Campuran Limbah Karbit HASIL-HASIL PENELITIAN TERDAHULU
                                                                                8
terbang fly ash, FA dapat digunakan sebagai bahan pengganti semen. Jaturapitakkul dan  Roongreung  2003  mengkaji  pasta  dan  mortar  dari  campuran  CCR  dan  RHA
dengan  variasi  perbandingan  20:80,35:65,  50:50,  65:35,  dan  80:20.  Mortar  tersebut dibuat  dengan  perbandingan  air-semen  sebesar  0,65.  Dua  jenis  pengujian  yang
dilakukan  adalah  uji  setting  time  pasta  campuran  CCR  dan  RHA  dan  kuat  tekan mortar. Kuat tekan mortar diuji pada umur benda uji 1, 3, 7, 14, 28, 60, 90, dan 180
hari.  Sebagai  variabel  kontrol  dibuat  pula  benda  uji  dengan  bahan  semen  atau original portland cement OPC. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kuat tekan
mortar mencapai nilai yang tertinggi dengan campuran CCR dan RHA sebanyak 50 : 50  namun  masih  lebih  rendah  dibandingan  dengan  OPC.  Kuat  tekan  mortar
meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Namun demikian, setting time pasta campuran CCR dan RHA masih lebih lama dibandingkan dengan pasta OPC. Mortar
dengan campuran 50 CCR dan 50 RHA mencapai kuat tekan yang paling tinggi yaitu  15,6  MPa  dan  19,1  MPa  masing-masing  pada  umut  28  dan  180  hari.  Bahan
semen dari CCR dan RHA ini dapat digunakan untuk beton mutu rendah. Hasil yang serupa ditunjukkan oleh Krammart dan Tangtermsirikul 2003, 2004
yang  mana  melakukan  kajian  terhadap  pasta  dan  mortar  dari  semen  yang  dicampur dengan bottom ash yang berasal dari limbah padat rumah tangga atau municipal solid
waste MSW dan juga limbah karbit Kadar masing – masing MSW dan CCR yang
dicampur  dengan  semen  adalah  5  dan  10  dari  berat  semen.  Waktu  ikat  dari campuran pasta MSW
– semen dan CCR – semen tidak banyak berbeda dengan pasta semen, tetapi  lebih lama daripada pasta semen.  Lamanya  waktu  ikat ini  disebabkan
oleh rendahnya kandungan C3S dan tingginya  C2S bila dibandingkan dengan pasta semen Portland. Kuat tekan mortar dari bahan MSW lebih rendah dari mortar semen
bila  kadar  MSW  bertambah.  Rendahnya  kuat  tekan  ini  disebabkan  oleh  kandungan CaO  yang  rendah  dan  SiO
2
yang  tinggi  di  dalam  MSW  bila  dibandingkan  dengan CCR.  Krammat    Tangtermsirikul  2004  semen  dari  bahan  MSW  dan  CCR
memiliki  unjuk  kerja  yang  lebih  terhadap  sulfat  daripada  semen  normal.  Hal  ini disebabkan  oleh  rendahnya  kandungan  C3S  dan  C3A  di  dalam  semen  MSW  dan
CCR. Penelitian  sebelumnya  telah  banyak  membahas  tentang  perilaku  mekanika
campuran  kapur  karbit  dengan  bahan  lain  seperti  RHA,  FA  dan  MSW  baik  dalam bentuk mortar dan pasta. Somna dkk. 2011 melakukan kajian  terhadap  pasta  yang
9
terbuat  dari  bahan  CCR  dan  campuran  CCR-FA.  Rasio  berat  CCR  terhadap  FA adalah  30:70.  Untuk  menghasilkan  pasta  bahan  tersebut  dicampur  air  dengan
perbandingan  air  dan  bahan  ikat  water-to-binder,  wb  sebesar  0,3;  0,4;  dan  0,5. Pasta tersebut dicetak dalam cetakan silinder plastik berukuran diameter 30 mm dan
tinggi  60  mm.  Setelah  umur  7,  14,  28,  42,  dan  60  hari,  pasta  diuji  kuat  tekan  yang mengacu  pada  ASTM  D1633.  Hasil  pengujian  menunjukkan  bahwa  kuat  tekan
meningkat  seiring  dengan  umur  benda  uji.  Tanpa  menggunakan  semen  portland, pasta CCR-FA dengan wb 0,3 dapat  menghasilkan kuat  tekan hingga 8,5 MPa dan
9,2 MPa masing-masing pada umur 28 dan 60 hari. Benda uji dengan wb 0,3 dan 0,5 memiliki  kuat  tekan  yang  tertinggi  dan  terendah.  Hasil  ini  mengindikasikan  bahwa
rasio  wb  merupakan  faktor  penting  yang  mempengaruhi  kuat  tekan  pasta  CCR-FA sebagaimana terjadi pula pada pasta semen. Keberadaan CSH dalam pasta CCR-FA
meningkatkan kuat tekan pasta.