35
2.6 Wisata Bahari
Bidang - bidang Usaha Pariwisata sesuai Pasal 14, UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Pariwisata diantaranya adalah : Daya Tarik Wisata, Kawasan Pariwisata,
Jasa Transportasi Wisata, Jasa Perjalanan Wisata, Jasa Makanan dan Minuman, Penyediaan Akomodasi, Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan Rekreasi, MICE, Jasa
Informasi Pariwisata, Jasa Konsultan Pariwisata, Jasa Pramuwisata, Wisata Tirta, dan
Spa.
Wisata Tirta merupakan kawasan perairan yang dapat digunakan, baik untuk rekreasi maupun untuk kegiatan olahraga air. Dalam bidang usaha wisata tirta, salah
satu jenis usaha wisatanya adalah wisata bahari yang merupakan penyelenggaraan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya
yang dikelola secara komersial diperairan laut. Adapaun jenis usaha wisata bahari, sebagai berikut :
• Wisata selam;
• Wisata perahu layar;
• Wisata memancing;
• Wisata selancar;
• Dermaga bahari;
• Sub – jenis usaha lainnya ditetapkan oleh bupati, walikota dan atau
gubernur.Permenbudpar No.PM.96HK.501MKP2010
36
Wisata bahari adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi alam bahari sebagai daya tarik wisata maupun wadah kegiatan wisata baik yang dilakukan di atas
permukaan di wilayah laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistem nya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut Suwantoro, 2000:2
Wisata bahari merupakan salah satu program unggulan dan prioritas dalam pembangunan kepariwisataan nasional dengan arah pengembangan yang terdiri dari
pengenalan destinasi diving, surfing, cruise, dan mendukung kampanye pelestarian lingkungan bahari serta peningkatan wisata budaya bahari Menteri Pariwisata Arief
Yahya pada pembukaan Seminar Nasional Pariwisata Bahari, 8 – 9 Desember 2014. Secara umum sumberdaya pesisir dapat dibagi menjadi : 1 sumberdaya
dapat pulih renewable resource seperti : ikan, udang, rumput laut, kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut; 2 sumberdaya tidak dapat pulih non renewable
resource meliputi : mineral, bahan tambanggalian, minyak bumi dan gas; 3 energi kelautan, seperti : OTEC, pasang surut, gelombang; 4 jasa-jasa lingkungan kelautan
environmental service seperti : pariwisata dan perhubungan laut Purnomowati, 2003
Pengembangan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan
pesisir dan lautan Indonesia berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias.Objek wisata bahari
lainnya yang berpotensi besar adalah wilayah pantai.Pada umumnya, Indonesia memiliki kondisi pantai yang indah dan alami.Diantaranya adalah pantai barat
37
Sumatera, Pesisir Sibolga, Pulau Simeuleu, Nusa Dua Bali dan pantai terjal berbatu di selatan Pulau Lombok.Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama
pantai yang indah, tempat pemandian yang bersih dan juga tempat untuk melakukan kegiatan berselancar air atau surfing.Terutama pada pantai yang landai, memiliki
ombak yang besar dan berkesinambungan. Obyek dan daya tarik wisata bahari Pulau Mursala merupakan lingkungan
yang didasarkan pada daya tarik kawasan yang di dominasi perairan laut, dengan keindahan dan keunikan pulau di wilayah perairan laut serta kegiatan – kegiatan
wisata bahari yang menunjangbaik yang dilakukan di atas permukaan di wilayah laut maupun di dalam laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistemnya
yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut,. Pulau Mursala memiliki potensi wisata bahari yang cukup besar sehingga perlu pembangunan dengan konsep wisata
bahari.Pembangunan pulau mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari saat ini diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Pulau Mursala dengan air terjun tawar yang jatuh ke permukaan laut berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Pulau Sumatera berhadapan dengan Samudera Hindia
memiliki panorama yang indah, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar daerah pulau
Mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari. Kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan di Pulau Mursala seperti berperahu, berenang, snorkling, diving,
mancing serta piknik menikmati atmosfer pemandangan wilayah laut dan pesisir.
38
Empat strategi dasar pengembangan wisata bahari yang akan dijalankan Kementrian Pariwisata yaitu pertama destinition level strategy di mana potensi yang
sudah ada harus selalu tumbuh dan tumbuhnya harusnya lebih tinggi agar berkelanjutan. Strategi kedua, dibutuhkan portofolio strategi untuk meminta
meminimalkan resiko bisnis.Itu karena ketika wisata sudah menjadi bisnis pariwisata maka harus tunduk pada hukum bisnis dan itu perlu dikembangkan sehingga lebih
tinggi dari competitor.Ketiga adalahparenting strategyagar mengetahui siapa leader dan siapa pendukungnya. Terakhir yang keempat adalah bisnis yang terbagi dalam
tiga bagian dan dapat dipilih atau disesuaikan yaitu pertamacomparative strategi, berdasarkan riset kedua competitive strategy berdasarkan market dan ketiga ialah
fungsional strategi dengan pendekatan pada area fungsiona. Denagn memicu pada empat strategi dasar tersebut menjadi wisata bahari terpadu dan memiliki pengaruh
besar di kemudian hari. Yahya, 2014 Dalam pengembangan wisata bahari ini Kementrian Pariwisata dan
menyesuaikan dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional RIPPARNAS dimana telah menetapkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
KSPN yang berbasis bahari sehingga kerjasama antar sektor di tingkat pusat dan provinsi serta membangun kerja sama antara daerah akan dijadikan strategi di dalam
pengembangan destinasi bahari.
39
Dalam upaya pengembangan wisata bahari di tanah air kedepannya ada berbagai tantangan yang perlu diperhatikan antara lain adalah sensitifitas lingkungan
pantai dan pesisir, dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya dari kegiatan wisata bahari. Meningkatnya kecenderungan pasar pariwisata internasional untuk
berwisata di kawasan yang masih alami memberikan peluang bagi pengembangan pariwisata di pulau-pulaukecil.Kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap upaya
pemeliharaan dan kelestarian lingkungan berdampak pada perlunya pengemhangan pariwisata yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan yang lebih luas.
Pulau-pulau kecil perlu diberdayakan secara optimal dan lestari sesuai dengan karakteristik dan potensinya masin-masing.Dilain pihak pulau-pulau kecil memiliki
daya dukung yang terbatas yang perludipertimbangkan dalam pemanfaatannya untuk suatu kegiatan, termasuk kegiatanpariwisata. Karakteristik fisik pulau yang kecil,
umumnya berakibat pada keterbatasansumber daya air, kerentanan terhadap ancaman bencana alam, penduduk yang relatif miskin, serta keterisolasian dari wilayah lain.
Pengembangan kegiatan pariwisata di pulau-pulaukecil berpotensi member ikan dampak baik positif maupun negatif terhadap lingkungan sekitarnya.Dampak tersebut
dapat dilihat dari segi fisik alami, binaan, sosial budaya dan ekonomi.Dampak positif perlu dioptimalkan sementara dampak negatif tentunya harus diminimasi bahkan jika
memungkinkan dihilangkan.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Industri pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara-negara yang tergabung dalam Association of South East Asia Nations
ASEAN secara keseluruhan. Berdasarkan Laporan Perjalanan ASEAN dan Daya Saing Pariwisata 2012, diperkirakan bahwa sektor pariwisata menyumbang 4,6
persen dari Produk Domestik Bruto PDB ASEAN. Selain itu, secara langsung mempekerjakan 9,3 juta orang, atau 3,2 persen dari total tenaga kerja dan secara tidak
langsung mendukung sekitar 25 juta pekerjaan. Pada tahun 1991, hanya ada 20 juta pengunjung internasional di wilayah ASEAN.Setelah 20 tahun, jumlahnya telah
tumbuh empat
kali, lebih dari 81 juta kedatangan pada tahun
2011.Sumber:httpwww.asean.orgnewsasean- statementcommuniquesitemthailand-signs-mra-on-tourism-professionals.
Dalam delapan tahun terakhir, pertumbuhan pariwisata tertinggi di dunia berada di Asia Tenggara. Arus kunjungan wisatawan ke negara ASEAN meningkat
12 menjadi 92,7 juta orang, sementara pertumbuhan global hanya 5 . Jika dirata- ratakan dalam periode 2005-2012 pertumbuhan sektor pariwisata ASEAN mencapai
8,3 per tahun. Jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang hanya 3,6 . Pada tahun 2023 sektor pariwisata diproyeksi akan berkontribusi terhadap perekonomian