Pengujian Autotracking Sudut Azimuth

50 penerima didapatkan jarak maksimal yang dapat dijangkau oleh antena stasiun penerima sejauh ±700 meter. Gambar 4.4 Proses kalibrasi digital kompas terhadap posisi timur

4.2.1 Pengujian Autotracking Sudut Azimuth

Pengujian autotracking sudut azimuth dilakukan di lapangan FISIP Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang berada di Jl. Dr.A.Sofian. Alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena wilayah lapangan yang luas dan pengujian membutuhkan kondisi LOS Line of Sight agar pengiriman data tidak terganggu. Gambar 4.5 adalah tampilan posisi stasiun penerima RX dan stasiun pengirim TX, dimana TX1 adalah posisi stasiun pengirim pada pengujian pertama, TX2 adalah posisi stasiun pengirim pada pengujian kedua, dan TX3 adalah posisi stasiun pengirim pada pengujian ketiga. Gambar 4.6 menunjukkan proses pengujian autotracking sudut azimuth di lapangan. Untuk memaksimalkan keakuratan penelitian, dilakukan sebanyak 10 kali percobaan dengan nilai input yang sama. Universitas Sumatera Utara 51 Gambar 4.5 Posisi stasiun penerima RX dan stasiun pengirim TX pada pengujian autotracking sudut azimuth Metode pengujian sistem autotracking sudut azimuth adalah sebagai berikut: 1. Stasiun penerima dihadapkan ke posisi timur sesuai dengan pembacaan modul digital kompas yang telah dikalibrasi sebelumnya, nilai pembacaan digital kompas ditampilkan di layar LCD. 2. Nilai latitude dan longitude dari kedua stasiun dimasukkan ke dalam program autotracking Arduino IDE kemudian program di-upload ke Arduino Nano pada stasiun penerima. 3. Stasiun penerima dihidupkan. 4. Pertama antena akan menghadap ke kiri utara, kemudian antena akan berputar ke arah kanan dan berhenti berputar di posisi yang diperintahkan oleh program. Universitas Sumatera Utara 52 5. Jarum penunjuk pada aktuator akan menunjuk ke posisi sudut dimana antena berhenti. 6. Ukur dan catat besar sudut azimuth yang terbentuk berdasarkan nilai sudut yang ditunjuk oleh jarum penunjuk pada aktuator. 7. Stasiun penerima dimatikan. 8. Ulangi langkah ke 3 - 7 sebanyak 10 kali percobaan. Gambar 4.6 Proses pengujian autotracking sudut azimuth di lapangan

A. Pengujian 1 Posisi stasiun penerima berada di latitude 3.557109° dan longitude

98.658201° sedangkan posisi stasiun pengirim berada di latitude 3.557471° dan longitude 98.658882°. Jarak antara kedua stasiun adalah 86,43 meter. Gambar 4.7 menunjukkan posisi sudut azimuth pada pengujian 1. Berikut adalah perhitungan sudut azimuth secara teoritis : x1 = 3.557109 y1 = 98.658201 Universitas Sumatera Utara 53 x2 = 3.557471 y2 = 98.658882 Gambar 4.7 Gambaran posisi sudut azimuth pada pengujian 1 Dimana untuk mendapatkan nilai A, nilai latitude stasiun pengirim dikurang nilai latitude stasiun penerima. A = x2 – x1 = 3.557471 - 3.557109 = 0.000362 Untuk mendapatkan nilai B, nilai longitude stasiun pengirim dikurang nilai longitude stasiun penerima. B = y2 – y1 = 98.658882 - 98.658201 = 0.000681 Karena nilai A dan B sudah diketahui, maka nilai Ø dapat dicari dengan menggunakan rumus pythagoras sederhana. Nilai positif dan negatif dari A dan B tidak diperlukan karena yang ingin dicari adalah besar sudut azimuth yang terbentuk sehingga nilai A dan B akan dimutlakkan. Ø = tan ⁄ Maka, Ø = tan . . ⁄ Universitas Sumatera Utara 54 Ø = Arc tan 1.88121547 Ø = . ° = ° Jadi, didapatkan besar sudut azimuth yang terbentuk antara posisi stasiun pengirim dan posisi stasiun penerima sebesar °. Tabel 4.1 adalah hasil pengujian sudut azimuth pada pengujian pertama. Tabel 4.1 Hasil pengujian autotracking sudut azimuth pertama No Posisi RX Posisi TX Besar Sudut Perhitungan Besar Sudut Pengukuran Besar Kesalahan Latitude Longitude Latitude Longitude 1 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 63° 1° 2 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 62° 0° 3 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 63° 1° 4 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 63° 1° 5 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 63° 1° 6 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 62° 0° 7 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 63° 1° 8 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 63° 1° 9 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 63° 1° 10 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 63° 1° Rata- Rata 3.557109° 98.658201° 3.557471° 98.658882° 62° 62,8° 0,8° Dari tabel 4.1 didapatkan rata-rata besar sudut pengukuran sebesar 62,8° dan rata-rata kesalahan sudut sebesar 0,8°. Gambar 4.8 menunjukkan grafik hasil pengukuran autotracking sudut azimuth pertama. Grafik berwarna biru adalah grafik hasil perhitungan sedangkan grafik berwarna merah adalah grafik hasil pengukuran. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa hasil pengukuran dari Universitas Sumatera Utara 55 percobaan 2 dan 6 sesuai dengan hasil perhitungan, sedangkan percobaan yang lain melenceng 1° lebih besar dari hasil perhitungan. Gambar 4.8 Grafik hasil pengujian autotracking sudut azimuth pertama

