Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik

Berdasarkan pengertian rumah sakit secara umum, RSUP H. Adam Malik sudah memenuhi kriteria Rumah Sakit kelas A, dimana RSUP H. Adam Malik dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh 4 direktur yang mengepalai direktorat masing- masing. Berdasarkan pelayanan medis, RSUP H. Adam Malik memiliki pelayanan spesialisasi luas dan subspesialisasi luas dan pelayanan kesehatan terhadap rawat jalan dan rawat inap. Selain itu, RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit dengan pelaksanaan upaya rujukan untuk wilayah Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Surat Keputusan Menteri Keuangan No.214KMK.052009 tentang Penetapan RSUP H. Adam Malik pada Departemen Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, memberikan keuntungan pada rumah sakit antara lain pendapatan BLU dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU yang dijabarkan dalam rencana bisnis anggaran atau dengan kata lain pendapatan rumah sakit tidak disetor ke kas negara tetapi hanya dilaporkan saja ke departemen keuangan, rumah sakit masih mendapatkan subsidi pemerintah yang terdiri dari gaji pegawai, biaya operasional, dan biaya investasimodal, rumah sakit juga dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga Peran apoteker di RSUP. H. Adam Malik sangatlah luas diantaranya ikut berperan serta pada Komite Farmasi dan Terapi KFT, program pengendali resistensi antibiotik PPRA, tim kanker, tim tarif, panitia pengadaan, panitia penerimaan dan panitia-panitia lain yang ada di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara RSUP. H. Adam Malik telah menerbitkan formularium pada tahun 2003, sebagai pedoman pembuatan formularium edisi pertama ini mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional DOEN tahun 2002. Kemudian formularium ini direvisi pada bulan Juli 2009 sehingga diterbitkanlah formularium edisi kedua, dimana pembuatan formularium ini mengacu pada DOEN tahun 2008. Formularium ini berguna sebagai pedoman pemberian obat oleh para dokter dalam pemberian pelayanan kepada pasien, sehingga tercapai penggunaan obat yang aman, rasional, efektif dan efisien. Formularium digunakan sebagai pedoman pengobatan untuk pasien yang ada di rumah sakit, Formularium Jamkesmas digunakan sebagai pedoman pengobatan untuk pasien Jamkesmas dan pelaksanaannya sudah mengacu pada INA-CBG dan daftar plafon harga obat DPHO digunakan sebagai pedoman pengobatan untuk pasien askes. INA-CBG merupakan suatu standar pelayanan minimal atau sering disebut juga paket pelayanan minimal dimana paket ini berisi data tentang pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang terutama obat-obatan yang digunakan oleh pasien. Dalam paket tersebut juga ditentukan lama rawatan, regimen obat dan tindakan yang akan dilakukan. Apoteker memberikan kontribusi dalam terbitnya pedoman penggunaan antibiotik yang dibuat berdasarkan peta kuman di RSUP. H. Adam Malik yang terbit edisi pertama pada bulan Juli tahun 2009, perlu direvisi secara berkesinambungan setiap 6 bulan sekali, karena resistensi merupakan masalah terbesar pada penggunaan antibiotik. RSUP H. Adam Malik harus terus berbenah diri termasuk apoteker sebagai salah satu pelaku pemberi pelayanan di rumah sakit sehingga visi menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang mandiri dan unggul di Sumatera tahun 2015 dapat terwujud, diantaranya dengan terus meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Universitas Sumatera Utara

4.2 Peran Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit