kesusaian Syariah mekanisme operasional koperasi jasa keuangan Syariah Amanah dan koperasi jasa keuangan Syariah BMT al-Fath

(1)

KESESUAIAN SYARIAH MEKANISME OPERASIONAL KOPERASI

JASA KEUANGAN SYARIAH AMANAH DAN BMT AL-FATH IKMI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)

Amelia Anggi Fauziah

206046103803

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan (pedoman penulisan skripsi) yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, Desember 2010

Amelia Anggi Fauziah NIM : 206046103803


(5)

iii

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah. Kepada-Nya kita mohon pertolongan dan pengampunan. Kepada-Nya kita berlindung dari kejahatan diri kita dan keburukan diri kita. Semoga senantiasa kita mendapatkan hidayah-Nya, sehingga kita berada dalam golongan orang-orang yang ada pada jalan kebenaran. Aku bersaksi, tiada Illah yang patut untuk disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku juga bersaksi, bahwa Muhammad Sahallallu’Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salah satu dari banyak nikmat yang telah Dia berikan. Diselesaikan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak dan di atas semuanya adalah Allah. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang semoga selalu dikasihi oleh Allah SWT. Kepada Mama tercinta Sri Dewi Siahaan yang tak pernah berhenti mengasihi dan menyayangi penulis, terima kasih telah mengandung dan melahirkan penulis sehingga bisa bertemu orang-orang yang luar biasa mengasihi dan menyayangiku, do’aku selalu untukmu. Dan untuk Ayahanda Satria Herlambang. tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian dan dukungan moril, spiritual maupun material kepada penulis. Mereka telah mendedikasikan seluruh hidupnya bagi anak-anaknya tercinta. Kasih sayang mereka yang begitu tulus


(6)

dan ikhlas, sepanjang zaman takan pernah terbatas, kasih sayang mereka karena kecintaanya kepada Allah SWT. Ucapan terima kasih ini penulis ucapkan juga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Selaku Dekan FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Yuke Rahmawati, S.Ag, MA dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA. Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan support, pengarahan dan bimbinganya.

3. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.A. Selaku Kortek Non Reguler. yang telah membantu dan memberikan arahan kepada penulis.

4. Bapak Saimin Selaku Manajer BMT Al-Fath IKMI dan Bapak Mudhalifin Selaku Manajer KJKS Amanah yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan memberikan izin untuk melakukan riset dan memperoleh data yang dibutuhkan.

5. Segenap Pimpinan dan Staf Perpustakaan Syariah dan hukum.

6. Kakanda tercinta Muhammad Fuad Yusuf Dirgantara, SE. dan adik-adikku tersayang Maulidin Tubagus Ardiansyah dan Anissa Aprillia, keluarga besar tercinta yang selalu memberi semangat, do’a dan waktunya kepada penulis untuk mengikuti pelajaran sehari-hari agar menjadi yang terbaik dalam segala hal yang baik.


(7)

7. Teruntuk suamiku tercinta Farhan Mustofa SEI yang selalu membimbing penulis, mendengarkan keluh kesah penulis di saat penulis mulai pesimis menyelesaikan skripsi, memberikan semangat, cinta dan kasih sayang serta pengorbanannya kepada penulis sampai dengan skripsi ini selesai. Semoga cinta dan kasih sayang yang telah terlimpahkan di dalam hati kita berdua dapat selalu bertambah sampai dengan akhir hayat kita berdua serta keluarga yang kita bangun dapat menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, Amin allahumma amin ya Rabb….

8. Bang Irul yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan semangat sampai dengan skripsi ini selesai.

9. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini semoga mereka semua senantiasa mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dan selalu dijaga dan dilindungi oleh Allah, serta mendapatkan tempat yang paling baik disisi-Nya, Amiin.

Penulis sangat menyadari, masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar bisa lebih baik lagi. Akhir kata semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Amin

Jakarta, 16 Januari 2011


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...4

D. Metode Penelitian ...5

E. Pedoman Penulisan ...8

F. Review studi terdahulu ...8

G. Kerangka teoritis ...12

H. Sistematika penulisan ...14

BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Manajemen Operasional ...16

1. Pengertian Strategi Manajemen Operasional ...16

2. Pengertian Manajemen Operasional ...17

3. Peran dan Fungsi Manajemen Operasional ...18

B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah ...18

1. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah ...18


(9)

3. Landasan Hukum dan Asas Koperasi Jasa Keuangan Syariah ...19 4. Manajemen Operasional Koperasi Jasa Keuangan Syariah ...19

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH AMANAH & KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BMT AL-FATH

A. Sejarah Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah ...20 1. Visi dan Misi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah ...21 2. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah ...21 3. Aspek Legalitas Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah ...22 4. Produk – produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah ...23 5. Manajemen Operasional Koperasi Jasa Keuangan

Syariah Amanah ... 26 B. Sejarah Pendirian Koperasi Syari’ah Jasa Keuangan BMT AL-FATH ....27

1. Visi dan Misi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath ....28 2. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah

BMT Al-Fath ...28 3. Aspek Legalitas Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath 30 4. Produk – produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath 30 5. Manajemen Operasional Koperasi Jasa Keuangan Syariah


(10)

BAB IV ANALISIS KOMPARASI MEKANISME OPERASIONAL KOPERASI SYARI’AH ; Hasil Pengamatan Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah & Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath

A. Perbandingan Operasional Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath dalam Perspektif Ekonomi Islam ...39 1. SOP Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) ...39 B. Strategi Manajemen Operasional dan Pengembangan KJKS Amanah dan

KJKS BMT Al-Fath IKMI ...59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...61 B. Saran ...62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

1

A. Latar Belakang

Berbagai cara telah digunakan manusia untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Bahwa jika semula dalam pemecahan kebutuhan hidupnya, manusia melakukannya secara bersama-sama dan dalam perkembangannya lebih lanjut, cara-cara yang digunakan oleh masyarakat untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang mereka hadapi itu berbeda-beda seirama dengan perkembangan zaman.1

Pada era globalisasi ini, lembaga keuangan mikro yang akhir ini tumbuh pesat adalah lembaga keuangan syariah yang berbentuk bukan Bank yaitu Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Dalam Islam, koperasi tergolong syirkah atau syarikah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, kebersamaan usaha yang sehat, baik dan halal.2

Sementara itu, banyak orang yang mengartikan koperasi adalah suatu wadah untuk menyusun perekonomian umat yang berdasarkan kekeluargaan dan

1

Hendrajogi. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002) Cet Ke-4, Edisi 3 h.2.

2


(12)

kegotongroyongan merupakan ciri khas dari tata cara kehidupan nenek moyang kita semenjak dahulu. Koperasi adalah bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian. Maju mundurnya perusahaan dilihat dari operasional dan manajemennya, Begitu juga perusahaan yang berdasarkan pada syariah harus menggunakan mekanisme operasional.

Secara umum, prinsip operasional koperasi adalah membantu kesejahteraan para anggota dalam bentuk gotong royong dan tentunya prinsip tersebut tidaklah menyimpang dari sudut pandang syariah yaitu prinsip gotong royong (ta’awun alal birri) dan bersifat kolektif (berjamaah) dalam membangun kemandirian hidup. Melalui hal inilah perlu adanya proses internalisasi terhadap pola pemikiran tata cara pengelolaan, produk-produk, dan hukum yang diberlakukan harus sesuai dengan syariah. Dengan kata lain koperasi syariah merupakan konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasullah dan para sahabatnya. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa di setiap kegiatan perusahaan selalu diperlukan suatu mekanisme operasional.

Lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah, baik perbankan maupun koperasi menuntut setiap perusahaan harus mempunyai manajemen yang baik agar


(13)

bisa mendapatkan perhatian tersebut masih memerlukan waktu yang panjang. Salah satu usaha ekonomi syariah adalah koperasi syariah. 3

Untuk lebih meyakinkan bahwa seluruh praktek operasional yang dijalankan sesuai dengan syariat Islam maka perusahaan ini diawasi sepenuhnya oleh Dewan Pengawas Syariah yang bekerja secara jujur dan amanah dalam bidangnya. Salah satu Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang berkembang pesat saat ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath IKMI.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah yang didirikan sejak bulan maret 2008 ini mempunyai visi menjadi lembaga keuangan dengan sistem bisnis syariah yang independen, professional dan terpercaya serta berorientasi pada penumbuhan usaha yang berskala mikro dan kesejahteraan anggota.4

Berbeda dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath IKMI yang didirikan pada 13 oktober 1996 ini mempunyai misi menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah,

3

Nur S. Buchori. .Koperasi Syariah (Jawa Timur: Masmedia Buana Pustaka), h.15

4


(14)

serta membina kepedulian aghniya (orang mampu) kepada dhuafa (kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan.5

Berdasarkan visi dan misi yang berbeda antara kedua koperasi tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti kedua hal tersebut ditinjau dari perspektif ekonomi Islam dalam bentuk skripsi dengan judul :

Kesesuaian Syariah Mekanisme Operasional Koperasi Jasa Keuangan

Syariah Amanah & Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Adapun pembatasan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai Mekanisme Operasional terhadap Koperasi Jasa Keuangan Amanah dan Koperasi Jasa Keuangan Al-Fath. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan ada beberapa permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Mekanisme Operasional Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath ?

2. Apakah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath sudah menerapkan prinsip dasar operasional mereka sesuai dengan persepektif ekonomi Islam ?

5


(15)

3. Apa saja peluang dan kendala lembaga tersebut dalam menerapkan Mekanisme Operasional Koperasi secara syariah ?

C. TujuandanManfaatPenelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui Mekanisme Operasional Koperasi Syariah berdasarkan persepektif Islam.