B. Pengujian 2 Posisi stasiun penerima berada di latitude 3.557109° dan longitude

98.658201° sedangkan posisi stasiun pengirim berada di latitude 3.556967° dan longitude 98.659556°. Jarak antara kedua stasiun adalah 152,46 meter. Gambar 4.9 menunjukkan posisi sudut azimuth pada pengujian 2 Berikut adalah perhitungan sudut azimuth secara teoritis : x1 = 3.557109 y1 = 98.658201 x2 = 3.556967 y2 = 98.659556 61.4 61.6 61.8 62 62.2 62.4 62.6 62.8 63 63.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 BE SA R S U D U T D E R A JA T PERCOBAAN P E N G UJ I A N AU TOT R AC K I N G A Z I M U T H 1 Hasil Perhitungan Hasil Pengukuran Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 4.9 Gambaran posisi sudut azimuth pada pengujian 2 Dimana untuk mendapatkan nilai A, nilai latitude stasiun pengirim dikurang nilai latitude stasiun penerima. A = x2 – x1 = 3.556967 - 3.557109 = -0.000142 Untuk mendapatkan nilai B, nilai longitude stasiun pengirim dikurang nilai longitude stasiun penerima. B = y2 – y1 = 98.659556 - 98.658201 = 0.001355 Karena nilai A dan B sudah diketahui, maka nilai D dapat dicari dengan menggunakan rumus pythagoras sederhana. Nilai positif dan negatif dari A dan B tidak diperlukan karena yang ingin dicari adalah besar sudut azimuth yang terbentuk sehingga nilai A dan B akan dimutlakkan. = tan ⁄ Maka, = tan . . ⁄ = Arc tan 9.542253521 = . ° = ° Universitas Sumatera Utara 57 Ø = ° − ° = ° Jadi, didapatkan besar sudut azimuth yang terbentuk antara posisi stasiun pengirim dan posisi stasiun penerima terhadap utara sebesar °. Tabel 4.2 adalah hasil pengujian sudut azimuth pada pengujian kedua. Tabel 4.2 Hasil pengujian autotracking sudut azimuth kedua No Posisi RX Posisi TX Besar Sudut Perhitungan Besar Sudut Pengukuran Besar Kesalahan Latitude Longitude Latitude Longitude 1 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 2 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 3 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 4 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 5 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 6 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 7 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 8 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 9 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° 10 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° Rata- Rata 3.557109° 98.658201° 3.556967° 98.659556° 96° 95° 1° Dari tabel 4.2 didapatkan rata-rata besar sudut pengukuran sebesar 95° dan rata-rata kesalahan sudut sebesar 1°. Gambar 4.10 menunjukkan grafik hasil pengukuran autotracking sudut azimuth kedua. Grafik berwarna biru adalah grafik hasil perhitungan sedangkan grafik berwarna merah adalah grafik hasil pengukuran. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa hasil pengukuran dari semua percobaan melenceng 1° lebih kecil dari hasil perhitungan. Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 4.10 Grafik hasil pengujian autotracking sudut azimuth kedua

C. Pengujian 3 Posisi stasiun penerima berada di latitude 3.557109° dan longitude

98.658201° sedangkan posisi stasiun pengirim berada di latitude 3.556495° dan longitude 98.659558°. Jarak antara kedua stasiun adalah 166,6 meter. Gambar 4.11 menunjukkan posisi sudut azimuth pada pengujian 3 Berikut adalah perhitungan sudut azimuth secara teoritis : x1 = 3.557109 y1 = 98.658201 x2 = 3.556495 y2 = 98.659558 94.4 94.6 94.8 95 95.2 95.4 95.6 95.8 96 96.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 BE SA R S U D U T D E R A JA T PERCOBAAN P E N G UJ I A N AU TOT R AC K I N G A Z I M U T H 2 Hasil Perhitungan Hasil Pengukuran Universitas Sumatera Utara 59 Gambar 4.11 Gambaran posisi sudut azimuth pada pengujian 3 Dimana untuk mendapatkan nilai A, nilai latitude stasiun pengirim dikurang nilai latitude stasiun penerima. A = x2 – x1 = 3.556495 - 3.557109 = -0.000614 Untuk mendapatkan nilai B, nilai longitude stasiun pengirim dikurang nilai longitude stasiun penerima. B = y2 – y1 = 98.659558 - 98.658201 = 0.001357 Karena nilai A dan B sudah diketahui, maka nilai D dapat dicari dengan menggunakan rumus pythagoras sederhana. Nilai positif dan negatif dari A dan B tidak diperlukan karena yang ingin dicari adalah besar sudut azimuth yang terbentuk sehingga nilai A dan B akan dimutlakkan. = tan ⁄ Maka, = tan . . ⁄ = Arc tan 2.21009772 Universitas Sumatera Utara 60 = . ° = ° Ø = ° − ° = ° Jadi, didapatkan besar sudut azimuth yang terbentuk antara posisi stasiun pengirim dan posisi stasiun penerima terhadap utara sebesar °. Tabel 4.3 adalah hasil pengujian sudut azimuth pada pengujian ketiga. Tabel 4.3 Hasil pengujian autotracking sudut azimuth ketiga No Posisi RX Posisi TX Besar Sudut Perhitungan Besar Sudut Pengukuran Besar Kesalahan Latitude Longitude Latitude Longitude 1 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112° 2° 2 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112° 2° 3 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 113° 1° 4 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112° 2° 5 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112° 2° 6 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112° 2° 7 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112° 2° 8 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112° 2° 9 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112° 2° 10 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 113° 1° Rata- Rata 3.557109° 98.658201° 3.556495° 98.659558° 114° 112,2° 1,8° Dari tabel 4.3 didapatkan rata-rata besar sudut pengukuran sebesar 112,2° dan rata-rata kesalahan sudut sebesar 1,8°. Gambar 4.12 menunjukkan grafik hasil pengukuran autotracking sudut azimuth ketiga. Grafik berwarna biru adalah grafik hasil perhitungan sedangkan grafik berwarna merah adalah grafik hasil pengukuran. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa hasil pengukuran dari percobaan 3 dan 10 Universitas Sumatera Utara 61 melenceng 1° lebih kecil dari hasil perhitungan, sedangkan percobaan yang lain melenceng 2° lebih kecil dari hasil perhitungan. Gambar 4.12 Grafik hasil pengujian autotracking sudut azimuth ketiga Dari ketiga hasil pengukuran secara keseluruhan dapat dihitung rata-rata kesalahan besar sudut pengukuran azimuth yaitu sebesar 1,2° dengan maksimal kesalahan sebesar 2° dan minimal kesalahan sebesar 0°. Kesalahan tersebut dapat terjadi dikarenakan tingkat akurasi dari motor servo yang kurang maksimal. Namun kesalahan 1°-2° merupakan hal yang masih dapat ditolerir pada kinerja motor servo. Walaupun begitu, untuk kinerja dari sistem autotracking secara keseluruhan kesalahan 1° memiliki pengaruh yang cukup signifikan bila stasiun pengirim berada pada jarak yang jauh. Semakin jauh jarak target, maka besar sudut juga akan semakin melebar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sistem autotracking yang telah dirancang kurang baik jika digunakan untuk jarak yang jauh dikarenakan batasan yang dimiliki motor servo yang tidak mampu berputar dengan sudut lebih kecil dari 1°. 111 111.5 112 112.5 113 113.5 114 114.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 BE SA R S U D U T D E R A JA T PERCOBAAN P E N G UJ I A N AU TOT R AC K I N G A Z I M U T H 3 Hasil Perhitungan Hasil Pengukuran Universitas Sumatera Utara 62 4.2.2 Pengujian Autotracking Sudut Elevasi Pengujian autotracking sudut elevasi dilakukan di lapangan Departemen Teknik Elektro DTE Universitas Sumatera Utara yang berada di Jl. Politeknik. Alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena pengujian sudut elevasi membutuhkan perbedaan ketinggian antara stasiun pengirim dan stasiun penerima dan pengujian membutuhkan kondisi LOS Line of Sight agar pengiriman data tidak terganggu. Gambar 4.13 adalah tampilan posisi stasiun penerima RX dan stasiun pengirim TX, dimana TX1, TX2 dan TX3 berada di koordinat yang sama, yang membedakan hanya ketinggian dari stasiun pengirim. Gambar 4.14 menunjukkan proses pengujian autotracking sudut elevasi di lapangan. Untuk memaksimalkan keakuratan penelitian, dilakukan sebanyak 10 kali percobaan dengan nilai input yang sama. Gambar 4.13 Posisi stasiun penerima RX dan stasiun pengirim TX pada pengujian autotracking sudut elevasi Metode pengujian sistem autotracking sudut elevasi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 63 1. Stasiun penerima dihadapkan ke posisi timur sesuai dengan pembacaan modul digital kompas yang telah dikalibrasi sebelumnya, nilai pembacaan digital kompas ditampilkan di layar LCD. 2. Nilai latitude, longitude dan ketinggian dari kedua stasiun dimasukkan ke dalam program autotracking Arduino IDE kemudian program di-upload ke Arduino Nano pada stasiun penerima. 3. Stasiun penerima dihidupkan. 4. Pertama antena akan menghadap lurus ke depan, kemudian antena akan berputar ke atas dan berhenti berputar di posisi yang diperintahkan oleh program. 5. Jarum penunjuk pada aktuator akan menunjuk ke posisi sudut dimana antena berhenti. 6. Ukur dan catat besar sudut elevasi yang terbentuk berdasarkan nilai sudut yang ditunjuk oleh jarum penunjuk pada aktuator. 7. Stasiun penerima dimatikan. 8. Ulangi langkah ke 3 - 7 sebanyak 10 kali percobaan. Gambar 4.14 Proses pengujian autotracking sudut elevasi di lapangan Universitas Sumatera Utara 64

A. Pengujian 1 Posisi stasiun penerima berada di latitude 3.561927°, longitude 98.654806°

dan berada pada ketinggian 71 meter, tepatnya di dekat lorong antara DTE dan Teknik Mesin. Sedangkan posisi stasiun pengirim berada di latitude 3.556495°, longitude 98.659589° dan berada pada ketinggian 76 meter, tepatnya di lantai 2 DTE di depan ruangan Ikatan Mahasiswa Teknik Elektro IMTE. Gambar 4.15 menunjukkan posisi sudut elevasi pada pengujian 1. Berikut adalah perhitungan sudut elevasi secara teoritis : x1 = 3.561927 y1 = 98.654806 z1 = 71 x2 = 3.561932 y2 = 98.654962 z2 = 76 Gambar 4.15 Gambaran posisi sudut elevasi pada pengujian 1 Dimana untuk mendapatkan nilai jarak, digunakan persamaan Euclidean : Jarak = √ + x 111.319 Universitas Sumatera Utara 65 Untuk mendapatkan nilai A, nilai latitude stasiun pengirim dikurang nilai latitude stasiun penerima. A = x2 – x1 = 3.561932 - 3.561927 = 0.000005 Untuk mendapatkan nilai B, nilai longitude stasiun pengirim dikurang nilai longitude stasiun penerima. B = y2 – y1 = 98.654962 - 98.654806 = 0.000156 Karena nilai A dan B sudah diketahui, maka nilai Jarak dapat dicari : Jarak = √ + x 111.319 Jarak = √ . + . x 111.319 Jarak = 0.00015608 x 111.319 Jarak = 17,37 meter Untuk mendapatkan nilai C, nilai ketinggian stasiun pengirim dikurang nilai ketinggian stasiun penerima. C = z2 – z1 = 76 – 71 = 5 meter Karena nilai C dan Jarak sudah didapatkan, maka besar sudut elevasi dapat dicari menggunakan rumus pythagoras. Ø = tan �⁄ Maka, Ø = tan , ⁄ Ø = Arc tan 0.287852619 Ø = , ° = ° Universitas Sumatera Utara 66 Jadi, didapatkan besar sudut elevasi yang terbentuk antara posisi stasiun pengirim dan posisi stasiun penerima sebesar °. Tabel 4.4 adalah hasil pengujian sudut elevasi pada pengujian pertama. Tabel 4.4 Hasil pengujian autotracking sudut elevasi pertama No Ketinggian RX m Ketinggian TX m Jarak kedua Stasiun m Besar Sudut Perhitungan Besar Sudut Pengukuran Besar Kesalahan 1 71 76 17,37 16° 16° 0° 2 71 76 17,37 16° 17° 1° 3 71 76 17,37 16° 16° 0° 4 71 76 17,37 16° 16° 0° 5 71 76 17,37 16° 16° 0° 6 71 76 17,37 16° 17° 1° 7 71 76 17,37 16° 17° 1° 8 71 76 17,37 16° 16° 0° 9 71 76 17,37 16° 16° 0° 10 71 76 17,37 16° 15° 1° Rata- Rata 71 76 17,37 16° 16,2° 0,4° Dari tabel 4.4 didapatkan rata-rata besar sudut pengukuran sebesar 16,2° dan rata-rata kesalahan sudut sebesar 0,4°. Gambar 4.16 menunjukkan grafik hasil pengukuran autotracking sudut elevasi pertama. Grafik berwarna biru adalah grafik hasil perhitungan sedangkan grafik berwarna merah adalah grafik hasil pengukuran. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa hasil pengukuran dari percobaan 1, 3, 4, 5, 8 dan 9 sesuai dengan hasil perhitungan, kemudian percobaan 2, 6 dan 7 melenceng 1° lebih besar dari hasil perhitungan, serta percobaan 10 melenceng 1° lebih kecil dari hasil perhitungan. Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.16 Grafik hasil pengujian autotracking sudut elevasi pertama

B. Pengujian 2 Posisi stasiun penerima berada di latitude 3.561927°, longitude 98.654806°

dan berada pada ketinggian 71 meter, tepatnya di dekat lorong antara DTE dan Teknik Mesin. Sedangkan posisi stasiun pengirim berada di latitude 3.556495°, longitude 98.659589° dan berada pada ketinggian 81 meter, tepatnya di lantai 3 DTE di atas ruangan Ikatan Mahasiswa Teknik Elektro IMTE. Gambar 4.17 menunjukkan posisi sudut elevasi pada pengujian 2. Berikut adalah perhitungan sudut elevasi secara teoritis : x1 = 3.561927 y1 = 98.654806 z1 = 71 x2 = 3.561932 14 14.5 15 15.5 16 16.5 17 17.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 BE SA R S U D U T D E R A JA T PERCOBAAN P E N G UJ I A N AU TOT R AC K I N G E L E VA S I 1 Hasil Perhitungan Hasil Pengukuran Universitas Sumatera Utara 68 y2 = 98.654962 z2 = 81 Gambar 4.17 Gambaran posisi sudut elevasi pada pengujian 2 Dimana untuk mendapatkan nilai jarak, digunakan persamaan Euclidean : Jarak = √ + x 111.319 Untuk mendapatkan nilai A, nilai latitude stasiun pengirim dikurang nilai latitude stasiun penerima. A = x2 – x1 = 3.561932 - 3.561927 = 0.000005 Untuk mendapatkan nilai B, nilai longitude stasiun pengirim dikurang nilai longitude stasiun penerima. B = y2 – y1 = 98.654962 - 98.654806 = 0.000156 Karena nilai A dan B sudah diketahui, maka nilai Jarak dapat dicari : Jarak = √ + x 111.319 Jarak = √ . + . x 111.319 Jarak = 0.00015608 x 111.319 Jarak = 17,37 meter Untuk mendapatkan nilai C, nilai ketinggian stasiun pengirim dikurang nilai ketinggian stasiun penerima. Universitas Sumatera Utara 69 C = z2 – z1 = 81 – 71 = 10 meter Karena nilai C dan Jarak sudah didapatkan, maka besar sudut elevasi dapat dicari menggunakan rumus pythagoras. Ø = tan �⁄ Maka, Ø = tan , ⁄ Ø = Arc tan 0.575705238 Ø = , ° = ° Jadi, didapatkan besar sudut elevasi yang terbentuk antara posisi stasiun pengirim dan posisi stasiun penerima sebesar °. Tabel 4.5 adalah hasil pengujian sudut elevasi pada pengujian kedua. Tabel 4.5 Hasil pengujian autotracking sudut elevasi kedua No Ketinggian RX m Ketinggian TX m Jarak kedua Stasiun m Besar Sudut Perhitungan Besar Sudut Pengukuran Besar Kesalahan 1 71 81 17,37 30° 31° 1° 2 71 81 17,37 30° 32° 2° 3 71 81 17,37 30° 30° 0° 4 71 81 17,37 30° 31° 1° 5 71 81 17,37 30° 31° 1° 6 71 81 17,37 30° 31° 1° 7 71 81 17,37 30° 32° 2° 8 71 81 17,37 30° 31° 1° 9 71 81 17,37 30° 31° 1° 10 71 81 17,37 30° 31° 1° Rata- Rata 71 81 17,37 30° 31,1° 1,1° Universitas Sumatera Utara 70 Dari tabel 4.5 didapatkan rata-rata besar sudut pengukuran sebesar 31,1° dan rata-rata kesalahan sudut sebesar 1,1°. Gambar 4.18 menunjukkan grafik hasil pengukuran autotracking sudut elevasi kedua. Grafik berwarna biru adalah grafik hasil perhitungan sedangkan grafik berwarna merah adalah grafik hasil pengukuran. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa hasil pengukuran dari percobaan 3 sesuai dengan hasil perhitungan, kemudian percobaan 1, 4, 5, 6, 8, 9 dan 10 melenceng 1° lebih besar dari hasil perhitungan, serta percobaan 2 dan 7 melenceng 2° lebih besar dari hasil perhitungan. Gambar 4.18 Grafik hasil pengujian autotracking sudut elevasi kedua

C. Pengujian 3 Posisi stasiun penerima berada di latitude 3.561927°, longitude 98.654806°

dan berada pada ketinggian 71 meter, tepatnya di dekat lorong antara DTE dan Teknik Mesin. Sedangkan posisi stasiun pengirim berada di latitude 3.556495°, longitude 98.659589° dan berada pada ketinggian 86 meter, tepatnya di lantai 4 29 29.5 30 30.5 31 31.5 32 32.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 BE SA R S U D U T D E R A JA T PERCOBAAN P E N G UJ I A N AU TOT R AC K I N G E L E VA S I 2 Hasil Perhitungan Hasil Pengukuran Universitas Sumatera Utara 71 DTE. Gambar 4.19 menunjukkan posisi sudut elevasi pada pengujian 3. Berikut adalah perhitungan sudut elevasi secara teoritis : x1 = 3.561927 y1 = 98.654806 z1 = 71 x2 = 3.561932 y2 = 98.654962 z2 = 86 Gambar 4.19 Gambaran posisi sudut elevasi pada pengujian 3 Dimana untuk mendapatkan nilai jarak, digunakan persamaan Euclidean : Jarak = √ + x 111.319 Untuk mendapatkan nilai A, nilai latitude stasiun pengirim dikurang nilai latitude stasiun penerima. A = x2 – x1 = 3.561932 - 3.561927 = 0.000005 Untuk mendapatkan nilai B, nilai longitude stasiun pengirim dikurang nilai longitude stasiun penerima. B = y2 – y1 = 98.654962 - 98.654806 = 0.000156 Karena nilai A dan B sudah diketahui, maka nilai Jarak dapat dicari : Universitas Sumatera Utara 72 Jarak = √ + x 111.319 Jarak = √ . + . x 111.319 Jarak = 0.00015608 x 111.319 Jarak = 17,37 meter Untuk mendapatkan nilai C, nilai ketinggian stasiun pengirim dikurang nilai ketinggian stasiun penerima. C = z2 – z1 = 86 – 71 = 15 meter Karena nilai C dan Jarak sudah didapatkan, maka besar sudut elevasi dapat dicari menggunakan rumus pythagoras. Ø = tan �⁄ Maka, Ø = tan , ⁄ Ø = Arc tan 0.86357858 Ø = , ° = ° Jadi, didapatkan besar sudut elevasi yang terbentuk antara posisi stasiun pengirim dan posisi stasiun penerima sebesar °. Tabel 4.6 adalah hasil pengujian sudut elevasi pada pengujian ketiga. Tabel 4.6 Hasil pengujian autotracking sudut elevasi ketiga No Ketinggian RX m Ketinggian TX m Jarak kedua Stasiun m Besar Sudut Perhitungan Besar Sudut Pengukuran Besar Kesalahan 1 71 86 17,37 41° 41° 0° 2 71 86 17,37 41° 41° 0° 3 71 86 17,37 41° 40° 1° 4 71 86 17,37 41° 40° 1° Universitas Sumatera Utara 73 5 71 86 17,37 41° 41° 0° 6 71 86 17,37 41° 41° 0° 7 71 86 17,37 41° 41° 0° 8 71 86 17,37 41° 41° 0° 9 71 86 17,37 41° 41° 0° 10 71 86 17,37 41° 41° 0° Rata- Rata 71 86 17,37 41° 40,8° 0,2° Dari tabel 4.6 didapatkan rata-rata besar sudut pengukuran sebesar 40,8° dan rata-rata kesalahan sudut sebesar 0,2°. Gambar 4.20 menunjukkan grafik hasil pengukuran autotracking sudut elevasi ketiga. Grafik berwarna biru adalah grafik hasil perhitungan sedangkan grafik berwarna merah adalah grafik hasil pengukuran. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa hasil pengukuran dari percobaan 3 dan 4 melenceng 1° lebih kecil dari hasil perhitungan, sedangkan percobaan yang lain sesuai dengan hasil perhitungan. Gambar 4.20 Grafik hasil pengujian autotracking sudut elevasi ketiga 39.4 39.6 39.8 40 40.2 40.4 40.6 40.8 41 41.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 B E SA R S U D U T D E R A JA T PERCOBAAN P E N G UJ I A N AU TOT R AC K I N G E L E VA S I 3 Hasil Perhitungan Hasil Pengukuran Universitas Sumatera Utara 74 Dari ketiga hasil pengukuran secara keseluruhan dapat dihitung rata-rata kesalahan besar sudut pengukuran elevasi yaitu sebesar 0,56° dengan maksimal kesalahan sebesar 2° dan minimal kesalahan sebesar 0°. Sama halnya dengan hasil pengukuran sudut azimuth, hasil pengukuran sudut elevasi memiliki kesalahan dikarenakan tingkat akurasi dari motor servo yang tidak maksimal, namun motor servo pada sudut elevasi memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan motor servo pada sudut azimuth. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata kesalahan pada hasil pengukuran sudut elevasi yang lebih kecil dibandingkan rata-rata kesalahan pada hasil pengukuran sudut azimuth. Universitas Sumatera Utara 75

BAB V PENUTUP