ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN FINANCIAL VALUE ADDED (FVA)

(1)

(Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun

2011-2015)

SKRIPSI

Oleh:

Vera Septinawati NPM: 20130730254

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE

ADDED (EVA) DAN FINANCIAL VALUE ADDED (FVA)

(Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun

2011-2015)

SKRIPSI

Oleh:

Vera Septinawati NPM: 20130730254

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

DAN FINANCIAL VALUE ADDED (FVA)

(Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh: Vera Septinawati NPM: 20130730254

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

PENGESAHAN Judul Skripsi

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN

FINANCIAL VALUE ADDED (FVA)

(Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2011- 2015) Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Vera Septinawati NPM : 20130730254

telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsenterasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 8 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Seminar Proposal Skripsi

Ketua Sidang : Syah Amelia Manggala Putri, S.E.I., M.E.I. (………) Pembimbing : Julia Noermawati Eka, S.E., M.S.I. (………) Penguji : Aqidah Asri Suwarsi, S.E.I., M.E.I. (………)

Yogyakarta, 8 Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,


(6)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Vera Septinawati Nomor Mahasiswa : 20130730254 Program Studi : Muamalat

Judul Skripsi : ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN

DENGAN MENGGUNAKAN ECONOMIC VALUE

ADDED (EVA) DAN FINANCIAL VALUE ADDED (FVA) (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2011- 2015)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 22 November 2016 Yang membuat pernyataan


(7)

MOTTO

“Pengembara akan terus mencari meski harus kembali pulang”

“Kata-kata bijak orang berkelas sekalipun tak dapat mengoyakku. Cukup perantara dari Allah yang kupercaya”


(8)

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah aku ucapkan. Hasil yang tak pernah mengkhianati usaha ini aku persembahkan untuk kedua orang tuaku Bapak Dul Kahar dan Ibu Indah Setiawati. Ciptaan Allah yang tak ternilai dalam kehidupan. Tidak harus diungkapkan, mereka pasti melakukan yang terbaik untukku. Teruntuk kakakku Akbar Gladi Permana di mana kita saling mendo’akan untuk kesuksesan masing-masing dari kita. Seluruh keluargaku, terkhusus Om Anang Lukmawan dan Tante Dwi Nur Apriani yang menjadi orang tua sekaligus kakak kedua bagiku terima kasih atas semangat dan do’anya. Orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku terima kasih atas semuanya. Kalian hanya dapat kunyatakan secara tersirat namun selalu ada dalam hatiku.


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah puji dan syukur atas karunia Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia kepada penulis. Serta shalawat dan salam selalu tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah memberikan tauladan baik bagi kita semua.

Penulisan skripsi yang berjudul Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2011-2015)” ini Alhamdulillah bisa terselesaikan tanpa hambatan berarti suatu apapun. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Proses terselesainya skripsi ini sampai akhir tentunya tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.SI selaku Dekan Fakultas Agama Islam. 3. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.SI selaku Kepala Jurusan Ekonomi dan

Perbankan Islam.

4. Ibu Miftakhul Khasanah, S.TP., M.SI selaku Dosen Pembimbing Akademik.


(10)

5. Ibu Julia Noermawati , S.E., M.SI selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dengan tulus telah memberikan ilmu selam di bangku perkuliahan.

7. Orang tua penulis Bapak Dul Kahar dan Ibu Indah Setiawati yang telah memberikan segalanya kepada saya.

8. Seluruh keluarga, sahabat serta teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas do’a dan semangat yang diberikan.

9. Semua pihak yang telah membantu proses terselesainya skripsi ini sampai akhir.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun atas keterbatasan penulisan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, 22 November 2016


(11)

DAFTAR ISI

ANALISIS ... i

NOTA DINAS ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. A. Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined. B. Kerangka Teoritik ... Error! Bookmark not defined. 1. Kinerja Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 2. Laporan Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 3. Analisis Laporan Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 4. Analisis Economic Value Added (EVA) . Error! Bookmark not defined. 5. Analisis Financial Value Added (FVA) .. Error! Bookmark not defined. 6. Perbankan Syariah ... Error! Bookmark not defined.


(12)

7. Peran dan Fungsi Bank Syariah ... Error! Bookmark not defined. 8. Daya Tarik Bank Syariah ... Error! Bookmark not defined. C. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. D. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. C. Batasan Operasional ... Error! Bookmark not defined. D. Variabel dan Pengukuran Data... Error! Bookmark not defined. E. Analisis Hasil Pengukuran ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Profil PT. Bank Muamalat Indonesia ... Error! Bookmark not defined. B. Analisis Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Economic Value Added (EVA) ... Error! Bookmark not defined. 2. Financial Value Added (FVA) ... Error! Bookmark not defined. BAB V ... Error! Bookmark not defined. PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 2 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 3 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 2 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 3 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 6 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 7 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 8 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 9 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 10 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 11 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 12 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 13 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 14 ... Error! Bookmark not defined.


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 1. 2 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 1. 3 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 1. 4 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 1 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 2 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 3 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 4 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 5 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 6 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 7 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 8 ... Error! Bookmark not defined.


(15)

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan perbankan syariah berdasarkan nilai tambah perusahaan selama periode tertentu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data time series dari tahun 2011-2015 pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan analisis EVA, pada tahun 2011-2015 manajemen perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia mampu menciptakan nilai tambah ekonomis perusahaan. Begitu pula hasil analisis dengan metode FVA. Manajemen perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2011-2015 juga mampu menciptakan nilai tambah finansial perusahaan.

Kata kunci : Economic Value Added (EVA), Financial Value Added (FVA) dan kinerja keuangan.


(17)

ABSTRACT

This study aims to analyze the financial performance of syariah banking company based on company added value in a certain period. The type of this study is quantitative study using time series data in the year of 2011-2015 in PT. Bank Muamalat Indonesia. The analysis used in this study is are Economic Value Added (EVA) and the Financial Value Added (FVA) approach.

The results of this study indicate that in EVA analysis, in the year of 2011-2015 the management of PT. Bank Muamalat Indonesia can create the economic added value for this company. Similarly to the result of EVA analysis, in FVA analysis the management of PT. Bank Muamalat Indonesia also can create the financial added value to the company in 2011-2015.

Key words: Economic Value Added (EVA), Financial Value Added (FVA) and financial performance.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya perekonomian saat ini, menuntut suatu perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak di industri jasa keuangan untuk terus meningkatkan kinerjanya. Kinerja perusahaan yang sangat erat kaitannya dengan kondisi perekonomian adalah kinerja keuangan. Penilaian dalam kinerja keuangan yaitu usaha dalam mengukur efektivitas dan efisiensi kegiatan keuangan perusahaan dalam kurun waktu atau periode tertentu. Pengukuran kinerja keuangan sangat penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dan hasil pengukurannya dapat memberikan manfaat bagi para stakeholder.

Sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan gambaran kondisi suatu perusahaan, di mana selanjutnya menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja keuangan. Namun melihat laporan keuangan saja tidak dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan perusahaan. Untuk itu diperlukan analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan agar dapat lebih terlihat kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Analisis laporan keuangan merupakan pengolahan data yang berasal dari laporan keuangan sebagai bahan informasi


(19)

yang lebih berguna, lebih akurat bagi pihak-pihak yang memerlukan untuk pengambilan keputusan.1

Salah satu industri jasa keuangan yang selalu menjadi sorotan adalah industri perbankan. Perbankan merupakan lembaga intermediasi yang mengalihkan dana dari unit ekonomi surplus (penabung) ke unit ekonomi defisit (peminjam). Perbankan memiliki fungsi yang menjadi penghubung (intermediasi) bagi pemilik modal yang berlebih dengan pihak yang membutuhkan modal untuk dikelola. Ini menjadikan peran bank sangat penting di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2 Lebih rinci, perbankan saat ini dibedakan menjadi dua yaitu

perbankan konvensional dan perbankan syariah.

Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi, ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum, serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank konvensional untuk membuka

1 Hariadi, Indra, dkk., Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) (Studi Pada PT Trikomsel Oke, Tbk dan PT Matahari Department Store, Tbk yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011), Jurnal Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 2 Tahun 2013, hal. 1.

2 Danupranata, Gita, Manajemen Perbankan Syariah, Yogyakarta: Universitas


(20)

cabang syariah atau bahkan mengkorvensi diri secara total menjadi bank syariah.3

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.4

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menjadi tolok ukur keberhasilan ekonomi syariah. Bank Muamalat Indonesia, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah adalah perbankan syariah yang mampu menyediakan layanan lalu lintas pembayaran di luar negeri. Hal tersebut merupakan perkembangan eksistensi bank syariah untuk semakin mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Semakin berkembangnya perbankan syariah akhir-akhir ini tidak hanya sekedar wacana, namun juga dapat ditunjukkan dengan bukti nyata yaitu statistik perbankan syariah yang dapat dilihat pada tabel berikut:

3 Antonio, M. Syafi’i, Bank Syariah Bagi Bankir & Praktisi Keuangan, Jakarta: Tazkia

Institute, 1999, hal. 66.


(21)

Tabel 1. 1

Rasio Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015

Tahun CAR (%) ROA (%) NPF (%) FDR (%) Aset (trilliun rupiah)

2011 16.63 1.79 2.52 88.94 145,467

2012 14.13 2.14 2.22 100 155,018

2013 14.42 2.00 2.62 100.32 242,276

2014 15.74 1.19 3.75 97.84 272,343

2015 15.02 1.15 3.93 96.45 296,262

Sumber: ojk.go.id, diolah

Kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia pada setiap tahunnya selalu terjadi peningkatan maupun penurunan. Hal tersebut terlihat dengan analisis menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) atau rasio kecukupan modal, ROA (Return On Assets) atau rasio laba sebelum pajak terhadap total aset rata-rata, NPF (Net Performing Financing) rasio pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan dan FDR (Financing to Deposit Ratio) atau rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga. Beberapa analisis rasio keuangan tersebut merupakan rasio yang dapat menggambarkan kinerja keuangan perbankan syariah dari beberapa aspek. Aspek yang dimaksud di antaranya yaitu modal, laba dan pembiayaan. Dengan


(22)

perhitungan rasio keuangan, perbankan syariah dapat juga mengetahui seberapa besar aset yang dimiliki.

Sumber: ojk.go.id, diolah

Gambar 1. 1

Perkembangan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia (2011–2015)

Terlihat jelas pada gambar bahwa perkembangan kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2011–2015 mengalami peningkatan atau penurunan yang relatif tidak terlalu signifikan. Meskipun demikian, perbankan syariah masih terus eksistensi dalam perekonomian Indonesia dengan segala upayanya. Kepercayaan masyarakat pada bank syariah menjadikan perbankan tersebut selalu berusaha melakukan perbaikan setiap tahun. Hal tersebut tercermin pada FDR yang sering kali mendekati angka 100%, sehingga fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi telah benar-benar diaplikasikan oleh perbankan syariah di Indonesia.

0 20 40 60 80 100 120

2011 2012 2013 2014 2015

CAR ROA NPF FDR


(23)

Sumber: ojk.go.id, diolah

Perkembangan Total Aset Perbankan Syariah di IndonesiaTahun (2011

Total aset juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur perkembangan kinerja keuangan perbankan syariah. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2013. Dari grafik, total aset

tahunnya menunjukkan perbankan syariah memiliki kesempatan untuk semakin berkontribusi

Pada umumnya analisis laporan keuangan yang dilakukan perusahaan untuk mengukur kine

konvensional yaitu analisis rasio keuangan. Dalam praktiknya

analisis rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan b rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi

0 50 100 150 200 250 300

Sumber: ojk.go.id, diolah

Gambar 1. 2

Perkembangan Total Aset Perbankan Syariah di IndonesiaTahun (2011 2015)

Total aset juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur perkembangan kinerja keuangan perbankan syariah. Peningkatan yang cukup signifikan

un 2013. Dari grafik, total aset semakin meningkat

tahunnya menunjukkan perbankan syariah memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam perekonomian negera.

Pada umumnya analisis laporan keuangan yang dilakukan perusahaan untuk mengukur kinerja keuangannya adalah dengan menggunakan metode konvensional yaitu analisis rasio keuangan. Dalam praktiknya

analisis rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan b rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi

2011 2012 2013 2014 2015

Aset Perbankan Syariah di Indonesia

Perkembangan Total Aset Perbankan Syariah di IndonesiaTahun

(2011-Total aset juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur perkembangan kinerja keuangan perbankan syariah. Peningkatan yang cukup signifikan semakin meningkat setiap tahunnya menunjukkan perbankan syariah memiliki kesempatan untuk

Pada umumnya analisis laporan keuangan yang dilakukan perusahaan rja keuangannya adalah dengan menggunakan metode konvensional yaitu analisis rasio keuangan. Dalam praktiknya, meskipun analisis rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi


(24)

keuangan yang sesungguhnya.5 Rasio keuangan sebagai alat ukur kinerja suatu perusahaan mempunyai kelemahan yaitu mengabaikan adanya biaya modal (modal yang diinvestasikan) dan kontribusi fixed assets (aset tetap). Hal tersebut menjadikan perusahaan sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak bagi para stakeholdernya.

Begitu pula analisis yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap perbankan syariah di Indonesia. OJK sebagai lembaga negara yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi salah satunya terhadap perbankan syariah, tentu mempunyai penilaian sesuai Undang-Undang yang berlaku. Penilaian tingkat kesehatan bank secara individual untuk Bank Umum Syariah (BUS) mencakup penilaian terhadap faktor Profil Risiko, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas dan Permodalan. Sedangkan untuk Unit Usaha Syariah, penilaian hanya mencakup Profil Risiko. Meskipun demikian, dalam mengukur kinerja keuangannya sendiri masih sama seperti perusahaan pada umumnya yaitu dengan analisis rasio keuangan.

Disadari bahwa rasio keuangan sebagai alat pengukur kinerja mempunyai beberapa kelemahan seperti mengabaikan adanya biaya modal dan kontribusi fixed assets, sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak. Mengingat keterbatasan yang timbul dari analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur kinerja keuangan perusahaan, maka diusulkan konsep pengukuran kinerja keuangan yang

5 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, hal. 103.


(25)

didasarkan pada konsep nilai tambah (value added based). Dengan value added based sebagai alat ukur kinerja perusahaan, manajemen dituntut selalu meningkatkan nilai perusahaan. Dengan pengukuran yang berbasis pada nilai, diharapkan didapat hasil pengukuran kinerja perusahaan yang realistis dan mendukung penyajian laporan keuangan. Sehingga para pemakai laporan keuangan dapat dengan mudah mengambil keputusan baik untuk berinvestasi maupun untuk perencanaan peningkatan kinerja perusahaan. Konsep yang diusulkan adalah Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA).6

Pengukuran tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan rasio profitabilitas saja dirasa masih belum cukup dikarenakan rasio profitabilitas memiliki beberapa kelemahan. Tujuan perusahaan pada era globalisasi saat ini tidak semata-mata pada penciptaan laba saja, namun juga dituntut untuk dapat menciptakan nilai bagi perusahaan. Sejak tahun 1990-an, dunia bisnis mengenal pendekatan baru dalam mengukur profitabilitas perusahaan yang dikenal dengan konsep nilai tambah ekonomi atau Economic Value Added (EVA). Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward Management Service yang merupakan perusahaan konsultan dari New York, Amerika Serikat pada tahun 1989. Perusahaan konsultan yang didirikan oleh Joen M.Stern dan G.Bennet Steward III. EVA merupakan jawaban atas metode penelitian yang lebih baik terhadap kinerja operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan EVA memasukkan nilai biaya modal dalam

6 Abu Bakar, Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi dengan

menggunakan EVA, REVA, FVA dan MVA, Jurnal Rekayasa LPPM Itenas Volume XIV Nomor 1 Tahun 2010, hal. 20.


