BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai perbandingan taksiran berat janin antara ibu obesitas dan ibu tidak obesitas
berdasarkan rumus Dare di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Penelitian ini dimulai tanggal 24 April 2015 sampai dengan 4 Juni 2015 dengan jumlah
responden 30 orang ibu hamil di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. 1. Hasil penelitian
Hasil penelitian meliputi data umum dan data khusus. Data-data tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan kemudian dideskripsikan.
1.1. Data umum
Penyajian data umum meliputi karakteristik data demografi dan karakteristik data berat badan responden. Karakteristik data demografi
responden yaitu usia, usia kehamilan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan paritas ibu hamil yang mengalami obesitas dan tidak obesitas.
Sedangkan karakteristik data berat badan responden meliputi Indeks Massa Tubuh sebelum hamil.
Universitas Sumatera Utara
34
Universitas Sumatera Utara
1.1.1. Karakteristik data demografi responden
Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik data demografi responden di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
Karakteristik Responden
Ibu obesitas Ibu tidak obesitas
frekuensi Persentase
frekuensi Persentase
Usia Ibu tahun 20
20-35 35
11 4
73,3 26,7
2 13
13,3 86,7
Usia Kehamilan minggu
28-31 32-35
36-40
15 100
3 7
5 20,0
46,7 33,3
Pendidikan SMP
SMA PT
10 5
66,7 33,3
3 5
7 20,0
33,3 46,7
Pekerjaan PNS
Wiraswasta IRT
2 3
10 13,3
20,0 66,7
3 8
4 20,0
53,3 26,7
Penghasilan Rp 500.000 sd
Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 sd
Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
2 4
9 13,3
26,7 60,0
5 6
4 33,3
40,0 26,7
Paritas Primigravida
Multigravida 4
11 26,7
73.3 9
6 60,0
40,0
Tabel 5. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang mengalami obesitas berusia 20-35 tahun sebanyak 11
responden 73,3, berada pada usia kehamilan 36-40 minggu sebanyak 15 responden 100, tamatan SMA sebanyak 10
responden 66,6, bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10 responden 66,6, memiliki penghasilan Rp
Universitas Sumatera Utara
35
Universitas Sumatera Utara
2.000.000 sebanyak 9 responden 60, dan multigravida sebanyak 11 responden 73,3.
Sedangkan ibu hamil yang tidak mengalami obesitas sebagian besar berusia 26-35 tahun sebanyak 13 responden
86,6, berada pada usia kehamilan 32-35 minggu sebanyak 7 responden 46,7, tamatan perguruan tinggi sebanyak 7
responden 46,6, bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 8 responden 53,3, memiliki penghasilan Rp 1.000.000 sd Rp
2.000.000 sebanyak 6 responden 40, dan primigravida sebanyak 9 responden 60.
1.1.2. Karakteristik data berat badan responden
1.1.2.1. Indeks Massa Tubuh sebelum hamil
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan data responden yang memiliki indeks
massa tubuh kurang sebelum hamil dengan nilai IMT 18,5 kgm
2
yaitu sebanyak 3 responden 10,0. Responden yang memiliki IMT normal sebelum hamil
dengan nilai IMT 18,8-24,9 kgm
2
yaitu sebanyak 16 responden 53,3. Responden yang memiliki IMT
overweight sebelum hamil dengan nilai IMT 25-29,9 kgm
2
yaitu sebanyak 9 responden 30,0, dan responden yang memiliki IMT obesitas sebelum hamil
Universitas Sumatera Utara
36
Universitas Sumatera Utara
dengan nilai IMT 30 kgm
2
sebelum hamil yaitu 2 responden 6,7.
