatan sampai 80% dengan variasi penyimpangan sampai ± 459 gram, tapi untuk bayi kecil di bawah 2250 gram, ketepatanya hanya 28-43%.. Farid 1999, Taksiran berat badan janin dengan cara mengukur tinggi fundus uteri mempunyai sensitifitas 90% untuk bayi normal dan 86% untuk bayi kecil. Cara ini dapat digunakan untuk meramalkan pertumbuhan janin terhambat dengan ketepatan 75-86%, dengan demikian taksiran berat badan janin dengan cara mengukur tinggi fundus uteri mempunyai peran yang sangat penting selain karena sederhana, praktis dan murah, juga mempunyai ketepatan yang baik (Farid, 1999).

B. pengukuran ultrasonografi dari skletal fetus yang hasilnya taksiran berat janin (Almatseir, Sunita, 2004). Pemeriksaan ultrasonografi dengan


(35)

3

mengukur diameter biparietal kepala janin mempunyai kesalahan ± 484 gram pada 68% pasien gravida, sedangkan gabungan pengukuran diameter biparietal dengan lingkar perut mempunyai penyimpangan ± 400 gram, pengukuran lingkar perut mempunyai sensitivitas 83% untuk skrining pertumbuhan janin terhambat. Taksiran berat badan janin dengan cara mengukur tinggi fundus uteri mempunyai sensitifitas 90% untuk bayi normal dan 86% untuk bayi kecil. Cara ini dapat digunakan untuk meramalkan pertumbuhan janin terhambat dengan ketepatan 75-86%, dengan demikian taksiran berat badan janin dengan cara mengukur tinggi fundus uteri mempunyai peran yang sangat penting selain karena sederhana, praktis dan murah, juga mempunyai ketepatan yang baik (Farid, 1999).

Taksiran berat badan janin (TBJ) intra uterin mempunyai arti penting dalam penatalaksanaan persalinan. Ketepatan penaksiran berat badan lahir, baik secara pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) ataupun cara lainnya akan mempengaruhi ketepatan penatalaksanaan persalinan dan hasilnya sehingga diharapkan dapat mengurangi kematian dan kesakitan pada persalinan.

Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat badan anak, yaitu dengan palpasi uterus, pemeriksaan ultrasonografi, dan pengukuran diameter biparietal, pengukuran tinggi fundus uteri maupun pengukuran lingkaran perut. Pengukuran berat badan janin yang lazin dipakai adalah


(36)

4

dengan mempergunakan rumus Johnson Thousack, yaitu dengan mengukur jarak dari bagian atas simfisis pubis ke fundus uteri dalam centimeter dikurangi 11,12 dan 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat bayi dalam gram. Pengurangan 11 atau 12 dan 13 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika kepala masih floating atau belum memasuki pintu atas panggul dikurang 13 sudah memasuki pintu atas panggul maka dikurang 12, jika kepala sudah memasuki spina ischiadika maka dikurangi 11 dikalikan dengan 155.

Selain dengan menggunakan rumus Johnson Thousack, taksiran berat badan janin dapat ditentukan dengan menggunakan lingkar perut (Abdominal girth), metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin.

M. Ghate, A. Pratinidhi dan A. Gupte (1996) dalam penelitiannya mengenai perbandingan antara abdominal girth dan formula Johnson Thousack dalam memprediksi janin dengan berat badan lahir rendah menemukan hasil bahwa kedua metode sama akuratnya dalam memprediksi janin dengan berat badan lahir rendah (M. Ghate, A. Pratinidhi dan A. Gupte 1996).

Sementara Mortazavi F dan Akaberi (2008) yang melakukan penelitan mengenai perbandingan antara pengukuran taksiran berat janin dengan metode abdominal girth dengan metode regresi dari formula fundal height


(37)

5

(FH), Dalam penelitian nya tersebut, ternyata abdominal girth mempunyai presisi yang lebih tepat dalam memperkirakan berat badan janin yang lebih dari 4000 gram, akan tetapi untuk janin dengan berat badan lahir rendah maka metode regresi dari FH merupakan pilihan yang terbaik (Mortazavi F dan Akaberi 2008).

Metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin. Metode ini dikenal dengan nama FormulaDare’s.

Dengan latar belakang diatas penulis ingin mendapatkan suatu cara penentuan taksiran berat badan janin yang lebih murah, mudah dan mempunyai akurasi yang tinggi. Oleh Karena itu penulis tertarik untuk meneliti perbandingan antara taksiran berat badan janin menurut Johnson Thousack dengan Abdominal girth, sehingga nantinya diperoleh suatu metode penentuan taksiran berat badan janin yang ideal.

