Pengaruh Varietas dan Populasi Tanaman Jagung (Zea mays, L) terhadap Produksi Jagung Semi (Babycorn)

"Jadikanlah
sebagai

sabar

shalat

dan

penolongmu"

(Al-Baqoroh : 45)

"Sesungguhnya

Allah

tidak

merubah


keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah

keadaan yang ada pada

diri

mereka sendiri"
(Ar-Rad : 12)

Sebagai bakti dan terima kasihku
kepada

ibu, baPB.k, kakak

adik-adiklru _

serta

PENGARUH VARIETAS DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG

( z e a mays,

1) TERHADAP PRODUKSI JAGUNG SEMI (BABYCORN)

Oleh
TATANG RUKMANA
A 20 0406

JURUSAN

BUD1 DAYA

FAKULTAS
INSTITUT

PERTANIAN

PERTANIAN

PERTANIAN BOGOR

1992

:

PENGARUH V A R I E T A S DAN POPULASI TANAH-

AN JAGUHG ( Z e a mays, L ) TERHADAP PRO-

DUKSI JAGUNG SEMI ( BABYCORN)

H a m a Hahasiswa

:

TATAHG RUKHAHA

Rumor Pokok

:


A 20.0406

Henyetujui

:

Ir A d i w i r n a n , HS

Dr Ir J a j a h Koswara
HIP. 130234832

NIP. 131669943

d i Daya P e r t a n i a n

.

,q
Tanggal L u l u s


.-

:

.

-

Chozin, H A g r .

'

8
"
"
"
1, ..,-:.
-%
..


. . .
,

-

-

>

-

. . . -

PENGARUH VARIETAS DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG
(ZEA
L) TERHADAP PRODUKSI JAGUNG SEMI (Babycord
- MAYS,
--

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
I n s t i t u t Pertanian Bogor

Oleh

TATANG RUKMANA
A 20 0406

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992

RIWAYAT H I W P
Penulis, dilahirkan
29

7


September

di

Bandung

1963, merupakan

pada

anak

tanggal

ketiga

bersaudara, dari ibu yang bernama Rubiah

dan


dari
bapak

Tata Karta.
Pendidikan penulis dimulai dari SD pada tahun
dan lulus pada tahun 1976, kemudian melanjutkan

1971

sekolah

di SMP Yayasan Kebahagiaan Murid (YKM) Bandung dan lulus
pada

tahun

1979.

Pendidikan SMA


dilanjutkan

di

SMA

Negeri 6 Bandung dan lulus pada tahun 1983.
Pada

tahun

Pertanian Bogor

1983

penulis

diterima

melalui proyek perintis


di

Institut

11.

Kemudian

memilih jurusan Budi Daya Pertanian dan memilih
studi Agronomi
Tanaman
Bogor.

Umum

serta program

Pangan, Fakultas Pertanian

studi

program

kekhususan

Institut Pertanian

KATA PENGANTAR
Fuji dan syukur dipanjatkan
yang

ke khadirat Allah

SWT

telah melimpahkan rahmatnya, sehingga laporan

ini

dapat terselesaikan.
Laporan

ini

merupakan

syarat

kelulusan sarjana

pertanian

pada

untuk

mengikuti

jurusan

Budi

Daya

Pertanian, Fakultas Pertanian Institut Prtanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ibu Dr Ir Jajah Koswara dan bapak Ir Adiwirman selaku

dosen pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya.
2. Bapak

Efendi

Ir Endang

Syamsudin, MSc dan bapak

yang telah memberikan dorongan

dan

Ir Darda
semangat

baik materi maupun moril.
3. Bapak

Pasir

Utji Juhdi selaku Kepala Kebun harian KP.
Sarongge

dan seluruh pegawainya

yang

IPB
telah

membantu penulis dalam melaksanakan percobaan.
4 . Neneng

Nurhasanah dan semua rekan-rekan yang

telah

membantu dan memberikan dorongan dan semangat.
5 . Semua

pihak yang telah membantu

dalam

melaksanakan

percobaan dan penulisan laporan.
Akhirnya penulis mengharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Penulis

RINGKASAN
TATANG RUKMANA.
jagung

(Zea

mays

L.) terhadap

(Dibimbing

(Babycorn).
ADIWIRMAN).
yang

Pengaruh varietas dan populasi
produksi

oleh

JAJAH

tanaman

jagung

semi

KOSWARA

dan

Jagung merupakan tanaman sumber karbohidrat

sangat penting baik sebagai pangan

maupun

pakan.

