10
2.1.2 Sistem Distribusi Sekunder
Bagian sistem pelayanan listrik yang berada di antara trafo distribusi dan titik jatuh layanan beban disebut dengan sistem distribusi sekunder. Bagian ini
memiliki tegangan rendah 220380 V. Sistem ini dapat menggunakan konduktor yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi.
2.2 Transformator Distribusi
Transformator atau trafo merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetis [8]. Jika transformator menerima energi pada tegangan rendah dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih tinggi, ia disebut
transformator penaik step-up. Jika transformator diberi energi pada tegangan tertentu dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih rendah, ia disebut
transformator penurun step-down [14]. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi
berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua
kumparan tersebut [9]. Transformator yang menjadi fokus bahasan disini adalah transformator
distribusi. Trafo distribusi merupakan trafo step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari sistem distribusi primer 20 kV menjadi tegangan untuk
sistem distribusi sekunder 220380 V. Trafo yang umum digunakan untuk sistem distribusi yaitu trafo 1 phasa dan trafo 3 phasa [10].
Bentuk fisik transformator distribusi bisa dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.
11
Gambar 2.4 Bentuk Fisik Transformator Distribusi
Transformator distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada
trafo distribusi menyebabkan kontinuitas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman. Pemadaman
merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan meningkat tergantung harga kWh yang tidak terjual. Pemilihan rating trafo
distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga lokasi penempatan trafo distribusi yang tidak cocok
mempengaruhi jatuh atau turunnya tegangan pada ujung saluran konsumen.
2.3 Rugi-Rugi