(26)

perhitungannya untuk mengetahui penambahan nilai ekonomis perusahaan. Dengan menghitung semua biaya modal maka akan nampak kemampuan riil perusahaan dalam menciptakan nilai tambah perusahaan. Perusahaan yang tampak memiliki laba bersih tinggi, belum tentu mampu menciptakan nilai bagi perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki EVA yang bagus, dapat dipastikan laba bersihnya bagus pula. Metode EVA selanjutnya digunakan sebagai pendukung dan pelengkap untuk mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh analisis rasio keuangan sehingga dapat menunjukkan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.7

Paradigma nilai tambah yang masih belum banyak dikemukakan adalah Financial Value Added (FVA) yaitu metode baru dalam mengukur kinerja dan nilai tambah perusahaan. Metode ini mempertimbangkan kontribusi dari fixed assets dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan.8

Kelebihan dari metode FVA dibandingkan dengan metode EVA adalah konsep FVA yang mengintegrasikan keseluruhan dari kontribusi aset. Sebagai unsur penambah nilai, secara jelas FVA mengakomodasikan kontribusi konsep durasi proses penciptaan nilai atau value growth duration. Unsur itulah yang menjadikan FVA lebih baik dibanding EVA yang tidak

7 Hariadi, Indra, dkk., Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Analisis

Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) (Studi Pada PT Trikomsel Oke, Tbk dan PT Matahari Department Store, Tbk yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011), Jurnal Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 2 Tahun 2013, hal. 2.

8 Iramani, Rr. Erie Febriani, Financial Value Added: Suatu Paradigma Baru Dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 7 Nomor 1 Tahun 2005, hal. 7.


(27)

menjelaskan unsur penambahan nilai secara rinci. Namun FVA kurang praktis jika dibandingkan dengan EVA dalam mengantisipasi fenomena bila perusahaan menjalankan investasi baru di tengah-tengah masa investasi yang diperhitungkan. EVA akan merefleksikan situasi ini melalui peningkatan aset dan sumber daya yang terlibat dalam perusahaan.

Kelebihan dan kekurangan metode EVA dan FVA dapat dijadikan sebagai pertimbangan perusahaan dalam penilaian kinerja keuangan. Sebab kedua metode tersebut dapat sebagai acuan dalam manajemen perusahaan selanjutnya. Dari pengukuran EVA dan FVA perusahaan dapat menilik kinerja keuangan dari aspek yang berbeda dan mampu mensinkronisasikan menjadi suatu kesimpulan untuk perbaikan kinerja keuangan yang dirasa masih belum cukup dalam mencapai tujuan.

Selanjutnya, metode EVA dan FVA yang selama ini seringkali dijadikan sebagai alat ukur pada perusahaan konvensional, dapat dijadikan pula sebagai alat ukur pada perusahaan yang berbasis syariah seperti perbankan syariah. Dalam Islam, metode apapun dapat dijadikan alat ukur selama tidak bertentangan dengan syariah.

Keperluan adanya kaidah dalam transaksi muamalah, tercermin pada qawa’id yang paling mendasar yaitu al-aslu fi almu’amalah al-ibaahah illaa an-yadull daliil ‘alaa tahriimihaa.

ﺎ ﮭﻤﯾﺮﺤﺗ ﻰ ﻠﻋ ﻞ ﯿﻟد لﺪ ﯾ نأ ﻻإ ﺔ ﺣﺎﺑﻹا ﺔ ﻠﻣﺎﻌﻤﻟا ﻰ ﻓ ﻞ ﺻﻷا

Segala bentuk muamalah pada dasarnya adalah mubah (boleh) kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Ini menjadi alasan bagi setiap bentuk


(28)

transaksi perdagangan dan ekonomi menjadi halal kecuali jelas ada alasan yang melarangnya.9 Begitu pula metode yang digunakan sebagai alat ukur

transaksi muamalah. Selama metode tidak bertentangan dengan syariah dan sesuai kaidah, maka tidak ada larangan di dalamnya.

Perbankan syariah terdiri dari Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang semuanya memiliki peranan dan porsi masing-masing dalam industri jasa keuangan. Salah satu perbankan syariah yang ikut andil dalam perekonomian adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia sendiri merupakan pelopor berdirinya perbankan berdasarkan hukum Islam. Sebagai bank pertama murni syariah, Bank Muamalat Indonesia berkomitmen untuk menghadirkan layanan yang kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui berbagai macam penghargaan bergengsi yang diterima oleh Bank Muamalat Indonesia. Penghargaan yang diterima di antaranya Peringkat I Kategori Bank Umum Syariah - Infobank Digital Brand of The Year 2015, IFN Awards Best Islamic Bank in Indonesia tahun 2015 dan perhargaan lainnya.

Kendati demikian, beberapa tahun terakhir ini Bank Muamalat Indonesia bergolak dikarenakan perekonomian Indonesia dan faktor intern

9 Muqorobin, Masyhudi, Qawaid Fiqhiyyah Sebagai Landasan Perilaku Ekonomi Umat

Islam: Suatu Kajian Teoritik, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Volume 8 Nomor 7 Tahun 2007, hal. 202.


(29)

perusahaan yang sedang tidak stabil. Terlihat jelas pada analisis rasio keuangan sebagai berikut:

Tabel 1. 2

Rasio Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2011-2015 Tahun CAR (%) ROA (%) NPF (%) FDR (%) Aset (trilliun rupiah)

2011 11.78 1.13 2.99 76.76 32,5

2012 11.03 0.20 3.63 94.15 44,9

2013 14.43 0.27 3.46 99.99 54,7

2014 13.91 0.17 4.85 84.14 62,4

2015 12.36 0.20 4.20 90.30 53,1

Sumber: ojk.go.id, diolah

Dalam rentan waktu lima tahun terakhir ini, Bank Muamalat memperlihatkan kinerja yang kurang memuaskan. Terlihat bahwa kinerja keuangan perusahaan terutama pada NPF (Net Performing Financing) membutuhkan perhatian lebih. NPF yang tinggi (hampir mencapai 5%) seperti pada tahun 2014, semakin menunjukkan bahwa kinerja perusahaan perlu dievaluasi apakah permasalahan dari internal maupun eksternal perusahaan. NPF yang tinggi juga dapat memengaruhi rasio keuangan perusahaan yang lainnya. Rasio keuangan yang terlihat jelas terkena imbasnya yaitu rasio laba dan modal. Pembiayaan yang bermasalah pasti akan menurunkan tingkat laba dan kecukupan modal suatu perusahaan.


(30)

Sumber: ojk.go.id, diolah

Gambar 1. 3

Perkembangan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia (2011-2015)

Dari grafik di atas nampak jelas NPF masih berkisar hampir 5%, ROA (Return on Asset) relatif rendah pada tahun 2012–2015 yaitu berada di peringkat 4 (selalu di bawah 0,5%) serta FDR (Financing to Deposit Ratio) yang pergerakan naik turunnya cukup terlihat. CAR (Capital Adequacy Ratio) yang mendapatkan imbas dari NPF yang tinggi, sangat terlihat pada tahun 2014 dan tahun 2015. Rasio CAR mengalami penurunan pada dua tahun tersebut. Permasalahan yang sedang membelit Bank Muamalat perlu direstrukturisasi dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada terutama terkait pembiayaan bermasalah.

0 20 40 60 80 100 120

2011 2012 2013 2014 2015

CAR ROA NPF FDR


(31)

Sumber: ojk.go.id, diolah

Perkembangan Aset Bank Mua

Permasalahan yang terjadi dalam bank (

Indonesia berimbas pada aset. Selama empat tahun yaitu dari tahun 2011 sampai tahun 2014, total aset selalu mengalami peningkatan. Namun pada akhir tahun 2015 aset yang dimiliki semakin melemah. Hal tersebut perlu diwaspadai dan harus segera dilakukan pembenahan, baik faktor dari luar maupun dari dalam perusahaan sendiri.

Jika dibandingkan dengan Bank Umum Syariah lain, Bank Muamalat nampak memiliki permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan yang lainnya. Permasalahan paling utama dari Bank Muamalat Indonesia ada pada NPF atau pembiayaan bermasalah. Rasio NPF yang tinggi, j

efek atau dampak pada rasio keuangan yang lainnya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, rasio NPF tertinggi dipegang oleh Bank Muamalat Indonesia. Hal tersebut tercermin pada analisis rasio keuangan

(NPF) beberapa Bank Umum Syariah di bawah ini:

0 10 20 30 40 50 60 70

Sumber: ojk.go.id, diolah

Gambar 1. 4

Perkembangan Aset Bank Muamalat Indonesia (2011

Permasalahan yang terjadi dalam bank (intern) Bank Muamalat Indonesia berimbas pada aset. Selama empat tahun yaitu dari tahun 2011 sampai tahun 2014, total aset selalu mengalami peningkatan. Namun pada akhir tahun 2015 aset yang dimiliki semakin melemah. Hal tersebut perlu diwaspadai dan harus segera dilakukan pembenahan, baik faktor dari luar maupun dari dalam perusahaan sendiri.

a dibandingkan dengan Bank Umum Syariah lain, Bank Muamalat nampak memiliki permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan yang lainnya. Permasalahan paling utama dari Bank Muamalat Indonesia ada pada NPF atau pembiayaan bermasalah. Rasio NPF yang tinggi, juga memberikan efek atau dampak pada rasio keuangan yang lainnya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, rasio NPF tertinggi dipegang oleh Bank Muamalat Indonesia. Hal tersebut tercermin pada analisis rasio keuangan Net Performing Financing

Bank Umum Syariah di bawah ini:

2011 2012 2013 2014 2015

Aset Bank Muamalat Indonesia

malat Indonesia (2011–2015)

) Bank Muamalat Indonesia berimbas pada aset. Selama empat tahun yaitu dari tahun 2011 sampai tahun 2014, total aset selalu mengalami peningkatan. Namun pada akhir tahun 2015 aset yang dimiliki semakin melemah. Hal tersebut perlu diwaspadai dan harus segera dilakukan pembenahan, baik faktor dari luar

a dibandingkan dengan Bank Umum Syariah lain, Bank Muamalat nampak memiliki permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan yang lainnya. Permasalahan paling utama dari Bank Muamalat Indonesia ada pada uga memberikan efek atau dampak pada rasio keuangan yang lainnya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, rasio NPF tertinggi dipegang oleh Bank Muamalat Indonesia. Net Performing Financing


(32)

Tabel 1. 3

Rasio Net Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah Tahun 2011–2015

(dalam persen (%))

Bank Umum Syariah

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Mega Syariah 1.79 1.32 1.45 1.81 3.16

Panin Syariah 0.82 0.19 0.77 0.29 1.94

BNI Syariah 2.42 1.42 1.13 1.04 1.46

BMI 2.99 3.63 3.46 4.85 4.20

BSM 0.95 1.14 2.29 4.29 4.05

BRI Syariah 2.12 1.84 3.26 3.65 3.89

Sumber: ojk.go.id, diolah

Dari tabel analisis rasio keuangan di atas terkait NPF atau pembiayaan bermasalah, nampak jelas bahwa memang NPF tertinggi adalah Bank Muamalat Indonesia dibanding Bank Umum Syariah lainnya. Selanjutnya yang berada pada posisi kedua yaitu Bank Syariah Mandiri. Meskipun masih berada di bawah 5%, namun jika mendekati standar maksimum (5%) yang ditetapkan OJK, hal tersebut tetaplah beresiko. Perlemahan ekonomi yang notabene sebagai pemicu utama menurunnya pengembalian pembiayaan kredit, menyebabkan bank syariah seperti Bank Muamalat Indonesia dan Bank


(33)

Syariah Mandiri yang memberikan kontribusi besar pembiayaan kredit syariah (hampir 50%) mengalami permasalahan. Sehingga Bank Muamalat Indonesia yang mengalami pembiayaan bermasalah paling tinggi perlu dilakukan upaya analisis dengan metode selain rasio keuangan. Metode yang digunakan ini dapat dijadikan sebagai pendukung dan pelengkap dari keterbatasan analisis rasio keuangan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2011-2015)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA)?

2. Bagaimana kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan menggunakan pendekatan Financial Value Added (FVA)?

C. Tujuan Penelitian

1. Menilai kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA).

2. Menilai kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan menggunakan pendekatan Financial Value Added (FVA).


(34)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritik maupun manfaat praktis bagi semua pihak yang membutuhkan.

1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan terkait sistem keuangan di bidang lembaga keuangan perbankan, dengan melihat kinerja keuangan perbankan khususnya perbankan syariah melalui analisis kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi objek penelitian, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk terus memperbaiki kualitas perusahaan dan dapat digunakan sebagai evaluasi perbankan syariah ke depannya dalam menentukan kebijakan yang akan ditempuh untuk pengembangan usahanya.

b. Bagi penulis, dapat menambah ilmu pengetahuan tentang kinerja keuangan perbankan khususnya perbankan syariah dengan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA).

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disajikan untuk memberikan gambaran dari keseluruhan isi penelitian ini. Sistematika yang jelas dan terarah dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Penulisan dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima (5) bab, di antaranya sebagai berikut:


(35)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil penelitian maupun buku.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi atau alasannya; sumber dan jenis data penelitian, teknik pengumpulan data, batasan operasional serta variabel dan pengukuran data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian penulis yang menjelaskan tentang analisa kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) serta pengujian hipotesis disertai pembahasan yang diperoleh dari hasil pengukuran.

BAB V : PENUTUP

Bab terakhir ini berisi kesimpulan, saran dan rekomendasi. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Saran dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, berisi uraian mengenai langkah-langkah apa yang perlu diambil oleh pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian yang bersangkutan.


(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan inspirasi dalam penulisan penelitian yang berjudul “Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2011-2015)”. Sebagai bahan referensi serta rujukan analisis hasil penelitian ini, maka diperlukan beberapa penelitian terdahulu.

Ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang mendasari adanya penelitian ini yaitu:

1. Penelitian mengenai “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added) Pada Perusahaan Tambang Batu Bara yang Listing di Bursa Efek Indonesia” yang dilakukan oleh Lelly Yuni Syahlina, eJournal

Adminstrasi Bisnis Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai EVA dan MVA masing-masing perusahaan (PT. Adaro Energi, Tbk dan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero), Tbk) mengalami fluktuasi dan bernilai positif selama tahun 2009 dan 2011. EVA dan MVA yang positif menunjukkan bahwa masing-masing perusahaan mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis dan menciptakan kekayaan bagi para pemegang saham. Selain itu, hasil penelitian


(37)

menunjukkan bahwa antara EVA dan MVA memiliki hubungan yang tidak langsung, artinya peningkatan atau penurunan nilai EVA belum tentu mengakibatkan peningkatan atau penurunan terhadap nilai MVA dan atau sebaliknya.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada metode yang digunakan. Penelitian kali ini menggunakan pengukuran dengan metode yang berbeda yaitu metode EVA dan FVA, di mana FVA merupakan perkembangan dari metode EVA sehingga FVA termasuk pendekatan baru dalam pengukuran kinerja keuangan.

2. Penelitian oleh Abu Bakar mengenai “Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi dengan Menggunakan EVA, REVA, FVA dan MVA”, Jurnal Itenas Rekayasa Volume XIV Nomor 1 Tahun 2010, menunjukkan bahwa aplikasi penggunaan Economic Value Added (EVA),

Refined Economic Value Added (REVA), Financial Value Added (FVA) dan Market Value Added (MVA) dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan berdasarkan nilai tambah realistis dan dukungan penyajian laporan keuangan. Sehingga dapat membantu pengguna laporan keuangan tersebut seperti pemimpin perusahaan dan investor dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian ini mengukur kinerja keuangan lima perusahaan telekomunikasi (PT. Telkom, PT. Indosat, PT. XL Axiata, PT. Bakrie Telecom dan PT. Mobile 8 Telecom) menggunakan metode pengukuran berdasarkan pendekatan nilai tambah dalam empat periode berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan


(38)

untuk setiap periode. Setiap metode pengukuran juga menghasilkan peringkat yang konsisten untuk lima perusahaan telekomunikasi tersebut.

Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian kali ini menggunakan dua metode pengukuran (metode EVA dan metode FVA). Kedua metode tersebut fokus pada biaya modal dan kontribusi fixed assets. Pendekatan EVA dan FVA yang merupakan perkembangan dari EVA dapat memberikan analisa yang berkesinambungan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nora Alverniatha dan Samuel Dossugi mengenai “Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada Industri Perkebunan di Bursa Efek Indonesia”, Journal of Applied Finance and Accounting Volume 3 Nomor 1 Tahun 2010, hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan EVA untuk menciptakan nilai ekonomi dan memiliki kinerja keuangan yang baik dari tahun 2004 sampai 2009. Sementara menggunakan FVA, perusahaan juga mampu menciptakan nilai finansial positif dari kinerja keuangan yang baik dari tahun 2004 sampai 2009. Hasil penelitian ini menjukkan bahwa ada perbedaan yang siginifikan antara EVA dan FVA untuk periode 2004 sampai 2009.

Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian ini yang terletak pada objek kajiannya. Penelitian ini menggunakan objek kajian


(39)

salah satu bank syariah di Indonesia yang kinerja keuangannya masih jarang diukur dengan nilai tambah EVA dan FVA.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Endri dan Abdul Wakil, Jurnal Islamic Finance & Business Review Volume 3 Nomor 2 Tahun 2008, meneliti tentang “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-Rasio Keuangan dan Economic Value Added (Studi Kasus: PT. Bank Syariah Mandiri). Penelitian ini menganalisis performance keuangan dari Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan rasio keuangan dan metode

Economic Value Added (EVA). Rasio keuangan yang meliputi Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan

Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan hasil yang fluktuatif. Selama tahun 2003 sampai 2006, rata-rata kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri sangat meningkat. Namun saat menggunakan metode EVA, selama tahun 2003 sampai 2006 cenderung menurun dan bahkan negatif. Kinerja terbaik terjadi pada tahun 2003, di mana selama tahun 2004 sampai 2006 hasil EVA lebih rendah dari nol. Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri tidak memiliki kontribusi ekonomi terhadap lembaga terutama untuk kepentingan investor.

Berbeda dari penelitian tersebut, penelitian ini menerapkan analisis nilai tambah yaitu EVA dan FVA yang diharapkan dapat mengetahui kondisi kinerja keuangan perusahaan lebih kompleks dibandingkan dengan rasio keuangan.


(40)

5. Penelitian berjudul “Pentingnya Laporan Nilai Tambah Dalam Pelaporan Keuangan (Financial Value Added/FVA) Sebagai Pengukur Kinerja dan Penciptaan Nilai Perusahaan”, Jurnal Fokus Ekonomi Volume 7 Nomor 1 Tahun 2008 oleh Tjahjaning Poerwati dan Zuliyati, menjelaskan bahwa FVA secara rinci mengukur kinerja dan nilai tambah perusahaan dan saling terkait dengan putusan manajer keuangan. Kinerja FVA jelas lebih baik dibanding EVA, terutama dalam hal sinkronisasi hasil pengukurannya dengan hasil NPV.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu penelitian ini menganalisa nilai tambah dengan EVA dan FVA sekaligus tanpa menonjolkan salah satunya. Sebab pengukuran dengan dua metode yang berbeda dapat memberikan gambaran dari aspek yang berbeda pula.

B. Kerangka Teoritik 1. Kinerja Keuangan

Dalam berbagai literatur, pengertian tentang kinerja sangat beragam. Akan tetapi, dari berbagai perbedaan pengertian, dapat dikategorikan dalam dua garis pengertian di bawah ini:1

a. Kinerja merujuk pengertian sebagai hasil, kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas selama periode waktu tertentu.

1 Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hal. 9.


(41)

b. Kinerja merujuk pengertian sebagai perilaku, kinerja merupakan seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi tempat orang bekerja.

Kinerja keuangan adalah analisis keuangan yang pada dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja analisis di masa yang lalu, dengan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi yang kinerjanya akan berlanjut.2

Dapat dikatakan pula bahwa kinerja keuangan merupakan catatan atau laporan dari hasil aktivitas suatu perusahaan dalam mengelola serta mengendalikan sumber daya yang dimiliki pada periode tertentu sehingga dapat menunjukkan kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak misalnya pemilik dan kreditor. Laporan keuangan yang utama terdiri dari Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal dan Neraca.3

2Lesmana dan Surjanto (2003) Financial Performance Analizing. PT. Elex Komputindo,

Jakarta, tercantum dalam Endri dan Abdul Wakil, Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-Rasio Keuangan dan Economic Value Added (Studi Kasus: PT. Bank Syariah Mandiri), Jurnal TAZKIA Islamic Finance & Business Review Volume 3 Nomor 2 Tahun 2008, hal. 115.

3Suwiknyo, Dwi, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Yogyakarta: Pustaka


(42)

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, mulai dari investor atau calon investor, pihak pemberi dana atau calon pemberi dana, sampai pada manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan diharapkan memberi informasi mengenai profitabilitas, risiko dan timing dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. Informasi tersebut akan memengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan dan pada giliran selanjutnya akan memengaruhi nilai perusahaan.4

Tujuan pembuatan laporan keuangan, menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” (IAI, 2002), adalah sebagai berikut:5

a. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, hutang dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.

b. Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan. c. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi

keuangan perusahaan.

d. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

4 Hanafi, Mamduh M., Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2013, hal. 27.


(43)

Menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” (IAI, 2002), terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu:6

a. Dapat dipahami. Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah informasi yang disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pengertian penggunanya. Artinya, para pihak pengguna sendiri dituntut memiliki tingkat pengetahuan.

b. Relevan berarti informasi keuangan harus berhubungan dengan tujuan pemanfaatannya. Informasi yang tidak berhubungan dengan pemanfaatannya tidaklah relevan dan tidak ada gunannya. Karena itu, laporan keuangan disusun untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak yang memiliki banyak tujuan, maka upaya penyajian informasi yang relevan lebih difokuskan kepada kepentingan umum pengguna.

c. Andal yaitu agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dan seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat diperbandingkan yaitu informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada

6 Ibid., hal. 43.


(44)

periode waktu yang sama. Agar dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, maka:

1) Laporan keuangan disajikan dalam format yang sama. 2) Isi laporan keuangan adalah identik.

3) Prinsip-prinsip akuntansi yang dianut tidaklah berubah, walaupun berubah maka dampak perubahannya terhadap rugi-laba periode sekarang harus diungkapkan.

4) Perubahan dalam kondisi yang mendasari transaksi harus diungkapkan.

3. Analisis Laporan Keuangan

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah:7

a. Likuiditas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid.


(45)

b. Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable.

c. Rentabilitas atau profitabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba untuk periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian, rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

d. Stabilitas usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.


(46)

Tujuan menganalisa tergantung pada perspektif pemakai laporan keuangan dan yang diharapkan oleh seorang analisis laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan di antaranya:8

a. Kreditur. Seorang kreditur sangat peduli dengan kemampuan perusahaan yang diajukan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman baik kini maupun pada waktu yang akan datang.

b. Investor. Para investor berusaha untuk mengestimasi sebaik mungkin laba perusahaan yang akan datang untuk menilai harga saham yang akan dibeli atau dijual.

c. Manajemen perusahaan. Analisis laporan keuangan dari sudut pandang manajemen mengaitkan kebutuhan seluruh kreditur dan investor, karena pemakai laporan ini harus mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan. Manajemen juga harus memerhatikan kepentingan para karyawan, publik, penguasa dan lain-lain.

4. Analisis Economic Value Added (EVA)

a. Pengertian Economic Value Added (EVA)

EVA adalah suatu ukuran kinerja keuangan yang didasarkan suatu nilai (value-based) yang dinyatakan dalam satuan mata uang (misalnya rupiah). Oleh karena nilai EVA tidak dinyatakan dalam angka relatif, maka tidak ada batasan nilai EVA yang ideal yang menyatakan seberapa baik atau seberapa buruknya kinerja manajemen

8Suwiknyo, Dwi, Analisis, hal. 60.