Bila panen muda dalam bentuk jagung semi, hijauan jagung
merupakan
demikian

makanan ternak yang tinggi

nilainya.

Namun

informasi mengenai budidaya jagung semi

belum

banyak diketahui.
Percobaan untuk mengetahui produksi berbagai varietas
pada

populasi

sampai

tinggi dilakukan dari

bulan

Juli

bulan Oktober 1990 di Kebun Percobaan IPB

Sarongge Kabupaten"Cianjur.
CPI-1, C-1, SD-2, Arjuna dan

Pasir

Varietas yang dicoba adalah
Lokal Cipanas.

Sedangkan

populasi yang dicoba adalah 100 000 dan 200 000
per

1990

tanaman

hektar, panen dilakukan setelah keluar rambut,

se-

tiap 1 - 3 hari sekali.
Variabel

muncul

bunga

jan tan, bobot tassel, bobot tongkol bersih, bobot

tong-

kol

yang

diamati meliputi

umur

kotor, bobot per tongkol, bobot hijauan tanpa

sel, bobot berangkasan total dan jumlah tongkol per

tasta-

naman.
Perlakuan

varietas memberikan pengaruh yang

berbeda

nyata pada umur muncul bunga jantan, bobot tassel, bobot
tongkol bersih dan bobot berangkasan total.

Hibrida C-1

menghasilkan

bobot

berangkasan

tertinggi

yaitu

54.2

ton/ha.
Perlakuan

populasi tanaman hanya

berpengaruh

nyata

pada bobot tongkol bersih dan berangkasan total.

Bobot

tongkol

untuk

bersih yang dicapai dalam percobaan

varietas

C-1,

CPI-l, SD-2, Arjuna

dan

ini

Lokal

Cipanas

berturut-turut 2.765 ton/ha, 2.815 ton/ha, 2.012 ton/ha,
2.836
dicapai

ton/ha,

3.214 ton/ha.

Bobot

tongkol

pada varietas Lokal Cipanas dan

varietas SD-2.

tertinggi

terendah

pada

Varietas Lokal Cipanas dan Hibrida meru-

pakan varietas yang baik untuk memproduksi jagung
Sedangkan perlakuan populasi 200 000 tanaman per

semi.
hektar

menghasilkan bobot tongkol bersih 3 ton/ha.
Berdasarkan

analisis

ekonomi,

untuk

memproduksi

jagung semi dan menjual berangkasannya di daerah Cipanas
disarankan

menggunakan Lokal Cipanas dan

populasi 200 000 tanaman per hektar.

Hibrida

pada

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tanaman jagung yang dipanen sebagai pipilan
merupakan
ting,

tanaman sumber karbohidrat yang

kering

sangat

pen-

namun demikian ternyata total protein yang

diha-

silkan lebih banyak dari kedelai sebagai sumber

protein

karena

jagung lebih banyak diproduksi. Apabila

dipanen

muda sebagai jagung rebus, hijauan jagung dapat

diguna-

kan untuk makanan ternak dan tongkol keduanya dikonsumsi
sebagai

jagung

semi

atau

babycorn.

