xii
C. Perilaku Shalat Magrib Berjamaah Para Siswa-Siswi Sesudah Melihat Sinetron Anak Jalanan.................................................. 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 82 B. Saran........................................................................................... 84
C. Kata Penutup............................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
THE EFFECTS OF “ANAK JALANAN “SOAP OPERA TOWARDS THE BEHAVIOR TO PARTICIPATE IN MAGRIB PRAYER CONGREGRATION
AMONG STUDENTS OF MTs UMMUL QURO SLEMAN YOGYAKARTA
ABSTRACT This research aimed at 1 finding out the story of
“Anak Jalanan” soap opera aired on TV during the prime time; 2 identifying the behavior of Magrib prayer congregaction
among the students before watching “Anak Jalanan” soap opera; 3 analyzing the behavior of Magrib
prayer congregation among the students who watch “Anak Jalanan” soap opera ; 4 finding out the effects of “Anak Jalanan” soap opera towards the behavior to participate in
maghrib prayer congregration among the students of MTs Ummul Quro Sleman Yogyakarta. This research employed phenomenological approach. The research subjects consisted of
students whose characteristics are watching and are familiar with
“Anak Jalanan” soap opera and participate in Magrib prayer congregration. The data collection was done through
interviews, observation, and documentation. The data were analyzed based on Miles and Huberman’s theories of 1 data reduction; 2 data presentation; 3 data verification using
triangulation.
The research result shows that 1 the story in “Anak Jalanan” is about a gang of sport motorbikers who are involved in fights and brawls with other similar gangs and the conflicts
between Boy and Reva with Adriana; 2 the behavior to participate in Magrib prayer congregration before watching “Anak Jalanan” soap opera because they still participate in
Magrib prayer congregration; 3 the behavior to participate in Magrib prayer congregration after watching “Anak Jalanan” soap opera becomes worse; 4 “Anak Jalanan” soap opera
has affects on the behavior to participate in Magrib prayer congregration among the students of MTs Ummul Quro, makes students come late, lazy and difficult to rule, to be less routine
until leave Magrib prayer congregration. Key words: “Anak Jalanan” soap opera, Magrib prayer congregration
xiv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan 1 mengetahui cerita Sinetron Anak Jalanan yang ditayangkan di TV pada jam tayang utama; 2 mengidentifikasi perilaku
shalat maghrib berjamaah para siswa-siswi sebelum melihat Sinetron Anak Jalanan; 3 menganalisis perilaku shalat maghrib berjamaah para siswa-siswi
setelah melihat Sinetron Anak Jalanan; dan 4 mengetahui pengaruh Sinetron Anak Jalanan terhadap perilaku shalat maghrib berjamaah pada siswa MTs
Ummul Quro Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa dengan karakteristik,
melihat dan mengetahui sinetron Anak Jalanan serta melakukan shalat magrib berjamaah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan menurut teori Miles dan Huberman
1 reduksi data; 2 penyajian data 3 verifikasi data menggunakan triangulasi
sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1 Cerita Sinetron Anak
Jalanan menceritakan tentang perkumpulan geng motor sport yang diwarnai berkelahi dan tawuran antar geng serta adanya konflik antara Boy dan Reva
dengan Adriana; 2 Perilaku shalat maghrib berjamaah siswa sebelum melihat sinetron Anak Jalanan baik karena mereka masih melakukan perilaku shalat
maghrib berjamaah; 3 Perilaku shalat maghrib berjamaah siswa sesudah melihat sinetron Anak Jalanan menjadi kurang baik; 4 Sinetron Anak Jalanan
berpengaruh terhadap perilaku shalat maghrib berjamaah pada siswa
MT’s Ummul Quro, menjadikan siswa terlambat, malas, susah diatur menjadi kurang
rutin bahkan sampai meninggalkan perilaku shalat maghrib berjamaah.
Kata Kunci: Sinetron Anak Jalanan, Shalat Maghrib Berjamaah
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Pasal 1 ayat 4. Bab 1 berbunyi Penyiaran televisi adalah media
komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa
program yang teratur dan berkesinambungan http:www.kpi.go.id
Diakses tanggal
22 Februari 2016.
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang yang
dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, 2009 : 188.
Fungsi komunikasi massa dikemukakan oleh Effendy dalam secara umum yaitu: 1.
Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar
informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa,
pendengar atau pembaca. 3.
Fungsi Memengaruhi Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan
cognitive, perasaan affective, maupun tingkah laku conative Ardianto, 2007 : 18.
Televisi merupakan suatu media massa yang tidak bisa dipisahkan. Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya
kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar Soerjokanto, 2003:24.
Di zaman ini banyak ditemukan stasiun televisi yang dapat dijumpai. Pada awalnya hanya terdapat TVRI yang merupakan televisi milik pemerintah. Setelah
satu dekade hingga saat ini banyak bermunculan satsiun televisi milik swasta, seperti RCTI, INDOSIAR, ANTV, GLOBAL TV, TRANS TV, SCTV, TV ONE, METRO
TV dan masih banyak lagi belum yang ada disiaran parabola semakin menambah gairah untuk menonton televisi. Bahkan sekarang dengan adanya internet orang
sudah bebas mengakses televisi tidak hanya acara dalam negeri tetapi juga acara
diluar negeri. Ini sudah menjadi lebih dari cukup orang untuk menonton televisi hampir setiap waktu.
Televisi telah menjadi suatu fenomena besar diabad ini, hal yang harus diakui bahwa perannya sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan
wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produksi- produksi tertentu, disebabkan semakin lama, semakin menarik, meskipun
memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama di depan pesawat penerimannya Darwanto,
2007:27. Banyak acara televisi yang bermanfaat untuk ditonton. Salah satu acara
televisi yang digemari masyarakat Indonesia adalah sinetron. Sinetron dengan cerita yang beragam, alur cerita yang tidak biasa sehingga yang membuat penonton tertarik
untuk melihatnya dan memberikan kesan pada para penonton. Sinetron memperlihatkan sisi sosial dan kehidupan yang lebih luas dan bahkan yang belum
diketahui oleh para penonton atau orang dilingkungannya yang belum pernah mereka alami, termasuk juga para siswa-siswi remaja MTs Ummul Quro. Para
remaja dalam melihat sinetron dapat mengambil isi cerita dan hikmah yang terkandung di dalam sinetron untuk mengambil sikap dalam kehidupan remaja
dilingkungannya maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Sinetron juga sebagai salah satu pengenalan kehidupan remaja dari masa kanak-kanak tumbuh menjadi
remaja yang baik dan bijak.
Kenyataanya banyak sinetron memperlihatkan hal yang negatif, dari cara berpakaian yang kurang sopan dan perilakunya yang tidak baik. Seperti halnya
sinetron Anak Jalanan. Sinetron ini tayang di jam prime atau jam tayangan utama dengan mengusung tema remaja dengan tokoh utama Si Boy. Dalam isi ceritanya
diperlihatkan adanya segerombolan geng motor dijalan bertarung dengan balap motor diringi dengan perkelahian disertai juga tawuran antar geng motor. Isi cerita
juga yang memperlihatkan kisah romantis antara Boy dengan Reva dan juga terdapat konflik-konflik yang lainnya.
Ternyata apa yang diperlihatkan di sinetron anak jalanan ternyata mempengaruhi jiwa para remaja termasuk siswa MTs Ummul Quro. Mereka
mengakui menirukan hal negatif seperti pacaran, membentuk geng dan terdapat salah satu dari teman mereka yang berdandan berlebihan seperti menggunakan make
up yang tidak wajar. Ada juga remaja yang tadinya pasif menjadi agresif seperti berbuat kerusakan atau berkelahi. Hal ini menjadikan sinetron anak jalanan tidak
hanya mengubah perilaku tetapi sifat alami dari remaja itu sendiri Wawancara S
iswa MT’s Ummul Quro: Dandi, Dian, dan Yudha Tanggal 2 Maret 2016. Kasus akibat dari menonton sinetron Anak Jalanan yaitu, aksi dua bocah
yang masih baru berusia belasan tahun. Kedua bocah ini sudah menjalin asmara dan melakukan adegan ciuman. Tak hanya itu, bocah yang seharusnya sibuk dengan
pelajaran sekolahnya ini berani mengunggah foto-foto tersebut di akun media sosialnya sambil berkata
Sudah kayak Boy dan Reva. Tinggal minta motor Ninja sama mama, tulis bocah tersebut mengunggah foto ciuman dan berpelukan. Foto