buku datin kinerja pembangunan 2004 2012 copy
(2)
Data dan Informasi
Kinerja
Pembangunan
2004-2012
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menyambut baik terbitnya buku yang
berjudul:
“Data dan Informasi Kinerja Pembangunan
2004-2012“
yang disusun bersama-sama oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan Badan Pusat Statistik (BPS).Buku ini saya nilai penting untuk melihat secara jernih kinerja pembangunan nasional kita melalui data, angka, graik, serta informasi yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Di balik angka dan graik yang tersaji tergambarkan perjalanan pembangunan Indonesia selama hampir 10 tahun. Tekad pemerintah untuk mencapai target-target pembangunan yang dicanangkan secara nyata tergambarkan.
Jika dicermati data tahun 2004 dan dibandingkan dengan data tahun 2012, maka secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat kemajuan yang sangat berarti di berbagai bidang. Indikator-indikator pembangunan menunjukkan perbaikan. Perlu disadari, kinerja tersebut tidak senantiasa meningkat secara terus menerus setiap tahun. Ada masa-masa dimana indikator pembangunan menunjukkan penurunan. Faktor dinamika perekonomian global memegang peran penting dalam menekan kinerja pembangunan. Namun demikian, kerja keras pemerintah dan seluruh
komponen bangsa telah memastikan bahwa
trend
peningkatan kesejahteraan tetapterjaga untuk tetap semakin tegak.
Tentu saja apa yang telah kita raih selama ini, tidak boleh membuat kita lengah dan berpuas diri. Kita harus tetap fokus dan terus bekerja keras agar momentum pembangunan nasional yang kita jalankan selama ini tetap berada dalam jalur yang benar. Ke depan, kita ingin pembangunan di negeri ini terus melaju dan menempatkan bangsa dan negara kita sebagai bangsa dan negara yang unggul dan maju.
Untuk meraih cita-cita kesejahteraan bagi seluruh rakyat, maka seluruh komponen bangsa harus bersatu padu, bergandengan tangan, dan bersama-sama membangun negeri ini.
Dalam pembangunan nasional di era yang lebih demokratis saat ini, keberhasilan pembangunan nasional tidak hanya ditentukan oleh kerjasama lembaga-lembaga negara tetapi juga ditentukan oleh peran aktif masyarakat luas baik dunia usaha, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, maupun
(5)
setiap individu anak bangsa. Masing-masing mempunyai peran dan kontribusi yang penting dalam proses pembangunan nasional untuk mewujudkan mayarakat yang mandiri, adil, dan sejahtera.
Dengan melihat data dan informasi yang tersaji dalam buku ini, kita dapat lebih tajam dalam merumuskan perencanaan pembangunan nasional ke depan, serta dapat menjadi pembelajaran dalam tahap pembangunan berikutnya. Akhirnya kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) beserta jajarannya, saya ucapkan terima kasih atas kerja keras dalam menghimpun data dan informasi yang tersaji dalam buku ini. Saya berharap buku ini dapat menjembatani antara para pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk lebih mensyukuri apa yang telah kita raih, sekaligus memahami tentang isu-isu pembangunan serta indikator-indikator pembangunan yang penting dan strategis.
Terima kasih
Jakarta, 30 April 2013 Presiden Republik Indonesia
(6)
Daftar Isi n
Daftar Tabel n
Daftar Gambar n
(7)
(8)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ______________________________________________________ iii
Daftar Isi ____________________________________________________________ vii
Daftar Tabel _________________________________________________________ viii
Daftar Gambar _______________________________________________________ ix
Bab I
Kinerja Pembangunan dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
1.1 Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi _____________________________ 3
1.2 Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan _________________________ 13
Bab II
Kinerja Pembangunan Menurut Bidang
2.1 Bidang Pembangunan Sosial Budaya ______________________________ 17
2.2 Bidang Ekonomi _______________________________________________ 27
2.3 Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi __________________________ 37
2.4 Bidang Sarana dan Prasarana ____________________________________ 43
2.5 Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan _________________________ 57
2.6 Bidang Hukum dan Aparatur ____________________________________ 61
2.7 Bidang Wilayah dan Tata Ruang __________________________________ 67
2.8 Bidang Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup ___________________ 73
Bab III
Kinerja Pembangunan Daerah
3.1 Perbandingan Antar Provinsi ____________________________________ 85
3.2 Kinerja Provinsi _______________________________________________ 91
1
15
(9)
Tabel 1 Sumber terhadap Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Pengeluaran
2004-2012 (persen) _____________________________________________ 4
Tabel 2.1 Angka Partispasi Kasar (APK) pada Jenjang Pendidikan SD dan SMP
Sederajat (Persen), 2004-2011 ____________________________________ 20
Tabel 2.2 Angka Partispasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur (Persen),
2004-2011 _____________________________________________________ 21
Tabel 2.3 Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintahan di Indonesia,
2004-2011 (Km) ________________________________________________ 45
Tabel 2.4 Tabel Produksi Listrik Menurut Sumber Pembangkit (GWh) ____________ 49
Tabel 2.5 Jumlah Desa/Kelurahan yang Ada Fasilitas Telepon Umum ____________ 53
Tabel 2.6 Rumah Tangga yang Pernah Mengakses Internet dalam 3 Bulan Terakhir
menurut Klasifikasi Daerah Tahun 2005, 2008, 2011 __________________ 54
Tabel 2.7 Perkembangan Desa/Kelurahan yang Ada Fasilitas Warung Internet
Menurut Klasifikasi Daerah Tahun 2005, 2008, dan 2011 ______________ 55
Tabel 2.8 Perkembangan Desa/Kelurahan yang Ada Fasilitas Wartel Menurut
Klasifikasi Daerah Tahun 2005, 2008, dan 2011 ______________________ 56
Tabel 2.9 Partisipasi Parpol dan Pemilih Dalam Pemilu ________________________ 59
Tabel 2.10 Indikator Kunci Bidang Sumberdaya Energi _________________________ 75
Tabel 2.11 Indikator kunci Sumber Daya Hutan _______________________________ 80
(10)
DAFTAR GAMBAR
1.1 Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi dan PMTB 2004-2012 (persen) ______________ 3
Gambar 1.2 Pertumbuhan PDB, Industri Pengolahan dan Industri Non-Migas
2004-2012 (persen) ___________________________________________ 3
Gambar 1.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Produksi 2004-2012 (persen) _ 4
Gambar 1.4 Pendapatan Per Kapita 2004-2012 _______________________________ 5
Gambar 1.5 Inflasi Berdasarkan Komponen 2004-2012 (persen) _________________ 5
Gambar 1.6 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran 2004-2012 (persen) _______ 6
Gambar 1.7 Nilai Tukar 2004-2012 (Rp/USD) _________________________________ 7
Gambar 1.8 Cadangan Devisa dan Investasi Langsung 2004-2012 (USD Miliar) _____ 7
Gambar 1.9 Penyaluran Kredit Perbankan 2004-2012 __________________________ 8
Gambar 1.10 Penghimpunan Dana Perbankan 2004-2012 _______________________ 8
Gambar 1.11 Penyaluran Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi 2004-2012
(Triliun Rupiah) _______________________________________________ 9
Gambar 1.12 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal (BEI) 2004-2012 _ 9
Gambar 1.13 Perkembangan Stok Utang 2004-2012 (Triliun Rupiah) ______________ 10
Gambar 1.14 Keseimbangan Primer dan Defisit 2004-2012 (persen) ______________ 10
Gambar 1.15 Perkembangan Pendapatan Negara 2004-2012 _____________________ 11
Gambar 1.16 Perkembangan Belanja Negara 2004-2012 _________________________ 11
Gambar 1.17 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat 2004-2012 (Triliun Rupiah) __ 12
Gambar 1.18 Perkembangan Transfer Ke Daerah 2004-2012 (Triliun Rupiah) ________ 12
1.2 Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan
Gambar 1.19 Jumlah dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2004-2012
(Juta Orang) _________________________________________________ 13
Gambar 1.20 Tingkat Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia
2004-2012 ___________________________________________________ 13
Gambar 1.21 Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Per Kota/Desa
2004-2012 ___________________________________________________ 14
2.1 Bidang Pembangunan Sosial Budaya
Gambar 2.1 Angka Buta Aksara dan Rata-Rata Lama Sekolah, 2004-2011 _________ 19
Gambar 2.2 Angka Partisipasi Murni SD dan SMP, 2004-2011 ___________________ 19
Gambar 2.3 Angka Partisipasi Kasar SMA dan Angka Partisipasi Kasar PT, 2004-2011 20
Gambar 2.4 Angka Kematian Ibu (AKI), 1991-2007 ____________________________ 22
Gambar 2.5 Angka Kematian Bayi (AKB), 1991-2007 ___________________________ 22
Gambar 2.6 Angka Harapan Hidup (AHH), 2004-2010 _________________________ 23
Gambar 2.7 Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita, 1989-2010 _________________ 23
(11)
Gambar 2.9 Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Menggunakan
Alat/Cara Kontrasepsi/KB, 2004-2011 ____________________________ 24
Gambar 2.10 Jumlah Kuota dan Jamaah Haji yang diberangkatkan Kementerian
Agama, 2004-2011 _____________________________________________ 25
2.2 Bidang Ekonomi
Gambar 2.11 Neraca Perdagangan Tahun 2004-2012 ___________________________ 29
Gambar 2.12 Nilai dan Pertumbuhan Ekspor Tahun 2004-2012 ___________________ 29
Gambar 2.13 Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Sektor Tahun 2004-2012 ___________ 30
Gambar 2.14 Nilai Impor Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2004-2012 ___________ 30
Gambar 2.15 Nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Tahun
2007-2012 ___________________________________________________ 31
Gambar 2.16 Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Tahun
2007-2012 ___________________________________________________ 31
Gambar 2.17 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Perkiraan Penerimaan Dari
Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2012 ________________________ 32
Gambar 2.18 Rata-Rata Lama Kunjungan dan Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan
Mancanegara per Kunjungan Tahun 2004-2012 ____________________ 32
Gambar 2.19 Indeks Produksi Tahunan Industri Besar dan Sedang Tahun
2004-2012 ___________________________________________________ 33
Gambar 2.20 Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas dan PDB Tahun
2004-2012 ___________________________________________________ 33
Gambar 2.21 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) Perbankan 2004-2012 _____ 34
Gambar 2.22 Tingkat Kredit Bermasalah (NPL) Perbankan 2004-2012 _____________ 34
Gambar 2.23 Penyaluran Kredit Perbankan menurut Jenis Penggunaan 2004-2012 __ 35
2.4 Bidang Sarana dan Prasarana
Gambar 2.24 Perkembangan Kondisi Jalan Nasional 2004-2012 __________________ 45
Gambar 2.25 Persentase Desa Menurut Jenis Permukaan Jalan yang Terluas _______ 46
Gambar 2.26 Persentase Desa Yang Dapat Dilalui Kendaraan Bermotor Roda 4 Atau
Lebih Sepanjang Tahun ________________________________________ 46
Gambar 2.27 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan (unit),
2004-2011 ___________________________________________________ 47
Gambar 2.28 Jumlah Penumpang Penerbangan Domestik, Kereta Api, dan Kapal,
2006-2011 ___________________________________________________ 47
Gambar 2.29 Jumlah Muat Barang Melalui Darat dan Laut _______________________ 48
Gambar 2.30 Pangsa Pasar Armada Pelayaran Nasional untuk Angkutan Dalam
Negeri dan Ekspor Impor (Persen) ______________________________ 48
Gambar 2.31 Grafik Perkembangan Kapasitas Pembangkit Listrik Nasional Tahun
2009-2012 ___________________________________________________ 49
Gambar 2.32 Persentase Desa yang Memiliki Keluarga Pengguna Listrik ___________ 50
Gambar 2.33 Persentae Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
(Rasio Elektrifikasi), 2004-2012 __________________________________ 50
(12)
Pemerintah Pusat (Hektar) ______________________________________ 51
Gambar 2.35 Perkembangan pembangunan Rusunawa 2004-2012 ________________ 52
Gambar 2.36 Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Tangga Kumuh,
2004-2011 ___________________________________________________ 52
Gambar 2.37 Jumlah Pelanggan Telepon _____________________________________ 53
Gambar 2.38 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki/Menguasai Komputer ______ 54
Gambar 2.39 Perkembangan Desa/Kelurahan yang Ada Fasilitas Wartel Menurut
Klasifikasi Daerah Tahun 2005, 2008, dan 2011 _____________________ 55
2.5 Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan
Gambar 2.40 Jumlah Anggota DPR Menurut Jenis Kelamin ______________________ 59
Gambar 2.41 Jumlah Tindak Pidana dan Resiko Pidana _________________________ 60
Gambar 2.42 Selang Kejadian Pidana dan Persentase Penyelesaian Pidana _________ 60
2.6 Bidang Hukum dan Aparatur
Gambar 2.43 Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK), 2004-2012 _________________ 63
Gambar 2.44 Pelaporan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Lanjutnya _____________ 63
Gambar 2.45 Jumlah Pelaporan LHKPN ______________________________________ 63
Gambar 2.46 Penanganan Perkara di tingkat Mahkamah Agung Tahun 2004-2012 __ 64
Gambar 2.47 Penanganan dan Penyelesaian Perkara Konstitusi Tahun 2003-2012 ___ 64
Gambar 2.48 Jumlah Penetapan Produk Hukum, 2004-2012 _____________________ 65
Gambar 2.49 Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) ____________ 65
Gambar 2.50 Jumlah PNS Menurut Jenis Kelamin ______________________________ 66
Gambar 2.51 Jumlah PNS Menurut Pendidikan ________________________________ 66
2.7 Bidang Wilayah dan Tata Ruang
Gambar 2.52 Kumulatif Persentase Penetapan Rencana Tata Ruang, 2008-2012 _____ 69
Gambar 2.53 Capaian Legalisasi Aset Tanah (Sertiikasi), 2004-2012 _______________ 70
Gambar 2.54 Capaian Pelaksanaan Redistribusi Tanah, 2004-2012 ________________ 70
Gambar 2.55 PDRB ADHB Menurut Tipologi Kota (miliar Rupiah), 2005-2010 _______ 71
Gambar 2.56 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Menurut Tipologi Kota, 2005-2010 __ 71
Gambar 2.57 Pemekaran Daerah Pasca Desentralisasi,1999-2013 _________________ 72
2.8 Bidang Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup
Gambar 2.58 Produksi dan Cadangan Minyak Bumi, 2004-2011 __________________ 75
Gambar 2.59 Graik Luas Panen Tanaman Pangan, 2004-2012 ____________________ 76
Gambar 2.60 Graik Produktivitas Tanaman Pangan, 2004-2010 __________________ 76
Gambar 2.61 Graik Nilai Tukar Petani, 2004-2012 ______________________________ 77
Gambar 2.62 Graik Produksi Padi, 2004-2012 _________________________________ 77
Gambar 2.63 Graik Produksi Jagung, 2004-2012 ______________________________ 78
Gambar 2.64 Graik Produksi Kelapa Sawit, 2004-2012 __________________________ 78
(13)
Gambar 2.66 Graik Produksi Kakao, 2004-2012 ________________________________ 79
Gambar 2.67 Perkembangan Rehabilitasi Lahan (juta hektar), 2004-2010 __________ 80
Gambar 2.68 Keikusertaan Perusahaan dalam Program PROPER, 2003-2011 ________ 81
3.1 Perbandingan Antar Provinsi
Gambar 3.1.1 Laju Pertumbuhan PDRB, 2004-2012 _____________________________ 87
Gambar 3.1.2 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Provinsi
(Ribu Rupiah), 2004 dan 2012 ___________________________________ 87
Gambar 3.1.3 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi (Ribu), 2004-2012 ________ 88
Gambar 3.1.4 Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi, 2004-2012 ___________ 88
Gambar 3.1.5 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi, 2004 dan
2012 ________________________________________________________ 89
Gambar 3.1.6 Setengah Penganggur Menurut Provinsi, 2004 dan 2012 ____________ 89
Gambar 3.1.7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi, 2004 dan
2011 ________________________________________________________ 90
Gambar 3.1.8 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Menurut Provinsi, 2004 dan 2011 __ 90
3.2 Kinerja Provinsi
Gambar 3.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh terhadap Nasional _________ 93
Gambar 3.2.1.2 Kemiskinan Provinsi Aceh terhadap Nasional ___________________ 93
Gambar 3.2.1.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Aceh terhadap
Nasional _________________________________________________ 93
Gambar 3.2.1.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Aceh terhadap
Nasional _________________________________________________ 93
Gambar 3.2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara terhadap
Nasional _________________________________________________ 95
Gambar 3.2.2.2 Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara terhadap Nasional ________ 95
Gambar 3.2.2.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatera Utara
terhadap Nasional _________________________________________ 95
Gambar 3.2.2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Utara
terhadap Nasional _________________________________________ 95
Gambar 3.2.3.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Barat terhadap
Nasional _________________________________________________ 97
Gambar 3.2.3.2 Kemiskinan Provinsi Sumatera Barat terhadap Nasional _________ 97
Gambar 3.2.3.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatera Barat
terhadap Nasional _________________________________________ 97
Gambar 3.2.3.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Barat
terhadap Nasional _________________________________________ 97
Gambar 3.2.4.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau terhadap Nasional _________ 99
(14)
Gambar 3.2.4.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau terhadap
Nasional _________________________________________________ 99
Gambar 3.2.4.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Riau terhadap
Nasional _________________________________________________ 99
Gambar 3.2.5.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi terhadap Nasional ________ 101
Gambar 3.2.5.2 Kemiskinan Provinsi Jambi terhadap Nasional _________________ 101
Gambar 3.2.5.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jambi terhadap
Nasional _________________________________________________ 101
Gambar 3.2.5.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jambi terhadap
Nasional _________________________________________________ 101
Gambar 3.2.6.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan terhadap
Nasional _________________________________________________ 103
Gambar 3.2.6.2 Kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan terhadap Nasional _______ 103
Gambar 3.2.6.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatera
Selatan terhadap Nasional __________________________________ 103
Gambar 3.2.6.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Selatan
terhadap Nasional _________________________________________ 103
Gambar 3.2.7.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu terhadap Nasional _____ 105
Gambar 3.2.7.2 Kemiskinan Provinsi Bengkulu terhadap Nasional ______________ 105
Gambar 3.2.7.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu terhadap
Nasional _________________________________________________ 105
Gambar 3.2.7.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu terhadap
Nasional _________________________________________________ 105
Gambar 3.2.8.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung terhadap Nasional _____ 107
Gambar 3.2.8.2 Kemiskinan Provinsi Lampung terhadap Nasional ______________ 107
Gambar 3.2.8.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Lampung
terhadap Nasional _________________________________________ 107
Gambar 3.2.8.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Lampung
terhadap Nasional _________________________________________ 107
Gambar 3.2.9.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bangka Belitung terhadap
Nasional _________________________________________________ 109
Gambar 3.2.9.2 Kemiskinan Provinsi Bangka Belitung terhadap Nasional _______ 109
Gambar 3.2.9.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bangka Belitung
terhadap Nasional _________________________________________ 109
Gambar 3.2.9.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bangka Belitung
terhadap Nasional _________________________________________ 109
Gambar 3.2.10.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kep. Riau terhadap Nasional _____ 111
Gambar 3.2.10.2 Kemiskinan Provinsi Kep. Riau terhadap Nasional ______________ 111
Gambar 3.2.10.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kep. Riau
(15)
Gambar 3.2.10.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kep. Riau
terhadap Nasional _________________________________________ 111
Gambar 3.2.11.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta terhadap Nasional ___ 113
Gambar 3.2.11.2 Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta terhadap Nasional _____________ 113
Gambar 3.2.11.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi DKI Jakarta
terhadap Nasional _________________________________________ 113
Gambar 3.2.11.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi DKI Jakarta
terhadap Nasional _________________________________________ 113
Gambar 3.2.12.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat terhadap Nasional ____ 115
Gambar 3.2.12.2 Kemiskinan Provinsi Jawa Barat terhadap Nasional ______________ 115
Gambar 3.2.12.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Barat
terhadap Nasional _________________________________________ 115
Gambar 3.2.12.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat
terhadap Nasional _________________________________________ 115
Gambar 3.2.13.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah terhadap Nasional __ 117
Gambar 3.2.13.2 Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah terhadap Nasional ___________ 117
Gambar 3.2.13.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah
terhadap Nasional _________________________________________ 117
Gambar 3.2.13.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah
terhadap Nasional _________________________________________ 117
Gambar 3.2.14.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DI Yogyakarta terhadap
Nasional _________________________________________________ 119
Gambar 3.2.14.2 Kemiskinan Provinsi DI Yogyakarta terhadap Nasional ___________ 119
Gambar 3.2.14.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi DI Yogyakarta
terhadap Nasional _________________________________________ 119
Gambar 3.2.14.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi DI Yogyakarta
terhadap Nasional _________________________________________ 119
Gambar 3.2.15.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur terhadap Nasional ___ 121
Gambar 3.2.15.2 Kemiskinan Provinsi Jawa Timur terhadap Nasional _____________ 121
Gambar 3.2.15.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Timur
terhadap Nasional _________________________________________ 121
Gambar 3.2.15.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur
terhadap Nasional _________________________________________ 121
Gambar 3.2.16.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten terhadap Nasional _______ 123
Gambar 3.2.16.2 Kemiskinan Provinsi Banten terhadap Nasional _________________ 123
Gambar 3.2.16.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Banten terhadap
Nasional _________________________________________________ 123
Gambar 3.2.16.4 Indeks Pembangunan manusia (IPM) Provinsi Banten terhadap
Nasional _________________________________________________ 123
Gambar 3.2.17.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali terhadap Nasional __________ 125
(16)
Gambar 3.2.17.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali terhadap
Nasional _________________________________________________ 125
Gambar 3.2.17.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali terhadap Nasional ______ 125
Gambar 3.2.18.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB terhadap Nasional __________ 127
Gambar 3.2.18.2 Kemiskinan Provinsi NTB terhadap Nasional __________________ 127
Gambar 3.2.18.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTB terhadap
Nasional _________________________________________________ 127
Gambar 3.2.18.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTB terhadap
Nasional _________________________________________________ 127
Gambar 3.2.19.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTT terhadap Nasional __________ 129
Gambar 3.2.19.2 Kemiskinan Provinsi NTT terhadap Nasional ___________________ 129
Gambar 3.2.19.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTT terhadap
Nasional _________________________________________________ 129
Gambar 3.2.19.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTT terhadap
Nasional _________________________________________________ 129
Gambar 3.2.20.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat terhadap
Nasional _________________________________________________ 131
Gambar 3.2.20.2 Kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat terhadap Nasional _______ 131
Gambar 3.2.20.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Barat
terhadap Nasional _________________________________________ 131
Gambar 3.2.20.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Barat
terhadap Nasional _________________________________________ 131
Gambar 3.2.21.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah terhadap
Nasional _________________________________________________ 133
Gambar 3.2.21.2 Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah terhadap Nasional _____ 133
Gambar 3.2.21.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan
Tengah terhadap Nasional __________________________________ 133
Gambar 3.2.21.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan
Tengah terhadap Nasional __________________________________ 133
Gambar 3.2.22.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan terhadap
Nasional _________________________________________________ 135
Gambar 3.2.22.2 Kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan terhadap Nasional _____ 135
Gambar 3.2.22.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan
Selatan terhadap Nasional _________________________________ 135
Gambar 3.2.22.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan
Selatan terhadap Nasional _________________________________ 135
Gambar 3.2.23.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur terhadap
Nasional _________________________________________________ 137
Gambar 3.2.23.2 Kemiskinan Provinsi Kalimantan Timur terhadap Nasional _______ 137
Gambar 3.2.23.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan
(17)
Gambar 3.2.23.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Timur
terhadap Nasional _________________________________________ 137
Gambar 3.2.24.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara terhadap
Nasional _________________________________________________ 139
Gambar 3.2.24.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara terhadap Nasional ________ 139
Gambar 3.2.24.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Utara
terhadap Nasional _________________________________________ 139
Gambar 3.2.24.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Utara
terhadap Nasional _________________________________________ 139
Gambar 3.2.25.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah terhadap
Nasional _________________________________________________ 141
Gambar 3.2.25.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Tengah terhadap Nasional _______ 141
Gambar 3.2.25.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Tengah
terhadap Nasional _________________________________________ 141
Gambar 3.2.25.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tengah
terhadap Nasional _________________________________________ 141
Gambar 3.2.26.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan terhadap
Nasional _________________________________________________ 143
Gambar 3.2.26.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Nasional ________ 143
Gambar 3.2.26.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Selatan
terhadap Nasional _________________________________________ 143
Gambar 3.2.26.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Selatan
terhadap Nasional _________________________________________ 143
Gambar 3.2.27.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap
Nasional _________________________________________________ 145
Gambar 3.2.27.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap Nasional ______ 145
Gambar 3.2.27.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi
Tenggara terhadap Nasional ________________________________ 145
Gambar 3.2.27.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tenggara
terhadap Nasional _________________________________________ 145
Gambar 3.2.28.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo terhadap Nasional ____ 147
Gambar 3.2.28.2 Kemiskinan Provinsi Gorontalo terhadap Nasional _____________ 147
Gambar 3.2.28.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Gorontalo
terhadap Nasional _________________________________________ 147
Gambar 3.2.28.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo
terhadap Nasional _________________________________________ 147
Gambar 3.2.29.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Barat terhadap
Nasional _________________________________________________ 149
Gambar 3.2.29.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Barat terhadap Nasional _________ 149
Gambar 3.2.29.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Barat
(18)
Gambar 3.2.29.4 Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Provinsi Sulawesi
Barat terhadap Nasional ____________________________________ 149
Gambar 3.2.30.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Maluku terhadap Nasional _______ 151
Gambar 3.2.30.2 Kemiskinan Provinsi Maluku terhadap Nasional _______________ 151
Gambar 3.2.30.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Maluku terhadap
Nasional _________________________________________________ 151
Gambar 3.2.30.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Maluku terhadap
Nasional _________________________________________________ 151
Gambar 3.2.31.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Maluku Utara terhadap
Nasional _________________________________________________ 153
Gambar 3.2.31.2 Kemiskinan Provinsi Maluku Utara terhadap Nasional __________ 153
Gambar 3.2.31.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Maluku Utara
terhadap Nasional _________________________________________ 153
Gambar 3.2.31.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Maluku Utara
terhadap Nasional _________________________________________ 153
Gambar 3.2.32.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat terhadap Nasional ___ 155
Gambar 3.2.32.2 Kemiskinan Provinsi Papua Barat terhadap Nasional ___________ 155
Gambar 3.2.32.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Papua Barat
terhadap Nasional _________________________________________ 155
Gambar 3.2.32.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua Barat
terhadap Nasional _________________________________________ 155
Gambar 3.2.33.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua terhadap Nasional ________ 157
Gambar 3.2.33.2 Kemiskinan Provinsi Papua terhadap Nasional _________________ 157
Gambar 3.2.33.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Papua terhadap
Nasional _________________________________________________ 157
Gambar 3.2.33.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua terhadap
(19)
(20)
Kinerja Pembangunan dan
Peningkatan Kesejahteraan
Rakyat
Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi
n
Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan
n
(21)
S
ECARA umum pertumbuhan ekonomi pada periode 2004-2012 tetap terjaga dengan stabil. Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan industri nonmigas dan industri pengolahan. Industri nonmigas tumbuh cukup menyakinkan bahkan dalam dua tahun terakhir pertumbuhannya di atas PDB. Sumber pertumbuhan ekonomi utama dari sisi pengeluaraan adalah konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).Stabilitas moneter tetap terjaga dengan tingkat inlasi
yang cenderung menurun. Selain itu juga terlihat dari nilai tukar yang relatif stabil dan dengan cadangan devisa yang terus meningkat. Peningkatan cadangan devisa ini seiring dengan peningkatan investasi langsung.
Peningkatan investasi juga diiringi dengan meningkatnya penyaluran kredit perbankan yang pada tahun 2012 mencapai 2.738,1 triliun rupiah. Penyaluran
kredit perbankan terbesar diperuntukkan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 554,8 triliun rupiah di tahun 2012.
Pemerintah juga mampu menurunkan rasio hutang terhadap PDB hingga 24,0 persen pada 2012. Rasio ini masih tergolong aman karena batas aman menurut Bank Dunia adalah 30 persen dari PDB. Secara nominal pendapatan pada APBN 2012 meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan realisasi APBN 2004. Peningkatan belanja Negara ini diutamakan pada peningkatan transfer ke daerah seiring dengan komitmen pemerintah untuk melaksanakan desentralisasi iskal.
Kinerja pembangunan juga dilihat dari turunnya jumlah pengangguran terbuka dari 10,25 juta orang tahun 2004 menjadi 7,24 juta orang di tahun 2012. Selain itu jumlah penduduk miskin juga menurun dari 36,2 juta orang di tahun 2004 menjadi 29,31 juta orang di tahun 2012. Penurunan tingkat kemiskinan di desa lebih cepat dibandingkan yang terjadi di kota.
n
n
n
n
n
n
(22)
Gambar 1.2 Pertumbuhan PDB, Industri Pengolahan dan Industri Non-Migas 2004-2012 (persen)
Sumber: BPS, diolah
1.1 Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi
Sumber: BPS, diolah
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2004-2012 terjaga stabil. Perlambatan
pertumbuhan ekonomi dan PMTB yang terjadi pada tahun 2009 terutama disebabkan krisis ekonomi di Amerika Serikat yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hampir di semua negara.
• Dari tahun 2005 pertumbuhan industri menurun, namun sejak triwulan ke-3 tahun
2009 industri pengolahan meningkat mendekati pertumbuhan PDB dan industri non-migas tumbuh lebih tinggi dari PDB tahun 2011 dan 2012, dengan penggerak utama industri makanan, minuman dan tembakau, industri alat angkut, industri logam dasar, serta industri tekstil dan produk tekstil. Subsektor industri ini, menyerap banyak tenaga kerja, sehingga menyumbang penumbuhan lapangan kerja formal. Tantangan ke depan adalah mendorong akselerasi pertumbuhan industri sehingga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertumbuhan ekonomi stabil, industri non-migas tumbuh cukup meyakinkan bahkan dalam 2 tahun terakhir pertumbuhannya diatas PDB
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi dan PMTB 2004-2012 (persen)
(23)
Tabel 1
Sumber Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Pengeluaran 2004-2012 (persen)
• Pertumbuhan ekonomi cenderung membaik dalam periode 2004–2012, ditopang oleh
konsumsi rumah tangga dan PMTB sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi yang tetap tumbuh positif di tengah gejolak krisis ekonomi dunia mulai tahun 2008. Dengan stabilitas ekonomi yang terjaga telah meningkatkan daya beli masyarakat serta menarik investor asing dan domestik untuk berinvestasi di Indonesia.
• Sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran berperan
besar pada pertumbuhan ekonomi periode 2004–2012. Dalam krisis ekonomi yang melanda dunia, sektor ini masih mampu menjadi sumber pertumbuhan utama.
Sumber: BPS, diolah
Gambar 1.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Produksi 2004-2012 (persen)
Sumber: BPS, diolah
Sumber pertumbuhan ekonomi utama dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga dan PMTB
Sumber 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Konsumsi Rumah Tangga 3,0 2,4 1,9 2,9 3,1 2,8 2,7 2,7 2,9
Pengeluaran Pemerintah 0,3 0,5 0,7 0,3 0,8 1,3 0,0 0,3 0,1
PMTB 2,9 2,3 0,6 2,0 2,7 0,8 2,0 2,1 2,4
Ekspor Barang dan Jasa 5,1 6,8 4,3 4,0 4,6 -4,8 6,5 6,3 1,0
(24)
Gambar 1.4 Pendapatan Per Kapita dan Jumlah Penduduk 2004-2012
Sumber: BPS, diolah
• Pendapatan perkapita Indonesia pada periode 2004-2012 meningkat lebih dari tiga
kali lipat. Pada tahun 2012 pendapatan perkapita telah mencapai Rp 33.340.000 per tahun.
• Pada periode 2004-2012 stabilitas moneter terjaga, dengan laju inlasi menunjukkan
tren menurun, yang tercermin dari inlasi inti (core inlation) yang stabil pada satu digit. Laju inlasi berdasarkan komponen harga diatur pemerintah (administered price inlation) meningkat mencapai 17,1 persen pada tahun 2005 akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.
Gambar 1.5 Inflasi Berdasarkan Komponen 2004-2012 (persen)
Sumber: BPS, diolah
Pendapa
tan per K
apita Jumlah P
enduduk
(25)
• Sepanjang 2004-2012 sumbangan kelompok pengeluaran bahan makanan serta makanan jadi, rokok dan tembakau cenderung mendominasi dalam membentuk inlasi dibanding kelompok pengeluaran lainnya karena adanya tekanan inlasi dari beberapa komoditas pangan yang harganya mudah bergejolak seperti beras, daging sapi, minyak goreng, kedelai, cabai merah, bawang merah, dan bawang putih.
Gambar 1.6
Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran 2004-2012 (persen)
Sumber: BPS, diolah
(26)
Gambar 1.7 Nilai Tukar 2004-2012 (Rp/USD)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
• Dalam periode tahun 2004 -2012, nilai tukar Rupiah terhadap USD relatif stabil pada
kisaran Rp 9.400-10.950 per USD. Nilai tukar Rupiah terhadap USD terdepresiasi guna mendorong kinerja ekspor yang melemah sebagai dampak krisis ekonomi dunia.
• Cadangan devisa periode 2004-2012 menunjukkan peningkatan, dari USD 36,3 miliar
pada tahun 2004 meningkat hingga mencapai USD 112,8 miliar pada tahun 2012. Peningkatan cadangan devisa seiring dengan meningkatnya investasi langsung yang masuk ke dalam negeri.
Gambar 1.8 Cadangan Devisa dan Investasi Langsung 2004-2012 (USD Miliar)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Cadangan devisa
In
vestasi L
angsung
Nilai tukar relatif stabil, cadangan devisa dan investasi langsung tumbuh dengan tren yang terus meningkat
(27)
Gambar 1.9 Penyaluran Kredit
Perbankan 2004-2012
Sumber : Bank Indonesia, diolah
• Peyaluran kredit perbankan terus meningkat dari Rp 544,0 triliun pada tahun 2004
menjadi Rp 2.378,1 triliun pada tahun 2012, meskipun pertumbuhannya sempat menurun terkait dengan krisis energi dan keuangan tahun 2005/6 dan 2008/9.
• Penghimpunan dana perbankan dari masyarakat mengalami peningkatan berarti dari
Rp 921,7 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 3.163 triliun pada tahun 2012. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2006 dan 2009, terkait dengan krisis ekonomi keuangan internasional.
Gambar 1.10 Penghimpunan Dana Perbankan 2004-2012
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Triliun Rupiah
Persen
Triliun Rupiah
Persen
Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terlihat lebih cepat dari pertumbuhan penghimpunan dana perbankan dari masyarakat
1.004,2 1.313,9 1.446,8 1.783,6 2.223,7 2.738,1
(28)
• Penyaluran dana kredit perbankan menurut sektor ekonomi mengalami peningkatan yang berarti pada hampir semua sektor. Dalam tiga tahun terakhir (2010–2012) penyaluran kredit mengalami lonjakan yang cukup besar.
• Penyaluran kredit perbankan yang terbanyak untuk sektor perdagangan, hotel dan
restoran diikuti oleh sektor industri pengolahan.
• Perkembangan pasar modal yang tercermin dari perkembangan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, mengalami fluktuasi seiring perkembangan ekonomi dan pasar keuangan dunia. Setelah merosot cukup tajam menjadi 1.333 pada tahun 2009, kemudian mengalami peningkatan terus menjadi 4.317 pada tahun 2012.
Gambar 1.11
Penyaluran Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi 2004-2012 (Triliun Rupiah)
Penyaluran kredit perbankan terbesar diperuntukkan sektor perdagangan, hotel dan restoran
Gambar 1.12 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal (BEI) 2004-2012
Sumber: Bank Indonesia, diolah
1.000 1.163 1.806 2.746 1.355 1.333 3.704 3.822 4.317
(29)
Gambar 1.13 Perkembangan Stok
Utang 2004-2012 (Triliun Rupiah)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Gambar 1.14 Keseimbangan Primer dan Defisit 2004-2012 (persen)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
• Dengan disiplin dan pengelolaan utang yang ketat, pemerintah mampu menurunkan
rasio utang terhadap PDB hingga 24,0 persen di tahun 2012. Rasio tersebut jauh lebih rendah daripada batas aman dalam UU, yaitu 60 persen PDB atau batas aman menurut Bank Dunia sebesar 30 persen PDB.
• Selama periode 2004-2012, pemerintah mampu menjaga disiplin iskal yang
ditandai dengan rasio deisit anggaran yang tidak pernah melebihi tiga persen dari PDB. Namun demikian, pemerintah harus waspada karena keseimbangan primer cenderung menurun dan bahkan dalam dua tahun terakhir negatif yang berpotensi mengganggu keberlanjutan iskal.
Rasio utang terhadap PDB pada batas aman namun perlu waspada terhadap rasio deisit anggaran
(30)
Gambar 1.15
Perkembangan Pendapatan Negara 2004-2012
Gambar 1.16
Perkembangan Belanja Negara 2004-2012
• Secara nominal pendapatan negara pada APBN 2012 meningkat lebih tiga kali lipat bila
dibandingkan dengan realisasi APBN 2004 atau tumbuh rata-rata sebesar 16 persen per tahun, namun jika dilihat dari persentasenya terhadap PDB cenderung sedikit menurun. Secara nominal semua komponen (pajak, PNBP dan hibah) cenderung meningkat.
• Seiring dengan komitmen Pemerintah untuk melaksanakan desentralisasi iskal,
peningkatan belanja negara selama periode 2004-2012 diutamakan pada peningkatan transfer ke daerah yang meningkat lebih dari tiga kali lipat. Namun jika dilihat dari persentase terhadap PDB, belanja negara cenderung mengalami sedikit penurunan dari 18,61 persen pada tahun 2004 menjadi 18,12 persen pada tahun 2012.
Triliun Rupiah
% PDB
Peranan pajak dalam penerimaan negara semakin besar, transfer ke daerah terus meningkat, belanja pemerintah pusat masih cukup dominan
Sumber: Kemenkeu, diolah * angka sementara Sumber: Kemenkeu, diolah * angka sementara
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* Penerimaan Perpajakan 280,60 347,00 409,20 491,00 658,70 619,90 723,30 873,90 980,10 PNBP 122,50 146,90 227,00 215,10 320,60 227,20 268,90 331,50 351,60 Hibah 0,26 1,30 1,83 1,69 2,30 1,66 3,02 5,25 3,96 %PDB 17,60 17,90 19,10 17,90 19,80 15,10 15,50 16,30 16,20
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 0 200 400 600 800 1000 % P DB Tri liun Ru pi ah
(31)
Gambar 1.17 Perkembangan
Belanja Pemerintah Pusat 2004-2012 (Triliun Rupiah)
Sumber: Bank Indonesia, diolah * angka sementara
• Dari ketiga komponen dana perimbangan, sepanjang 2004-2012 terjadi peningkatan
terbesar pada Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu lebih dari 9 kali lipat sehingga pada tahun 2012 mencapai Rp 25,9 triliun. Dana otonomi khusus (otsus) dan penyesuaian juga meningkat sangat besar, yaitu lebih dari 10 kali lipat yang pada tahun 2012 mencapai Rp 69,4 triliun. Sedangkan dana Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) meningkat sekitar tiga kali lipat sehingga masing-masing mencapai Rp 273,8 triliun dan Rp 111,3 triliun.
Struktur belanja pemerintah pusat semakin baik, belanja modal semakin meningkat
Gambar 1.18 Perkembangan Transfer Ke Daerah 2004-2012 (Triliun Rupiah)
(32)
1.2 Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan Gambar 1.19 Jumlah dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2004-2012
• Banyaknya kesempatan kerja yang telah terciptakan pada lima tahun terakhir
menyebabkan jumlah penganggur menurun sekitar 3 juta penganggur dari tahun 2004 sampai 2012. Mengingat jumlah pekerja yang terus meningkat, akselerasi penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dinilai cepat dan mencapai sekitar 6,14 persen pada bulan Agustus 2012.
• Kinerja penanggulangan kemiskinan ditandai dengan penurunan baik jumlah
penduduk miskin maupun tingkat kemiskinan dalam tujuh tahun terakhir. Pada September 2012, tingkat kemiskinan tercatat 11,66 persen atau kurang dari 30 juta penduduk miskin secara nasional.
