Hubungan Belitan pada Transformator Tiga Phasa

13

2.1.5 Hubungan Belitan pada Transformator Tiga Phasa

Ketika membicarakan hubungan pada transformator distribusi 3 phasa, akan lebih baik mengingat bahwa untuk membuat transformator bank 3 phasa adalah dengan menghubungkan beberapa transformator satu phasa atau satu buah transformator 3 phasa. Untuk masing- masing transformator, belitan primer atau sekunder dapat dihubungkan baik hubungan delta atau wye. Hubungan wye dapat di tanahkan atau tidak. Akan tetapi, tidak semua kombinasi hubungan dapat bekerja sesuai yang diharapkan, bergantung pada konstruksi transformator, karakteristik beban dan sistem[5]. Beberapa jenis hubungan belitan transformator 3 phasa: a. Hubungan wye Hubungan wye atau hubungan bintang dibuat dengan menghubungkan titik awal atau akhir dari ketiga phasa 1 titik yang dinamakan netral. Hubungan ini juga dinamakan hubungan bintang. Hubungan ini memiliki titik netral sehingga dapat dibentuk dengan menggunakan 3 kawat tanpa netral dan 4 kawat dengan netral. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut: Gambar 2.8 Hubungan Wye 14 Dari gambar diatas, dapat diketahui: I R = I S = I T = I L-L dan I L-L = I ph Dimana : I L-L = Arus line to line I ph = Arus phasa Dan, V RS = V ST = V TR = V L-L V L-L = 3V ph Dimana : V L-L = Tegangan line to line V ph = Tegangan phasa Adapun cara menghubungkan hubungan belitan transformator 3 phasa hubungan wye ditunjukkan pada gambar 2.9 berikut: Gambar 2.9 Cara menghubungkan belitan pada hubungan wye. 15 b. Hubungan Delta Hubungan delta sering disebut juga hubungan mesh, hubungan ini dibuat dengan menghubungkan titik awal belitan dan titik akhir belitan lainnya. Dinamakan delta karena bentuk rangkaian yang terbentuk seperti huruf delta pada bahasa latin. Hubungan ini juga dinamakan hubungan mesh, hal ini dikarenakan hubungan ini membentuk loop. Hubungan ini tidak mempunyai netral dan dibentuk hanya menggunakan 3 kawat. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut : Gambar 2.10 Hubungan Delta Dari gambar diatas dapat diketahui: I R = I S = I T = I ph I R – I T = I S – I R = I T – I S = I L-L = 3I ph Dimana : I ph = Arus phasa I L-L = Arus line to line Dan, 16 V RS = V ST = V TR = V ph V L-L = V ph Dimana : V ph = Tegangan phasa V L-L = Tegangan line to line Adapun cara menghubungkan belitan pada jenis hubungan delta pada transformator 3 phasa ditunjukkan pada gambar 2.11 berikut: Gambar 2.11 Cara menghubungkan belitan hubungan delta Pada transformator 3 phasa, hubungan belitan dapat di kelompokkan menjadi beberapa bagian berdasarkan metode putaran jam belitan. Vektor group adalah istilah yang dibuat oleh standar IEC dan manufaktur transformator sampai saat ini. Ini menunjukkan cara menghubungakan belitan dan posisi phasa dari pandangan vektor tegangan. Ditunjukkan dengan: 17 1. Huruf menunjukkan konfigurasi dari phasa kumparan. Di sistem 3 phasa, hubungan belitan dikatagorikan oleh Delta D,d, Star, or Wye Y, y, interconnected star atau zigzag Z, z dan belitan open atau independent. Huruf kapital menunjukkan ke belitan tegangan tinggi HV, dan tegangan rendah LV. 2. Huruf N, n dimana menunjukkan netral dari belitan hubungan bintang yang digunakan. 3. Nomor menunjukkan pergeseran phasa antara tegangan sisi tegangan tinggi. Nomor ini kelipatan dari 30 , menunjukkan sudut dimana vektor dari tegangan rendah LV lags atau tertinggal dari kumparan tegangan tinggi HV. Sudut dari masing- masing kumparan tegangan rendah ditunjukkan dengan “notasi jam”, oleh karena itu jam ditunjukkan oleh pasor belitan ketika belitan tegangan tinggi HV ditunjukkan oleh jam 12.[6] 4. Tegangan primer dianggap tegangan tinggi dan tegangan sekunder sebagai tegangan rendah. 5. Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah. 6. Jarum jam dibuat selalu menunjuk angka 12 dan dibuat berimpit dicocokkan dengan vektor phasa tegangan tinggi line to line , bergantung pada perbedaan phasa tegangan rendah a, b, c, dan letak vektor tegangan rendah ditunjukkan oleh jarum jam. 7. Sudut antara vektor masing- masing hubungan adalah vektor antara tegangan rendah dengan tegangan tinggi. 18 Adapun penjelasan berbagai hubungan belitan adalah sebagai berikut: 1. Hubungan Y-Y Hubungan ini ekonomis untuk distribusi tegangan tinggi. Pada hubungan ini tegangan pada masing- masing phasa V LL = 3V LN sehingga rasio tegangan transformator untuk hubungan ini adalah: = = Hubungan ini jarang digunakan karena memiliki beberapa kerugian, diantaranya adalah gangguan harmonisa yang dihasilkan cukup besar. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut: Gambar 2.12 Hubungan Belitan Transformator 3 phasa Y-Y 2. Hubungan Y- Transformator jenis ini sering digunakan di substation untuk menurunkan teganganStep down. Pada hubungan ini tegangan pada sisi primer V LL-P = 19 3V LN-P sedangkan tegangan pada sisi sekunder V LL-S = 3V LN-S , sedangkan rasio transformator hubungan ini adalah = 3 = 3 Pada hubungan ini tidak terdapat masalah akan adanya harmonisa ketiga, dikarenakan adanya hubungan dibagian sekunder yang menyebabkan arus harmonisa mengalir didalam hubungan belitan . Akan tetapi hubungan ini mempunyai kekurangan yaitu tidak dapat diparalelkan dengan transformator hubungan Y-Y dan . Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut: Gambar 2.13 Hubungan Belitan Transformator 3 phasa Y- 20 3. Hubungan -Y Hubungan ini banyak dipakai untuk menaikkan tegangan. Pada hubungan ini tegangan sisi primer V LL-P = V LN-P sedangkan tegangan di sisi sekunder V LL-S = 3V LN-S sehingga ratio transformator hubungan adalah = 3 = 3 Sama seperti hubungan tipe Y- , hubungan ini memiliki kekurangan tidak dapat diparalel dengan transformator hubungan lain. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut: Gambar 2.14 Hubungan Belitan Transformator 3 phasa -Y Dan berbagai hubungan belitan lainnya terlihat pada gambar 2.12 berikut [7] : 21 22 23 Gambar 2.15 Gambar berbagai jenis hubungan belitan transformator. Adapun masing- masing hubungan belitan memiliki penggunaan yang beragam, diantaranya: - Yd 11 , Yd 1 , Dy 1 , Dy 11 a. Umumnya digunakan di transformator distribusi b. Hubungan Y memfasilitasi beban yang berupa beban 3 phasa maupun 1 phasa. - Yy a. Biasanya digunakan pada transformator besar. b. Hubungan yang lebih ekonomis pada sistem HV yang digunakan untuk interkoneksi antara dua sistem yang dideltakan, dan juga untuk memberikan jalur netral pada masing- masing pentanahan. 24 - Dd a. Ini adalah hubungan yang ekonomis antara LV transformator. b.Tidak terlalu sulit untuk menghubungkan beban tidak seimbang. -Yd 5 a. Biasanya digunakan pada mesin dan transformator berkapasitas besar pada pembangkit dan sistem distribusi. b. Netralnya dapat dibebani sampai batasan arus tertentu. - Berbagai hubungan yang lain a. banyak digunakan dalam hal penelitian dan lain- lain. 2.2 Beban 2.2.1 Jenis- Jenis Beban

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

7 61 111

Studi Perbandingan Belitan Transformator Distribusi Tiga Phsasa Pada Saat Menggunkan Tap Changer Aplikasi pada PT. MOrawa ELektrik TRansbuana

13 118 75

Analisis Perbandingan Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Delta Dan Hubungan Open-Delta (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

6 70 64

Studi Pengujian Vektor Group Transformator Distribusi Tiga Phasa(Aplikasi pada PT. Morawa Electric Transbuana)

23 154 82

Studi Pemasangan Tapping Pada Transformator Distribusi Tiga Phasa (Aplikasi Pada PT. Morawa Elektrik Transbuana)

1 33 83

Studi Penempatan Transformator Distribusi Berdasarkan Jatuh Tegangan (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota)

4 89 99

BAB II DASAR TEORI - Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 28

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 5 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator - Analisa Berbagai Hubungan Belitan Transformator 3Phasa Dalam Keadaan Beban Lebih (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Ft.Usu)

0 0 29

Analisa Pengaruh Beban Tidak Seimbang Terhadap Performa Transformator 3 Phasa Feedback 61-103 pada Berbagai Hubungan Belitan Skala Laboratorium Listrik Kapal dan Otomatisasi - ITS Repository

0 0 125