I.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana tingkat akurasi, taksiran berat janin mengunakan formula

Dare’s dibandingkan Johnson Tausack.

I.3. Hipotesis

Taksiran berat janin menggunakan formula Dare’s lebih akurat dibandingkan Johson Thousack.


(38)

6

I.4. Tujuan Penelitian I.4.1. Tujuan Umum

Membandingkan tingkat akurasi taksiran berat janin Formula Dare’s dengan Johnson tausack.

I.4.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui tingkat akurasi taksiran berat janin mengunakan rumus Johnson tausack yang dibandingkan dengan berat badan lahir post partum.

2. Mengetahui tingkat akurasi taksiran berat janin mengunakan rumus Abdominal Girth yang dibandingkan dengan berat badan lahir post partum.

I.5. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, antara lain :

1. Dapat memberikan cara menetukan taksiran berat janin yang lebih akurat.

2. Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan metode alternative lain dalam menentukan taksiran berat janin.

3. Memberikan pengetahuan kepada para medis tentang pengukuran taksasi berat janin yang lebih akurat sehingga dasar untuk ketepatan penatalaksanaan persalinan.


(39)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Taksiran berat janin

Sekitar 90% kematian ibu terjadi disaat persalinan dan kira-kira 95% dari penyebab kematian ibu tersebut adalah komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Salah satunya penyulit dalam proses persalaian akibat adanya distosia, diantaranya distosia power

(kekuatan kontraksi uteri), passanger (janin/berat janin) danpassage

(Jalan lahir). Maka taksiran berat janin mempunyaiarti yang sangat penting. Berat bayi yang sangat kecil atau sangat besar berhubungan dengan meningkatnya komplikasi selama masa persalinan dan nifas. Yang paling sering terjadi pada janin dengan berat lahir besar (makrosomia) salah satunya adalah distosia bahu. Sedangkan pada ibu dapat terjadi perlukaan jalan lahir, trauma pada otot-otot dasar panggul dan perdarahan pasca persalinan. Pada bayi dengan berat lahir rendah dapat terjadirespiratory distress syndrom atau hipoglikemi (Ghaemmaghami 2002,Winkjosastro 2008).

Berdasarkan kenyataan diatas, perlu dipikirkan cara-cara untuk mendeteksi kesejahteraan janin termasuk perkiraan berat badan janin selama masa kehamilan dan saat persalinan, mengingat sebanyak 10%-20% dari seluruh proses kehamilan dan persalinan dapat mengalami komplikasi.Bagi penolong persalinan seperti bidan, berat badan bayi


(40)

8

mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan saat rujukan. Apabila ditemukan tinggi fundus uteri (TFU) 40 cm atau lebih yang mengindikasikan terjadinya makrosomia atau bayi besar yang merupakan salah satu faktor presdiposisi terjadinya distosia bahu dan perdarahan paska persalinan sebaiknya pasien dirujuk. Bagi obstetrikus, taksiran berat badan bayi sangat dirasakan kepentingannnya saat harus menentukan tindakan persalinan apakah secara pervaginam ataupun perabdominal. Singkatnya, berat badan janin penting diukur sebelum proses persalinan mulai. Berguna untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit kehamilan-persalinan seperti gangguan pertumbuhan bayi atau makrosomia (Depkes RI, 2007).

II.2. Berat Bayi Lahir

Secara normal pertumbuhan janin mencerminkan interaksi potensi pertumbuhan yang telah ditentukan secara genetis janin dan modulasi dengan kesehatan janin, plasenta dan ibu. Pertumbuhan Normal janin terdiri dari tiga tahap berturut-turut dan agak tumpang tindih. Tahap pertama adalah tahap hiperplasia seluler dan mencakup 16 minggu pertama kehamilan. Tahap kedua, yang dikenal sebagai fase hiperplasia dan hipertrofi bersamaan, terjadi antara 16 dan 32 minggu dan melibatkan peningkatan ukuran sel dan jumlah sel. Tahap ketiga, yang disebut fase hipertropi seluler, terjadi antara minggu 32 dan jangka waktu dan ditandai dengan tumbuh kembang yang pesat dari segi jumlah dan ukuran. Secara kuantitatif, janin tunggal meningkatkan pertumbuhan janin dari kira-kira 5 g


(41)

9

/ hari pada 14 sampai 15 minggu kehamilan sampai 10 g / hari pada 20 minggu dan 30 sampai 35 g / hari pada 32-34 minggu, setelah itu tingkat pertumbuhan menurun (Resnik, 2002).

Hubungan antara umur kehamilan dengan berat bayi lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterine. Penentuan hubungan ini akan memperbudah morbiditas dan mortalitas bayi. Menurut hubungan berat lahir/umur kehamilan maka berat bayi lahir dikelompokkan menjadi Sesuai Masa Kehamilan (SMK), Kecil Masa Kehamilan (KMK) dan Besar Masa Kehamilan (BMK) (Damanik, Sylviati 2008).

Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok yaitu bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259 -293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (Sylviati, 2008). Dari pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu Prematur murni dan Dismaturitas.

1. Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan. Penyebabnya berasal dari berbagai faktor ibu, faktor janin maupun faktor lingkungan.


(42)

10

2. Dismaturitas atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena janin mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK) (Damanik, Sylviati 2008).

II.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah factor intrinsic maupun factor ekstrinsik. Diantaranya adalah factor maternal, paternal, lingkungan, keadaan patologi dan komplikasi kehamilan seperti Hipertensi, preeklamsia dan diabetes mellitus gestasional (Nahum GG et all, 2002).

Perbedaan nyata juga terlihat dalam berat badan lahir dari ibu yang berbeda etnis dan ras. Bergantung pada ras, rata-rata berat lahir bayi berbeda 141-395 gram pada kehamilan aterm. Penyebab pasti dari faktor ini belum diketahui pasti, namun disangkakan berkaitan dengan faktor genetik dan faktor metabolisme yang berbeda-beda pada setiap etnis dan ras. Sebagai contoh, bayi yang dilahirkan etnis Asia dan Afrika lebih kecil dibandingkan etnis Kaukasia pada usia kehamilan yang sama. Faktor lain yang mempengaruhi berat janin adalah tinggi ibu, tingkat obesitas ibu, pertambahan berat badan ibu selama kehamilan, jumlah paritas, jenis


(43)

11

kelamin janin, lokasi ketinggian tempat tinggal ibu, konsentrasi hemoglobin ibu, tinggi ayah, kebiasaan merokok dan keadaan toleransi glukosa ibu (Perry IJ,1995).

II.3.1. Tinggi ibu

Tinggi ibu merupakan pemeriksaan fisik yang mudah dilakukan dan berhubungan dengan berat janin. Tinggi badan seseorang merupakan gambaran nutrisi pada masa lampau dan merupakan faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orang tua. Penelitian pada silsilah manusia menunjukkan bahwa secara umum kedua orang tua yang berbadan besar akan mempunyai bayi yang besar juga, begitu juga sebaliknya orang tua yang berbadan kecil akan mempunyai bayi yang kecil juga (Sahu MT, Agrarwal A, Das Vinita et al, 2007).

II.3.2. Maternal obesitas

Tingkat obesitas ibu sangat mempengaruhi berat janin, semakin besar berat ibu, semakin besar janin yang dilahirkan. Berat ibu dan berat janin berhubungan langsung (Sahu MT, Agrarwal A, Das Vinita et al, 2007).

II.3.3. Pertambahan berat ibu selama kehamilan

Pertambahan berat ibu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dalam kandungan, semakin besar pertambah berat badan ibu , semakin besar janin yang akan dilahirkan (Steer PJ et al, 2005).


(44)

12

II.3.4. Paritas

Jumlah paritas juga berhubungan dengan berat janin. Semakin banyak jumlah paritas, semakin besar janin bakal dilahirkan. Pada kehamilan aterm akan bertambah berat 0.2-0.5 gram/hari untuk setiap penambahan jumlah 1 persalinan (Nahum GG et all, 2002).

II.3.5. Jenis kelamin janin

Jenis kelamin janin berhubungan langsung dengan berat janin, variasi berkisar 2 %. Janin perempuan lebih kecil dibanding janin laki-laki pada usia kehamilan yang sama. Perbedaan rata-rata janin laki-laki dibandingkan janin perempuan berkisar 136 gram (Nahum GG et all, 2002).

II.3.6. Ketinggian tempat tinggal

Ketinggian tepat tinggal juga mempengaruhi berat janin yang dikandung oleh ibu. Kadar hemoglobin orang dewasa meningkat 1,52 gr/dl setiap kenaikan 1000 meter dari permukaan laut. Berat janin pada usia aterm berkurang 30-43 gram setiap kenaikan 1000 meter dari permukaan laut. Beberapa penjelasan yang mungkin menerangkan hubungan ini, yaitu :

 Penurunan tekanan oksigen yang sebanding dengan peningkatan ketinggian tempat tinggal.

 Peningkatan kadar hemoglobin ibu dengan peningkatan tempat tinggal.


(45)

13

 Penurunan volume plasma ibu dengan peningkatan ketinggian tempat tinggal (Nahum GG et all, 2002).

