Metode Analisis Data Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten Di Sumatera Uatara Tahun 2008-2010

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Dependen Y Belanja Modal Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang member manfaat lebih dari satu periode akuntansi

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan bantuan program Software SPSS for windows 18.0. Adapun tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pengujian asumsi klasik Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat tersebut adalah harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolonieritas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. Untuk Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera utara itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Jika terdapat data yang terdistribusi secara tidak normal maka uji statistik t dan F tidak dapat diterapkan. Pengujian tentang normal atau tidaknya suatu data dilakukan dengan 2 cara yaitu : dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik untuk melihat distribusi normal dapat dilihat dengan grafik histogram dan grafik normal Probability-Plot. Sedangkan dengan uji statistik dapat dilakukan dengan uji non parametric Kolmogorov-Smirnov. b. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Jika variable bebas independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel tidak orthogonal. Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera utara Variabel Orthogonal adalah adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam suatu model regresi adalah sebagai berikut. 1 Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolonieritas VIF =1Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 110=0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. 2 Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70 maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolonieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antarvariabel independen sehingga terjadi multikolonieritas. 3 Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R 2 maupun R- square diatas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dimodel terkena multikolonieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera utara pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastistas. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedasitas Homoskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. 1 melihat Grafik Plot, 2 uji Park, 3 uji Glejser, 4 uji White. Kebanyakan data crosssection mengandung situasi Heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, besar. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan dengan periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul karena residual Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera utara kesalahan penggangu tidak bebas dari satu observasi ke obsertvasi berikutnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena “gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi seorang individukelompok yang sama pada periode berikutnya. 2. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana single regression dan analisis regresi berganda multiple regressions. Hipotesis pertama H1 dan hipotesis kedua H2 dianalisis dengan model regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh masing-masing variabel yaitu pajak daerah dan retribusi daerah terhadap belanja modal secara terpisah sedangkan Hipotesis ketiga dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat pengaruh seluruh variabel secara serentak. Hipotesis ini juga dapat dianalisis dengan melakukan uji: a. Uji statistik “t” atau uji signifikan parameter individual, untuk menunjukkan seberapah jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen. Pengujian hipotesis pertama H 1 dianalisis dengan regresi sederhana untuk melihat pengaruh variabel pajak daerah terhadap belanja modal secara parsial. b. Uji statistik “F” atau uji signifikansi simultan ; untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera utara pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau dependen. Pengujian hipotesis ketiga dianalisis dengan regresi berganda untuk melihat pengaruh varibel pajak daerah dan retribusi daerah secara simultan terhadap belanja modal Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera utara BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten / Pemerintah Kota di Sumatera Utara

0 3 105

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota di Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota di Sumatera Utara

0 0 3

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota di Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota di Sumatera Utara

0 0 41

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota di Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota di Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten Di Sumatera Uatara Tahun 2008-2010

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten Di Sumatera Uatara Tahun 2008-2010

0 0 17