Gambar 1.20 Tingkat Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 2004-2012
Pengangguran dan kemiskinan menurun
10,25 11,89 10,93 10,01 9,39 8,96 8,32 7,70 7,24
TPT Jumlah penganggur an ( juta) Sumber: BPS Sumber: BPS * Angka Maret 2012
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Penduduk Miskin (Juta
Orang) 36,20 35,10 39,30 37,17 34,96 32,53 31,02 30,02 29,13 Persentase Penduduk Miskin 16,66 15,97 17,75 16,58 15,42 14,15 13,33 12,49 11,66
5 7 9 11 13 15 17 19 10 15 20 25 30 35 40 45 Pers en ta se Pend ud uk Mi ski n Ju m lah Pend ud uk Mi ski n (Ju ta O ra ng) 11.66 (Sep-2012) *
(33)
Gambar 1.21
Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Per Kota/Desa 2004-2012
• Jumlah penduduk miskin di desa menurun lebih signiikan dibandingkan dengan
penurunan jumlah kemiskinan di kota. Hal ini sejalan dengan penurunan tingkat kemiskinan di desa yang lebih cepat bila dibandingkan tingkat kemiskinan di kota. Dengan penanggulangan kemiskinan yang banyak difokuskan di pedesaan, diharapkan penurunan tingkat dan jumlah penduduk miskin di pedesaan akan memberikan kontribusi lebih banyak kepada penurunan tingkat kemiskinan secara nasional.
juta or
ang
persen
Jumlah dan persentase kemiskinan di desa turun lebih cepat dibanding di kota
Persentase terhadap Total Penduduk Kota (%) Persentase terhadap Total Penduduk Desa (%) Jumlah Penduduk Miskin Desa (Juta Orang) Jumlah Penduduk Miskin Kota (Juta Orang)
(34)
Kinerja Pembangunan
Menurut Bidang
Bab 2
Bidang Pembangunan Sosial Budaya n
Bidang Ekonomi n
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi n
Bidang Sarana dan Prasarana n
Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan n
Bidang Hukum dan Aparatur n
Bidang Wilayah dan Tata Ruang n
Bidang Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup n
(35)
K
UALITAS pendidikan dan kesehatan penduduk meningkat. Bidang pendidikan, Angka Partisipasi Sekolah (APS) meningkat. Bidang kesehatan, Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kekurangan Gizi menurun dan Angka Harapan Hidup (AHH) naik.Neraca perdagangan non-migas mengalami surplus, tahun 2012 sebesar 3,9 juta US$. Indeks produksi dan nilai investasi (PMDN dan PMA) juga meningkat signiikan. Di bidang pariwisata,
kunjungan wisatawan mancanegara naik dari 5,3 juta (2004) menjadi 8,0 juta (2012), meningkatkan penerimaan devisa dari 4,8 juta US$ menjadi 9,1 juta US$.
Indonesia berhasil melakukan rancang bangun hingga pengoperasian Tsunami Early Warning System (TEWS), serta pengembangan beberapa perangkat lunak. Selain itu, penemuan bibit unggul khususnya tanaman padi, kedelai dan sorgum terus berlangsung.
Sejak 2004, panjang jalan di Indonesia bertambah 123 ribu km, dimana 90,82% berkategori mantap, sehingga jumlah sarana transportasi naik signiikan, terutama sepeda motor dan mobil penumpang. Ketersediaan listrik semakin bertambah, sehingga dapat dinikmati oleh 76,6% rumah tangga.
Keterwakilan wanita di bidang politik dan jumlah parpol peserta pemilu semakin meningkat, namun pada sisi lain, pemerintah masih perlu meningkatkan perhatian dalam bidang keamanan. Indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia meningkat tiap tahun, didukung oleh peningkatan peran masyarakat dalam pelaporan tindak pidana korupsi, kesadaran pejabat pemerintah dalam melaporkan harta kekayaan, dan peningkatan kualitas pendidikan PNS. Peran perempuan dalam penyelenggaraan pemerintahan semakin meningkat, dimana kesenjangan gender semakin kecil. Hingga 2012, lebih 50% target penetapan RTRW Kabupaten/Kota serta RTR Pulau/Kepulauan telah terpenuhi. Penataan wilayah ini mendorong peningkatan kontribusi kota besar dan metropolitan terhadap perekonomian nasional.
Produksi energi terutama batubara mengalami peningkatan, di tengah penurunan cadangan minyak dan gas bumi. Di bidang pangan, produktivitas padi, jagung dan kedelai mengalami peningkatan, sehingga tingkat penerimaan petani selama tiga tahun terakhir cenderung membaik.
n
n
n
n
n
n
(36)
2.1 Bidang Pembangunan
Sosial Budaya
Pendidikan
n
Kesehatan
n
(37)
(38)
2.1.1 Pendidikan
• Proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami penurunan sangat
signiikan dari 10,21 persen pada 2004 menjadi 4,43 persen pada 2011.
• Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami peningkatan dari
7,24 tahun pada 2004 menjadi 7,92 tahun pada 2011.
• APM SD/MI/Paket A terus mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 94,12 persen
pada 2004 menjadi 95,55 persen pada 2011. Demikian pula dengan APM SMP/MTs/ Paket B mengalami peningkatan yang signiikan, yaitu dari 60,49 persen pada 2004 menjadi 77,71 persen pada 2011.
• APM SD pada tahun 2011 hampir mencapai target yang ditetapkan untuk tahun 2014,
sedangkan APM SMP sudah melampaui target pencapaian tahun 2014 yaitu sebesar 76 persen.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar 2.2 Angka Partisipasi Murni SD dan SMP, 2004-2011
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Angka Buta Aksara turun, Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Partisipasi Sekolah naik
P
ersen
Tahun
Tahun
Gambar 2.1
(39)
• Pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP), APK mengalami peningkatan yang
cukup signifikan.
• APK SD/MI/Paket A selama periode 2004-2011 lebih tinggi dari pada APK SMP/MTs/
Paket B.
• Perkembangan APK SMA/SMK/MA/Paket C selama tahun 2004 hingga 2012
mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dari 49,01 persen pada 2004 menjadi 76,50 persen pada 2011.
• APK PT/PTA (penduduk umur 19-23 tahun) juga meningkat dari 17,48 persen pada
2004 menjadi 27,09 persen pada 2011. Gambar 2.3
Angka Partisipasi Kasar SMA dan Angka Partisipasi Kasar PT, 2004-2011
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Angka Partisipasi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
APK SD/MI/Paket A 112,50 111,20 112,57 115,71 116,56 116,77 115,33 115,43 APK SMP/MTs/Paket B 81,22 85,22 88,68 92,52 96,18 98,11 98,20 99,47
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tabel 2.1
Angka Partispasi Kasar (APK) pada Jenjang Pendidikan SD dan SMP Sederajat (Persen), 2004-2011.
P
(40)
• Secara umum APS pada semua kelompok umur mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun.
• APS kelompok umur 7-12 tahun meningkat dari 96,77 persen pada 2004 menjadi
97,58 persen pada 2011.
• APS kelompok umur 13-15 tahun juga mengalami peningkatan menjadi 87,78
persen pada 2011 dari sebelumnya 83,49 persen pada 2004.
• Peningkatan APS juga terjadi pada kelompok umur 16-18 tahun dan 19-24 tahun.
Pada kelompok umur 16-18 tahun, APS meningkat dari 53,48 persen pada 2004 menjadi 57,85 persen pada 2011, sedangkan pada kelompok umur 19-24 tahun mengalami peningkatan dari 12,07 persen (2004) menjadi 14,26 persen (2011).
Kelompok Umur 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 7-12 tahun 96,77 97,14 97,39 97,64 97,88 97,95 98,02 97,58 13-15 tahun 83,49 84,02 84,08 84,65 84,89 85,47 86,24 87,78 16-18 tahun 53,48 53,86 53,92 55,49 55,50 55,16 56,01 57,85 19-24 tahun 12,07 12,23 11,38 13,08 13,29 12,72 13,77 14,26
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas Tabel 2.2
(41)
• Selama periode 1991-2012, kinerja kesehatan masyarakat terus membaik yang
antara lain ditandai dengan penurunan AKI dan AKB.
• AKI tahun 2007, menurun dibandingkan AKI tahun 2003, yaitu dari 307 menjadi 228
per 100.000 kelahiran hidup.
• AKB pada tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup sedikit menurun
dibandingkan AKB tahun 2003 yang mencapai 35 per 1.000 kelahiran hidup.
2.1.2 Kesehatan
Gambar 2.5 Angka Kematian Bayi (AKB),
1991-2012
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Gambar 2.4 Angka Kematian Ibu (AKI),
1991-2007
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Derajat kesehatan masyarakat meningkat, prevalensi kekurangan gizi pada balita menurun
per 100.000 k
elahir
an hidup
per 1.000 k
elahir
(42)
Gambar 2.7
Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita, 1989-2010
• Angka Harapan Hidup terus mengalami peningkatan, yaitu dari 69,4 tahun pada
2004 menjadi 70,9 tahun pada 2010.
• Angka kekurangan gizi pada balita terus membaik pada periode 1989-2000. Namun
sebaliknya pada periode 2000-2005 sedikit memburuk, meningkat dari 21,6% menjadi 24,5%. Pada tahun 2010, angka kekurangan gizi pada balita mengalami perbaikan signifikan yaitu mencapai 17,9 persen.
• Angka Gizi Kurang lebih tinggi dibandingkan Angka Gizi Buruk. Selama kurun
waktu 1989-2010 baik Angka Gizi Kurang maupun Angka Gizi Buruk cenderung menurun.
Gambar 2.6
Angka Harapan Hidup (AHH), 2004-2010
Sumber: Badan Pusat Statistik, Proyeksi SP2000 dan SUPAS 2005
Sumber: Kementerian Kesehatan
P
ersen
P
ersen
31,0
15,0 13,0 13,0
(43)
• Persentase akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi mengalami
peningkatan.
• Pada tahun 2007 akses penduduk terhadap air minum sebesar 48,3 persen naik
menjadi 55,0 persen pada tahun 2011.
• Akses penduduk terhadap sanitasi juga mengalami peningkatan dari 44,2 persen
pada 2007 menjadi 55,6 persen pada 2011.
• Persentase wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin yang menggunakan alat
kontrasepsi/KB mengalami peningkatan dari tahun 2004-2011.
• Pada tahun 2004, wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin yang menggunakan alat
kontrasepsi/KB sebesar 56,71 persen meningkat menjadi 61,34 persen pada tahun 2011.
Gambar 2.9
Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi/KB, 2004-2011
Gambar 2.8 Akses Penduduk terhadap Air Minum dan Sanitasi, 2007-2011
Sumber: Bappenas
Catatan : Tahun 2005 tanpa Nanggroe Aceh Darussalam dan Tahun 2006 tanpa Kabupaten Bantul, Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas
Akses penduduk terhadap sanitasi dan air minum serta wanita yang menggunakan alat/cara KB cenderung meningkat
P
(44)
Jumlah Kuota dan Jamaah Haji yang Berangkat Cenderung Meningkat
• Selama periode 2004-2011 jumlah kuota haji mengalami peningkatan.
• Sementara itu, jumlah jemaah haji yang diberangkatkan oleh Kementerian Agama
(haji reguler) selama periode 2004-2011 juga mengalami peningkatan.
• Pada tahun 2011 jumlah jemaah haji yang diberangkatkan sekitar 202 ribu orang.
• Perbedaan antara kuota dengan yang diberangkatkan oleh Kementerian Agama
disebabkan sebagian dari kuota dialokasikan untuk jemaah haji non-reguler (khusus) yang diberangkatkan oleh badan penyelenggara haji swasta.