2. Untuk mengetahui analisis komparatif Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan BMT Al-Fath

Adapun manfaatnya bagi kalangan praktisi dan akademisi adalah :

1. Bagi Penulis sendiri sangat bermanfaat sebagai penambah wawasan ataupun pengetahuan mengenai Koperasi Syariah dan Mekanisme Operasionalnya. 2. Bagi Pihak Koperasi baik itu Koperasi Jasa keuangan Syariah Amanah dan

BMT Al-Fath, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka mengambil keputusan mengenai pelayanan yang diberikan kepada anggotanya.

3. Bagi Kalangan Akademisi, semoga dengan adanya skripsi ini nantinya dapat menjadi sumber referensi dan acuan di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang mungkin cakupannya jauh lebih luas sebagai bahan perbandingan maupun pertimbangan.


(16)

1. Bentuk penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yaitu metode untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data lapangan, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis data dan menginterprestasikan dengan tujuan memberikan gambaran sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang berkaitan dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan BMT Al-Fath.6

2. Pendekatan Penelitian Kualitatif

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif serta analisa SWOT, dimana penelitian kualitatif ini didapat dari hasil penelitian berupa data-data yang akurat. Dan analisa SWOT yang merupakan identifikasi berbagai faktor yang secara sistematis merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths), dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).7

3. Sumber Data Primer dan Sekunder

Sumber data primer yaitu data yang didapatkan di lapangan atau pengumpulan data dengan melakukan interview kepada pihak-pihak yang dianggap dapat

6

Winarmo Suracmad, Dasar dan Tehnik Research (Bandung: CV. Tarsito, 1972) hal. 25 7

Freddy Rangkuti. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2004) h. 18


(17)

memberikan informasi untuk penelitian yaitu pada Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan BMT Al-Fath

Sumber data Sekunder yaitu data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini, juga buku-buku, majalah, atau bahan literatur yang mendukung data tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara: a. Wawancara (interview)

Dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Dalam hal ini tatap langsung dengan tokoh lembaga atau fungsionaris Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan BMT Al-Fath

b. Studi Kepustakaan

Salah satu hal penting yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mempelajari dengan membaca beberapa literatur tertulis dan relevan dengan topik masalah penelitian ini baik yang bersumber pada buku, jurnal, majalah, artikel, makalah, koran dan internet, arsip-arsip koperasi syariah tentang mekanisme operasional maupun dari sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi serta berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun dari berbagai tempat.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Data yang diolah adalah data kualitatif, sedangkan analisanya mempergunakan analisa deskriptif yang ditunjang dengan analisa


(18)

SWOT. Penulis akan menggambarkan hasil penelitian tersebut untuk mengambil sebuah kesimpulan yang nantinya kesimpulan tersebut akan dapat menghasilkan suatu rekomendasi yang memungkinkan tingkat kesempurnaan lembaga-lembaga tersebut.

E. PedomanPenulisan

Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ; UIN Jakarta Press, 2007.

F. ReviewPenelitianTerdahulu

Tinjauan penulis terhadap kajian terdahulu dalam konteks topik yang diangkat penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

Judul : Analisis SWOT Strategi Baitul Maal Wa Tamwil Dalam Peningkatan usaha Kecil Menengah (studi kasus Al-Munawwarah Pamulang)

Penulis : Rosidah Tahun : 2005

Tempat : Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

Dengan Kesimpulan : Bahwa menjawab tantangan era globalisasi, strategi BMT adalah meningkatkan (manajemen) pengelolaan perusahaan, meningkatkan investasinya pada sektor riil dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga lain, diikuti dengan promosi dan peningkatan fasilitas atau lembaga lain, diikuti dengan promosi dan peningkatan fasilitas atau pelayanan dengan teknologi yang marak dipakai kalangan


(19)

bisnis sekarang ini baik media cetak dan elektronik (internet). Sehingga masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu, mengerti dan memilih produk BMT. Selain itu, BMT harus selalu meningkatkan sumber daya manusia pada sektor riil, dengan memberikan beasiswa pendidikan kepada pelajar atau mahasiswa yang berprestasi atau mengadakan seminar dan pelatihan-pelatihan.

Judul : Strategi Manajemen Operasional Asuransi Syariah Dalam Memperluas Pangsa Pasar (studi kasus PT. Asuransi Syariah Mubarakah Jakarta)

Penulis : Euis Azizah Tahun : 2005

Tempat : Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

Dengan kesimpulan : Strategi Manajemen Operasional Asuransi Syariah Mubarakah tidak terlepas dari visi perusahaan yaitu membawa umat menuju kemakmuran, kesejahteraan dan kenyamanan dibawah perlindungan Allah S.W.T dan untuk memperluas pangsa pasar Asuransi Syariah Mubarakah mempunyai produk unggulan yaitu produk dana pendidikan.

Judul : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Operasional Koperasi Simpan Pinjam

Penulis : Kamaludin Tahun : 2008


(20)

Dengan kesimpulan : Koperasi Simpan Pinjam Darul Muttaqien ini salah satunya adalah simpan pinjam dengan jasa pinjaman bersifat tetap perbulan sebesar 3%, diperuntukkan bagi masyarakat pondok dan sekitar pondok, jenis pinjaman yang diberikan hanya terbatas pada pinjaman produktif, yaitu pinjaman yang digunakan untuk usaha bukan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang sifatnya konsumtif, dan praktek simpan pinjam yang dijalankan belum sesuai dengan hukum Islam, karena di dalam prakteknya masih terdapat unsur riba nasiah yang diharamkan.

Judul : Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pendidikan BMT Al-Fath IKMI Pamulang

Tahun : 2010

Tempat : Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

Dengan Kesimpulan : Bahwa strategi khusus BMT Al-Fath IKMI Pamulang dalam membantu mitranya memahami konsep bahwa bagi hasil itu berbeda-beda dengan bunga, serta membantu mitranya dalam memahami nisbah bagi hasil, antara lain dengan cara memberikan pemahaman secara jelas mengenai nisbah bagi hasil yang cara perhitungannya telah ditentukan melalui sistem komputerisasi dengan tampilan langsung dari layar komputer yang dilakukan langung oleh costumer service kepada mitra, serta memberi pemahaman dan menekankan manfaat dari produk-produk BMT Al-Fath IKMI, khususnya produk SIDIK. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif yaitu memberikan gambaran atau lukisan mengenai bagaimana konsep dan mekanisme pelaksanaan pemasaran produk SIDIK BMT Al-Fath IKMI pada saat penelitian berlangsung.


(21)

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, yang membedakan antara penelitian yang terdahulu dengan penulis teliti ialah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Perbedaan antara kajian terdahulu dengan yang penulis teliti

PENELITI JUDUL SKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Rosidah Analisis SWOT Strategi Baitul Maal Wa Tamwil Dalam Peningkatan Usaha Kecil Menengah.

Strategi Baitul Maal Wa Tamwil

Euis azizah Strategi Manajemen

Operasional Asuransi Syariah Dalam Memperluas Pangsa Pasar.

Strategi Manajemen Operasional

Kamaludin Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Operasional Koperasi Simpan Pinjam.

Tinjauan Hukum Islam

Robby Barokah

Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pendidikan BMT Al-Fath IKMI

Strategi Pemasaran


(22)

Mekanisme Operasional KJKS Amanah dan KJKS BMT Al-Fath IKMI

Operasional

Berdasarkan tabel tersebut, penulis melihat bahwa permasalahan pokok dalam penelitian ini tampaknya penting dan menarik karena belum ditemukan penelitian yang sama dengan yang penulis teliti. Peneliti pertama membahas mengenai analisis SWOT mengenai strategi BMT dalam peningkatan usaha kecil menengah, peneliti kedua membahas mengenai strategi manajemen operasional asuransi syariah dalam memperluas pangsa pasar, peneliti ketiga membahas mengenai strategi pemasaran produk simpanan pendidikan BMT Al-Fath IKMI, sedangkan yang penulis teliti ialah analisis komparatif mekanisme operasional koperasi jasa keuangan syariah amanah dan BMT Al-Fath IKMI.

G. KerangkaTeoritis

Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.8

8

Freddy Rangkuti. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2004) h.4


(23)

Manajemen adalah tindakan untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain, fungsi dari manajemen itu sendiri adalah perencanaan, pengorganisasian, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan.9

Operasi adalah kegiatan untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga lebih bermanfaat dari pada bentuk aslinya, atau dengan kata lain kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat baru dari suatu barang dan jasa-jasa.

Jadi, strategi manajemen operasional adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi semua daya yang penting untuk mencapai tujuan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain untuk mengubah masukan menjadi keluaran sehingga lebih menambah manfaat baru dari suatu barang dan jasa.

9


(24)

H. SistematikaPenulisan

Adapun sistematika penulisan dalam karya ilmiah berbentuk skripsi ini, dibagi dalam lima bab. Tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review penelitian terdahulu, kerangka teoritis serta sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini terdiri dari pengertian strategi manajemen operasional, pengertian manajemen operasional, peran dan fungsi manajemen operasional, pengertian koperasi jasa keuangan syariah, prinsip -prinsip koperasi jasa keuangan syariah,


(25)

landasan hukum dan asas koperasi jasa keuangan syariah dan mekanisme operasional koperasi jasa keuangan syariah.

Bab III: Gambaran Umum Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan BMT Al- Fath IKMI

Bab ini terdiri dari sejarah KJKS amanah dan BMT Al-Fath IKMI, visi dan misi, struktur organisasi, aspek legalitas, produk – produk dan manajemen operasional koperasi jasa keuangan amanah dan BMT Al-Fath IKMI.