Akhir-akhir

permintaan untuk jagung semi mulai meningkat dan

ini

mempu-

nyai prospek masa depan cukup cerah mengingat jagung semi mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

dibanding-

kan dengan produk pipilan jagung.
Usaha pengembangan produksi jagung semi secara khusus

belum banyak terdapat di Indonesia,

karena

teknik

budidaya belum sepenuhnya diketahui. Dengan demikian diperlukan penelitian secara lebih mendalam terhadap
bagai aspek teknik budidaya, di

ber-

penggunaan va。ョセイケ@

rietas dan pengaturan populasi tanaman.
Jenis
ting,
jagung

varietas yang ditanam merupakan

aspek

karena dapat mempengaruhi kuantitas dan

kualitas

semi. Selain masalah varietas, masalah

populasi

juga merupakan aspek penting karena diduga dapat
ngaruhi
(1982)

pen-

kuantitas

dan kualitas

jagung

menyatakan bahwa populasi tanaman

mempe-

semi.

Koswara

yang

terlalu

3

TIHJAUAN PUSTAKA
Tan8.lllan Jagung

Jagung

mays, L)

(Zea

termasuk

famili

Graminea,

merupakan sereal penting sesudah gandum dan padi. Tanaman jagung merupakan contoh alam yang sangat

mengagumkan

dalam cara penangkapan dan penyimpanan energi dan

dalam

waktu

meter

2

bulan dapat mencapai ketinggian 2

3

(Koswara, 1982).
Untuk

jagung berumur (110 hari) pada keadaan

nor-

mal, jumlah daun total telah terbentuk pada umur 30 hari
dan titik tumbuh tidak lagi membentuk daun tetapi

sudah

berdiferensiasi membentuk tassel (Koswara, 1982). Jumlah
daun

berkisar

10 - 20 helai

tiap

tanaman

(Suprapto,

dalam

penggunaan

1986) .
Tanaman

jagung

energi, merupakan
long

tanaman

(Koswara,

sangat

efisien

tanaman yang lapar cahaya dan

yang

1982).

berfotosintesis
Sebagai

tanaman

melalui
C4 ,

jalur

fotorespirasi
Goenawan,

dalam

sangat

rendah

1989) dan dapat

relatif

(Muhadjir,

lebih

C4

aktivitas

fotosintesis tanaman jagung pada keadaan normal
tinggi,

tergo-

1988

efisien

dalam

modifikasi

dari

penggunaan air (Koswara, 1982).
Tongkol
cabang

jagung

yang

merupakan

mulai berkembang pada ruas-ruas batang.

Tongkol

utama umumnya terdapat pada ruas batang ke-6 sampai ke-8

6

1. Kemampuan

berproduksi lebih

tinggi

dibandingkan

tetuanya yang terbaik.
2. Batang tetap tegak sampai pemanenan.
3. Mempunyai

sistem

sehingga

perakaran

yang

dapat melindungi dari

lebih

baik,

kerebahan

selama

musim panen.
4. Tahan terhadap hama dan penyakit.
5. Tahan

terhadap lingkungan ekstrim,

seperti

suhu

panas dan kekeringan selama musim kemarau.
6. Dapat

berkompetisi terhadap tanaman

yang

lain,

bila populasi rapat.
7. Tongkol masak sebelum
Hibrida

batang dan daun tua.

dapat memberikan hasil biji

lebih

tinggi

dibandingkan varietas bersari bebas (Dahlan, 1988) dalaa
Harsono

(1990).