(47)

suatu perusahaan. Secara sederhana EVA didefinisikan sebagai perbedaan antara tingkat pengembalian dari modal perusahaan (the return on campany’s capital) dengan biaya modal (cost of capital). Angka EVA yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari modal yang digunakan, sedangkan angka EVA yang negatif mengindikasikan adanya perusakan (penurunan) nilai dari modal yang digunakan selama periode tertentu. Bagi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), EVA juga merupakan suatu ukuran yang mencerminkan jumlah absolut nilai pemegang saham yang diciptakan atau yang dirusak pada masing-masing tahun. Dalam konteks ini, apabila nilai EVA positif berarti ada penciptaan nilai dan jika nilai EVA negatif berarti ada perusakan nilai.9

Economic Value Added (EVA) merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah bersih, yaitu nilai tambah kotor dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan investasi.10

EVA memiliki perbedaan dibandingkan dengan ukuran-ukuran kinerja keuangan lainnya. EVA memperhatikan faktor biaya modal dan tidak secara kaku berpedoman terhadap GAAP (Generally Accepted Accounting Principle). EVA memiliki metode tersendiri

9 Suratno, Ignatius Bondan, Economic Value Added: Dari Suatu Alat Penilai Kinerja

Manajemen Menuju Konsep Pemerataan Pendapatan, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia

Volume IV Nomor 2 Tahun 2005, hal. 135.


(48)

dalam menghitung pencapaian kinerja, yang lebih dari sekedar menilai dari profit suatu perusahaan. Tidak seperti metode konvensional yang hanya dikenal cost dari modal eksternal dan bunga, dalam EVA juga dikenal cost of equity. Analisis perolehan dana dari equity (pemegang saham) ini mutlak diperlukan mengingat adanya pembiayaan tersebut juga menghasilkan cost berupa sejumlah keuntungan yang diharapkan, di samping kegunaannya untuk mengetahui sejauh mana perusahan berhasil memberikan keuntungan bagi pemegang saham.11

EVA juga merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk memilih investasi keuangan yang paling menjanjikan karena EVA dapat menjadi suatu estimator untuk penciptaan nilai ekonomi yang sebenarnya dari suatu perusahaan yang mempunyai fokus pada penciptaan nilai bagi pemegang saham. Dalam investasi di pasar modal, EVA merupakan suatu ukuran yang memiliki korelasi yang sangat tinggi dengan harga saham. EVA yang dinyatakan dalam suatu nilai absolut, meski memiliki keterbatasan, namun EVA dapat menjadi suatu ukuran yang dapat dimaksimalkan.12

EVA juga membantu manajer memastikan bahwa perusahaannya dapat menambah nilai pemegang saham, sementara investor dapat menggunakan EVA untuk mengetahui saham mana

11 Suratno, Ignatius Bondan, Economic., hal. 135.


(49)

yang akan mampu meningkatkan nilainya.13 Investor bersedia menginvestasikan uangnya di suatu perusahaan sebab mereka mengharapkan return tertentu sebagai suatu tingkat profitabilitas minimumyang diharapkan dari investasi yang disebut biaya modal. Biaya modal adalah return dari penggunaan modal rata-rata pada suatu perusahaan. Investor dapat dengan mudah mencapai return ini yaitu dengan melakukan diversifikasi di pasar modal jangka panjang.14

b. Penghitungan Economic Value Added (EVA)

Penghitungan EVA tidak terlepas dari konsep Market Value Added (MVA). MVA adalah perbedaan antara total nilai perusahaan dengan total modal (termasuk modal sendiri dan hutang) yang dikontribusikan ke perusahaan. Rumus perhitungan MVA yaitu:15

MVA = Total Value Total Capital

MVA juga diterjemahkan sebagai penjumlahan dari seluruh

present value dari seluruh perusahaan dan investasi yang dilakukan. MVA bersifat lebih statis karena diterapkan untuk mengukur kinerja secara tahunan yang hanya dapat diterapkan pada divisi dan sebuah perusahaan yang sudah go public. Di sisi lain, EVA lebih dinamis dan dapat diterapkan di seluruh level bisnis, tidak saja pada group level.16

13 Endri dan Abdul Wakil, Analisis., hal. 118. 14 Suratno, Ignatius Bondan, Economic., hal. 137. 15 Ibid., hal. 142.


(50)

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menghitung EVA. Secara sederhana perhitungan EVA adalah sebagai berikut:17

1) Penjualan bersih – biaya operasi = laba operasi

2) Laba operasi – pajak = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) atau laba bersih setelah pajak

3) NOPAT – biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal) = EVA

Keterangan:

Penjualan bersih = hasil penjualan bruto (kotor) perusahaan setelah dikurangi dengan potongan-potongan lainnya

Biaya operasi = pengeluaran - pengeluaran untuk

membiayai operasi perusahaan seperti pembelian dan penjualan barang serta pengelolaan perusahaan

Laba operasi = laba atau keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil operasi berjalan

NOPAT = laba atau keuntungan bersih setelah

dikurangi pajak

Biaya modal = modal yang diinvestasikan

17 Young, S. David dan Stephen O’Byrne (2001) EVA dan Manajemen Berdasarkan

Nilai: Panduan Praktis Untuk Implementasi, Diterjemahkan oleh Lusy Widjaya, Jakarta: Salemba

Empat, tercantum dalam Hariadi, Indra, dkk., Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) (Studi Pada PT Trikomsel Oke, Tbk dan PT Matahari Department Store, Tbk yang Terdaftar di BEI Periode


(51)

c. Keunggulan Economic Value Added (EVA)

Dengan menjadikan EVA sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan dapat memberikan keunggulan tersendiri dibandingkan dengan menggunakan rasio keuangan.18

Salah satu keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan adalah dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA yang lain adalah:19

1) EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.

2) Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memerhatikan harapan para penyandang dana secara adil di mana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

3) Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

4) Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan

stakeholders satisfaction concepts.

18 Endri dan Abdul Wakil, Analisis., hal. 118.


(52)

5) Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Selain sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan, EVA juga dapat digunakan sebagai perencanaan strategi perusahaan, tolok ukur pengalokasian dana perusahaan serta dapat sebagai peringatan akan terjadinya financial distress apabila laba tidak berada di atas

required of return.

d. Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Dibalik kelebihan yang terdapat dalam metode EVA, metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu:20

1) EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas tertentu.

2) EVA terlalu tertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.

e. Indikator Economic Value Added (EVA)

Hasil pengukuran dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dapat diinterpretasikan sebagai berikut:21

20 Murjana, I Made, Financial Value Added: Paradigma Baru Pengukuran Kinerja dan

Nilai Tambah Perusahaan, Jurnal Media Bina Ilmiah Mataram Volume 5 Nomor 8 Tahun 2011, hal. 62.


(1)

Termin Istishna' -/-

Pendapatan Yang Akan Diterima 249,605

Biaya dibayar dimuka 154,241

Uang muka pajak 103,246

Aktiva pajak tangguhan 109,520

Aktiva Tetap dan Inventaris 1,244,187

Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris -/- -375,933

Agunan yang diambil alih 289,439

Aktiva lain-lain 427,554

JUMLAH AKTIVA 53,723,979 JUMLAH PASIVA 53,723,979

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Triwulan Desember 2013

PT. Bank Muamalat Indonesia (audit)

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

I. PENDAPATAN OPERASIONAL 4,775,524

A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 4,334,151

1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 4,199,768

a. Pendapatan Margin Murabahah 2,007,951

b. Pendapatan Bersih Salam Paralel

c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel 2,664

i. Pendapatan Istishna' 2,664

ii. Harga Pokok Istishna' -/-

d. Pendapatan Sewa Ijarah 31,776

e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah 300,806

f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah 1,637,552

g. Pendapatan dari penyertaan

h. Lainnya 219,019

2. Dari Bank Indonesia 79,062

a. Bonus SWBI 11,834

b. Lainnya 67,228

3. Dari bank-bank lain di Indonesia 55,321

a. Bonus dari Bank Syariah lain 94

b. Pendapatan bagi hasil Mudharabah 39,471

i. Tabungan Mudharabah

ii. Deposito Mudharabah 253

iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 2,395

iv. Lainnya 36,823

c. Lainnya 15,756

B. Pendapatan Operasional Lainnya 441,373

1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)

2. Jasa layanan 377,320

3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 58,921

4. Koreksi PPAP

5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif

6. Lainnya 5,132

II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 2,163,144

1. Pihak ketiga bukan bank 1,821,053

a. Tabungan Mudharabah 182,625

b. Deposito Mudharabah 1,523,785

c. Lainnya 114,643

2. Bank Indonesia

a. FPJP Syariah

b. Lainnya

3. Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia 342,091

a. Tabungan Mudharabah 1,862

b. Deposito Mudharabah 203,554

c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 6,908

d. Lainnya 129,767

III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I - II ) 2,612,380

IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva 663,223

V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi

VI. Beban Operasional lainnya 1,655,769

A. Beban Bonus titipan wadiah 56,864

B. Beban administrasi dan umum 664,396

C. Biaya personalia 754,059

D. Beban penurunan nilai surat berharga

E. Beban transaksi valuta asing

F. Beban promosi 75,227

G. Beban lainnya 105,223

VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 293,388

PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL

VIII. Pendapatan Non Operasional 2) 17,900

IX. Beban Non Operasional 3) 71,937

X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) -54,037

XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 239,351

XII. Taksiran Pajak Penghasilan 74,207

XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 165,144

XIV. Hak Minoritas -/-

XV. Saldo Laba(Rugi) Awal Tahun 472,036


(2)

XVII. Lainnya

XVIII. Saldo Laba(rugi) Akhir Periode 637,180

XIX. Laba Bersih Per Saham 21.73

19.

Triwulan IV Tahun 2014

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Triwulan Desember 2014

PT. Bank Muamalat Indonesia (audit)

AKTIVA PASSIVA

ASET LIABILITAS DAN EKUITAS

1. Kas 1,147,366 LIABILITAS

2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,087,319 1. Dana simpanan wadiah 6,070,770

3. Penempatan pada bank lain 1,083,954 a. Giro 4,306,928

4. Tagihan spot dan forward b. Tabungan 1,763,842

5. Surat berharga dimiliki 4,927,225 2. Dana investasi non profit sharing 45,135,503 6. Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan j

anji dijual kembali (reverse repo) a. Giro 742,84

7. Tagihan akseptasi 947,606 b. Tabungan 13,321,322

8. Piutang 21,127,646 c. Deposito 31,071,341

a. Piutang murabahah 28,249,972 3. Liabilitas kepada Bank Indonesia b. Pendapatan margin murabahah yang ditangguh

kan -/- 7,280,859 4. Liabilitas kepada bank lain 2,820,181

c. Piutang Istishna' 18,75 5. Liabilitas spot dan forward

d. Pendapatan margin Istishna' yang ditangguhka

n -/- 4,032 6. Surat berharga diterbitkan 1,500,000

e. Piutang qardh 143,815 7. Liabilitas akseptasi 727,497

f. Piutang sewa 8. Pembiayaan diterima 1,886,000

9. Pembiayaan bagi hasil 22,059,084 9. Setoran jaminan 8,281

a. Mudharabah 1,808,870 10. Liabilitas antar kantor

b. Musyarakah 20,250,214 a. Kegiatan operasional di Indonesia

c. Lainnya b. Kegiatan operasional di luar Indonesia

10. Pembiayaan sewa 295,49 11. Liabilitas pajak tangguhan

a. Aset ijarah 521,154 12. Liabilitas lainnya 917,228

b. Akumulasi penyusutan /amortisasi -/- 225,664 13. Dana investasi profit sharing

c. Cadangan kerugian penurunan nilai -/- TOTAL LIABILITAS 59,065,460

11. Penyertaan 39,459 EKUITAS

12. Cadangan kerugian penurunan nilai aset produk

tif -/- 1,284,346 14. Modal disetor 1,208,435

a. Individual 83,283 a. Modal dasar 3,105,000

b. Kolektif 1,201,063 b. Modal yang belum disetor -/- 1,896,565

13. Aset tidak berwujud 166,621 c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/-

Akumulasi amortisasi -/- 60,172 15. Tambahan modal disetor 1,578,925

14. Salam a. Agio 1,578,925

15. Aset istishna' dalam penyelesaian b. Disagio -/-

Termin istishna' -/- c. Modal sumbangan

16. Aset tetap dan inventaris 2,809,908 d. Dana setoran modal

Akumulasi penyusutan-/- 513,806 e. Lainnya

17. Properti terbengkalai 16. Pendapatan (kerugian) komprehensif lain 566,547 18. Aset yang diambil alih 379,008 a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

19. Rekening tunda 59,536

b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nila i aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dij

ual 6,676

20. Aset antar kantor c. Bagian efektif lindung nilai arus kas

a. Kegiatan operasional di Indonesia d. Selisih penilaian kembali aset tetap 654,689 b. Kegiatan operasional di luar Indonesia e. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi

21. Cadangan kerugian penurunan nilai aset lainny

a -/- 32,894 f. Keuntungan (kerugian) aktuarial program manfaat pasti -94,818

22. Persediaan g. Pajak penghasilan terkait dengan laba komprehensif lain

23. Aset pajak tangguhan 160,496 h. Lainnya

24. Aset lainnya 1,371,338 17. Selisih kuasi reorganisasi

18. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali

19. Ekuitas lainnya

20. Cadangan 1,487,396

a. Cadangan umum 1,487,396

b. Cadangan tujuan

21. Laba (rugi) -802,016

a. Laba (rugi) tahun-tahun lalu -852,099

b. Laba (rugi) tahun berjalan 50,083

TOTAL EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK 4,039,287

22. Kepentingan non pengendali

TOTAL EKUITAS 4,039,287


(3)

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Triwulan Desember 2014

PT. Bank Muamalat Indonesia (audit)

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

A. Pendapatan dan Beban Operasional

1. Pendapatan Penyaluran Dana 5,525,848

a. Rupiah 5,123,255

i. Pendapatan dari piutang 2,244,823

- Murabahah 2,242,210

- Istishna' 2,613

- Ujrah

ii. Pendapatan dari Bagi Hasil 2,299,682

- Mudharabah 257,151

- Musyarakah 2,042,531

iii. Lainnya 578,75

b. Valuta asing 402,593

i. Pendapatan dari piutang 234,045

- Murabahah 234,045

- Istishna'

- Ujrah

ii. Pendapatan dari Bagi Hasil 89,635

- Mudharabah 1,286

- Musyarakah 88,349

iii. Lainnya 78,913

2. Bagi Hasil untuk pemilik dana investasi 3,352,239

a. Rupiah 3,212,117

- Non profit sharing 3,212,117

- Profit sharing

b. Valuta asing 140,122

- Non profit sharing 140,122

- Profit sharing

3. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil 2,173,609

B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Penyaluran Dana

1. Pendapatan operasional lainnya 571,089

a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan 2

i. Surat berharga

ii. Spot dan forward 2

b. Keuntungan penjualan aset : 7,08

i. Surat berharga 7,08

ii. Aset ijarah

c. Keuntungan transaksi spot dan forward (realised)

d. Pendapatan bank selaku mudharib dalam mudharabah muqayyadah

e. Keuntungan dari penyertaan dengan equity method

f. Dividen

g. Komisi/provisi/fee dan administrasi 376,542

h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai 183,812

i. Pendapatan lainnya 3,653

2. Beban operasional lainnya 2,541,382

a. Beban bonus wadiah 27,602

b. Penurunan nilai wajar aset keuangan :

i. Surat berharga

ii. Spot dan forward

c. Kerugian penjualan aset :

i. Surat berharga

ii. Aset ijarah

d. Kerugian transaksi spot dan forward (realised)

e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 102,907

i. Surat berharga

ii. Pembiayaan berbasis piutang 70,79

iii. Pembiayaan berbasi bagi hasil 15,857

iv. Aset keuangan lainnya 16,26

f. Kerugian terkait risiko operasional

g. Kerugian dari penyertaan dengan equity method

h. Komisi/provisi/fee dan administrasi 26,513

i. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) 142,444

j. Beban tenaga kerja 923,765

k. Beban promosi 70,811

l. Beban lainnya 1,247,340

3. Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya (1,970,293)

LABA (RUGI) OPERASIONAL 203,316

PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL

1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris 526

2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing

3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya -50,937

LABA (RUGI) NON OPERASIONAL -50,411

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 152,905

Pajak penghasilan

a. Taksiran pajak tahun berjalan 61,908

b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan -21,514

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK BERSIH 112,511

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

1. Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi -46,862

a. Keuntungan revaluasi aset tetap


(4)

c. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi d. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 15,62

2. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 660,115

a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual

c. Bagian efektif dari lindung nilai arus kas 7,235

d. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi -74,552

e. Lainnya 727,432

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT 613,253

TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 725,764

Laba yang dapat diatribusikan kepada :

PEMILIK 112,511

KEPENTINGAN NON PENGENDALI

TOTAL LABA TAHUN BERJALAN 112,511

Total Penghasilan Komprehensif lain yang dapat diatribusikan kepada :

PEMILIK 613,253

KEPENTINGAN NON PENGENDALI

TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN 613,253

DIVIDEN

LABA BERSIH PER SAHAM 5

20.

