Laporan Keuangan Kerangka Teoritik 1. Kinerja Keuangan

Menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” IAI, 2002, terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu: 6 a. Dapat dipahami. Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah informasi yang disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pengertian penggunanya. Artinya, para pihak pengguna sendiri dituntut memiliki tingkat pengetahuan. b. Relevan berarti informasi keuangan harus berhubungan dengan tujuan pemanfaatannya. Informasi yang tidak berhubungan dengan pemanfaatannya tidaklah relevan dan tidak ada gunannya. Karena itu, laporan keuangan disusun untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak yang memiliki banyak tujuan, maka upaya penyajian informasi yang relevan lebih difokuskan kepada kepentingan umum pengguna. c. Andal yaitu agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dan seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. d. Dapat diperbandingkan yaitu informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada 6 Ibid., hal. 43. periode waktu yang sama. Agar dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, maka: 1 Laporan keuangan disajikan dalam format yang sama. 2 Isi laporan keuangan adalah identik. 3 Prinsip-prinsip akuntansi yang dianut tidaklah berubah, walaupun berubah maka dampak perubahannya terhadap rugi-laba periode sekarang harus diungkapkan. 4 Perubahan dalam kondisi yang mendasari transaksi harus diungkapkan.

3. Analisis Laporan Keuangan

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah: 7 a. Likuiditas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid. 7 Munawir, S., Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty, 2002, hal. 31. b. Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable. c. Rentabilitas atau profitabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba untuk periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian, rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. d. Stabilitas usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang- hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. Tujuan menganalisa tergantung pada perspektif pemakai laporan keuangan dan yang diharapkan oleh seorang analisis laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan di antaranya: 8 a. Kreditur. Seorang kreditur sangat peduli dengan kemampuan perusahaan yang diajukan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman baik kini maupun pada waktu yang akan datang. b. Investor. Para investor berusaha untuk mengestimasi sebaik mungkin laba perusahaan yang akan datang untuk menilai harga saham yang akan dibeli atau dijual. c. Manajemen perusahaan. Analisis laporan keuangan dari sudut pandang manajemen mengaitkan kebutuhan seluruh kreditur dan investor, karena pemakai laporan ini harus mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan. Manajemen juga harus memerhatikan kepentingan para karyawan, publik, penguasa dan lain- lain.

4. Analisis Economic Value Added EVA

a. Pengertian Economic Value Added EVA EVA adalah suatu ukuran kinerja keuangan yang didasarkan suatu nilai value-based yang dinyatakan dalam satuan mata uang misalnya rupiah. Oleh karena nilai EVA tidak dinyatakan dalam angka relatif, maka tidak ada batasan nilai EVA yang ideal yang menyatakan seberapa baik atau seberapa buruknya kinerja manajemen 8 Suwiknyo, Dwi, Analisis, hal. 60.

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Refined Economic Value Added dan Financial Value Added Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 186 111

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Economic Value Added (EVA) Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Indosat, Tbk

6 60 100

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Souci Indoprima

12 71 81

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI

1 26 99

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Economic Value Added (EVA) Dan Financial Value Added (FVA) Pada PT.Perkebunan Nusantara IV Medan

4 80 68

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Saham Tiga Emiten Terbaik 2008

2 31 89

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) Dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah

30 128 84