Selain itu

pertanaman

hibrida

seragam

dan menarik dibandingkan non hibrida

1988). Namun harga benih hibrida lebih mahal
kan

lebih

(Subandi,
dibanding-

benih varietas bersari bebas dan setiap kali

petani

harus

membeli benih baru

(Dahlan,

tanam

1988

dalaa

Harsono, 1990).
Harsono (1990) dalam penelitiannya mengenai
semi

menunjukkan

menghasilkan
diameter

jagung

bahwa penggunaan varietas CPI-1 nyata

bobot tongkol bersih, panjang tongkol

tongkol

dan

jagung semi lebih tinggi dibandingkan

BAHAN DAN HETODE
Tempat dan Waktu Percobaan

Pereobaan dilaksanakan di Kebun Pereobaan IPB Pasir
Sarongge,
dengan
pada

Kabupaten

bulan

dari

bulan

Juli

sampai

Oktober 1990. Lokasi 'pereobaan

ketinggian

dengan

Cianjur

1140

meter di

at as

terletak

permukaan

eurah hujan berkisar 2000 - 4000 mm

per

laut,
tahun,

jenis tanah Andosol dan pH berkisar 5.9 - 7.0.
Bahan dan Alat

Bahan-bahan
adalah

lima

Hibrida

yang

jenis

C-l,

digunakan

varietas

jagung

manis

dalam

jagung
SD-2,

pereobaan

(Hibrida
Arjuna

ini

CPI-l,

dan

lokal

Cipanas), pupuk Urea (45% N), pupuk TSP (46% P 2 0 5 ) dan
KCL (60% K2 0). Untuk mencegah dan

pupuk

serangan

hama dan penyakit pada tanaman

mengendalikan
digunakan

Ri-

domil 35 SD, Furadan 3G, Bayrusil dan Vandozeb.
Alat-alat
alat

yang

digunakan dalam

pereobaan

adalah

tanam (tugal), alat semprot," eangkul, traktor

ta-

ngan dan timbangan.
Hetode Penelitian

Pereobaan
menggunakan
Sebagai

terdiri

dari 2

faktor

perlakuan

Raneangan Aeak Kelompok dengan

faktor

pertama adalah

populasi

3

yang

ulangan.

tanaman

yang

terdiri dari 2 taraf yaitu 100 000 (P 1 , 75 em x 13.3 em)

10

dan

200 000

dengan

(P2' 75 em x 6.7 em)

satu

varietas

tanaman per lubang.

tanaman per hektar,
Faktor

yang terdiri atas CPI-1 (V 1 ),

kedua

adalah

C-1 (V 2 ),

SD-2

(V 3 ), Arjuna (V 4 ) dan Lokal Cipanas (V 5 ).
Model Raneangan yang diajukan adalah :
y.J.J'k

= >t

+ p.J. + Vj + Bk + (PV) ij + E ijk

Keterangan
Yijk
>t
.

p.

J.

Vj
Bk
(PV)·J.J.

= Nilai pengamatan
= Rata-rata umum
= Pengaruh perlakuan populasi
= Pengaruh perlakuan varietas
= Pengaruh blok ke-k
= Pengaruh interaksi antara

ke-i
ke-j

populasi

ke-i

dan varietas ke-j
E·J.J'k
i
j
k

= Galat percobaan
= 1,2
= 1,2,3,4,5
= 1,2,3

Pelaksanaan Pereobaan

Tanah

diolah dengan menggunakan traktor

kali, kemudian dibuat

petakan

memakai

tangan

cangkul

dua

dengan

ukuran petakan ( 5 m x 3 m ) sebanyak 30 petakan (Gambar
Lampiran 1).

HASIL DAN PEKBAHASAN
Hasil
Keadaan Umum Percobaan

Benih yang digunakan dari lima jenis varietas ternyata memiliki daya tumbuh yang baik, terlihat dari perkecambahan

dan pertumbuhan seluruh ulangan baik, walaupun

beberapa

tanaman

tanaman

yan$

menggulung

daunnya.

ada

Selanjutnya

pada ulangan 3 agak terhambat pertumbuhannya

di-

bandingkan ulangan 1 dan 2. Diduga karena lahan petakan
lebih

tinggi letaknya, maka unsur hara

pada daerah atau petakan
Pada

4 MST pada ulangan 2 tampak

umur

dan

adanya

belalang dan ulat

serangan
pucat).

sobek-sobek.

Sedangkan

tertimbun

yang lebih rendah.

berlubang-lubang

hijau

banyak

Hal

ini

daun

pada ulangan

gejala

(ulat
3

berwarna

tampak

gejala
Menu-

rut Koswara (1882) gejala warna ungu pada daun dan
disebabkan

karena

kekurangan

fosfor

daun

disebabkan

berwarna ungu pada daun dan batang, daun berlubang.

dapat

3

batang

atau

sifat

genetik. Sedangkan tanaman yang terpotong dipermukaan

ta-

nah diduga akibat serangan ulat tanah. Pada ulangan 1

ti-

dak ada penampakan gejala serangan hama maupun gejala warna

ungu pada daun dan batang. Penyemprotan Bayrusil

Vandozeb

d i lakukan

sekitar umur 6 MST,

sete lah

ada

gej ala

serangan

sedangkan penyemprotan kedua

kan pada umur tanaman 60 HST.

dan
hama

dilaku-

19

kali) dari varietas lain (Tabel 6). Frekuensi panen

tidak

dipengaruhi perlakuan populasi (Tabel Lampiran 6).
Tabel 6. Rata-rata frekuensi panen

VARIETAS
POPULASI
Per Ha

CPI-l

SD-2

C-1

Arjuna

. . . . . . . . . . . . . . . .. (ka 1 i)
100 000
200 000

x

11.6

13.0

11. 3

12.6

11. 5ab

12.8ab 12.7ab

12.0
13.3

x

Lokal

.................... .

13.6
14.0

10.6
10.6

13.8a

10.7ab

12.2

12.4

Sedangkan perlakuan interaksi populasi dengan varietas
tidak

berbeda

nyata terhadap

frekuensi

panen

(Tabel

Lampiran 6).
Hijauan Tanpa Tassel

Hijauan
terdiri

tanpa

tassel merupakan

sisa

tanaman

yang

dari sisa hijauan daun dan batang. Perbedaan

va-

rietas tanaman nyata menunjukkan perbedaan rata-rata bebet
hijauan
tanpa
ton/ha
ten/ha

tanpa tassel (Tabel 7). Rata-rata

bobot

tassel tertinggi pada varietas CPI-l, yaitu
dan

terendah

pada varietas

SD-2,

yaitu

hijauan
51.556
26.444

20
Tabel 7. Rata-rata bobot hijauan tanpa tassel
VARIETAS
POPULASI
Per Ha

CPI-l

C-l

SD-2

Arjuna

x

Lokal

. . . . . . . . . . . . . .. (ton/ha) .................... .
100 000
200 000
X

48.000
55.111

48.000
53.556

22.667
30.222

5l.556a 50.778a 26.444c
Perlakuan

populasi

33.334
40.667

46.00
53.111

38.6a
46.5b

37.000b 48556a

tanaman juga

berpengaruh

nyata

terhadap bobot rata-rata hijauan tanpa tassel. Pada setiap
perlakuan
pada
besar

ternyata rata-rata bobot hijauan

populasi

200 000 tanaman per

hektar

tanpa

tassel

selalu

lebih

dibandingkan dengan populasi 100 000 tanaman

per

hektar (Tabel 7). Interaksi populasi tanaman dengan varietas

tidak

berbeda

nyata terhadap

bobot

hijauan

tanpa

tassel (Tabel Lampiran 7).
Bobot Berangkasan Total
Berangkasan

total merupakan hijauan

tanaman

tasselnya. Perbedaan varietas nyata menunjukkan

dengan

perbedaan

produksi rata-rata bobot berangkasan total (Tabel 8).

21
Tabel 8. Rata-rata bobot berangkasan total
VARIETAS
POPULASI
CPI-1

Per Ha

C-1

SD-2

Arjuna

Lokal

x

................. (ton/ha) ............. .
100 000
200 000

50.303
57.440

51.576
56.844

23.963
31.919

34.506
42.204

48.181
55.394

x

53.9a

54.2a

27.9c

38.4b

51.8a

41.7a
48.8b

Varietas hibrida C-1 mempunyai rata-rata bobot berangkasan
total lebih
jagung

besar dari varietas lain. Sedangkan

SD-2

bobot rata-rata berangkasan

total

varietas
terendah

(Tabel 8).
Peningkatan

200

000

tanaman per hektar nyata meningkatkan rata-rats bobot

be-

rangkasan

total

populasi

(Tabel 8).