II.3.7. Konsentrasi hemoglobin maternal

Konsentrasi hemoglobin maternal menerangkan 2,6 % dari variasi berat lahir bayi, terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi berat janin. Berat badan lahir dengan konsentrasi hemoglobin berbanding terbalik, dimana setiap peningkatan 1,0 g/dl konsentrasi hemoglobin ibu , berat janin aterm akan berkurang 89 gram. Efek ini disebabkan oleh perubahan viskositas darah, kenaikan nilai hematokrit yang disebabkan oleh kadar hemoglobin darah yang meningkat. Peningkatan viskositas darah menyebabkan aliran darah menuju pembuluh-pembuluh darah kecil terhambat, termasuk yang di plasental bed. Efek ini menjelaskan kenapa ibu yang bertempat tinggal di daerah tinggi cendrung melahirkan janin dengan berat lahir rendah (Nahum GG et all, 2001).

II.3.8. Tinggi ayah

Postur tubuh ayah yang tinggi menyumbangkan sekitar 2 % dari variasi berat janin lahir. Hal ini lebih pada sifat genetik yang diturunkan sang ayah kepada anaknya.

II.3.9. Diabetes melitus

Penyakit diabetes melitus gestasional yang tidak terkontrol pada ibu hamil merupakan penyebab paling sering bayi makrosomia. Ketika kadar


(46)

14

glukosa ibu meningkat berlebihan, pertumbuhan janin yang abnormal akan terjadi. Jika pada populasi umum angka kejadian janin makrosomia hanya 2-15 %, maka angka kejadian pada ibu dengan diabetes melitus gestasional yang tidak terkontrol meningkat sekitar 20-33 % (William Obstetric, 2005).

Bayi dengan taksiran berat janin lebih dari 4000 gram selayaknya mendapatkan perhatian khusus, karena berhubungan dengan persalinan lama, peningkatan angka operasi obstetri, distosia bahu dan cedera pleksus brakialis yang menyebabkan kecacatan permanen. Berat bayi lebih dari 4500 gram meningkatkan angka kematian bayi, dimana dapat terjadi gangguan pernafasan dan aspirasi meconium (Suneet P et al, 2005).

II.4. Berbagai Teknik Taksasi Berat badan janin

Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat badan anak, yaitu dengan palpasi uterus, pemeriksaan ultrasonografi, dengan pengukuran diameter biparietal, pengukuran tinggi fundus uteri maupun pengukuran lingkaran perut. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengukuran atau taksiran dan diperkirakan tidak dapat dikoreksi seperti tumor rahim,hidramnion, plasenta previa, kehamilan ganda dikeluarkan dari penelitian, sedangkan obesitas, paritas, kondisi selaput ketuban, penurunan bagian terbawah janin (station).


(47)

15

II.4.1 Penaksiran berat badan janin dengan cara Palpasi

Penaksiran berat badan janin secara Palpasi kurang akurat karena dipengaruhi oleh volume cairan ketuban, Obesitas ibu, dan kelainan Rahim ( Petterson1985, Hirate et. al. 1990).

II.4.2 Penentuan berat janin dengan rumus Johnson Thousack

Mc Donald melaporkan pada tahun 1906 dan 1910 adalah orang pertama yang mengukur tinggi simfisi – fundus untuk memperkirakan usia kehamilan. Pada tahun 1953, pengukuran tersebut diperkenalkan pada asuhan antenatal untuk mendeteksi bayi yang memiliki berat badan yang rendah dan pada kasus insufisiensi plasenta. Ini merupakan awal dimana pengukuran simfisis – fundus ini dimaksudkan untuk membantu mengkonfirmasi perkiraan tanggal persalinan (Rumbozt WL, McGoogan LS, 1953).

Dalam publikasi original tahun 1954, Jonsondan Toshach melaporkan bahwa berat janin berkisar antara 353 gr dari berat badan janin yang sebenarnya pada 68% dari 200 kasus. Dalam studi saat ini dengan menggunakan formulasi yang sama, sekitar 57 % estimasinya masih dalam rentang tersebut. Salah satu penjelasan yang memungkinkan untuk perbedaan ini adalah obesitas pada ibu (>90 kg) yang lebih sering pada studi saat ini dibandingkan pada saat studi Johnson dan Toshach (24% berbanding 5,5%). Hal ini perlu diperhatikan, bahwa penemu formula ini memberikan koreksi pada wanita yang obese (1cm) hanya


(48)

16

berdasarkan dari 11 kasus. Sangat memungkin bahwa kegemukan pada ibu memiliki dampak yang lebih besar dari estimasi berat janin dari pada yang dibayangkan, dan sebaiknya factor koreksi pada wanita yang obese harus dievaluasi kembali dengan menggunakan sampel yang lebih besar (Johnson RW, Toshach CE 1954).