Bab IV: Analisis Komparasi Mekanisme Operasional Koperasi Jasa Keungan Syariah Amanah dan BMT Al-Fath IKMI

Bab ini terdiri dari identifikasi masalah, perbandingan operasional antara koperasi jasa keuangan syariah amanah dan Al-Fath dalam perspektif ekonomi islam.

Bab V : Penutup


(26)

16

A. Strategi Manajemen operasional

1. Pengertian strategi manajemen operasional

Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.1

Manajemen operasional terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan operasi. Manajemen adalah tindakan untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain, fungsi dari manajemen itu sendiri adalah perencanaan, pengorganisasian, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan.

Operasi adalah kegiatan untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga lebih bermanfaat dari pada bentuk aslinya, atau dengan kata lain kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat baru dari suatu barang dan jasa-jasa.

Jadi, strategi manajemen operasional adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi semua daya yang penting untuk mencapai tujuan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain untuk mengubah

1

Freddy Rangkuti. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2004) h.4


(27)

masukan menjadi keluaran sehingga lebih menambah manfaat baru dari suatu barang dan jasa.

2. Pengertian Manajemen Operasional

Manajemen operasional terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan operasi. Manajemen adalah tindakan untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain, fungsi dari manajemen itu sendiri adalah perencanaan, pengorganisasian, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan.

Operasi adalah kegiatan untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga lebih bermanfaat dari pada bentuk aslinya, atau dengan kata lain kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat baru dari suatu barang dan jasa-jasa.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan pengertian manajemen operasional yaitu salah satu kegiatan manajemen fungsional, yang selalu berkaitan dengan proses transformasi semua masukan (input) sumber daya secara terpadu sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dalam bentuk keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa.2

3. Peran dan Fungsi Manajemen Operasional

Peran dan fungsi manajemen operasional terdiri menjadi empat, yaitu : a. Perencanaan

2

Freddy Rangkuti. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2004) h. 55


(28)

Fungsi manajemen yang berkaitan dengan penyusunan tujuan dan penjabarannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. b. Pengorganisasian

Berkaitan dengan pengelompokkan personal dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan fungsinya.

c. Pengarahan

Berkaitan dengan kegiatan melakukan pengarahan, tugas dan intruksi. d. Pengendalian

Berkaitan dengan kegiatan organisasi sudah sesuai dengan rencana sebelumnya.3

B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah

1. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (syariah).4

2. Prinsip-Prinsip Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Prinsip Koperasi Jasa Keuangan Syariah terdiri dari tujuh, diantaranya adalah: a. Keanggotaan sukarela & terbuka

3

Amirullah Haris Budiyono. Pengantar Manajemen (Yogyakarta : Graha ilmu 2004) h.13 4

http://adnilvol.blogspot.com/2009/04/baitul-maal-wa-tamwil.html , diakses 4 september 2010


(29)

b. Pengelolaan demokratis

c. Pembagian sisa hasil usaha harus adil d. Pemberian jasa terbatas terhadap modal e. Kemandirian

f. Pendidikan Perkoperasian g. Kerjasama antar koperasi.5

3. Landasan Hukum dan Asas Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Koperasi syariah berlandaskan kepada tiga hal diantaranya adalah :

a. Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. b. Koperasi syariah berazaskan kekeluargaan.

c. Koperasi syariah berlandaskan syariah Islam yaitu Al-quran dan As-sunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful). 4. Manajemen Operasional Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Manajemen Operasional KJKS adalah struktur tugas dan prosedur kerja yang ada di koperasi jasa keuangan syariah, serta sistem manajemen dan standar kerja yang dapat dijadikan acuan atau panduan bagi pihak manajemen KJKS dalam memberikan pelayanan bermutu bagi para anggotanya dan pengguna jasa lainnya.6

5

http://www.slideshare.net/tikoaw/melakukan-prinsip-prinsip-pengelolaan-organisasi-dan-manajemen-koperasi-jasa-keuangan-syariah, di akses 4 september 2010

6

http://www.google.co.id/search?q=manajemen+operasional+KJKS.pdf diakses 4 september 2010


(30)

20

A. Sejarah Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Amanah

Koperasi Jasa Keuangan Amanah merupakan koperasi berbadan hukum sekunder yang dirintis sejak bulan maret tahun 2008 memulai fokus usaha jasa keuangan syariah (Sharia finance) sejak bulan Juli tahun 2008. Sampai dengan akhir tahun 2009, KJKS Amanah telah memiliki mitra yang tersebar di 3 (tiga) wilayah, yaitu, Ciputat, Serpong dan Ciledug dengan total anggota hingga Juli 2010 sebanyak 535 orang. Asset per Juli 2010 sudah mencapai kurang lebih Rp. 338.000.000,- (Tiga Ratus Tiga Puluh Delapan Juta Rupiah) dan Out standing pembiayaan kurang lebih sebesar Rp. 271.000.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah). Keanggotaan KJKS Amanah terbuka untuk semua segmen masyarakat, terutama segmen masyarakat usaha kecil dan mikro. Dengan berkembangnya organisasi dan luasnya jangkauan operasi, maka KJKS Amanah telah dan akan berbenah terus dan secara berkesinambungan menuju tata kelola koperasi yang amanah dan profesional (good corporate governance) dalam meningkatkan pelayanannya. Seluruh aspek organisasi, meliputi sumber daya manusia, informasi sistem manajemen (MIS), manajemen pemasaran dan yang lainnya akan mendapat perhatian yang serius guna mewujudkan visi dan misi KJKS Amanah. 1

1


(31)

1. Visi dan Misi KJKS Amanah VISI

Menjadi lembaga keuangan dengan sistem bisnis syariah yang independen, professional dan terpercaya serta berorientasi pada penumbuhan usaha yang berskala mikro dan kesejahteraan anggota.

MISI

Melayani kebutuhan anggota dengan baik, memberdayakan usaha kecil dan mikro, memberikan akses permodalan bagi usaha kecil dan mikro serta menggali potensi sumber daya ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama.

2. Struktur Organisasi KJKS Amanah

Dewan Pengurus dan Manajemen KJKS Amanah adalah sebagai berikut : Pengurus :

Ketua : H. Anwar

Sekretaris : Taupik

Kamal


(32)

Pengawas :

Ketua : Suhadi

Anggota : Sutarwo

Ikhlas Pengelola :

Manajer Operasional : Mudhalifin Teller/Adm : Royhan Syahidah Marketing Ciputat : Bashori

Marketing Pd. Ranji : Tumino Marketing Ciledug : Endang Marketing Serpong : Yuswantoro

3. Aspek Legalitas KJKS Amanah

Aspek legalitas KJKS Amanah adalah :

a. KJKS Amanah telah mendapat izin usaha melalui surat keputusan (SK) Departemen Koperasi, yakni Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah (KJKS Amanah) dengan nomor Badan Hukum 503/8/Kel. Serua/2010 yang dikeluarkan pada tanggal 4 Juli 2009

b. Surat Izin Domisili (No. 503/8/Kel. Serua/2010) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (21.100.469.2-411.000). 2

2


(33)

4. Produk-produk KJKS Amanah

Produk Simpanan :

a. Simpanan Wajib Anggaran perbulan

Merupakan Simpanan yang wajib dimiliki oleh anggota KJKS Amanah untuk mendapatakan fasilitas peminjaman (peminjaman 2 Juta ke bawah tanpa jaminan, peminjaman 2 Juta ke atas dengan jaminan) .

b. Si Kare (Simpanan Sukarela)

Merupakan Simpanan sesuai dengan kerelaan nasabah untuk menyimpan uangnya kepada KJKS Amanah, bagi hasil setiap bulan adalah 75 (KJKS Amanah) : 25 (Nasabah)

c. Si Fathonah (Simpanan Pendidikan)

Merupakan Simpanan pendidikan yang diperuntukkan bagi nasabah pelajar siswa atau siswi hingga mahasiswa atau mahasiswi, setoran perbulan minimal Rp. 50.000 (disesuaikan dengan jenjang pendidikan nasabah), simpanan ini dapat diambil setiap ajaran baru atau setiap persemester (sesuai dengan akad sebelumnya) bagi hasil setiap bulan adalah 75 (KJKS Amanah) : 25 (Nasabah).

d. Si Fitri (Simpanan Idul Fitri)

Merupakan Simpanan yang diperlukan bagi nasabah (anggota) yang berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan Idul Fitri dan nasabah akan


(34)

mendapatkan bagi hasil atas dana yang diinvestasikan. Pengambilan simpanan hanya dapat dicairkan 1 (satu) minggu mendekati hari raya Idul Fitri. Setoran awal minimum Rp. 20.000, bagi hasil setiap bulan adalah 75 (KJKS Amanah) : 25 (Nasabah).

e. Si Taqur (Simpanan Tabungan Qurban)

Merupakan Simpanan yang diperuntukkan bagi nasabah (anggota) yang ingin melaksanakan ibadah qurban dan nasabah (anggota) akan mendapatkan bagi hasil atas dana yang diiventasikan. Pengambilan simpanan ini hanya dapat dilakukan seminggu sebelum idul Qurban. (angsuran disesuaikan dengan hewan yang ingin di beli), bagi hasil setiap bulan adalah 75 (KJKS Amanah) : 25 (Nasabah).

f. Si Wali (Simpanan Persiapan Menikah)

Merupakan Simpanan yang diperuntukkan bagi nasabah (anggota) yang ingin melaksanakan pernikahan dan nasabah akan mendapatkan bagi hasil atas dana yang diinvestasikan. Pengambilan simpanan ini hanya dapat dilakukan 1 (satu) bulan sebelum walimah, bagi hasil setiap bulan adalah 75 (KJKS Amanah) : 25 (Nasabah).

g. Deposito Berjangka Mudharobah

Merupakan Simpanan yang mempunyai jangka waktu 6 (enam) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun (minimal 1 (satu) Juta), bagi hasil setiap bulan adalah 75 (KJKS Amanah) : 25 (Nasabah).


(35)

Untuk semua Produk simpanan di KJKS amanah, mekanisme operasional dalam mengisi produk simpanannya adalah :

 Foto copy KTP dan  Foto copy KK

 Untuk dapat menggunakan semua produk simpanan (kecuali deposito), maka wajib mempunyai simpanan wajib anggaran per bulan.

Produk Pembiayaan :

a. Pembiayaan Mudharabah

Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk usaha produktif, keuntungan usaha dibagi oleh kedua belah pihak yang besarnya sesuai dengan kesepakatan bersama, dengan persentase 30:70, 40:60, 35:65. b. Pembiayaan Murabahah

Merupakan pembiayaan usaha produktif anggota yang modalnya dibiayai dengan sistem jual beli (fee di sepakati bersama dalam jangka waktu bersama sesuai dengan kesepakatan bersama).

c. Pembiayaan Ijarah Multi Jasa

Merupakan Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah (anggota) yang membutuhkan sarana, atau kebutuhan lainnya dengan akad sewa, dalam hal ini termasuk menyewa jasa koperasi untuk hal-hal tertentu, dll.


(36)

d. Pembiayaan Musyarakah

Sama seperti Pembiayaan Mudharabah pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk usaha produktif, keuntungan usaha dibagi oleh kedua belah pihak yang besarnya sesuai dengan kesepakatan bersama.

Untuk semua produk pembiayaan di KJKS amanah, mekanisme operasional untuk mengisi produk pembiayaan adalah :

 Foto copy KTP  Foto copy KK

 Foto copy surat nikah (kalau sudah menikah)  Foto copy rekening listrik

 Foto copy rekening telepon

 Foto copy jaminan (BPKB, SHM dan STNK) 5. Manajemen Operasional KJKS Amanah

Berdasarkan rapat anggota terakhir susunan dewan pengurus adalah sebagai berikut, Dewan Pengawas Bpk. Suhadi, Ketua Pengurus Bpk. H. Anwar, Sekretaris Bpk. Taupik dan Kamal, Bendahara Bpk. Sodik.

Dalam menjalankan operasionalnya sehari-hari, pengurus dibantu oleh manager KJKS Amanah Bpk. Mudhalifin, Teller atau Adm Royhan Syahidah,


(37)

Marketing Ciputat Bpk. Bashori, Marketing Pondok Ranji Bpk. Tumino, Marketing Ciledug Endang, Marketing Serpong Bpk. Yuswantoro.3

B. Sejarah Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath

BMT AL-FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 (13 Oktober 1996), sebagai koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dan kini 36 anggota badan pendiri. Ide pendirian BMT AL-FATH IKMI bermula dari para anggota IKMI (Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idialisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak di bidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang. Banyaknya praktek renternir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata.

Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak di bidang dakwah bil lisan, Dicoba dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar di masa mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.4

3

Wawancara pribadi dengan Bapak Mudhalifin, Jombang Raya, 6 September 2010 4


(38)

1. Visi dan Misi VISI

Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allah Subhanahu Wa Ta’ala

MISI

Menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, serta membina kepedulian aghniya (orang mampu) kepada dhuafa (kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan.

2. Struktur Organisasi

Susunan Pengawas, Pengurus dan Pengelola BMT Al-FATH IKMI adalah sebagai berikut :

Pengawas :

Ketua : Drs. H. Farid Hidayat

Anggota : Drs. Mustakim Kurdi

Anggota : H. Faridi Syahdana,SE

Pengurus :

Ketua : Drs. Budiyono,Mpd

Wakil Ketua Bidang Pendanaan : H. Z. Arifin Listanto


(39)

Wakil Ketua Bidang Bina Mitra : H. Abdul Rahim

Wakil Ketua Bidang Pembiayaan : Opan Sopyan Sauri, S.Ag Sekretaris : Drs. H. AR Sirath

Bendahara : Drs. H. Bambang Hermadi Pengelola :

Manager Maal : H. Imam Turmudzi Manager Tamwil : Saimin

Kabag Operasional : H. Djaelani

Kabag Marketing :Drs.H.Moch.Abduh Atmadiwirya Account Officer : Robi Sugara

Pembiayaan : Cecep Nurjaya Dodi Kurniawan Pendanaan : Suheri Junianto

Naufal Safiq Parjan

Pembukuan : Neneng Syarifah Head Teller : Harum Sulistio Rini

Teller : Nurmilati

Adm. Pembiayaan : Salahudin Arief Customer service : Rika Nurlaila


(40)

OB : Ardiansyah

Support IT : M. Yusuf

Kantor Kas :

Kepala Kantor Kas : Supriyanto Kabag Operasional : Suryadi

Account Officer : Herdy Rusmantoro

Teller : Aisah

3. Aspek Legalitas

Aspek Legalitas Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath adalah : a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

c. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor 650/KEP/KWK.10/VI/1998.5

4. Produk-produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath

1) Produk Penghimpunan Dana :

a. Tawakal (Tabungan Wadiah BMT Al-Fath)

5


(41)

Merupakan simpanan dari mitra yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah/titipan. Dalam tabungan ini BMT Al-Fath tidak wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT Al-Fath boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan kebijakan BMT Al-Fath. Mekanisme Operasional tata cara dalam mengisi Tawakal adalah sebagai berikut :

- Mengisi formulir pembukaan rekening mitra

- Membawa foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar yang masih berlaku - Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-

- Setoran Tawakal Rp. 10.000,- - Administrasi Rp. 5.000,-

- Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,- - Biaya tutup rekening Rp. 5.000,-

b. Tabah (Tabungan Berjangka Al-Fath)

Merupakan tabungan atau investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki. Mekanisme Operasional tata cara dalam mengisi tabah adalah sebagai berikut :

- Mengisi formulir pembukaan TABAH

- Foto Copy KTP/SIM/Kartu Pelajar yang berlaku - Isi formulir pembukaan rekening


(42)

- Setoran awal minimal Rp. 500.000 (Harus mempunyai rekening tawakal, supaya proses bagi hasil dapat masuk ke TABAH).

- Biaya materai Rp. 6.000,- atau bilyet untuk nominal di atas Rp. 1.000.000,-

c. Sidik (Simpanan Pendidikan)

Merupakan bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukkan untuk dana pendidikan bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada saat semester. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah ini akan mendapat bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra) : 80% (BMT). Mekanisme Operasional tata cara dalam mengisi SIDIK adalah sebagai berikut :

- Mengisi formulir pembukaan rekening Mitra

- Foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajaryang masih berlaku - Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-

- Setoran Sidik Rp. 10.000,- - Administrasi Rp. 5.000,-

- Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,- - Biaya Tutup Rekening Rp. 5.000,-

- Penarikan 2 (dua) kali dalam satu tahun, Pertama pada tahun ajaran baru, Kedua pada waktu semester.


(43)

d. Simpanan Idul Fitri,

Merupakan simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Penarikan dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan nisbah bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra) : 80% (BMT). Mekanisme Operasional tata cara dalam mengisi simpanan Idul Fitri adalah sebagai berikut :

- Mengisi formulir Pembukaan rekening Mitra

- Membawa foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar yang masih berlaku - Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-

- Setoran Idul Fitri Rp. 10.000,- - Administrasi Rp. 5.000,-

- Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,- - Biaya Tutup Rekening Rp. 5.000,-

- Penarikan 1 (satu) kali, dalam satu tahun menjelang Idul Fitri e. Simpanan Qurban

Merupakan simpanan yang diperuntukkan untuk keperluan pembelian hewan qurban, bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20 % (mitra) : 80 % (BMT). Mekanisme Operasional tata cara dalam mengisi simpanan qurban adalah sebagai berikut :


(44)

- Mengisi formulir Pembukaan rekening Mitra

- Membawa foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar yang masih berlaku - Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-

- Setoran Idul Qurban Rp. 10.000,- - Administrasi Rp. 5.000,-

- Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,- - Biaya Tutup Rekening Rp. 5.000,-

- Penarikan 1 (satu) kali, satu bulan menjelang pelaksanaan qurban. f. Simpanan Nikah

Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi yang merencanakan pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra) : 80 %(BMT). Mekanisme Operasional tata cara dalam mengisi simpanan nikah adalah sebagai berikut :

- Mengisi formulir pembukaan rekening Mitra

- Foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajaryang masih berlaku - Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-

- Setoran Sidik Rp. 10.000,- - Administrasi Rp. 5.000,-


(45)

- Biaya Tutup Rekening Rp. 5.000,-

- Penarikan 1 (satu) kali, satu bulan menjelang pernikahan.

g. Simpanan Haji

Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra) : 80% (BMT). Mekanisme Operasional tata cara dalam mengisi simpanan Haji adalah sebagai berikut :

- Mengisi formulir Pembukaan rekening Mitra

- Membawa foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar yang masih berlaku - Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-

- Setoran Idul Qurban Rp. 10.000,- - Administrasi Rp. 5.000,-

- Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,- - Biaya Tutup Rekening Rp. 5.000,-

- Penarikan 1 (satu) kali, dua bulan sebelum berangkat haji.

