dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja dan gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja serta dampaknya pada kinerja karyawan study kasus pada PDAM. Peneliti ingin menguji
kembali dengan variabel penelitian yang sama dengan obyek yang berbeda yaitu pengaruh motivasi kerja dan gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja serta dampaknya
pada kinerja.
B. Rumusan Masalah Penelitian
a. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan ? b. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan ?
c. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan ? d. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan?
e. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan?
C. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh motivasi karyawan terhadap disiplim kerja. b. Menganalisis gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja.
c. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan. d. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
e. Menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan . D.
Landasan Teori 1.
Motivasi Kerja
Motivasi merupakan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang di harapkan atau proses psikis yang mendorong
orang untuk melakukan sesuatu Usman 2008. Shadare 2009 dalam Prawira dan Putra 2012 juga menyebutkan motivasi karyawan merupakan salah satu strategi
untuk meningkatkan kinerja karyawan. Karena pentingnya motivasi maka dalam suatu organisasi maupun perusahaan diperlukan adanya motivasi yang baik demi
tercapainya tujuan perusahaan. Proses terjadinya motivasi diawali oleh adanya kebutuhan. Kebutuhan itu dipenuhi oleh insentif atau gajiupah dari organisasi
tempat kita kerja Usman 2008.
Teori Hirarki Kebutuhan hierarchy of needs theory dari Maslow menyatakan bahwa manusia dimotivasi oleh berbagai kebutuhan yang sangat tergantung dari
kepentingan individu Daft, 2003 dalam Khoir, 2011. Adapun dasar teori motivasi hirarki kebutuhan Maslow yaitu:
a. Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan; ia selalu menginginkan lebih
banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
Kebutuhan manusia diklasifikasi menjadi lima hierarki kebutuhan yaitu :
1 Kebutuhan Fisiologis physiological needs Kebutuhan fisik manusia yang paling dasar disebut juga kebutuhan
untuk mempertahankan hidupnya Robbins, 2007 dalam Khoir, 2011. Hal-hal yang termasuk kebutuhan fisiologis yaitu sandang, pangan, air, udara, seks,
istirahat dan tempat tinggal. Dalam rancangan organisasi ini direfleksikan sebagai kebutuhan atas cakupan, panas, udara dan gaji pokok yang layak
untuk menjamin kelangsungan hidup dan adanya jaminan kesehatan Monica, 1998dalam Khoir, 2011. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis ini merangsang seseorang berperilaku dan bekerja giat. Kebutuhan
fisiologis ini termasuk kebutuhan utama, tetapi merupakan kebutuhan yang bobotnya paling rendah Hasibuan, 2005dalam Khoir, 2011.
2 Kebutuhan Keamanan safety needs Hersey Blanchard 1977 dalam Monica 1998 mendefenisikan
kebutuhan keamanan sebagai pelibatan dengan pemeliharaan diri di tempat kerja. Perlindungan terhadap trauma fisik dalam lingkungan adalah suatu
kebutuhan keamanan. Kebutuhan keamanan merefleksikan kebutuhan akan keselamatan kerja dan merasa terbebas dari kecelakaan kerja, keamanan kerja
dalam pengoperasian alat-alat canggih, penerangan di tempat kerja, kebebasan dari tekanan yang terus-menerus, tunjangan tambahan, dan jaminan
kerja Daft, 2003 dalam Khoir, 2011. Kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu jam-jam kerja, misalnya motor yang di parkir
jangan sampai hilang. Tempat kerja yang baik dan nyaman juga akan meningkatkan motivasi kerja bawahan sehingga akan meningkatkan kepuasan
kerja dan kinerja bawahan Hasibuan, 2005dalam Khoir, 2011. 3 Kebutuhan Sosial social needs
Hersey Blanchard 1977, dalam Monica, 1998 dalam Khoir 2011 secara kuat mengekspresikan kebutuhan sosial sebagai hubungan
interpersonal yang berarti. Kebutuhan-kebutuhan sosial melibatkan suatu proses interaksi berupa komunikasi terapeutik kepada pasien yang sifatnya
membantu kesembuhan pasien Monica, 1998. Contoh lain dari suatu tingkat kebutuhan sosial adalah mereka yang menikmati bekerja bersama dalam
kelompok-kelompok dan tim-tim, menganggap lingkungan kerja sebagai