Sebagai alat untuk menentukan usia kehamilan, umumnya dilaporkan bahwa pengukuran tinggi simfisi – fundal dalam cm sama dengan usia kehamilan antara 18 – 31 minggu dan sampai usia kehamilan 34 minggu. Jimenez (1983) dan rekan – rekannya menunjukkan bahwa antara usia kehamilan 20 – 31 minggu yang diukur dari tinggi fundus dalam centimeter sama dengan usia kehamilan dalam minggu. Quantana dan rekan – rekannya (1981), dan Calvert beserta rekannya (1982) melaporkan bahwa observasi sampai usia kehamilan 34 minggu adalah sejalan dengan pengukuran tinggi simfisi – fundus dalam sentimeter. Suatu penelitian menunjukkan bahwa usia kehamilan 24 minggu, pengukuran tnggi simfisis – fundus dapat memperkirakan usia kehamilan 36 minggu secara akurat (Low JA and Galbraith RS, 1974).

Johnson dan Tosbach (1954) menggunakan suatu metode untuk menaksir berat janin dengan pengukuran ( TFU ) tinggi fundus uteri, yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas symfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur serta melakukan pemeriksaan dalam ( vaginal toucher ) untuk mengetahui


(49)

17

penurunan bagian terendah (pengukuran Mc Donald) dikurangi dengan 13 yang kemudian dibagi dinyatakan dalam lbs atau pon. dikenal juga dengan rumus Johnson-Thousack. Rumus terbagi tiga berdasarkan penurunan kepala janin.

 Berat janin = (Tinggi fundus uteri - 13) x 155, bila kepala janin masih floating

 Berat janin = (Tinggi fundus uteri – 12) x 155, bila kepala janin sudah memasuki pintu atas panggul / H II

 Berat janin = (Tinggi fundus uteri – 11) x 155, bila kepala janin sudah melawati H III

Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu dilakukan pengosongan kandung kemih. Bila ketuban sudah pecah ditambah 10% dan tinggi fundus diukur dalam sentimeter.

Grafik 1. Hubungan tinggi fundus uteri terhadap usia kehamilan dan berat badan janin


(50)

18

II.4.3. Penentuan berat janin dengan formula Dare’s

Pada Agustus 1986 sampai Juli 1989, Departemen Obstetri dan

Ginekologi “Institute of Medical Sciences”, Universitas Hindu Banaras,

menyatakan bahwa TFU dan pengukuran lingkar perut akan berkolrelasi dengan berat badan bayi baru lahir (S. Swain et al, 1993).

Pada tahun 1990, Dare et al mengajukan suatu formula yang lebih sederhana untuk menghitung taksiran berat badan janin, yaitu perkalian antara SFH dengan AG. Dalam tulisan aslinya , dare et al, mencobakan metode ini pada 498 pasien dan mendapatkan korelasi yang baik antara angka taksiran dengan berat janin sesungguhnya (r=0,742). Dalam studi saat ini, rumus Dare sedikit lebih akurat dibandingkan dengan rumus Johnson. Hal ini dapat dijelaskan dengan kurangnya koreksi untuk obesitas pada model Dare dan tingginya prevalensi wanita >90 kg dalam populasi studinya. Studi lebih besar yang melibatkan pasien obese dibutuhkan untuk menguji hipotesis dari rumus Dare untuk taksiran berat janin pada wanita obese (Dare FO, et al, 1990).

Metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin.

Metode ini dikenal dengan nama FormulaDare’s.

TBBJ = FU X AG


(51)

19

Keterangan :

TBBJ = Taksiran Berat badan janin

FU = Fundus Uteri

AG = Lingkar Perut

Metode ini dianggap lebih mudah digunakan berbagai kalangan dan memiliki nilai bias yang minimal dibandingkan penggunaan tinggi symphysial-fundal. Dari penelitian Mohanty, Das dan Misra didapatkan bahwa metode abdominal girth memiliki nilai prediktif yang baik untuk bayi berat lahi rendah (Mohanty, 2000).

Pengukuran abdominal girth memberikan indikasi kasar untuk pertumbuhan janin dalam meter. Lingkar perut meningkat dengan ketebalan sekitar 2,5cm (1inch) perminggu melampaui 30 minggu dan pada saat aterm sekitar 95-100 cm (38 inci sampai 40 inci) . Biasanya lingkar perut meningkat terus sampai dengan penyelesaian 38 minggu dan tetap stabil sesuai dengan panjang. Setelah aterm, jika kehamilan terus berlangsung, lingkar perut secara bertahap akan berkurang. Jika lingkar mulai menurun terjadi sebelumnya,dapat dicurigai adanya kecukupan sirkulasi plasenta. Ini adalah dapat menjadi predictor dalam kelompok kasus seperti pre-eklamsia, hipertensi kronis, nefritis kronis, riwayat buruk obstetri dan IUGR (Shiavkumar, 2001).