2) Penyaluran Dana (Lending)

a. Pembiayaan Mudharabah

Merupakan akad kerjasama antara BMT dengan mitra selaku pengelola usaha (mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan halal. Dan hasil


(46)

keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh kedua belah pihak.

b. Pembiayaan Musyarakah

Merupakan akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dan dengan mitra di mana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian ditanggung oleh kedua belah pihak sesuai dengan porsi modal masing-masing.

c. Piutang Murabahah

Merupakan akad jual beli barang antara mitra dan BMT Al-Fath dengan menyatakan harga perolehan atau harga beli atau harga pokok ditambah keuntungan atau margin yang disepakati kedua belah pihak. BMT membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT memberi kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan harga pokok ditambah keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu.

d. Piutang Ijarah

Merupakan akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT Al-Fath dan mitra. BMT AL-Fath IKMI menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu.


(47)

Untuk mekanisme operasional tata cara mengajukan semua produk pembiayaan adalah :

 Sudah membuka tabungan sebelumnya atau sudah menjadi mitra BMT Al-Fath IKMI.

 Isi Formulir pengajuan pembiayaan di sertai kelengkapan foto copy KTP, KK, surat nikah dan surat jaminan).

5. Manajemen Operasional

Berdasarkan keputusan rapat anggota terakhir susunan dewan pengurus adalah sebagai berikut:

Pengawas : Drs. H. Farid Hidayat (Ketua) Drs. Mustakim Kurdi

H. Faridi Syahdana,SE Ketua Pengurus : Drs. Budiyono, M.pd Wakil Ketua bidang Pendanaan : H. Z. Arifin Listanto

Wakil Ketua bidang SDM dan Legal : Drs. R. Prastowo Sidhi,SH,MH Wakil Ketua Bidang Pembinaan Mitra : H. Abdul Rahim

Wakil Ketua Bidang Pembiayaan : Opan Sopyan Sauri,SAg Sekretaris : Drs. H. AR Sirath


(48)

Dalam menjalankan operasional sehari-hari, pengurus dibantu oleh:

Manager Tamwil : Saimin

Manager Maal : Imam Turmudzi

Kabag. Operasional : H. Djaelani

Kantor Kas : Supriyanto

Pembukuan : Neneng Syarifah

Jasa Mitra : Rika Nurlaila

Teller : Nurmilati dan Aisah

Kabag. Marketing : Bapak H. Moc. Abduh. A Account Officer : Bapak Hedy Rusmantoro6

6


(49)

39

KEUANGAN SYARIAH

A. Perbandingan Operasional Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan

Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath dalam Perspektif Ekonomi Islam

1) SOP Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)

a. Penghimpunan Dana UJKS

Koperasi syariah sebagai lembaga usaha bersama, dalam mengelola dana anggotanya harus memiliki komitmen dan integritas terhadap prinsip muamalah, oleh karenanya dalam proses menghimpun dananya harus memperhitungkan asas dana yang sehat dan benar serta prosedur persetujuan, dokumentasi dan administrasi serta pengawasan penghimpunan dana. Sumber dana yang dihimpun harus diketahui dengan baik kalau dana tersebut tersebut bersumber dari dana yang halal. Penghimpunan dana yang harus dihindari meliputi penghimpunan dana yang tidak sesuai syariah dan berseberangan dengan peraturan pemerintah seperti hasil korupsi, perjudian, money laundering atau melalui cara-cara licik dengan iming-iming hadiah yang tidak masuk akal. Dalam penghimpunan dana ini harus menggunakan akad titipan (wadi’ah), investasi (mudharabah mutlaqah ataupun mudharabah muqayadah), juga


(50)

dapat berupa akad sosial dalam bentuk zakat, infak, sedekah dan wakaf tunai serta dana-dana hibah lainnya.

a) Jenis produk, ketentuan dan implementasi  Simpanan Wadiah

Ketentuan simpanan wadiah adalah :

 Koperasi syariah bertindak sebagai penerima dana titipan dan anggota bertindak sebagai pemilik dana titipan

 Dana simpanan wadi’ah disetor penuh kepada teller dan dinyatakan dalam jumlah nominal.

 Simpanan wadi’ah dapat diambil setiap saat. Jika dalam jumlah besar, jika dalam jumlah besar, beberapa hari sebelumnya dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada teller/manajer.

 Koperasi syariah menjamin dana titipan anggota secara mutlak.  Implementasi

 Media penyetoran dan penarikan dana dengan tiket setoran tunai dan penarikan tunai.

 Kelengkapan dokumen harus didukung dengan fotocopy KTP/SIM yang masih berlaku, dan aplikasi permohonan pembukaan/penutupan rekening.


(51)

 Kriteria rekening

 Aktif, yaitu simpanan yang transaksi penyetoran dan penarikan atau pendebetan masih dilakukan anggota.

 Pasif, yaitu simpanan yang selama 6 (enam) bulan tidak terdapat transaksi penyetoran maupun penarikan. Simpanan pasif hendaknya diberitahukan kepada pemiliknya.

 Koperasi syariah harus menjamin pengembalian simpanan sepenuhnya.

 Simpanan berjangka (Mudharabah) a. Ketentuan :

 Koperasi syariah bertindak sebagai pengusaha (Mudharib) dan anggota sebagai pemilik dana (Shahibul Maal).

 Dana harus dinyatakan dalam bentuk mata uang rupiah secara tunai dan bukan piutang.

 Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan simpanan berjangka.  Anggota tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan.

 Jika anggota menarik dananya diluar kesepakatan, maka koperasi syariah boleh mengenakan biaya administrasi.

 Koperasi syariah tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.


(52)

 Implementasi :

 Kelengkapan dokumen harus didukung dengan fotocopy KTP/SIM yang masih berlaku, dan aplikasi permohonan pembukaan/penutupan rekening.

 Bagi hasil diberikan bila rata-rata saldo diatas minimal (Nisbah ditentukan diawal pembukaan rekening), biaya penutupan ditanggung anggota.

 Penyaluran dana musyarakah Ketentuan :

 Penyaluran dana Musyarakah didahului dengan pernyataan ijab qabul oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam pengadaan kontrak/akad.

 Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum dan memperhatikan hak-hak kedua belah pihak.

 Keuntungan maupun kerugian dibagi secara proporsional berdasarkan kesepakatan di awal akad.

Teknik Penerapan :

 Anggota bertindak sebagai pengelola usaha dan koperasi syariah sebagai mitra atau dapat pula sebagai pengelola usaha berdasarkan kesepakatan bersama.


(53)

 Pembagian keuntungan dengan profit and loss sharing yakni untung dan rugi dibagi bersama, pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang disepakati.  Koperasi syariah berhak melakukan pengawasan terhadap usaha

anggota.

 Untuk mengantisipasi resiko akibat kelalaian atau kecurangan, Koperasi syariah dapat meminta jaminan kepada Mudharib.  Dokumentasi :

- Formulir pengajuan pembiayaan - Kelengkapan dokumen pendukung - Surat persetujuan prinsip

- Surat permohonan realisasi penyaluran dana - Tanda terima uang/barang oleh anggota - Akad perjanjian Mudharabah

- Perjanjian pengikatan jaminan - Proyeksi pendapatan usaha nasabah1

1


(54)

Adapun perbandingan mekanisme operasional dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Objek Perbandingan KJKS

Amanah

KJKS BMT Al-Fath Produk Simpanan :

 Koperasi syariah bertindak sebagai pemilik dana titipan

 Dana simpanan disetor penuh kepada teller dan dinyatakan dalam jumlah nominal

 Simpanan dapat diambil setiap saat

 Koperasi syariah menjamin dana titipan anggota secara mutlak

        Implementasi (syarat-syarat simpanan) :

 Anggota/calon angota

 Setoran pertama

 Media penyetoran dan penarikan dana dengan tiket setoran tunai dan penarikan tunai.

 Kelengkapan dokumen harus didukung

dengan fotocopy KTP/SIM yang masih berlaku dan aplikasi permohonan pembukaan/penutupan rekening

 Biaya penutupan ditanggung anggota

          Kriteria Rekening :

 Koperasi Syariah menjamin pengembalian simpanan sepenuhnya

 

Simpanan Berjangka (Mudharabah) :

Ketentuan :

 Koperasi syariah bertindak sebagai

pengusaha (Mudharib) dan anggota sebagai pemilik dana (Shahibul Maal)

 Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan simpanan berjangka

 Keuntungan anggota mendapat bagi hasil sesuai kesepakatan nisbah yang ditentukan

     


(55)

Dokumentasi :

 Pengisian aplikasi anggota baru

 Penandatanganan pada kartu specimen yang sesuai dengan KTP

 

 

Realisasi :

 Menyetorkan dana simpanan pada

teller/kasir

 

Pemeliharaan Account :

 Melakukan monitoring seluruh rekening yang aktif untuk volume keluar masuk dana anggota

 Membuat laporan perolehan dana anggota dan laporan kinerja bagian penghimpunan dana kepada manajer koperasi syariah setiap bulannya

Penyaluran Dana :

Kebijakan :

 Adanya prinsip kehati-hatian  

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa kedua koperasi jasa keuangan syariah ini bergerak di bidang simpan pinjam, dan oleh karena itu maka fungsinya lebih mirip Bank. Namun dengan mekanisme yang tentunya berbeda dengan bank. Diantaranya adalah yang dilayani dalam Koperasi Jasa Keuangan Syariah hanya mitra, sedangkan dalam bank tidak dikenal adanya istilah mitra. Hal tersebut mempengaruhi hubungan yang ada, kalau dalam koperasi jasa keuangan syariah anggota disebut mitra sekaligus partner, sedangkan dalam bank hanya sebatas hubungan nasabah dan bank (produsen dan konsumen).


(56)

Sehubungan dengan masalah di atas, penulis akan meninjau jasa pinjaman yang terdapat pada kedua Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan BMT Al-Fath IKMI dari segi hukum Islam. Badan usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah mempunyai tujuan untuk memberdayakan ekonomi lemah dengan menerapkan sistem syariah dan mensosialisasikan kepada masyarakat yang selama ini sudah terbiasa dengan lembaga keuangan sistem konvensional yang menggunakan sistem bunga serta meningkatkan kesejahteraan mitra pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dan turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Modal koperasi tidak tetap selalu berubah- ubah, hal ini disebabkan keluar masuknya mitra karena Koperasi Jasa Keuangan Syariah tidak mengikat para mitranya dan modal yang ada di dalam koperasi jasa keuangan syariah tersebut juga berubah-ubah karena banyaknya mitra yang mengajukan pembiayaan.

Koperasi simpan pinjam Amanah dan BMT Al-Fath IKMI melaksanakan kegiatan simpan meminjam uang, menurut hemat penulis kegiatan tersebut termasuk dalam kategori tolong menolong. Dalam hal ini, KJKS Amanah dan KJKS BMT Al-Fath sudah Analisis SWOT pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat


(57)

memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threaths).2

Menurut Karnaen A. Perwaatmadja, analisis SWOT merupakan analisis terhadap Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dari suatu persoalan. 3

Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya menggunakan analisis SWOT. Kecenderungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat, terutama pada era globalisasi, yang satu sama lain saling berhubungan dan saling tergantung. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul ribuan tahun lalu dari bentuk sederhana, dipakai dalam menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran.4

Analisis SWOT berfungsi untuk menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisis mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.5Adapun tujuan analisis SWOT adalah untuk mengedintifikasi kondisi eksternal yang terlibat sebagai inputan untuk perancangan proses, sehingga proses

2

Fereddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004) h. 18

3

Karnaen A. Perwaatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Jakarta, Usaha Kami, Oktober 1996), h.70

4

Freddy Rangkuti. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (PT. Gramedia Pustaka Utama 2004)h.10

5


(58)

yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif dan efisien. Analisis SWOT juga bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misi dan mewujudkan visinya.

IFAS adalah internal strategic factors analysis summary, yaitu faktor-faktor

strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah eksternal strategi factors analysis summary, yaitu faktor-faktor strategi eksternal suatu perusahaan.

1. Kekuatan (Strenght) dari sistem operasional KJKS Amanah

a. Memiliki Manajer yang berpengalaman dalam bidang Keuangan Syariah

Dalam hal ini manajer sebelumnya sudah pernah bekerja dalam bidang lembaga keuangan syariah.

b. Karyawan Memahami Kondisi Lapangan

Dalam hal ini karyawan dapat mempelajari dan mengenal betul situasi yang ada di lapangan dalam mengajukan pembiayaan. c. Memiliki Jaringan yang Luas

Jaringan yang KJKS Amanah miliki adalah jaringan dengan bank-bank syariah dan lembaga keuangan syariah.

2. Kelemahan (Weaknesses) dalam sistem operasional KJKS Amanah

6

http://sallaccaedulis.blogspot.com/2009/03/artikel-analisis-swot.html.diakses 13 Oktober 2010


(59)

a. Promosi Produk yang Kurang Jelas

Dari brosur yang peneliti dapat, di dalam brosur yang berisikan penawaran produk simpanan dan pembiayaan, ternyata tidak didapati keterangan tentang masing-masing produk simpanan/pembiayaan yang ditawarkan.

b. Masih Memerlukan Dana dalam Pembiayaan

c. Kurangnya Kesadaran Karyawan Dalam Kehadiran Bekerja Dalam kesehariannya ada beberapa karyawan yang berprofesi sebagai marketing dan penagihan dalam seminggu hanya 3 (tiga) kali datang ke KJKS Amanah, sedangkan seharusnya sesuai dengan jam kerja yaitu senin s/d sabtu.

3. Peluang (Opportunies) dari sistem operasional KJKS Amanah

a. Sudah Banyak Masyarakat Berlomba-lomba ke Lembaga Jasa Keuangan Syariah

Dengan adanya koperasi syariah yang ada di tengah-tengah masyarakat, maka masyarakat banyak yang mempunyai rasa keingintahuan yang besar untuk mengenal dan mencoba beralih ke KJKS.

b. Jaringan yang Luas dengan Bank Syariah

4. Ancaman (Threath) dari sistem operasional KJKS Amanah a. Adanya Renternir


(60)

Dalam prakteknya renternir lebih cepat dalam memberikan pembiayaan kepada para nasabahnya. Sedangkan, kopersi syariah butuh waktu untuk memberikan pembiayaan karena koperasi syariah memakai prinsip kehati-hatian dalam memberikan pembiayaan.

b. Daya Saing dengan KJKS lainnya

Margin yang ditawarkan oleh koperasi syariah berbeda-beda. Ada yang lebih rendah dalm memberikan margin kepada para mitranya, agar koperasi syariah tersebut dapat dilirik oleh masyarakat.

5. Alternatif Strategi

Setelah diketahui factor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan), kemudian kita akan menentukkan strategi yang dapat digunakan oleh KJKS Amanah dalam menghadapi persaingan bisnis di Indonesia. Menurut penulis, strategi yang paling baik dilakukan KJKS Amanah adalah menggunakan “matrik SWOT”.7 Berdasarkan keterangan (data) tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di atas, maka KJKS Amanah dapat mengambil beberapa strategi-strategi sebagai berikut :

a. STRATEGI (1) = SO

7

Alternatif strategi merupakan hasil perbandingan penulis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki KJKS Amanah, sesuai dengan aturan dalam buku Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, Karangan Fereddy Rangkuti.


(61)

Setelah melihat kekuatan berupa : memiliki manajer yang berpengalaman dalam keuangan syariah, karyawan memahami kondisi lapangan yang akan mengajukan pembiayaan serta memiliki jaringan yang luas.

Untuk KJKS Amanah dapat meningkatkan kerjasamanya dengan perusahaan/bank-bank syariah lainnya.

b. STRATEGI (2) = ST

Setelah melihat kekuatan berupa : memiliki manajer yang berpengalaman dalam keuangan syariah, karyawan memahami kondisi lapangan yang akan mengajukan pembiayaan serta memiliki jaringan yang luas. Melihat ancaman berupa : adanya renternir dan daya saing margin dengan koperasi syariah lainnya.

KJKS dapat mengatasi keadaan ini dengan memberikan pelayanan yang terbai kepada mitra serta memberikan kemudahan pencairan uang pembiayaan kepada mitra yang sudah meminjam 1 (satu) kali meminjam uang di KJKS Amanah, maka untuk peminjaman uang yang kedua kalinya KJKS Amanah memberikan pembiayaan dalam jangka waktu 2 (dua) hari (biasanya pembiayaan akan cair selama 1 minggu).

c. STRATEGI (3) = WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. KJKS menghadapi


(62)

peluang pasar yang cukup besar, tetapi di lain pihak harus menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

Melihat kelemahan KJKS Amanah berupa : Promosi produk yang kurang jelas, masih memerlukan dana dalam pembiayaan, kurangnya kesadaran karyawan dalam kehadiran bekerja. Melihat peluang berupa : sudah banyak masyarakat yang berlomba-lomba menggunakan jasa keuangan syariah serta memiliki jaringan yang luas dengan bank syariah.

Untuk KJKS Amanah dapat meningkatkan promosi produk di brosur secara jelas dan meningkatkan kesadara karyawan dalam kehadiran bekerja.

d. STRATEGI (4) = WT

Strategi ini diambil pada saat KJKS mengalami situasi yang kurang menguntungkan di mana KJKS harus menghadapi berbagai macam ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan in bersifat definitif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Melihat kelemahan KJKS Amanah berupa : Promosi produk yang kurang jelas, masih memerlukan dana dalam pembiayaan, kurangnya kesadaran karyawan dalam kehadiran bekerja. Melihat ancaman berupa : adanya renternir dan daya saing margin dengan koperasi syariah lainnya.


(63)

Untuk mengatasi masalah ini, KJKS dapat melakukan sosialisasi yang lebih baik kepada masyarakat serta etos kerja karyawan lebih ditingkatkan.8

Berikut ini diagram matrik SWOT yang berisi strategi-strategi yang dapat diambil KJKS Amanah setelah menggabungkan data internal dan eksternal.

Diagram Matrik SWOT KJKS Amanah9

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S)

 Memiliki manajer yang berpengalaman dalam  keuangan syariah.

 Karyawan memahami kondisi lapangan di masyarakat yang akan mengajukan pembiayaan.  Memiliki jaringan yang

luas.

WEAKNESSES (W)

 Promosi produk di brosur masih kurang jelas.

 Masih memerlukan dana bantuan untuk modal pembiayaan.  Kurangnya kesadaran

karyawan dalam kehadiran bekerja.

OPPORTUNIES (O)

 Sudah banyak masyarakat yang belomba-lomba menggunakan jasa keuangan syariah.  Jaringan yang luas

dengan bank syariah.

STRATEGI (SO)

 Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan atau bank-bank syariah lainnya.

STRATEGI (WO)

 Meningkatkan

promosi produk di brosur secara jelas.  Meningkatkan

kesadaran karyawan dalam kehadiran bekerja.

THREATHS (T)

 Adanya renternir

STRATEGI (ST)

 Memberikan pelayanan

STRATEGI (WT)

 Melakukan sosialisasi

8

Ibid 9

Wawancara Pribadi dengan Manajer KJKS Amanah Bpk. Mudhalifin. Jombang, 6 September 2010.


(64)

 Daya saing margin dengan KJKS lainnya.

yang terbaik kepada mitra.  Memberikan kemudahan

pencairan uang pembiayaan kepada mitra yang sudah meminjam 1 (satu) kali yaitu dalam jangka waktu 2 (dua) hari.

yang lebih baik kepada masyarakat.

 Efisiensi karyawan dalam bekerja di tingkatkan.

1. Kekuatan (Strenght) dari sistem operasional KJKS BMT Al-Fath IKMI a. Memiliki manajer yang berpengalaman dalam keuangan syariah b. Kekeluargaan antar karyawan sangat baik

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara yang senior dan junior c. Solidaritas yang tinggi antar sesama karyawan

Apabila karyawan yang lainnya mendapat kesulitan dalam melakukan pekerjaannya, maka karyawan yang lain bersedia membantu.

2. Kelemahan (Weaknesses) dari sistem operasional KJKS BMT Al-Fath IKMI a. Masih memerlukan dukungan sistem yang canggih dan andal

Kurangnya fasilitas komputer yang memadai. b. Ruangan BMT yang kurang memadai

Dalam hal ini, BMT mempunyai ruangan yang kurang memadai dan kurang nyaman.

c. Fasilitas komputer yang terbatas

3. Peluang (Opportunies) dari sistem operasional KJKS BMT Al-Fath IKMI a. Sudah banyak masyarakat yang berminat dalam keuangan syariah b. Banyak bank syariah yang menawarkan dananya ke BMT Al-fath

IKMI

4. Ancaman (Threath) dari sistem operasional KJKS BMT Al-Fath IKMI a. Banyaknya pesaing

Dalam hal ini pesaing yang dihadapi BMT adalah koperasi syariah lainnya dan renternir.

b. Penawaran margin yang lebih rendah dari koperasi lain kepada masyarakat

Dalam hal ini, koperasi syariah lain menurunkan marginnya untuk menarik minat masyarakat banyak dalam persaingan bisnis.

5. Alternatif Strategi

Setelah diketahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan), kemudian kita akan menentukan strategi yang dapat digunakan oleh BMT dalam menghadapi persaingan bisnis di Indonesia. Menurut penulis, strategi yang paling baik dilakukan BMT adalah


(65)

menggunakan ”matrik SWOT”.

Berdasarkan keterangan (data) tetang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di atas, maka BMT dapat mengambil beberapa strategi-strategi sebagai berikut :

a. STRATEGI (1) = SO

Setelah melihat kekuatan berupa : memiliki manajer yang berpengalaman dalm keuangan syariah, kekeluargaan antar karyawan sangat baik, solidaritas yang tinggi antar sesama karyawan dalam membantu pekerjaan lainnya.

Untuk BMT dapat meningkatkan kerjasamanya dengan perusahaan/bank-bank syariah lainnya.

b. STRATEGI (2) = ST

Setelah melihat kekuatan berupa : memiliki manajer yang berpengalaman dalm keuangan syariah, kekeluargaan antar karyawan sangat baik, solidaritas yang tinggi antar sesama karyawan dalam membantu pekerjaan lainnya. Melihat ancaman berupa : banyaknya pesaing dan adanya penawaran margin yang lebih rendah dari koperasi lain kepada masyarakat.

BMT dapat mengatasi keadaan ini dengan memberikan kemudahan dalam pembiayaan dengan tidak memberatkan dalam membayar, meningkatkan dalam suatu pelayanan, menambah produk dan melakukan promosi melalui media internet. c. STRATEGI (3) = WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. BMT menghadapi peluang pasar yang cukup besar, tetapi di lain pihak harus menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal.

Melihat kelemahan BMT Al-Fath berupa : masih memerlukan dukungan sistem yang canggih dan andal, ruangan BMT yang kurang memadai, fasilitas komputer yang terbatas. Melihat peluang berupa : Sudah banyak masyarakat yang berminat dalam keuangan syariah dan banyak bank syariah yang menawarkan dananya ke BMT.

10

Alternatif strategi merupakan hasil perbandingan penulis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki KJKS BMT Al-Fath, sesuai dengan aturan dalam buku Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, Karangan Fereddy Rangkuti.


(66)

Dalam hal ini, BMT dapat menyediakan atau membangun gedung yang lebih nyaman dan memadai, menambah tenaga karyawan dan menambah fasilitas komputerisasi.

d. STRATEGI (4) = WT

Strategi ini diambil pada saat BMT mengalami situasi yang kurang menguntungkan, di mana BMT harus mengahadapi berbagai macam ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan ini bersifat definitif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Melihat kelemahan BMT berupa : masih memerlukan dukungan sistem yang canggih dan andal, ruangan BMT yang kurang memadai serta fasilitas komputer yang terbatas. Melihat ancaman berupa : Banyaknya pesaing dan adanya penawaran margin yang lebih rendah dari koperasi lain kepada masyarakat.

Untuk mengatasi masalah ini, BMT dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat atau mitra serta

mengadakan pembinaan kepada mitra yang diadakan oleh BMT. Berikut ini, diagram matrik SWOT yang berisi strategi-strategi yang dapat diambil BMT setelah menggabungkan data internal dan eksternal.11

Diagram Matrik SWOT KJKS BMT Al-Fath IKMI12

IFAS

EFAS

STRENGHTHS (S)

 Memiliki manajer yang berpengalaman dalam keuangan syariah.

 Kekeluargaan antar karyawan sangat baik  Solidaritas yang tinggi

antar sesama karyawan dalam membantu pekerjaan karyawan lainnya.

WEAKNESSES (W)

 Masih memerlukan dukungan sistem yang canggih dan andal.

 Ruangan BMT yang kurang memadai.

 Fasilitas komputer yang terbatas.

 Dalam berkomunikasi melalui media telefon terkadang kurang baik.

11

Ibid

12

Wawancara Pribadi dengan Manajer KJKS BMT AL-FATH IKMI Bpk. Saimin. Ciputat, 6 September 2010.


(67)

OPPURTUNIES (O)

 Sudah banyak masyarakat yang berminat dalam keuangan syariah.  Banyak bank

syariah yang menawarkan dananya ke BMT Al-fath IKMI.

STRATEGI (SO)

 Mendapatkan kepercayaan yang besar dari bank untuk peminjaman modal pembiayaan.

 Pekerjaan yang ada di BMT terasa ringan dan cepat terselesaikan dengan cepat.

STRATEGI (WO)

 Menyediakan atau membangun gedung yang lebih nyaman dan memadai.

 Menambah tenaga karyawan.

 Menambah fasilitas komputerisasi.

THREATHS (T)

 Banyaknya pesaing  Adanya

penawaran margin yang lebih rendah dari koperasi lain kepada masyarakat.

STRATEGI (ST)

 Memberikan

kemudahan dalam pembiayaan dengan tidak memberatkan dalam membayar.  Meningkatkan dalam

suatu pelayanan.  Menambah produk.  Melakukan promosi

melalui media internet.

STRATEGI (WT)

 Memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat atau mitra.

 Mengadakan

pembinaan kepada mitra yang diadakan oleh BMT.

B. Strategi Manajemen Operasional dan Pengembangan KJKS Amanah dan

KJKS BMT AL-FATH IKMI

Dalam prakteknya KJKS Amanah mempunyai strategi manajemen operasional yang baik ke masyarakat, terutama masyarakat yang ada di sekitar KJKS Amanah, lembaga ini mempunyai strategi manajemen operasional dengan cara memperbanyak marketing, mengadakan penyuluhan ke Majelis Ta’lim serta memberikan santunan kepada masyarakat yang ada di sekitar KJKS Amanah. Begitu juga dalam pengembangannya, sampai saat ini KJKS Amanah cukup berkembang dengan baik, karena mitra ataupun masyarakat (khususnya masyarakat sekitar) sudah banyak mencari tahu dan mencoba menggunakan koperasi jasa keuangan syariah, dan


(68)

dengan adanya sosialisasi yang diadakan oleh koperasi jasa keuangan syariah Amanah ini, masyarakat dan mitra jadi lebih mengerti bahwa KJKS Amanah mempunyai produk-produk syariah, akad syariah, serta mengenal KJKS Amanah sebagai lembaga yang dapat memfasilitasi para mitra/masyarakat mikro untuk mendapat akses permodalan dengan mudah dan sesuai dengan syariah tanpa mitra merasa dirugikan dalam mengembalikan uang pinjaman yang telah mitra ajukan kepada koperasi jasa keuangan syariah amanah.13

Dan dalam prakteknya KJKS BMT AL-FATH IKMI juga mempunyai strategi manajemen operasional yang sama baiknya dengan koperasi jasa keuangan syariah amanah yaitu dengan memperoleh atau memegang kepercayaan yang mitra berikan kepada terhadap KJKS BMT Al-Fath IKMI, serta memberikan manfaat yang langsung atau tidak langsung kepada mitra, KJKS juga memberikan ketauladanan perilaku berdasarkan ajaran syariah yang telah diajarkan dalam Al-qur’an dan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dari mulai etika berpakaian, berbicara, bersikap (bukan hanya di dalam kantor, tetapi di masyarakat juga), di dalam memilih karyawan KJKS sangatlah mengedepankan syariat Islam, khususnya untuk karyawan pria, KJKS BMT Al-Fath benar-benar mencari karyawan pria yang tidak menjadi perokok aktif, dan dalam hubungan yang ada antara KJKS BMT Al-Fath dengan mitranya adalah sebagai teman atau partner, dimana di saat mitra mempunyai saran dan kritik semua dapat dibicarakan dengan kekeluargaan dan

13


(69)

musyawarah yang baik antara KJKS BMT Al-Fath dan mitra, Dan dalam pengembangannya KJKS BMT Al-Fath IKMI mengalami perkembangan yang baik dari hari ke hari karena mereka berangkat dari semangat untuk mensejahterakan umat, dan berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang mereka punya dengan mengikuti studi banding atau input-input yang ada dan terus belajar dan belajar untuk menjadikan KJKS BMT Al-fath sebuah lembaga syariah yang baik dari hari ke hari dengan memegang prinsip syariah yang ada dan selalu berpegang teguh pada ajaran Islam dalam menjalankan operasional serta manajemen yang ada di dalamnya.14

14


(70)

53

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan melalui kajian pustaka dan observasi langsung ke lapangan dengan metode analisis komparatif, beberapa dapat disimpulkan berikut ini :

1.Dalam mekanisme operasional KJKS Amanah mereka mempunyai waktu kerja setiap Senin – Jum’at (jam 08.00 s/d 16.00) sedangkan hari Sabtu (jam 08.00 s/d 12.00). Untuk Manager dan Teller setiap hari kerja datang, sedangkan untuk Kolektor setiap Senin, Rabu dan Jum’at (untuk menyetor uang setoran). Sedangkan di KJKS BMT AL-Fath dalam mekanisme operasionalnya, Teller bertugas melayani transaksi, Jasa Mitra bertugas melayani mitra untuk pengajuan pembiayaan serta keluhan-keluhan para mitra. Funding Officer bertugas untuk menghimpun dana. Account Officer bertugas untuk penagihan pembayaran angsuran. Sedangkan Pembukuan bertugas untuk menulis laporan kas sehari-hari.