Triwulan IV Tahun 2015

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Triwulan Desember 2015

PT. Bank Muamalat Indonesia (audit)

AKTIVA PASSIVA

Kas 1,197,423 LIABILITAS DAN EKUITAS

Penempatan pada Bank Indonesia 5,346,206 Dana simpanan wadiah

Penempatan pada Bank lain 1,372,780 a. Giro 3,696,160

Tagihan spot dan forward b. Tabungan 1,955,721

Surat berharga dimiliki 4,509,594 Dana Investasi non profit sharing

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji

dijual kembali (reverse repo) a. Giro 1,176,038

Tagihan akseptasi 515,497 b. Tabungan 10,498,703

Piutang c. Deposito 27,751,031

a. Piutang Murabahah 25,008,189 Liabilitas kepada Bank Indonesia

b. Pendapatan margin murabahah yang

ditangguhkan -/- 6,185,815 Liabilitas kepada bank lain 4,281,199

c. Piutang istishna' 10,549 Liabilitas spot dan forward

d. Pendapatan margin istishna' yang ditanggguhkan

-/- -2,102 Surat berharga diterbitkan 1,625,000

e. Piutang Qardh 240,248 Liabilitas akseptasi 515,497

f. Piutang sewa Pembiayaan diterima 1,736,000

Pembiayaan bagi hasil Setoran jaminan 3,711

a. Mudharabah 1,146,881 Liabilitas antar kantor :

b. Musyarakah 20,808,388 a. Kegiatan operasional di Indoensia

c. Lainnya b. Kegiatan operasional di luar Indonesia

Pembiayaan sewa Liabilitas pajak tangguhan

a. Aset Ijarah 387,210 Liabilitas lainnya 976,297

b. Akumulasi penyusutan /amortisasi -/- 100,164 Dana Investasi profit sharing

c. Cadangan kerugian penurunan nilai -/- TOTAL LIABILITAS 54,215,357

Penyertaan 28,970 EKUITAS

Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif

-/- Modal disetor

a. Individual -169,882 a. Modal dasar 3,105,000

b. Kolektif 1,547,743 b. Modal yang belum disetor -1,896,565

Aset tidak berwujud 182,204 c. Saham yang dibeli kembali -/-

akumulasi amortisasi -/- -91,319 Tambahan modal disetor

Salam a. Agio 1,578,925

Aset Istishna' dalam penyelesaian b. Disagio -/-

Termin Istishna' -/- c. Modal sumbangan

Aset tetap dan inventaris 3,103,950 d. Dana setoran modal

Akumulasi penyusutan /amortisasi -/- 703,930 e. lainnya

Properti terbengkalai Pendapatan (kerugian) komprehensif lain

Aset yang diambil alih 700,269 a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

Rekening tunda 60,292

b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk

dijual 389

Aset antar kantor c. Bagian efektif lindung nilai arus kas

a. Kegiatan operasional di Indoensia 229 d. Selisih penilaian kembali aset tetap 610,107

b. Kegiatan operasional di luar Indonesia e. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi

Cadangan kerugian penurunan nilai aset lainnya -/- -35,141 f. Keuntungan (kerugian) aktuarial program manfaat pasti -32,886

Persediaan g. Pajak penghasilan terkait dengan laba komprehensif lain


(5)

Aset lainnya 1,904,298 Selisih kuasi reorganisasi

Selisih restrukturisasi entitas sepengendali

Ekuitas lainnya

Cadangan

a. Cadangan umum 1,487,396

b. Cadangan tujuan

Laba (rugi)

a. Laba (rugi) tahun-tahun lalu -1,309,703

b. Laba (rugi) tahun berjalan 79,568

TOTAL EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA BANK 3,622,231

Kepentingan non pengendali

TOTAL EKUITAS 3,622,231

TOTAL ASET 57,837,588 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 57,837,588

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Triwulan Desember 2015

PT. Bank Muamalat Indonesia (audit)

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan dan Beban Operasional dari Penyaluran Dana

1. Pendapatan Penyaluran Dana

a. Rupiah

i. Pendapatan dari piutang

Murabahah 1,976,802

Istishna' 1,991

Ujrah

ii. Pendapatan dari bagi hasil

Mudharabah 202,024

Musyarakah 2,034,722

iii. Lainnya 551,883

b. valas

i. Pendapatan dari piutang

Murabahah 158,661

Istishna'

Ujrah

ii. Pendapatan dari bagi hasil

Mudharabah

Musyarakah 103,952

iii. Lainnya 50,027

2. Bagi Hasil Untuk Pemilik Dana Investasi -/-

a. Rupiah

i. Non profit sharing 2,767,859

ii. Profit sharing

b. Valas

i. Non profit sharing 86,035

ii. Profit sharing

3. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil 2,226,168

Pendapatan dan Beban Operasional selain Penyaluran Dana

1. Pendapatan Operasional Lainnya

a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan

i. Surat berharga

ii. Spot dan forward

b. Keuntungan penjualan aset

i. Surat berharga 121

ii. Aset ijarah

c. Keuntungan transaksi spot dan forward (realised)

d. Pendapatan bank selaku mudharib dalam mudharabah muqayyadah

e. Keuntungan dari penyertaan dengan equity method

f. Dividen

g. Komisi/provisi/fee dan administrasi 311,706

h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai 98,269

i. Pendapatan lainnya 27,937

Beban Operasional Lainnya

a. Beban bonus wadiah 19,679

b. Penurunan nilai wajar aset keuangan

i. Surat berharga

ii. Spot dan forward

c. Kerugian penjualan aset

i. Surat berharga

ii. Aset ijarah

d. Kerugian transaksi spot dan forward (realised)

e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)

i. Surat berharga

ii. Pembiayaan dari piutang 175,876

iii. Pembiayaan bagi hasil 69,725

iv. Aset keuangan lainnya 12,381

f. Kerugian terkait risiko operasional

g. Kerugian dari penyertaan dengan equity method

h. Komisi/provisi/fee dan administrasi 40,766


(6)

j. Beban tenaga kerja 924,521

k. Beban promosi 97,084

l. Beban lainnya 1,066,286

3. Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya -2,057,888

LABA (RUGI) OPERASIONAL 168,280

PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL

1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris -164

2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing

3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya -51,603

LABA (RUGI) NON OPERASIONAL -51,767

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 116,513

Pajak penghasilan

a. Taksiran pajak tahun berjalan 58,821

b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan 21,876

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK BERSIH 79,568

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

a. Keuntungan revaluasi aset tetap

b. Keuntungan (kerugian) aktuarial program imbalan pasti 82,577

c. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi

d. Lainnya

e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi -20,644

Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

a. Penyesuaian akibat penjabaran lap. Keuangan dalam mata uang asing

b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kel. Tersedia untuk dijual -8,384

c. Bagian efektif dari lindung nilai arus kas

d. Lainnya 26,985

e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi -4,650

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN 75,884

TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 155,452

Laba yang dapat diatribusikan kepada:

PEMILIK 79,568

KEPENTINGAN NON PENGENDALI

TOTAL LABA TAHUN BERJALAN 79,658

Total Pendapatan Komprehensif lain yang dapat diatribusikan kepada:

PEMILIK 75,884

KEPENTINGAN NON PENGENDALI

TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 75,884

DIVIDEN


Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Refined Economic Value Added dan Financial Value Added Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 186 111

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Economic Value Added (EVA) Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Indosat, Tbk

6 60 100

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Souci Indoprima

12 71 81

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI

1 26 99

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Economic Value Added (EVA) Dan Financial Value Added (FVA) Pada PT.Perkebunan Nusantara IV Medan

4 80 68

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Saham Tiga Emiten Terbaik 2008

2 31 89

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) Dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah

30 128 84