(52)

20

II.4.4. Penentuan berat janin dengan rumus Niswander

Niswander melakukan penelitian dan menemukan rumus yang berbeda untuk menentukan berat badan janin.

Rumus Niswander :

TBBJ = (FU – 13) / 3

Keterangan :

TBBJ = Taksiran Berat badan janin

FU = Fundus Uteri

Syahrir dan kawan-kawan pada tahun 2001 di Makasar melakukan pengukuran dengan mendapatkan modifikasi rumus Johnson yang disederhanakan oleh Niswander. Sehingga rumus Johnson dimodifikasi ke dalam bentuk :

TBBJ = (TFU – 13) 151 + 1030 gram

II.4.5 Penentuan berat badan janin dengan Ultrasonografi (USG)

Penentuan berat badan janin dengan USG menggunakan beberapa parameter, seperti; Biparietal Diameter (BPD), Femur Length (FL), Abdominal Circumference (AC), Cross sectional Area of Thigh (CSAT).

Pengukuran BPD diambil dari tepi luar tulang tengkorak janin proksimal ke tepi luar tulang distal. Diameter transversal dan lingkar batang janin


(53)

21

diukur dalam bidang melintang standar pada tingkat perut dan pusat urat-ductus venosus kompleks. FL diukur dari ujung proksimal lebih besar trokanter ke metaphysis distal. Untuk CSAT, maka didefinisikan sebagai luas penampang otot dan tulang paha di bidang sebelah kanan sudut terhadap sumbu panjang tulang paha, di mana kawasan ini merupakan bagian terbesar.

Metode yang digunakan untuk mengukur CSAT adalah sebagai berikut. FL pertama kali diukur, maka probe itu cenderung berada di sudut kanan ke panjang sumbu femur dan bergerak cepat di sepanjang permukaan. Pada titik di mana luas penampang otot-otot dan tulang paha mencapai nya maksimum, gerak probe dihentikan. Daerah kemudian diukur dengan menggunakan fungsi elips. Pengukuran lingkar paha janin elips. Pengukuran lingkar paha janin tercatat di bidang melintang di persimpangan atas dan tengah pertiga dari paha, di proksimal foramen nutrien dari femur.

Sehingga dari beberapa parameter di atas, didapatkan sebuah formula, yaitu: (Aoki, 1990)

TBBJ = 13 × (FL ×√CSAT) + 39 (gm)

Keterangan :

TBBJ = Taksiran Berat badan janin

FL = Femur Length

CSAT = Cross sectional Area of Thigh


(54)

22

II.5 Cara pengukuran tinggi fundus uteri

Dalam pengunaan klinis sehari-hari, metode yang sering digunakan adalah rumus Johnson-Tausak. Namun rumus tersebut hanya dapat digunakan pada presentasi vertex, dimana pemeriksa sebelumnya melakukan pengukuran tinggi fundus uteri, turunnya kepala dan dimasukkan kedalam rumus. Untuk dapat mengukur tinggi fundus uteri dengan baik, sebelumnya kantung kencing harus dalam keadaan kosong, kemudian tinggi fundus uteri di ukur dalam satuan sentimeter dengan pita meteran. Ujung dari pita meteran diletakkan pada tepi atas simfisis pubis melalui garis tengah abdomen dilakukan pengukuran sampai puncak fundus uteri. (Numprasert 2004)

Gambar 1. Cara pengukuran tinggi fundus uteri.


(55)

23

Sedangkan untuk penurunan bagian terbawah janin digambarkan dalam hubungannya dengan spina ischidica yang terletak ditengah-tengah antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul. Pada tahun 1988, American College of Obstetricians and Gynecologist mulai mengunakan suatu klasifikasi station yang membagi panggul atas dan bawah menjadi lima bagian. Pembagian ini mengambarkan ukuran diatas dan dibawah spina. Jadi saat bagian terbawah janin turun dari pintu atas panggul menuju spina ischiadica disebut station -5,-4,-3,-2,-1 lalu 0 (spina ischiadica). Dibawah spina ischiadica bagian terbawah janin melewati +1,+2,+3,+4,+5, dimana +5 setara dengan kepala janin terlihat diintroitus vagina. Ada juga yang menggunakan bidang Hodge (bagian-bagian dari panggul), yang terdiri dari (Cuningham 2006, Mochtar 1998)