1.2. Data khusus
Data khusus meliputi taksiran berat janin ibu obesitas, taksiran berat janin ibu tidak obesitas, dan perbandingan taksiran berat janin
antara ibu obesitas dan ibu tidak obesitas berdasarkan rumus Dare. 1.2.1. Taksiran berat janin ibu obesitas
Tabel 6. Distribusi taksiran berat janin ibu obesitas berdasarkan rumus Dare di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
Taksiran Berat Janin Ibu Obesitas
Mean SD
4281,80 147,849
Tabel 6. menunjukkan bahwa 15 responden ibu hamil yang mengalami obesitas memiliki taksiran berat janin 4000
100 dan memiliki rata-rata taksiran berat janin 4281,80 gram. Dengan demikian dapat disimpulkan seluruh responden
memiliki berat janin lebih. 1.2.2. Taksiran berat janin ibu tidak obesitas
Tabel 7. Distribusi taksiran berat janin ibu tidak obesitas berdasarkan rumus Dare di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
Taksiran berat janin Ibu tidak obesitas
Mean SD
3169,13 233,634
Tabel 7. menunjukkan bahwa 15 responden ibu hamil yang tidak mengalami obesitas memiliki taksiran berat janin
2500-4000 100 dan memiliki rata-rata taksiran berat janin
Universitas Sumatera Utara
37
Universitas Sumatera Utara
3169,13 gram. Dengan demikian dapat disimpulkan seluruh responden memiliki berat janin normal.
1.2.3. Perbandingan taksiran berat janin antara ibu obesitas dan ibu tidak obesitas
Tabel 8. Hasil uji normalitas data taksiran berat janin ibu obesitas dan ibu tidak obesitas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
Ibu Hamil Shapiro-Wilk
df Sig.
Taksiran berat janin Obesitas
15 0,07
Tidak obesitas 15
0,30 Pada tabel 8. peneliti menguji normalitas data terlebih
dahulu menggunakan Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah responden 50. Peneliti mendapatkan nilai signifikan untuk
ibu obesitas yaitu 0,07 dan nilai signifikan untuk ibu tidak obesitas yaitu 0,30.Hal ini menunjukkan data yang diperoleh
peneliti berdistribusi normal dengan nilai signifikan diatas 0,05. Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal, peneliti
melakukan uji beda menggunakan uji t tidak berpasangan independent t-test dan mendapatkan nilai signifikan yaitu
0,00 yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara taksiran berat janinibu obesitas dan ibu tidak obesitas di Klinik Bersalin
Sumiariani Medan Johor. Hasil uji parametrik independent-t test perbedaan taksiran berat janin antara ibu obesitas dan ibu
tidak obesitas dapat dilihat pada tabel 9.
Universitas Sumatera Utara
38
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Hasil uji Independent t-test perbedaan taksiran berat janin antara ibu obesitas dan ibu tidak obesitas di Klinik Bersalin Sumiariani
Medan Johor.
Variabel T Score
Sig.
Taksiran berat janin antara ibu obesitas dan ibu tidak obesitas
15,586 0,00
2. Pembahasan
2.1. Karakteristik demografi responden
Berdasarkan data yang diperolehpada tabel 5. hasil penelitian didapatkan dari 15 responden ibu hamil yang mengalami obesitas, 9
responden 73,3 berada pada usia reproduksi sehat yaitu 20-35 tahun dan 4 responden 26,6 berada pada usia reproduksi tua yaitu
35 tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudirtayasa 2014 yang menyatakan bahwa obesitas dapat terjadi pada semua rentang usia
mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Obesitas lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan laki-laki dan sebagian
besar terjadi pada usia reproduktif sehingga secara tidak langsung meningkatkan prevalensi kehamilan dengan obesitas.