Gambar 2.10
Jumlah Kuota dan Jamaah Haji yang diberangkatkan Kementerian Agama, 2004-2011
Sumber: Kementerian Agama dan Statistik Indonesia
Jumlah kuota dan jamaah haji yang berangkat cenderung meningkat
(45)
(46)
2.2 Bidang Ekonomi
Perdagangan
n
Investasi
n
Pariwisata
n
Industri
n
(47)
(48)
29
Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-20122.2.1 Perdagangan
• Selama tahun 2004-2012, neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami
surplus kecuali pada tahun 2012 yang mengalami defisit sebesar -1,7 miliar USD. Kontribusi terbesar dalam surplus neraca perdagangan Indonesia disumbangkan oleh surplus pada neraca perdagangan non migas.
• Selama tahun 2004-2012 ekspor dalam tren meningkat, dengan pertumbuhan
rata-rata sebesar 14,5 persen. Pertumbuhan ekspor negatif hanya terjadi di tahun 2009 dan 2012 karena dampak dari krisis ekonomi global yang terjadi di tahun 2008 dan 2011.
Gambar 2.12
Nilai dan Pertumbuhan Ekspor Tahun 2004-2012
Sumber: Badan Pusat Statistik
trend
Ekspor non-migas dan impor bahan baku meningkat
Gambar 2.11
Neraca Perdagangan Tahun 2004-2012
Sumber: Badan Pusat Statistik
USD juta
USD M
(49)
• Selama periode 2004-2012, ekspor nonmigas dalam tren meningkat. Pada tahun 2012, nilai ekspor Indonesia meningkat hingga hampir 3 kali lipat dari tahun 2004. Proporsi ekspor sebagian besar merupakan produk industri manufaktur dengan persentase sebesar 75,8 persen.
• Selama tahun 2004-2012, impor Indonesia mengalami peningkatan, terutama
impor barang modal dan bahan baku. Pada tahun 2012, sekitar 73,1 persen impor Indonesia merupakan impor bahan baku untuk keperluan sektor manufaktur.
Gambar 2.14
Nilai Impor Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2004-2012
Sumber: Badan Pusat Statistik
Gambar 2.13
Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Sektor Tahun 2004-2012
Sumber: Badan Pusat Statistik
trend
trend
USD M
iliar
USD M
iliar
(50)
trend
2.2.2 Investasi
trend
• Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terus meningkat sejak tahun 2008.
Penanaman modal ini terutama ditujukan untuk sektor sekunder. Pada tahun 2012, sektor sekunder mendominasi struktur PMDN dengan persentase sebesar 54,1 persen, sedangkan sektor tersier sebesar 23,8 persen dan sektor primer sebesar 22,1 persen.
• Selama tahun 2007-2012, Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami trend
meningkat dengan proporsi paling besar ditujukan untuk sektor tersier. Namun sejak tahun 2011, proporsi PMA yang ditujukan untuk sektor sekunder terus mengalami kenaikan yang signifikan hingga pada tahun 2012 menempati urutan pertama.
Gambar 2.15
Nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Tahun 2007-2012
Gambar 2.16
Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Tahun 2007-2012 Nilai investasi PMDN dan PMA meningkat, terutama di sektor sekunder
R
p M
iliar
Sumber: BKPM
Sumber: BKPM
USD M
(51)
trend trend
trend trend
2.2.3 Pariwisata
trend trend
trend trend
Gambar 2.17
Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Perkiraan Penerimaan Dari Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2012
Gambar 2.18
Rata-Rata Lama Kunjungan dan Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara per Kunjungan Tahun 2004-2012
• Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sejak tahun 2006
menunjukkan tren peningkatan. Dari jumlah kunjungan tersebut, perkiraan jumlah devisa yang dihasilkan juga terus mengalami trend peningkatan, dimana pada tahun 2012 devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 9,1 miliar USD
• Rata-rata lama kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2004-2012
memiliki tren menurun. Meskipun begitu, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara terus mengalami trend kenaikan dengan puncaknya pada tahun 2008, yaitu sebesar 1.179 USD per kunjungan.
Kunjungan wisman ke Indonesia dan penerimaan devisa dari tamu asing terus meningkat
ribu or
ang
USD juta
Sumber: Badan Pusat Statistik
Sumber: Badan Pusat Statistik
USD
har
(52)
trend
2.2.4 Industri
trend
Gambar 2.19
Indeks Produksi Tahunan Industri Besar dan Sedang Tahun 2004-2012
Gambar 2.20
Laju
Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas dan PDB Tahun 2004-2012
• Produksi sektor industri pengolahan terus menunjukkan peningkatan. Hal
ini terlihat dari kenaikan indeks produksi tahunan industri besar dan sedang Indonesia yang cukup signifikan selama tahun 2004-2012. Pada tahun 2011, indeks produksi Indonesia telah mengalami peningkatan sebesar 21,1 persen dibandingkan tahun 2004.
• Pertumbuhan industri pengolahan non migas sempat turun selama tahun
2004-2009. Namun kemudian lajunya menunjukkan tren peningkatan. Sejak tahun 2011 laju pertumbuhan industri pengolahan nonmigas telah melebihi laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Produksi industri pengolahan besar/sedang terus meningkat
Sumber: Badan Pusat Statistik
Sumber: Badan Pusat Statistik
(53)
loan to deposit ratio
non performing loan
2.2.5 Perbankan
Gambar 2.21 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) Perbankan 2004-2012
Sumber: Bank Indonesia, diolah
• Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan deposit ratio, LDR) perbankan, yang
mencerminkan tingkat intermediasi perbankan terus meningkat dari 49,95 persen pada tahun 2004 menjadi 83,58 persen pada tahun 2012. Penurunan terjadi pada tahun 2008-2009, seiring dengan penurunan pertumbuhan/kegiatan ekonomi domestik, terkait dengan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.
• Kredit bermasalah perbankan (non performing loan, NPL) yang mencerminkan
tingkat kesehatan perbankan (pinjaman) terus menurun/membaik dari 7,56 persen pada tahun 2005 menjadi 1,87 persen pada tahun 2012. Peningkatan NPL terjadi pada tahun 2004-2005, seiring dengan krisis energi dan keuangan internasional.
Gambar 2.22
Tingkat Kredit Bermasalah (NPL) Perbankan
2004-2012
Sumber: BI, diolah
Tingkat intermediasi perbankan dan kesehatan bank terus meningkat
persen
(54)
• Penyaluran kredit perbankan menurut jenis penggunaan meningkat secara berarti pada tahun 2004-2012. Kredit investasi meningkat lebih dari lima kali lipat, kredit modal kerja meningkat lebih dari empat kali lipat dan menempati urutan pertama, sedangkan kredit konsumsi meningkat lebih dari lima kali lipat dan menempati urutan ke dua.
Gambar 2.23
Penyaluran Kredit Perbankan menurut Jenis Penggunaan 2004-2012
Sumber: BI, diolah
tr
(55)
(56)
2.3 Bidang Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
(57)
(58)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Roket Pengorbit Satelit (RPS) RX 220 Uji Terbang
Fabrikasi RX 320 dan Uji Statis RX 320 Uji Terbang RX 420 Uji Statis RX 420 Uji Terbang RX 550 Fabrikasi dan Uji Statis Di samping RPS, juga telah berhasil dikembangkan: Roket Derivat TNI (Konversi); Roket kendali (Rodal); dan Roket berbahan bakar cair.
Satelit Rancang Bangun LAPABAN-TUSAT dan Manufaktur di TU Berlin – Jerman
LAPAN-TUBSAT diluncurkan
Penerimaan data satelit di LAPAN
Rancang Bangun dan Manufaktur satelt LAPAN-A2 seluruhnya dilakukan di Dalam Negeri
LAPAN - A2 diluncurkan
LAPAN-TUBSAT LAPAN A-2
Misi Video Surveillance Camera Surveillance, AIS, APRS
Muatan Satelit Sony Color VideoCam, Kappa Color VideoCam
4M pixel Digital Camera, AIS Analog VideoCam, APRS
Dimensi 45 x 45 x 27 cm³ 50 x 47 x 38 cm³
Resolusi spektral RGB RGB
Resolusi spasial 5 m ( 3,5 km x 3,5 km), 200m (80 km x 80 km)
6 m (12 km x 12 km), 6 m (3,5 km x 3,5 km)
Orbit/Ink Polar SSO / 635 km, 97,6 deg Near EQ/ 650 km, 8 deg
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
TEWS Rancang
Bangun
Instalasi Instalasi Uji Coba Uji Coba Operasi Operasi Operasi
Tsunami Early Warning System (TEWS): merupakan jaring data acquisition, data transmission, dan data processing untuk bencana alam tsunami yang dipasang di pantai Barat Sumatera
Teknologi Informasi
• Pengembangan perangkat lunak Open Sources denga membangun aplikasi IGOS
• Pembangunan E-Government dan diterapkan di Pemdakab. Gianyar, Sumbawa, Kuningan, Garut, Kota Malang dan Jambi
Perluasan penerapan E-Gov
Dukungan pengem- bangan Grand Design Sistem Administrasi Kependudukan (GDSAK)
Penerapan GDSAK
Pengembangan Perisalah, yaitu perangkat lunak pengolah suara menjadi teks yang digunakan untuk menyusun risalah rapat.
Uji coba Perisalah
Penerapan Perisalah bekerja sama dengan BUMN untuk tujuan komersil
• Keberhasilan di bidang IPTEK ditunjukkan dengan rancang bangun hingga pengoperasian Tsunami Early Warning System (TEWS) serta pengembangan beberapa
perangkat lunak.
• IPTEK telah menguasai bidang Keantariksaan melalui roket dan peluncuran satelit Penguasaan pada bidang Keantariksaan dan teknologi tematik
IPTEK mendukung ketahanan pangan dan energi, serta kesehatan dan obat
(59)
Bibit
Unggul 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Padi Mira 1 Bestari Pandan
Putri Sidenuk
• Mira 1: Potensi hasil mencapai 9,2 ton GKG / Ha, tahan wereng coklat biotip 1 dan 2, tahan hawar daun strain III, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 19%
• Bestari: Potensi hasil 9,42 ton GKG / Ha, tahan wereng cokleat biotip 2, tahan hawar daun strain III, tekstur nasi pulen dengan amilosa 21%, rendemen giling 73%.
• Pandan Putri: Umur 127 hari di dataran tinggi, dan 115 hari di dataran rendah, potensi hasil mencapai 8 ton GKG/ Ha, sifat lain sama dengan Pandan Wangi
• Sidenuk: Umur 110 hari, potensi hasil mencapai 9,1 ton GKG/Ha, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 20%.