2.Baik KJKS Amanah dan KJKS BMT Al-Fath kedua ini sudah menerapkan prinsip dasar operasionalnya dengan baik sesuai dengan perspektif ekonomi Islam, yaitu tolong menolong, kemitraan, kebersamaan usaha yang sehat, baik dan halal, memberikan keringanan kepada orang yang kurang mampu dalam pembiayaan, serta berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadist.

3.Peluang yang ada dalam KJKS Amanah adalah, masyarakat dapat memahami untuk bermumalah dengan baik secara islami, melatih mitra untuk dapat jujur,disiplin dan bertanggung jawab dalam mengajukan pembiayaan.


(1)

dengan adanya sosialisasi yang diadakan oleh koperasi jasa keuangan syariah Amanah ini, masyarakat dan mitra jadi lebih mengerti bahwa KJKS Amanah mempunyai produk-produk syariah, akad syariah, serta mengenal KJKS Amanah sebagai lembaga yang dapat memfasilitasi para mitra/masyarakat mikro untuk mendapat akses permodalan dengan mudah dan sesuai dengan syariah tanpa mitra merasa dirugikan dalam mengembalikan uang pinjaman yang telah mitra ajukan kepada koperasi jasa keuangan syariah amanah.13

Dan dalam prakteknya KJKS BMT AL-FATH IKMI juga mempunyai strategi manajemen operasional yang sama baiknya dengan koperasi jasa keuangan syariah amanah yaitu dengan memperoleh atau memegang kepercayaan yang mitra berikan kepada terhadap KJKS BMT Al-Fath IKMI, serta memberikan manfaat yang langsung atau tidak langsung kepada mitra, KJKS juga memberikan ketauladanan perilaku berdasarkan ajaran syariah yang telah diajarkan dalam Al-qur’an dan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dari mulai etika berpakaian, berbicara, bersikap (bukan hanya di dalam kantor, tetapi di masyarakat juga), di dalam memilih karyawan KJKS sangatlah mengedepankan syariat Islam, khususnya untuk karyawan pria, KJKS BMT Al-Fath benar-benar mencari karyawan pria yang tidak menjadi perokok aktif, dan dalam hubungan yang ada antara KJKS BMT Al-Fath dengan mitranya adalah sebagai teman atau partner, dimana di saat mitra mempunyai saran dan kritik semua dapat dibicarakan dengan kekeluargaan dan

13


(2)

59

musyawarah yang baik antara KJKS BMT Al-Fath dan mitra, Dan dalam pengembangannya KJKS BMT Al-Fath IKMI mengalami perkembangan yang baik dari hari ke hari karena mereka berangkat dari semangat untuk mensejahterakan umat, dan berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang mereka punya dengan mengikuti studi banding atau input-input yang ada dan terus belajar dan belajar untuk menjadikan KJKS BMT Al-fath sebuah lembaga syariah yang baik dari hari ke hari dengan memegang prinsip syariah yang ada dan selalu berpegang teguh pada ajaran Islam dalam menjalankan operasional serta manajemen yang ada di dalamnya.14

14


(3)

53

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan melalui kajian pustaka dan observasi langsung ke lapangan dengan metode analisis komparatif, beberapa dapat disimpulkan berikut ini :

1.Dalam mekanisme operasional KJKS Amanah mereka mempunyai waktu kerja setiap Senin – Jum’at (jam 08.00 s/d 16.00) sedangkan hari Sabtu (jam 08.00 s/d 12.00). Untuk Manager dan Teller setiap hari kerja datang, sedangkan untuk Kolektor setiap Senin, Rabu dan Jum’at (untuk menyetor uang setoran). Sedangkan di KJKS BMT AL-Fath dalam mekanisme operasionalnya, Teller bertugas melayani transaksi, Jasa Mitra bertugas melayani mitra untuk pengajuan pembiayaan serta keluhan-keluhan para mitra. Funding Officer bertugas untuk menghimpun dana. Account Officer bertugas untuk penagihan pembayaran angsuran. Sedangkan Pembukuan bertugas untuk menulis laporan kas sehari-hari.

2.Baik KJKS Amanah dan KJKS BMT Al-Fath kedua ini sudah menerapkan prinsip dasar operasionalnya dengan baik sesuai dengan perspektif ekonomi Islam, yaitu tolong menolong, kemitraan, kebersamaan usaha yang sehat, baik dan halal, memberikan keringanan kepada orang yang kurang mampu dalam pembiayaan, serta berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadist.

3.Peluang yang ada dalam KJKS Amanah adalah, masyarakat dapat memahami untuk bermumalah dengan baik secara islami, melatih mitra untuk dapat jujur,disiplin dan bertanggung jawab dalam mengajukan pembiayaan.


(4)

54

Sedangkan kendala yang di hadapi oleh KJKS Amanah adalah mitra tidak mempunyai jaminan di saat ingin mengajukan pembiayaan, dan mitra banyak yang merasa dipersulit dalam pembiayaan karena sekarang sudah lebih ketat dengan adanya akad yang lebih terperinci. Berbeda dengan KJKS BMT Al-FATH, KJKS ini mempunyai peluang bahwa masih banyak peluang di dalam usaha-usaha kecil yang belum mengakses ke perbankan. kendala eksternal yang dihadapi adalah pada administrasi dimana di saat mitra yang ingin membuka tabungan, mitra tidak mempunyai KTP domisili Jakarta, jadi secara administrasi menjadi kendala.

B. Saran-saran

1. Berdasarkan mekanisme operasional yang sudah diuraikan di dalam kesimpulan di atas, maka sebaiknya untuk KJKS Amanah diharapkan untuk lebih baik lagi dalam meningkatkan kinerja para karyawannya, terutama di bagian marketing dan penagihan.

2. Untuk prinsip dasar operasional yang sudah diterapkan oleh KJKS Amanah dan KJKS BMT AL-FATH, diharapkan untuk terus dipertahankan dan ditingkatkan.

Dan untuk KJKS Amanah dan BMT Al-Fath dalam pemberian pembiayaannya kepada mitra disarankan untuk menerapkan 5 C & 7 P.


(5)

Andjar Pachta W, Hukum Koperasi Indonesia: pemahaman, regulasi, pendirian, dan modal usaha, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007)

Amirullah Haris Budiyono. Pengantar Manajemen (Yogyakarta : Graha ilmu 2004) h.13

Aries Mufti, “Peranan MES dalam Mengembangkan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia,” Jurnal Mingguan Muamalatuna 2002, Ed. III, Vol. III.

Baihaqi abd. Madjid dan saifuddin A. Rasyid, (ed), Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistim Syariah; Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia, (Jakarta: PINBUK,2000)

Freddy Rangkuti. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2004)

Hendrojogi. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktik. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002)

Hir,”Mendongkrak Bisnis UKM lewat PT. UKMI”, Republika (Jakarta), 7 Juli 2004

Karnaen A. Perwaatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Jakarta, Usaha Kami, Oktober 1996)

Mahendro Nugroho, “Usaha Masyarakat Marjinal Perkotaan : Dampak Bunga Uang dan Alternative Pembiayaan Berbasis Islam”, Makalah disampaikan pada


(6)

Seminar nasional : Dampak Bunga Uang Terhadap Perekonomian Indonesia, Jakarta, 23 April 2002

Nur S. Buchori. .Koperasi Syariah (Jawa Timur: Masmedia Buana Pustaka)

Saifuddin A. Rasyid, Konsep BMT, http/www.Bmtlink.web.id, diakses pada 16 Juli 2010

Winarmo Suracmad, Dasar dan Tehnik Research (Bandung: CV. Tarsito, 1972)

BMT KJKS Al-Fath, profil BMT KJKS al-fath, (Jakarta : BMT KJKS Amanah, 2010)

KJKS Amanah, Profil KJKS Amanah, (Jakarta : KJKS Amanah, 2010)

Wawancara pribadi dengan Bapak Mudhalifin, Jombang Raya, 6 September 2010

Wawancara pribadi dengan Bapak Saimin, Ciputat, 2 September 2010

http://adnilvol.blogspot.com/2009/04/baitul-maal-wa-tamwil.html, diakses 4 september 2010

http://www.google.co.id/search?q=manajemen+operasional+KJKS.pdf diakses 4 september 2010

http://smecda.com/deputi7/file-makalah/Ikm.html

http://sallaccaedulis.blogspot.com/2009/03/artikel-analisis-swot.html.diakses 13 Oktober 2010