Berdasarkan usia kehamilan dari 15 reponden ibu hamil yang mengalami obesitas seluruh responden 100 berada pada usia
kehamilan 36-40 minggu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Cheung 2008 yang menyatakan selama kehamilan trimester tiga
berat badan akan terus meningkat dengan cepat. Pada minggu ke-35, penambahan berat badan akan lebih cepat dibandingkan dengan
seluruh masa kehamilan dan berlangsung sampai minggu ke-36
Universitas Sumatera Utara
39
Universitas Sumatera Utara
dimana volume darah meningkat hingga 40. Pada minggu ke-37 penambahan berat akan melambat atau berhenti dan pada minggu ke-
38 kemungkinan berat badan tidak akan bertambah lagi Berdasarkan tingkat pendidikan dari 15 responden ibu hamil
yang mengalami obesitas 10 responden 66,7 adalah tamatan SMA dan 5 responden 33,3 adalah tamatan perguruan tinggi. Sedangkan
dari 15 responden ibu hamil yang tidak mengalami obesitas, mayoritas responden yaitu sebanyak 7 orang 46,7 adalah tamatan perguruan
tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Labonte et al. 2012 dalam Tahir, Thaha dan Najamuddin, 2014 yang mengatakan bahwa
masalah gizi pada ibu hamil timbul disebabkan karena ketidaktahuan atau kurangnya informasi tentang gizi yang memadai. Pengetahuan
tentang makanan sehat sering kurang dipahami oleh golongan yang tingkat pendidikannya kurang dimana mereka lebih mementingkan
rasa dan harga daripada nilai gizi makanan. Berdasarkan pekerjaan dari 15 responden ibu hamil yang
mengalami obesitas, mayoritas responden yaitu sebanyak 10 responden 66,7 berprofesi sebagai IRT. Sedangkan dari 15
responden ibu hamil yang tidak mengalami obesitas, mayoritas responden yaitu sebanyak 8 responden 53,3 berprofesi sebagai
wiraswasta. Menurut penelitian Tahir et al. 2014 dengan proporsi responden penelitian yang tidak bekerja sebanyak 30 responden
66,7 dan yang bekerja sebanyak 15 responden 33,3, perbedaan
Universitas Sumatera Utara
40
Universitas Sumatera Utara
proporsi berdasarkan pekerjaan memiliki hubungan dan besar risiko yang bermakna dengan obesitas OR 4,971, sehingga dapat diartikan
bahwa responden yang tidak bekerja memiliki peluang 4,971 kali untuk mengalami obesitas. Hal ini terkait dengan pekerjaan responden
yang umumnya adalah ibu rumah tangga dan didukung oleh Flier 2008 dalam Sudirtayasa, 2015 yang menyatakan obesitas terjadi jika
terdapat ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas fisik atau banyaknya asupan nutrisi yang tidak diimbangi dengan
pemakaian energi. Berdasarkan penghasilan dari 15 responden ibu hamil yang
mengalami obesitas, mayoritas reponden yaitu sebanyak 9 responden 60 memiliki penghasilan Rp 2.000.000. Sedangkan dari 15 ibu
hamil yang tidak mengalami obesitas, mayoritas responden yaitu sebanyak 6 responden 40 memiliki penghasilan Rp 1.000.000 sd
Rp 2.000.000. Tahir, et al. 2014 dalam penelitiannya dengan proporsi responden penelitian yang memiliki pengeluaran rendah
sebanyak 43 responden 95,6 dan yang memiliki pengeluaran tinggi sebanyak 2 responden 4,4 mendapatkan hasil perbedaan proporsi
berdasarkan pengeluaran memiliki hubungan dan besar risiko yang bermakna dengan obesitas p=0,041 dimana responden yang
memiliki kategori tinggi terdapat pada kelompok obesitas. Labonte et al. 2012 dalam Tahir et al. 2014 mengatakan tingkat pengeluaran
sangat berpengaruh terhadap konsumsi energi. Seseorang yang
Universitas Sumatera Utara
41
Universitas Sumatera Utara
mempunyai pengeluaran perbulan tinggi akan mempunyai daya beli yang tinggi pula sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk
memilih berbagai jenis makanan. Hal serupa didukung oleh Flier 2008 dalam Sudirtayasa, 2015 yang menyatakan lingkungan juga
berperan terhadap terjadinya obesitas, pada negara industri obesitas lebih banyak diderita oleh wanita dari kelompok sosial bawah
sedangkan di negara berkembang obesitas lebih banyak diderita oleh wanita dari strata sosial atas.
Yueniwati dan Rahmawati 2002 dalam Mappeboki, 2009 menyatakan gizi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Ada hubungan erat antara tingkat keadaan gizi dengan konsumsi makan
dimana tingkat keadaan gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan gizi optimal terpenuhi. Apabila konsumsi gizi makanan pada
seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi malnutrisi. Malnutrisi mencakup gizi lebih overnutrition dan gizi
kurang undernutrition. Dari segi kesehatan obesitas merupakan salah satu penyakit salah gizi sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh
melebihi kebutuhan. Gaya hidup, sikap dan perilaku, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi. Moehji 2003 dalam Puspitasari, 2011 mengatakan masa hamil
adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi
Universitas Sumatera Utara
42
Universitas Sumatera Utara
yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Status gizi ibu sebelum hamil dan selama kehamilan dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Robert et al. 1985 dalam Maghfiroh, 2015 menambahkan bila status gizi
normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat cukup bulan dengan berat badan normal.