 Bidang Hodge I : Promontorium pinggir atas simfisis  Bidang Hodge II : Tepi bawah simfisis

 Bidang Hodge III : Sejajar spina ischiadica  Bidang Hodge IV : Ujung Os.coccygeus

Belizan dalam penelitiannya mengemukakan bahwa tidak ada variasi dalam distribusi tinggi fundus uteri antara presentasi kepala atau presentasi bokong, kepala yang sudah engaged atau belum, nulli atau multipara. Kesalahan dalam pengukuran mungkin terjadi dalam teknik mengukur dan hal ini dapat dikurangi dengan cara membandingkan


(56)

24

ukuran dari fundus uteri kearah simfisis dengan dari simfisi ke fundus uteri.


(57)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berupa uji diagnostik yang membandingkan tingkat akurasi taksiran berat janin menggunakan formula Dare’s dengan Johnson Tausack dimana baku emas adalah berat lahir sebenarnya .

III.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS jejaring Dapertement Obstetri dan Gynekologi RSUP H. Adam Malik yaitu RSU Sundari Medan.

III.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai sampel terpenuhi

III.4. Populasi, Sampel dan besar sempel Penelitian III.4.1. Populasi target

Seluruh ibu hamil aterm yang melahirkan di. Rumah Sakit Sundari Medan.

III.4.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah yang mewakili populasi ibu hamil yang bersalin di RSU Sundari Medan.


(58)

26

III.4.3. Besar Sampel

n = Zα2

p(1-p)/d2

n = 1,962(0,5x0.5)/(0,1)2= 96,025 ≈ 100 orang

keterangan :

n : Jumlah sample

Zα : Tingkat kepercayaan (1,96)

P : Sensitifitas (50%)

d : precisi (0,1)

III.5. Cara pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling pada Ibu hamil yang bersalin di RSU. Sundari.

III.6. Kriteria Inklusi / Kriteria Eksklusi

1. Hamil tunggal 2. Nuli atau multipara

3. HPHT jelas dan umur kehamilan 37-41 minggu 4. Presentasi membujur ( Kepala atau bokong) 5. Ketuban positif

6. Turun nya bagian terbawah janin tidak melebihi H II-III


(59)

27

Kriteria Ekslusi

1. IUFD

2. Kelainan Kongenital Mayor : an encephali 3. Hidramnion dan oligohidramnion

4. Obeitas

III.7. Defenisi Operasional

1. Hamil tunggal : adalah ibu hamil dengan jumlah janin tunggal intrauterin

2. Ibu bersalin (inpartu) : diartikan partus mulai ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show) karena servik mulai membuka (dilatasi dan mendatar).

3. Hodge I : bagian terendah janin sejajar dengan promontorium dan simfisis pubis.

4. Hodge II : bagian terendah janin sejajar dengan tepi bawah simfisis pubis.

5. Nullipara : Ibu yang belum pernah melahirkan bayi yang viable

6. Multipara : Ibu yang pernah melahirkan bayi yang viable 7. Presentasi membujur : Sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu 8. Intra uterin fetal death (IUFD) : Kematian janin di dalam rahim pada

usia diatas 20 minggu

9. Kelainan kongenital mayor : an encephali

10. Hidramion: bila indeks cairan amnion lebih besar dari 25 cm (melalui USG)


(60)

28

11. Obesitas : ditentukan melalui Tabel BMI dari The National Academy of Science, 1992 dibawah ini

III.8. Kerangka Teori


(61)

29

III.9. Prosedur dan Alat Kerja III.9.1. Prosedur Kerja

Informed concent dilakukan pada pasien yang memenuhii kriteria inklusi RSUP H. Adam Malik Medan, RSUD Dr. Pirngadi Medan dan RS Jejaring. Ditanyakan kesediaannya untuk mengikuti penelitian secara sukarela tanpa paksaan. Kemudian pasien diseleksi oleh peneliti ataupun asisten peneliti yaitu PPDS Obstetri dan Ginekologi.

 Kemudian dilakukan anamnesis untuk mengetahui data identitas pribadi pasien, dan diminta kepada pasien untuk menandatangani lembar persetujuan untuk mengikuti penelitian.

wanita Hamil inpartu

taksiran berat badan janin

Abdominal Girth Johnson

Thousack

Luaran sebenarnya


(1)

at King Chulalongkorn Memorial Hospital. Thai Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2001

Low JA and Galbraith RS. Pregnancy characteristics of intrauterine growth retardation. Obstet Gynecol 1974;44 : 122 – 6

McCormick MC. The Contribution Of Low Birth Weight To Infant Merbidity And Childhood Mortality. N Engl J Med 1985;312:82-90.

M. Ghate, A. Pratinidhi and A. Gupte. Risk Prediction Chart for low birth weight. Indian Pediatric Journal. 1996:Vol 33.

Mortazavi, F, Akaberi,A. Estimation of birth weight by measurement of fundal height and abdominal girth in parturients at term. Eastern Mediterranean Health Journal. 2008.

Nahum GG et al. Estimation of fetal weight avaible in http://www.emedicine.com

Perry IJ, Beever DG, Whincup PH etal. Perdictors of ratio of plasental weight to fetal weight in multiethnics community. BMJ 1995;310: p436-9

Regina, M, et al. Clinical formulas, mother’s opinion and ultrasound in predictingbirth weight. Sao Paolo Medical Journal. 2008:Vol 126.


(2)

Resnik, R. Intrauterine growth restriction(1)(2). Obstet Gynecol 2002; 99:490.

Riskesdas. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta: Departemen Kesehatan. 2007

Rochjati, Poedji. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press. 2003

S. swain et al. Fundal height measurement : a simple method for antenatal screening of term low birth weight. Dept. of Obst & Gynecol, Neonat, perinatal, Paed and Prev. & Soc. Med, Banaras Hindu University, Varanasi. 30.01.1993

Sahu MT, Agrarwal A, Das Vinita et al. Impact of maternal body mass index on obstetrics outcome. J Obstet Gynaecol. Res. Vol .33, No 5, Oktober 2007. P655-9

Shivakumar, HR. Symphysio fundal height measurement during labour forestimation of foetal weight and correlation with birth weight. J Obstet and gynecol of IndiaVolume 51, No 4, July / August page 118-122. 2001

Steer PJ, Alam MA, Wadsworth J, Welch A. Relation between maternal haemoglobin concentration and birthweight in diffrent etnic groups. BMJ 1995;310: p489-91


(3)

Suneet P, et al. Suspicion and Treatment of The Macrosomic Fetus: A review. American Journal of Obtetric and Gynecology (2005) 19; 332.

Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2008.


(4)

(5)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Ibu-ibu Yth,

Perkenalkan nama saya dr Erwin Edi S hrp, saat ini saya sedang menjalani Program Magister Kedokteran Klinik Kebidanan dan Kandungan (OBGIN) FK-USU.

Saya sedang meneliti Perbandingan akurasi taksiran berat badan janin menurut Johnson tausack dengan lingkar perut ibu. Adapun manfaat penelitian ini:

1. Dapat memberikan cara menetukan taksiran berat janin yang lebih akurat.

2. Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan metode alternative lain dalam menentukan taksiran berat janin.

3. Memberikan pengetahuan kepada para medis tentang pengukuran taksasi berat janin yang lebih akurat sehingga dasar untuk ketepatan penatalaksanaan persalinan.

Pada penelitian ini, saya akan mengukur tinggi fundus ibu hamil dan lingkar perut ibu. Membandingkan tingkat akurasi taksiran berat janin johson-Tausak dengan.metode Abdominal girth. Keuntungan penelitian ini untuk mengetahui cara lain yang lebih akurat untuk menentukan berat badan janin.

Penelitian ini tidak berbahaya, dan biaya penelitian ini sepenuhnya tidak dibebankan kepada ibu-ibu. Partisipasi pasien dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan, maupun tekanan dari pihak manapun, kerahasiaan identitas ibu-ibu dalam penelitian ini akan tetap dijaga oleh peneliti. Seandainya ibu-ibu menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan kehilangan hak sebagai pasien.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan ibu-ibu yang terpilih sebagai sukarela dalam penelitian ini dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu-ibu yang telah berpartisipasi di dalam penelitian ini. Jika selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas maka ibu-ibu dapat menghubungi dr. Erwin Edi Sahputra Hrp, Departemen Obgin FK-USU no.telepon genggam 081260355551. Terima kasih.

Medan, Februari 2014 Hormat Saya


(6)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN ( INFORMED CONSENT )

Saya yang namanya tersebut dibawah ini:

Nama :

Umur :

Diagnosa :

Alamat :

No. Hp :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap dan jelas mengenai penelitian “Perbandingan akurasi taksiran berat badan janin menurut Johnson tausack dengan lingkar perut ibu “ dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, termasuk risikonya maka dengan ini saya secara sadar dan sukarela, tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut menjadi peserta didalam penelitian tersebut dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu atau menolak.

Medan, Februari 2014 Peserta Penelitian

_____________________

Dokter Penelitian dr. Erwin Edi S. Hrp