Lain-lain Kedelai
Mitani Mutiara 1Kedelai Sorgum Pahat
• Kedelai Mitani: Adaptasi lahan kering dataran rendah, Kandungan protein tinggi (42,6%), potensi hasil mencapai 3,2 ton/Ha
• Kedelai Mutiara: potensi hasil mencapai 4,1 ton/Ha, ukuran biji besar: 23,8 g per 100 biji, tahan terhadapa karat daun, bercak daun dan penggerek pucuk
• Sorgum Pahat: produktivitas biji tertinggi 5,78 ton/Ha, kandungan kabrohidrat 72,86 %, protein 12,80 %, lemak 2,42 %, serat 2,21% dan tanin yang rendah (0,012%), tahan lahan kering
Sumber 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Bahan Bakar Nabati Rancang Bangun Pure Plant Oil (PPO) dan Konverter Otomatis (KO)
Ujicoba biodisel hasil PPO dari minyak sawit dan Konverter Panas Bumi Skala
Kecil Pengkajian teknologi PLTP skala 100 kW, 3 MW dan 5 MW
Rancang Bangun PLTP
Pembangunan PLTP 3 MW sebagai ujicoba di Kamojang – Jawa Barat
Uji coba operasi PLTP Energi Surya Pemasyrakatan dan
perluasan pemanfaatan Tenaga Surya
Pengkajian teknologi sel surya dan proses pembuatannya.
Rekomendasi teknologi kristal silikon untuk industri untuk investasi Tenaga Nuklir Pemeliharaan kompetensi di bidang teknologi nuklir yang mencakup:
• pembuatan bahan bakar nuklir,
• pembangunan dan pengoperasian rekator, serta;
• pengolahan dan penyimpanan limbah nuklir
Penyiapan pembangunan PLTN di daerah strategis
• Penemuan bibit unggul padi, kedelai dan sorgum terus berlangsung sejak tahun 2004 sampai dengan 2012.
• Pengembangan sumber energi yang berasal dari bahan bakar nabati, panas bumi skala kecil, energi surya, dan tenaga nuklir terus dilakukan.
(60)
Riset 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Penerapan
Biomolekuler, Biologi dan Bioteknologi
• Eksplorasi dan isolasi senyawa bioaktif dari tanaman/ hewan Indonesia;
• Koleksi tanaman / hewan sumber bioaktif
• Kandidat Antibiotika (+)-2,2’-Episitoskirin A
• Kandidat Obat Antidiabetes Type 2 (+)-1,1-bislunatin
• Kandidat Obat Antidiabetes Type 2 (+)-1,1-bislunatin
Penerapan teknologi radiasi nuklir dan radiosiotop
Radiofarmaka yang sudah mendapatkan “registered number” dari Badan POM :
• Kit radiofarmaka DTPA untuk diagnosa fungsi ginjal dan otak
• Kit radiofarmaka MDP untuk diagnosa tulang (bone scanning)
• Kit radiofarmaka MIBI untuk diagnosa fungsi jantung
• Radifarmaka terapi [131I]MIBG untuk terapi kanker neuroblastoma dan malignant pheochromocytoma
• Radiofarmaka terapi 153Sm-EDTMP untuk paliatif kanker tulang
• Penerapan biomolekuler, biologi dan bioteknologi serta penerapan teknologi radiasi nuklir dan isotop sebagai dukungan iptek pada kesehatan dan obat.
(61)
(62)
2.4 Bidang Sarana dan
Prasarana
Transportasi
n
Listrik
n
Irigasi
n
Perumahan dan Pemukiman
n
(63)
(64)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tidak Mantap 19,10 19,40 19,20 17,78 16,77 13,98 12,96 12,28 9,18 Mantap 80,90 80,60 80,80 82,22 83,23 86,02 87,04 87,72 90,82
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Persen Tabel 2.3 Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintahan di Indonesia, 2004-2011 (Km)
Sumber: Statistik Indonesia
• Secara total perkembangan panjang jalan di Indonesia menunjukkan angka yang
meningkat dari kurun waktu 2004-2011 yaitu dari 372.929 km pada tahun 2004 menjadi 496.607 km pada tahun 2011 atau telah bertambah sekitar 123.000 Km.
• Menurut tingkat kewenangan pemerintahan, panjang jalan yang menjadi
kewenangan pemerintah kabupaten memiliki panjang jalan paling besar, yaitu mencapai 404.395 km pada tahun 2011.
• Persentase panjang jalan nasional dengan kondisi mantap dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2012 terus mengalami peningkatan, hingga mencapai 90,82 persen pada tahun 2012. Dengan capaian ini maka target RPJMN 2010-2014 berupa kondisi mantap jalan nasional sebesar 90 persen telah tercapai.
Tahun Kewenangan Pemerintahan
Negara Provinsi Kabupaten Total
2004 34.629 40.125 298.175 372.929 2005 34.628 40.125 324.094 398.847 2006 34.628 40.125 331.646 406.399 2007 34.628 40.125 346.782 421.535 2008 34.628 40.125 363.006 437.759 2009 38.570 52.957 384.846 476.373 2010 38.570 53.291 395.453 487.314 2011 38.570 53.642 404.395 496.607
2.4.1
Transportasi
2.4.1.1 Kondisi Jalan
Selama periode 2004-2011 total panjang jalan di Indonesia telah bertambah sekitar 123.000 km
Sumber: Direktorat Bina Program, Kementerian PU, 2012
Gambar 2.24
(65)
2003 2005 2008 2011 Desa yang dapat dilalui kendaraan
bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun
84,80 85,40 86,12 86,07
84 85 85 86 86 87 Persen
• Persentase desa dengan jenis permukaan jalan yang terluas menggunakan aspal
meningkat, dari 51,7 persen pada tahun 2000 menjadi 63,3 persen pada tahun 2011.
• Pada tahun 2011 persentase desa yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4
atau lebih sebanyak 86,07 persen, meningkat dibanding tahun 2003 yang tercatat sebesar 84,80 persen.
2.4.1.2 Prasarana Jalan
Gambar 2.25
Persentase Desa Menurut Jenis Permukaan Jalan yang Terluas, 2000-2011
Sumber: Statistik Potensi Desa, BPS
Gambar 2.26
Persentase Desa Yang Dapat Dilalui Kendaraan Bermotor Roda 4 Atau Lebih Sepanjang Tahun, 2003-2011
Persentase desa dengan jenis permukaan jalan yang terluas menggunakan aspal meningkat
2000 2005 2008 2011
Aspal 51,7 55,8 58,1 63,3
Diperkeras 27,0 24,7 23,4 21,6
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0
Sumber: Statistik Potensi Desa, BPS
(1)
Indikator Satuan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Ribu Rp 2.714 2.800 2.982 3.264 3.886 4.614 5.167 5.680 6.367 Laju Pertumbuhan PDRB (2000=100)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan % 2,90 4,43 4,77 4,78 9,37 4,68 5,29 4,21 4,27 Pertambangan dan Penggalian % 2,10 2,05 4,46 10,80 2,86 -7,68 7,85 2,54 2,19
Industri Pengolahan % 4,80 3,82 4,59 3,45 -8,66 3,92 5,46 3,27 2,34
Listrik, Gas, dan Air Bersih % 4,46 7,20 6,24 6,33 2,10 2,12 7,34 7,99 7,53
Konstruksi % 1,40 1,82 11,35 8,88 15,88 7,70 6,88 11,23 13,74
Perdagangan, Hotel, dan Restoran % 8,17 6,89 6,32 7,73 7,89 9,77 12,38 10,33 11,38 Pengangkutan dan Komunikasi % 3,60 7,62 8,04 8,93 12,70 9,38 7,79 5,79 7,24 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan % 3,63 6,19 5,71 6,89 10,48 9,96 7,58 8,46 7,00
Jasa-Jasa % 6,52 5,08 4,95 4,56 4,69 7,30 9,94 7,99 6,40
Laju Pertumbuhan PMTB (2000=100) % 6,38 38,56 23,92 13,93 23,17 23,63 4,18 12,24 12,75 Pembangunan Manusia
Angka Harapan Hidup Tahun 63,30 64,17 64,80 65,10 65,40 65,70 66,01 66,31 n.a Angka Melek Huruf % 95,16 95,20 95,20 95,20 95,44 95,74 96,08 96,19 n.a Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,50 8,50 8,60 8,60 8,60 8,61 8,63 8,66 n.a Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin Ribu Org 108 119 117 110 105 98 91 97 92
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 2,06 2,04 2,01 2,23 1,65 1,44 1,47 1,13 1,13 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,45 0,42 0,57 0,64 0,39 0,36 0,33 0,21 0,21 Sosial
Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Layak % 43,65 44,98 45,03 43,57 44,15 43,75 54,18 46,18 n.a Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak % 39,04 n.a 28,57 41,56 45,90 43,18 53,26 52,53 n.a Balita yang Proses Kelahirannya Ditolong Tenaga
Kesehatan*
% 39,10 40,95 37,36 37,97 36,92 47,21 52,61 50,37 n.a Balita yang Pernah Diimunisasi Campak % 69,02 68,14 75,63 69,81 71,81 73,57 77,71 76,14 n.a Pembangunan Gender
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 59,64 60,25 60,49 62,38 62,87 63,37 64,41 65,35 n.a Angka Harapan Hidup Laki-laki Tahun 61,50 62,40 62,90 63,23 63,53 63,82 64,12 64,12 n.a Angka Harapan Hidup Perempuan Tahun 65,20 66,20 66,80 67,06 67,39 67,69 68,01 68,01 n.a Angka Melek Huruf Laki-laki % 97,73 97,15 97,20 97,25 97,61 97,68 97,82 97,84 n.a Angka Melek Huruf Perempuan % 92,58 93,19 93,30 93,30 93,24 93,88 94,66 94,67 n.a Rata-Rata Lama Sekolah Laki-laki Tahun 8,08 8,15 8,25 8,29 8,29 8,67 8,74 8,75 n.a Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan Tahun 6,92 7,18 7,26 7,36 7,50 7,75 7,97 7,98 n.a Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 70,03 71,15 72,41 67,24 65,94 64,19 65,11 67,45 66,35 Setengah Penganggur % 5,50 18,15 21,37 13,27 15,67 15,27 16,33 14,40 16,56 Pekerja Paruh Waktu % 17,54 16,38 24,21 22,54 22,40 18,54 20,20 24,95 25,00 Infrastruktur
Panjang Jalan Nasional** km 458 458 458 458 458 512 512 n.a n.a
Panjang jalan Provinsi** km 587 587 587 587 587 1.867 1.867 n.a n.a
Sumber: BPS Keterangan:
*) Dokter, Bidan, dan Tenaga Medis Lainnya
**) Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota
(2)
Sumber : BPS Sumber : BPS Gambar 3.2.32.4
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua Barat terhadap Nasional
Gambar 3.2.32.3
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Papua Barat terhadap Nasional
Sumber : BPS Sumber : BPS
Kinerja Pembangunan Provinsi Papua Barat
• Pembangunan ekonomi Provinsi Papua Barat dalam empat tahun terakhir mengukir
pertumbuhan tertinggi dibanding provinsi lain, yakni lebih dari 10 persen.
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor industri pengolahan, konstruksi, transportasi
dan komunikasi, dan jasa-jasa.
• Kecepatan penurunan persentase penduduk miskin di provinsi ini relatif besar
dibanding level nasional. Persentase penduduk miskin yang besar masih menjadi
tantangan bagi pemerintah Provinsi Papua Barat.
• Secara umum, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan (kecuali
pada tahun 2010 dan 2011), bahkan pada tahun 2012 TPT provinsi ini berada di bawah
rata-rata TPT Nasional.
• Kecepatan pencapaian pembangunan manusia per tahun di Provinsi Papua Barat
tampak lebih besar dibanding kecepatan nasional, meskipun capaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) provinsi ini masih di bawah IPM nasional.
Gambar 3.2.32.1
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat terhadap Nasional
Gambar 3.2.32.2
Kemiskinan Provinsi Papua Barat terhadap Nasional
Pertumbuhan ekonomi lebih dari 10 persen selama empat tahun
terakhir, pengangguran dan kemiskinan menurun
(3)
Indikator Satuan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Ribu Rp 10.236 12.428 13.548 15.143 19.673 24.649 35.134 45.853 52.384 Laju Pertumbuhan PDRB (2000=100)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan % 3,91 2,05 3,29 5,22 6,89 3,83 6,20 1,56 1,48
Pertambangan dan Penggalian % 2,54 5,34 -1,77 0,51 1,27 -0,16 -0,84 6,05 5,52
Industri Pengolahan % 21,77 8,36 0,52 8,22 7,61 56,29 120,02 64,66 27,76
Listrik, Gas, dan Air Bersih % 8,83 9,65 11,25 9,29 8,29 9,03 7,30 8,85 8,81
Konstruksi % 6,26 12,33 13,06 12,97 16,35 12,96 9,77 12,24 12,30
Perdagangan, Hotel, dan Restoran % 7,03 8,97 10,49 9,69 9,01 6,49 3,99 12,11 9,92
Pengangkutan dan Komunikasi % 10,13 12,75 14,84 10,89 7,72 16,36 10,93 12,97 9,97
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan % 30,34 7,03 -1,80 24,91 27,14 23,68 6,56 11,23 5,88
Jasa-Jasa % 7,61 13,19 9,40 9,19 10,63 13,28 20,61 23,60 10,95
Laju Pertumbuhan PMTB (2000=100) % 2,56 2,45 4,08 5,53 3,04 4,90 7,73 10,86 14,86
Pembangunan Manusia
Angka Harapan Hidup Tahun 66,78 66,88 67,30 67,60 67,90 68,20 68,51 68,81 n.a
Angka Melek Huruf % 85,10 85,40 88,55 90,32 92,15 92,34 93,19 93,39 n.a
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 7,08 7,20 7,20 7,65 7,67 8,01 8,21 8,26 n.a
Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin Ribu Org - - 284 267 246 257 256 250 230
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
-
-
8,08 12,97 9,18 9,75 10,47 8,78 8,78Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
-
-
2,62 5,66 3,50 3,57 4,30 3,43 3,43Sosial
Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Layak % - - 43,25 45,79 38,80 48,08 45,26 40,39 n.a
Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak % - - 22,64 26,19 26,54 32,63 48,05 39,23 n.a
Balita yang Proses Kelahirannya Ditolong Tenaga Kesehatan*
% - - 56,35 55,99 60,77 60,43 74,95 67,31 n.a
Balita yang Pernah Diimunisasi Campak % - - 77,47 65,76 72,47 77,29 77,52 75,88 n.a
Pembangunan Gender
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 51,37 52,62 56,13 56,77 57,36 58,07 58,87 59,24 n.a
Angka Harapan Hidup Laki-laki Tahun 64,90 65,10 65,40 65,69 65,97 66,27 66,58 66,58 n.a
Angka Harapan Hidup Perempuan Tahun 68,80 69,00 69,30 69,60 69,95 70,25 70,55 70,55 n.a
Angka Melek Huruf Laki-laki % 97,23 97,58 97,90 97,90 97,90 98,01 98,12 98,13 n.a
Angka Melek Huruf Perempuan % 74,48 74,74 75,00 78,46 88,35 88,63 92,60 92,62 n.a
Rata-Rata Lama Sekolah Laki-laki Tahun 7,84 7,98 7,98 8,12 8,17 8,60 9,63 9,64 n.a
Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan Tahun 6,63 6,75 6,75 7,16 7,16 7,60 8,04 8,14 n.a
Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % - - 71,67 66,52 68,15 68,52 69,29 70,78 67,12
Setengah Penganggur % - - 18,91 9,91 14,04 11,79 14,19 10,11 15,71
Pekerja Paruh Waktu % - - 19,89 17,95 16,70 15,19 16,18 19,64 17,03
Infrastruktur
Panjang Jalan Nasional** km 508 508 508 508 508 963 963 n.a n.a
Panjang jalan Provinsi** km 754 754 754 754 754 1.306 1.306 n.a n.a
Sumber: BPS Keterangan:
*) Dokter, Bidan, dan Tenaga Medis Lainnya
**) Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota
(4)
Kinerja Pembangunan Provinsi Papua
• Pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua berluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh
kinerja sektor pertambangan. Hal ini akibat rata-rata kontribusi sektor ini terhadap
perekonomian provinsi lebih dari 50 persen.
• Persentase penduduk miskin yang cukup besar dibanding rata-rata nasional menjadi
tantangan besar bagi pemerintah Provinsi Papua.
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Papua berada di bawah rata-rata
nasional dan terus mengalami penurunan sejak tahun 2007.
• Kinerja pembangunan manusia di Provinsi Papua senantiasa mengalami peningkatan
setiap tahunnya, walaupun tingkat capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
masih di bawah IPM nasional.
Gambar 3.2.33.1
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua terhadap Nasional
Gambar 3.2.33.2
Kemiskinan Provinsi Papua terhadap Nasional
Gambar 3.2.33.4
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua terhadap Nasional
Gambar 3.2.33.3
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Papua terhadap Nasional
Pertumbuhan ekonomi berfluktuatif dan sangat dipengaruhi sektor
pertambangan
Sumber : BPS Sumber : BPS
Sumber : BPS Sumber : BPS
(5)
Indikator Satuan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Ribu Rp 13.258 19.887 20.293 22.747 24.035 28.486 30.743 25.594 24.730 Laju Pertumbuhan PDRB (2000=100)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan % -0,62 4,82 5,20 1,36 4,69 4,22 4,04 3,64 4,25 Pertambangan dan Penggalian % -36,26 61,74 -31,38 0,57 -13,42 34,08 -17,58 -25,18 -14,25
Industri Pengolahan % 3,21 3,64 6,79 -1,16 1,81 6,22 8,34 7,64 0,14
Listrik, Gas, dan Air Bersih % 7,41 8,01 8,74 5,98 3,85 5,79 6,00 5,02 7,00
Konstruksi % 8,85 7,54 12,16 16,05 19,35 14,87 22,37 16,52 17,66
Perdagangan, Hotel, dan Restoran % 8,06 8,20 9,63 9,69 10,86 11,57 10,49 9,74 10,35 Pengangkutan dan Komunikasi % 13,97 13,74 13,76 15,48 14,85 14,31 13,71 9,31 9,55 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan % 17,03 7,66 25,25 46,49 16,69 44,53 6,40 8,27 6,62
Jasa-Jasa % 3,62 1,80 8,76 9,58 19,31 18,02 15,09 8,79 11,35
Laju Pertumbuhan PMTB (2000=100) % 9,87 8,69 28,29 20,13 13,10 10,90 9,77 7,92 7,05 Pembangunan Manusia
Angka Harapan Hidup Tahun 65,80 67,27 67,60 67,90 68,10 68,35 68,60 68,85 n.a Angka Melek Huruf % 74,22 74,88 75,41 75,41 75,41 75,58 75,60 75,81 n.a Rata-rata Lama Sekolah Tahun 6,10 6,23 6,30 6,52 6,52 6,57 6,66 6,69 n.a Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin Ribu Org 967 1.028 817 793 733 760 762 945 967
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 10,56 9,99 12,07 10,84 10,89 9,07 9,36 7,86 7,86 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 5,01 3,54 4,97 3,88 4,01 2,98 3,37 2,81 2,81 Sosial
Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Layak % 37,19 38,72 36,33 40,44 33,20 35,44 32,42 26,28 n.a Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak % 23,47 n.a 13,06 21,86 18,34 21,65 23,97 24,31 n.a Balita yang Proses Kelahirannya Ditolong Tenaga
Kesehatan*
% 59,68 51,34 58,73 52,27 46,87 49,08 47,59 52,78 n.a Balita yang Pernah Diimunisasi Campak % 71,07 65,53 73,09 67,88 58,63 62,63 59,22 62,18 n.a Pembangunan Gender
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 57,39 58,62 59,31 61,05 61,40 61,89 61,98 62,69 n.a Angka Harapan Hidup Laki-laki Tahun 63,90 64,40 64,70 65,99 66,17 66,42 66,68 66,68 n.a Angka Harapan Hidup Perempuan Tahun 67,80 68,20 68,60 69,91 70,15 70,40 70,65 70,65 n.a Angka Melek Huruf Laki-laki % 79,50 76,64 76,60 81,01 81,21 81,32 81,68 81,71 n.a Angka Melek Huruf Perempuan % 68,48 66,23 66,30 68,78 71,26 71,38 71,98 71,99 n.a Rata-Rata Lama Sekolah Laki-laki Tahun 6,81 6,96 7,04 7,27 7,27 7,31 7,33 7,34 n.a Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan Tahun 5,33 5,49 5,55 5,73 5,73 5,80 5,83 5,84 n.a Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 76,99 78,39 71,37 76,54 76,70 77,75 80,99 78,45 78,91 Setengah Penganggur % 17,96 13,91 16,66 8,24 5,24 13,00 14,31 9,37 15,87 Pekerja Paruh Waktu % 21,83 14,35 21,90 23,32 22,40 22,34 23,28 22,05 20,88 Infrastruktur
Panjang Jalan Nasional** km 1.795 1.795 1.795 1.795 1.795 2.111 2.111 n.a n.a Panjang jalan Provinsi** km 1.119 1.119 1.119 1.119 1.119 1.873 1.873 n.a n.a Sumber: BPS
Keterangan:
*) Dokter, Bidan, dan Tenaga Medis Lainnya
**) Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota
(6)