Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi
7
Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012
Gambar 1.7 Nilai Tukar 2004-
2012 RpUSD
Sumber: Bank Indonesia, diolah
• Dalam periode tahun 2004 -2012, nilai tukar Rupiah terhadap USD relatif stabil pada kisaran Rp 9.400-10.950 per USD. Nilai tukar Rupiah terhadap USD terdepresiasi guna
mendorong kinerja ekspor yang melemah sebagai dampak krisis ekonomi dunia. • Cadangan devisa periode 2004-2012 menunjukkan peningkatan, dari USD 36,3 miliar
pada tahun 2004 meningkat hingga mencapai USD 112,8 miliar pada tahun 2012. Peningkatan cadangan devisa seiring dengan meningkatnya investasi langsung yang
masuk ke dalam negeri.
Gambar 1.8 Cadangan Devisa
dan Investasi Langsung 2004-
2012 USD Miliar
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Cadangan devisa In
vestasi L angsung
Nilai tukar relatif stabil, cadangan devisa dan investasi langsung tumbuh dengan tren yang terus meningkat
Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012
8
Gambar 1.9
Penyaluran Kredit Perbankan 2004-
2012
Sumber : Bank Indonesia, diolah
• Peyaluran kredit perbankan terus meningkat dari Rp 544,0 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 2.378,1 triliun pada tahun 2012, meskipun pertumbuhannya sempat
menurun terkait dengan krisis energi dan keuangan tahun 20056 dan 20089. • Penghimpunan dana perbankan dari masyarakat mengalami peningkatan berarti dari
Rp 921,7 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 3.163 triliun pada tahun 2012. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2006 dan 2009, terkait dengan krisis ekonomi keuangan
internasional.
Gambar 1.10
Penghimpunan Dana Perbankan
2004-2012
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Triliun Rupiah Persen
Triliun Rupiah Persen
Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terlihat lebih cepat dari pertumbuhan penghimpunan dana perbankan dari masyarakat
1.004,2 1.313,9 1.446,8 1.783,6 2.223,7 2.738,1
1.076,1 1.229,1 1.462,9 1.682,2 1.913,6 2.304,9 2.736,4 3.163,5
9
Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012
• Penyaluran dana kredit perbankan menurut sektor ekonomi mengalami peningkatan yang berarti pada hampir semua sektor. Dalam tiga tahun terakhir 2010–2012
penyaluran kredit mengalami lonjakan yang cukup besar. • Penyaluran kredit perbankan yang terbanyak untuk sektor perdagangan, hotel dan
restoran diikuti oleh sektor industri pengolahan.
• Perkembangan pasar modal yang tercermin dari perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Bursa Efek Indonesia, mengalami fluktuasi seiring
perkembangan ekonomi dan pasar keuangan dunia. Setelah merosot cukup tajam menjadi 1.333 pada tahun 2009, kemudian mengalami peningkatan terus
menjadi 4.317 pada tahun 2012.
Gambar 1.11 Penyaluran Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi 2004-2012 Triliun Rupiah
Penyaluran kredit perbankan terbesar diperuntukkan sektor perdagangan, hotel dan restoran
Gambar 1.12 Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG di Pasar Modal BEI 2004-
2012
Sumber: Bank Indonesia, diolah 1.000
1.163 1.806
2.746 1.355
1.333 3.704
3.822 4.317
Sumber: BPS, diolah
Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012
10
Gambar 1.13
Perkembangan Stok Utang 2004-2012
Triliun Rupiah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Gambar 1.14
Keseimbangan Primer dan Defisit
2004-2012 persen
Sumber: Bank Indonesia, diolah
• Dengan disiplin dan pengelolaan utang yang ketat, pemerintah mampu menurunkan rasio utang terhadap PDB hingga 24,0 persen di tahun 2012. Rasio tersebut jauh lebih
rendah daripada batas aman dalam UU, yaitu 60 persen PDB atau batas aman menurut Bank Dunia sebesar 30 persen PDB.
• Selama periode 2004-2012, pemerintah mampu menjaga disiplin iskal yang ditandai dengan rasio deisit anggaran yang tidak pernah melebihi tiga persen dari
PDB. Namun demikian, pemerintah harus waspada karena keseimbangan primer cenderung menurun dan bahkan dalam dua tahun terakhir negatif yang berpotensi
mengganggu keberlanjutan iskal.
terhadap rasio deisit anggaran
1.064 1.188 1.361
11
Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012
Gambar 1.15 Perkembangan Pendapatan Negara 2004-2012
Gambar 1.16 Perkembangan Belanja Negara 2004-2012
• Secara nominal pendapatan negara pada APBN 2012 meningkat lebih tiga kali lipat bila dibandingkan dengan realisasi APBN 2004 atau tumbuh rata-rata sebesar 16 persen
per tahun, namun jika dilihat dari persentasenya terhadap PDB cenderung sedikit menurun. Secara nominal semua komponen pajak, PNBP dan hibah cenderung
meningkat.
• Seiring dengan komitmen Pemerintah untuk melaksanakan desentralisasi iskal, peningkatan belanja negara selama periode 2004-2012 diutamakan pada peningkatan
transfer ke daerah yang meningkat lebih dari tiga kali lipat. Namun jika dilihat dari persentase terhadap PDB, belanja negara cenderung mengalami sedikit penurunan
dari 18,61 persen pada tahun 2004 menjadi 18,12 persen pada tahun 2012.
Triliun Rupiah PDB
Sumber: Kemenkeu, diolah angka sementara Sumber: Kemenkeu, diolah angka sementara
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011 2012
Penerimaan Perpajakan 280,60 347,00 409,20 491,00 658,70 619,90 723,30 873,90 980,10 PNBP
122,50 146,90 227,00 215,10 320,60 227,20 268,90 331,50 351,60 Hibah
0,26 1,30
1,83 1,69
2,30 1,66
3,02 5,25
3,96 PDB
17,60 17,90 19,10 17,90 19,80 15,10 15,50 16,30 16,20 0,00
5,00 10,00
15,00 20,00
25,00
200 400
600 800
1000
P DB
Tri liun
Ru pi
ah
Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012
12
Gambar 1.17
Perkembangan Belanja
Pemerintah Pusat 2004-2012
Triliun Rupiah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
angka sementara
• Dari ketiga komponen dana perimbangan, sepanjang 2004-2012 terjadi peningkatan terbesar pada Dana Alokasi Khusus DAK, yaitu lebih dari 9 kali lipat sehingga pada
tahun 2012 mencapai Rp 25,9 triliun. Dana otonomi khusus otsus dan penyesuaian juga meningkat sangat besar, yaitu lebih dari 10 kali lipat yang pada tahun 2012
mencapai Rp 69,4 triliun. Sedangkan dana Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Bagi Hasil DBH meningkat sekitar tiga kali lipat sehingga masing-masing mencapai Rp
273,8 triliun dan Rp 111,3 triliun.
semakin meningkat
Gambar 1.18
Perkembangan Transfer Ke
Daerah 2004-2012 Triliun Rupiah
angka sementara
13
Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012