dari 100 000

Interaksi

sampai

populasi

tanaman

dengan varietas tidak berbeda nyata dengan rata-rata bobot
berangkasan total (Tabel Lampiran 8).
Junlah Tongkol per Tananan
Jumlah
bersih

tongkol per tanaman merupakan jumlah

yang dapat di panen setiap tanaman.

rata-rata jumlah tongkol per tanaman adalah
Rata rata Bobot Tongkol

Bersih

Rata-rata Bobot per Tongkol x Populasi

Cara

tongkol
mencari

22
Tabel 9. Rata-rata junlah tongkol pertananan
VARIETAS
POPULASI
Per

Ha

CPI-1

C-1

SD-2

Arjuna

x

Lokal

............... (tongkol) .................... .
100 000
200 000

2.382
1.339

2.523
1.526

1.915
1.139

2.688
1.861

2.350
1.460

X

1.860

2.025

1.529

2.275

1.905

Varietas

yang

dicoba

menunjukkan

perbedaan

2.372
1. 465

rata-rata

jumlah tongkol per tanaman (Tabel 9). Varietas C-l, Arjuna
dan

Lokal

Cipanas

mempunyai

pertanaman

relatif

tinggi dibandingkan

lain.

rata-rata

jumlah
dengan

Jumlah rata-rata tongkol tertinggi
Arjuna, yaitu 2.275 tongkol (Tabel

tongkol

per tanaman

hektar

varietas

terdapat

varietas

pada

tongkol

9).

pada
Jumlah

populasi 100 000 tanaman

selalu lebih tinggi daripada jumlah

tongkol

per
pada

populasi 200 000 tanaman per hektar.
Penbahasan
Diantara varietas V1 (C-1), V2 (CPI-l), V3 (5D-2),
(Arjuna)
nyata

dan V5 (Lokal Cipanas) terdapat

perbedaan

yang

pada variabel umur keluar bunga jantan, bobot

tas-

sel, bobot tongkol kotor, bobot tongkol bersih,
panen,

V4

frekuensi

bobot per tongkol, bobot hijauan tanpa tassel

bobot berangkasan total.

dan

23
Varietas
per

lokal Cipanas menghasilkan rata-rata

dan bobot tongkol bersih tertinggi
エッョァォセャ@

kan

keempat

varietas lain C Tabel 10).

Hal

bobot

dibandingini

diduga

disebabkan varietas lokal Cipanas sudah beradaptasi dengan
baik

sehingga

berangkasan

pertumbuhan tanaman lebih
total

pada

baik

Cbobot

populasi 100 000 dan

200

000

masing-masing 41.7 ton/ha dan 48.8 ton/ha).
Bobot

tongkol kotor, bobot tongkol bersih dan

bobot

berangkasan dari varietas SD-2 menunjukkan rata-rata bobot
yang

rebih keeil dari varietas lain CTabel 10).

Hal

karena varietas SD-2 memiliki ukuran batang dan daun

ini
yang

keeil sehingga terhadap bobot tongkol dan berangkasan akan
rendah dibandingkan dengan varietas lain.
Tabel 10. Rekapitulasi rata-rata varietas untuk seJllua
Populasi
I
Par... ter Utur kO' Bobot
luar bu- Tassel
nga jan-

I
I
I

I

tan

(HST)

Varil?tas

I

C-l

CPI-!
5D-2
Arjuna
Lo,al

II
I,

67a
650
59b
59b

68.

Bobot
Bobot Bobot Frekuen- Bobot Bobot
JUilah ToogToogkol Toogkol per
si panen hijauan berang- kol bersih
,otor
Bersih Toogkol
tanpa kasan
per tanaoan
tassel total
(too/ha) (too/ha) (too/ha) (gr",,) (kali! (ton/ha) (ton/hal (ton/ha)
(rata-rata)
2.315b
3.432a
1.4960
1.355