Kondisi ekonomi dapat mempengaruhi asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan berpengaruh terhadap status gizi ibu. Jika
asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil terpenuhi dengan baik, maka status gizi ibu dapat dikatakan baik atau ideal.
Berdasarkan paritas dari 15 responden ibu hamil yang mengalami obesitas, mayoritas responden yaitu sebanyak 11 orang
73,3 termasuk dalam golongan multigravida. Sedangkan dari 15 responden ibu hamil yang tidak mengalami obesitas, mayoritas
responden yaitu sebanyak 9 orang 60 termasuk dalam golongan primigravida. Cunningham et al., 2013 menyatakan wanita yang
mengalami obesitas selama masa kehamilan cenderung mengalami retensi berat badan yang lebih besar 1 tahun setelah melahirkan.
2.2.Karakteristik Indeks Massa Tubuh sebelum hamil Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian
didapatkan mayoritas responden yaitu sebanyak 16 responden 53,3 memiliki Indeks Massa Tubuh yang normal sebelum
hamil. Sedangkan responden yang sudah mengalami overweight
Universitas Sumatera Utara
43
Universitas Sumatera Utara
sebelum hamil sebanyak 9 responden 30,0 dan obesitas sebanyak 2 responden 6,7. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Irawati 2003 yang menyatakan IMT sebelum hamil berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir dan penambahan
berat badan ibu selama kehamilan. 2.3.Taksiran berat janin ibu obesitas berdasarkan rumus Dare
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian didapatkan taksiran berat janin pada ibu hamil yang mengalami
obesitas berdasarkan rumus Dare yaitu 4000 gram 100 dengan rata-rata taksiran berat janin 4281,80 gram Mean=
4281,80, SD= 147,849. Leveno et al. 2009 mengatkan obesitas pada ibu hamil
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya bayi besar atau makrosomia yaitu suatu kondisi bayi baru lahir dengan berat lahir
4000 gram. Kata makrosomia agak kurang tepat digunakan untuk menjelaskan janin-neonatus yang sangat besar karena janin
yang sangat besar belum dapat diperkirakan secara akurat sehingga diagnosis makrosomia hanya dapat dipastikan setelah
bayi lahir dan ditimbang berat badannya. Namun perkiraan berat badan janin dapat dilakukan sebelum bayi dilahirkan untuk
mengantisipasi risiko distosia bahu, fraktur klavikula, dan cedera pleksus brakialis.
Universitas Sumatera Utara
44
Universitas Sumatera Utara
Taksiran berat janin berperan penting selama masa kehamilan dan dalam penatalaksanaan persalinan. Metode taksiran
berat janin yang sesuai dengan kondisi ibu hamil obesitas adalah dengan menggunakan rumus Dare yaitu tinggi fundus uteri
dikalikan dengan lingkar perut ibu Pal Modak, 2013. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dare et al.1990 dalam penelitiannya
mengenai penghitungan taksiran berat janin dengan perkalian antara tinggi fundus uteri dan lingkar perut ibu abdominal girth
pada 498 pasien dan mendapatkan korelasi yang baik antara angka taksiran dengan berat janin sesungguhnya r = 0,742. Dalam studi
ini, rumus Dare sedikit lebih akurat dibandingkan dengan rumus Johnson dikarenakan kurangnya koreksi untuk obesitas pada
model Dare dan tingginya prevalensi wanita 90 kg dalam populasi studinya. Mortazavi dan Akaberi 2008 dalam
penelitiannya mengenai perbandingan antara pengukuran taksiran berat janin dengan metode abdominal girth menambahkan,
abdominal girth mempunyai presisi yang lebih tepat dalam memperkirakan berat badan janin 4000 gram. Sedangkan dalam
penelitian Johnson dan Toshach 1954 mengenai penghitungan taksiran beratjanin pada 200 kasus terdapat koreksi pada wanita
hamil dengan obesitas 1 cm hanya berdasarkan dari 11 kasus dimana faktor koreksi pada wanita hamil obesitas harus dievaluasi
kembali dengan menggunakan sampel yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
45
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian terdapat 4 responden 26,6 ibu hamil yang mengalami obesitas berada pada usia reproduksi tua
yaitu 35 tahun memiliki taksiran berat janin 4000 gram.Hal ini sesuai dengan pernyataan Gayatri et al. 2003 yang menyatakan
bahwa semakin tua usia ibu maka bayi yang dilahirkan cenderung mengalami peningkatan berat lahir, namun pada ibu usia 40
tahun berat bayi yang dilahirkan akan menurun kembali. Jolly et al. 2011 dalam Hardiyanti, 2014 menambahkan dalam
penelitiannya, terdapat peningkatan kecenderungan ibu usia tua untuk melahirkan bayi dengan Besar Masa Kehamilan BMK.
Hal ini dikarenakan oleh perbedaan efek genetik dari masing- masing individu maupun lingkungan fetus pada ibu usia tua dan
usia muda. Namun hal ini tidak sesuai dengan pendapat Joseph et al. 2011 dalam penelitiannya yang menyebutkan terdapat
distribusi yang luas pada ibu dengan usia tua untuk melahirkan bayi dengan Kecil Masa Kehamilan KMK. Ibu berusia tua
memiliki risiko 1,29 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR. Hal ini dihubungkan dengan semakin buruknya perfusi
plasenta atau aliran nutrisi transplasenta pada ibu usia tua. Dari hasil penelitian terdapat 11 responden 73,3 ibu
hamil yang mengalami obesitas dan memiliki taksiran berat janin 4000 gram adalah multigravida. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Nahum et al. 2002 dalam Harahap, 2014 yang
Universitas Sumatera Utara
46
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa jumlah paritas memiliki hubungan dengan berat janin dimana semakin banyak jumlah paritas, maka semakin
besar janin yang akan dilahirkan. Hal tersebut juga didukung oleh Larasati 2016 dalam penelitiannya tentang faktor risiko Berat
Badan Lahir Lebih BBLL di Kota Yogyakarta pada 73 responden dan didapatkan hasil mayoritas responden yang
melahirkan bayi dengan berat badan lebih yaitu sebanyak 46 responden 63,0 adalah multiparitas. Maryunani dan Puspita
2015 menyatakan bahwa terdapat kecenderungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar dari anak pertama
karena pada umumnya berat bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80-120 gram dari berat bayi sebelumnya.
2.4.Taksiran berat janin ibu tidak obesitas berdasarkan rumus Dare Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian
didapatkan taksiran berat janin pada ibu hamil yang tidak mengalami obesitas berdasarkan rumus Dare yaitu 2500-4000
gram 100 dengan rata-rata taksiran berat janin 3169,13 gram Mean= 3169,13, SD= 233,634. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Thomson et al. 1986 yang menyatakan bahwa wanita dengan penambahan berat badan normal selama masa kehamilan
memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kejadian makrosomia.
Universitas Sumatera Utara
47
Universitas Sumatera Utara
2.5.Perbedaan taksiran berat janin ibu obesitas dan tidak obesitas Pada penelitian ini didapatkan nilai signifikan untuk ibu
obesitas yaitu 0,07 dan nilai signifikan untuk ibu tidak obesitas yaitu 0.30, hal ini menunjukkan data yang diperoleh peneliti
berdistribusi normal dengan nilai signifikan diatas 0,05. Peneliti melakukan uji beda menggunakan uji t tidak berpasangan
independent t-test dan mendapatkan nilai signifikan yaitu 0.00 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara taksiran
berat janin antara ibu obesitas dan ibu tidak obesitas berdasarkan rumus Dare di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Sativa 2011 dalam penelitiannya pada 122 responden ibu hamil dengan obesitas dan
9 responden ibu hamil dengan kategori underweight untuk melihat apakah terdapat perbedaan terhadap keluaran maternal dan
perinatal melaporkan terjadi peningkatan persentase kejadian makrosomia pada kelompok wanita hamil dengan obesitas yaitu
1,1 meningkat menjadi 9,1. Larasati 2016 dalam penelitiannya tentang faktor risiko
Berat Badan Lahir Lebih BBLL di Kota Yogyakarta pada 73 responden mendapatkan hasil mayoritas responden yang
melahirkan bayi dengan berat badan lebih mengalami kenaikan berat badan secara berlebihan obesitas maternal yaitu sebanyak
47 responden dan 26 responden mengalami kenaikan berat badan
Universitas Sumatera Utara
48
Universitas Sumatera Utara
normal selama kehamilan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahmah 2014 dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang mengalami obesitas maternal cenderung melahirkan bayi dengan BBLL.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN