Beban .1 Jenis- Jenis Beban Tempat dan Waktu Bahan dan Peralatan

24 - Dd a. Ini adalah hubungan yang ekonomis antara LV transformator. b.Tidak terlalu sulit untuk menghubungkan beban tidak seimbang. -Yd 5 a. Biasanya digunakan pada mesin dan transformator berkapasitas besar pada pembangkit dan sistem distribusi. b. Netralnya dapat dibebani sampai batasan arus tertentu. - Berbagai hubungan yang lain a. banyak digunakan dalam hal penelitian dan lain- lain. 2.2 Beban 2.2.1 Jenis- Jenis Beban 1. Beban Tiga Phasa Seimbang Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan dimana : 1. Ketiga vektor arus atau tegangan sama besar 2. Ketiga vektor saling membentuk sudut 120 satu sama lain. Rangkaian beban tiga phasa untuk hubungan Y dapat digambaran seperti gambar 2.13 dibawah ini: 25 Gambar 2.16 Rangakaian beban 3 phasa hubungan Wye Pada keaadaan seimbang bahwa impedansi beban pada masing- masing phasanya adalah sama besarnya, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut: Z a = Z a= Z a =R+jX = IZI Dalam hubungan Y, arus line sama dengan arus phasa, dapat ditentukan dengan : I a’a = I an = ; I b’b = I bn = ; I c’c = I cn = Untuk rangkaian beban tiga phasa terhubung delta dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut: Gambar 2.17 Rangakaian beban 3 phasa hubungan Delta 26 Pernyataan arus beban untuk hubungan delta: I ab = I bc = I ca = Arus saluran Ia’a diperoleh dengan menerapkan hukum arus kirchoff , yaitu: I a’a = I ab + I ac = I ab – I ca I b’b = I ba + I bc = I bc – I ab I c’c = I ca + I cb = I ca – I bc 2. Beban Tiga Phasa Tidak Seimbang Yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada tiga yaitu: 1. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120 satu sama lain. 2. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentk sudut 120 satu sama lain. 3. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120 satu sama lain.[2] 27 2.3 Beban Lebih Pada Transformator 2.3.1 Umum Dalam pengoperasianya transformator sering mengalami gangguan, masing- masing gangguan mengakibatkan berbagai hal yang merugikan bagi tansformator. Salah satu gangguan yang sering terjadi yaitu gangguan arus lebih yang disebabkan kondisi beban lebih pada transformator. Beban lebih adalah kondisi dimana beban yang dipikul oleh transformator melebihi dari kapasitas transformator itu sendiri.

2.3.2 Gangguan- Gangguan Pada Transformator

a. Gangguan internal Gangguan internal adalah gangguan yang terjadi di dlam transformator itu sendiri. Gangguan internal dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok : a.1 Gangguan yang baru terjadi incipient Faults Adalah gangguan kecil yang apabila tidak segera terdeteksi akan membesar dan akan menyebabkan kerusakan yang lebih serius seperti: 1. terjadi busur api are yang kecil dan pemanasan lokal yang dapat disebabkan oleh : - cara penyambungan yang tidak baik - partial discharg - Kerusakan isolasi pada penjepit inti. 2. gangguan pada sistem pendingin 3. arus sirkulasi pada trafo- trafo yang bekerja paralel. 28 4. gangguan hubung singkat a.2 Gangguan Eksternal Yaitu gangguan hubung singkat diluar trafo, gangguan ini dapat dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar, mencapai beberapa kali arus nominal. Trafo daya dapat beroperasi secara terus menerus pada arus beban nominalnya 100 x I NT . Apabila beban yang dilayani lebih besar dari 100, trafo akan mendapat pemanasan lebih[8]. Efek dari pembebanan pada transformator yang melebihi name plate tidak akan terlihat tanpa membongkar transformator itu sendiri. Sejarah dari pengoperasian transformator akan menjadi indikasi pertama dari kerusakan akibat beban lebih. Transformator mungkin memiliki kemampuan bawaan untuk menangani beban diatas rating nameplate nya. Akan tetapi, pembebanan diatas ratingnya dapat mengakibatkan pengurangan umur transformator. Pengurangan umur ini tidak dapat diperbaiki. Pemanasan lebih atau beban lebih dapat menyebabkan kerusakan pada transformator. Suhu puncak minyak, suhu ambient, beban arus, dll dapat dikombinasikan untuk mengetahui suhu dan mengatur kondisi suhu pada transformator[5]. Akibat terjadinya kenaikan arus yang disebabkan oleh adanya peningkatan beban yang melebihi kapasitas transformator maka pada transformator akan mengalami kenaikan suhu yang besarnya[9] : ∆T= K. I 2 . Tmins Ω ≠ 29 Dimana: ∆T= kenaikan temperatur dalam celcius K= 0,343 konstanta I= arus yang mengalir ampere T= waktu dalam menit Ω ≠ = ohm per jumlah konduktor.

2.3.3 Batas Ketahanan Transformator

Sesuai dengan SPLN 64:1984 Ketentuan pengaman Trafo Distribusi adalah sebagai berikut : 1. Dilihat dari karakteristik waktu- arusnya maka pengamanan untuk trafo distribusi dibatasi oleh dua garis kerja. 1.1 Garis kerja pertama garis batas ketahanan pelebur yang merupakan dimana pelebur primer tidak boleh bekerja, ditrntukan oleh beban lebih yang masih ditahan oleh trafo tersebut. Beban atau arus lebih yang dimaksud adalah: - beban lebih Beban maksimum - arus beban peralihan cold load pick up - hubung singkat JTR jaringan Tegangan menengah - Arus inrush trafo 1.2 Garis kedua garis batas ketahanan trafo yang merupakan batas ketahanan trafo dimana fuse harus sudah bekerja. Gangguan yang dapat melebihi batas tersebut adalah gangguan hubung singkat disisi primer atau sekunder trafo. 30 2. Garis batas ketahanan trafo distribusi umum ditentukan oleh titik- titik berikut: - 2 x In selama 100 detik - beban lebih - 3 x In selama 10 detik - beban peralihan - 6 x In selama 1 detik - beban peralihan - 15 x In selama 0,1 detik - arus inrush trafo - 25 x In selama 0,01 detik - arus inrush trafo 3. Garis batas ketahanan trafo ditentukan oleh titik- titik berikut: Untuk arus lebih, hubung singkat pada jaringan tegangan rendah: - 3 x In selama 300 detik - 4,75 x In selama 60 detik - 6,7 x In selama 30 detik - 11,3 x In selama 10 detik

2.3.4 Kemampuan Termal Bahan Transformator

Salah satu bagian terpenting dari transformator adalah belitanlilitan yang biasanya terbuat dari konduktor tembaga atau alumunium. Saat terjadi gangguan baik beban lebih maupun hubung singkat, akan timbul stress termal akibat gangguan bergantung besarnya gangguan. Untuk masing- masing konduktor, terdapat batas temperatur dimana konduktor tersebut mulai kehilangan kekuatan selama periode waktu tertentu. Konduktor yang dipilih harus tahan terhadap panas yang dihasilkan saat terjadi gangguan. Panas tersebut tidak boleh melebihi batas temperatur konduktor. Batas ketahanan termal untuk tembaga dan alumunium ditunjukkan pada tabel 1 berikut: 31 Tabel 2.1 Batas ketahanan suhu bahan Tembaga dan Alumunium Bahan Batas Temperatur o C Tembaga 250 Aluminium 200 2.4 Effisiensi Dan Regulasi Tegangan 2.4.1 Effisiensi Transformator Effisiensi adalah perbandingan daya keluaran dan daya maksimum, effisiensi dapat dirumuskan: Efisiensi η = PoutPinx 100 = 100 = 1 100 Dimana: rugi = Pcu + Pi atau = PoutPinx 100 = 100 = 1 + 100 Dimana : = Effisiensi Pout = Daya Keluaran dari Transformator Watt Pin = Daya Masukkan dari Transformator Watt Pcu = Rugi- rugi Tembaga Watt Pi = Rugi- rugi Inti Watt 32

2.4.2 Regulasi Tegangan

Regulasi tegangan adalah perbandingan antara perubahan tegangan keluaran pada saat tanpa beban dan pada saat beban penuh terhadap tegangan keluaran pada tanpa beban. Regulasi tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut: = 100 Dimana : VR = Regulasi Tegangan V NL = Tegangan Keluaran Pada Saat Tanpa Beban V FL = Tegangan Keluaran Pada Saat Beban Penuh 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara. Penelitian akan dilaksanakan setelah proposal diseminarkan dan disetujui. Lama penelitian direncanakan selama 2 dua bulan.

3.2 Bahan dan Peralatan

Percobaan ini menggunakan beberapa peralatan, yaitu: 1. Transformator 3 phasa: 50 Hz, 2000VA 2. PT AC 3. Wattmeter 4. Kabel 5. Multitester 6. Beban Lampu pijar

3.3 Variabel yang Diamati

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

7 61 111

Studi Perbandingan Belitan Transformator Distribusi Tiga Phsasa Pada Saat Menggunkan Tap Changer Aplikasi pada PT. MOrawa ELektrik TRansbuana

13 118 75

Analisis Perbandingan Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Delta Dan Hubungan Open-Delta (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

6 70 64

Studi Pengujian Vektor Group Transformator Distribusi Tiga Phasa(Aplikasi pada PT. Morawa Electric Transbuana)

23 154 82

Studi Pemasangan Tapping Pada Transformator Distribusi Tiga Phasa (Aplikasi Pada PT. Morawa Elektrik Transbuana)

1 33 83

Studi Penempatan Transformator Distribusi Berdasarkan Jatuh Tegangan (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota)

4 89 99

BAB II DASAR TEORI - Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 28

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 5 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator - Analisa Berbagai Hubungan Belitan Transformator 3Phasa Dalam Keadaan Beban Lebih (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Ft.Usu)

0 0 29

Analisa Pengaruh Beban Tidak Seimbang Terhadap Performa Transformator 3 Phasa Feedback 61-103 pada Berbagai Hubungan Belitan Skala Laboratorium Listrik Kapal dan Otomatisasi - ITS Repository

0 0 125