Tinjauan Atas Prosedur pengelolaan Dan Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur

(1)

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Dilihat dari realisasi penerimaan sektor pedesaan dan perkotaan Kabupaten Cianjur tidak mencapai hasil optimal sesuai rencana yang telah ditetapkan selama 3 tahun terakhir, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan maupun pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) selama ini. Salah satu penyebab adalah banyaknya permasalahan PBB yang tidak dipahami para pengelola PBB dari tingkat Desa hingga Kabupaten. Agar rencana penerimaan PBB sektor pedesaan dan perkotaan tahun 2010 kedepan dapat dicapai dengan baik, maka perlu dilakukan perbaikan pengelolaan dan pelayanan PBB.

Terdapat permasalahan dalam pengelolaan dan pelayanan PBB yaitu seperti banyaknya pengaduan masyarakat tentang besarnya NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) yang naik hampir setiap tahun, dapat dijelaskan bahwa Dasar Pengenaan PBB menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 1994 tentang PBB adalah NJOP. NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau nilai jual obyek pajak pengganti.


(2)

Perkembangan wilayah atau kawasan akan mendorong perkembangan nilai jual tanah di wilayah tersebut, sehingga NJOP bumi sebagai dasar pengenaan PBB juga ikut terpengaruh. Setiap wilayah akan mengalami perkembangan dan sangat jarang ada wilayah yang mengalami kemunduran, oleh karena itu nilai jual tanah cenderung naik setiap tahun dan jarang ada nilai tanah turun. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama setiap tahun melakukan survey dan mencari harga pasar tanah melalui informasi Kepala Desa/ Lurah, Brosur Pengembang, Iklan Media Massa, Iklan Tanah / Rumah dijual, Broker Properti, maupun dari laporan bulanan PPAT Camat/ Notaris.

Pertumbuhan ekonomi dan inflasi setiap tahun akan mempengaruhi harga bahan material dan upah pekerja bangunan yang akan meningkatkan biaya pembangunan atau nilai perolehan baru bangunan. Meskipun setiap bangunan mengalami penyusutan namun besarnya kenaikan harga bahan dan upah pekerja lebih tinggi dari besarnya penyusutan sehingga nilai jual obyek pajak bangunan akan meningkat. Pengalaman yang terjadi di Indonesia selama beberapa tahun belakangan ini, besarnya inflasi selalu lebih besar dari besarnya penyusutan, sehingga nilai bangunan setiap tahun akan senantiasa mengalami kenaikan. KPP Pratama setiap tahun melakukan survey dan mencari harga bahan material dan upah pekerja melalui informasi Dinas Pekerjaan Umum/ Pemukiman, Toko Bangunan, Developer, jurnal harga bahan dan upah, brosur media massa dan iklan.

Selain itu terdapat permasalahan lain yang menjadi kendala dalam pengelolaan dan pelayanan PBB ini, diantaranya kemampuan Wajib Pajak berkurang, ini


(3)

terjadi sebagai dampak dari krisis global, kesadaran Wajib Pajak rendah terutama di sektor perkotaan, masih banyak Wajib Pajak yang belum sadar untuk membayar kewajibannya, ketetapan pajak yang tidak sesuai dengan harga pasar nilai jual objek pajak, dan penyelesaian keberatan / pembetulan / pengurangan terlambat diproses.

Untuk memperbaiki pengelolaan dan pelayanan PBB tersebut maka diperlukan upaya intensifikasi PBB dan ekstensifikasi terutama dengan pendataan objek pajak baru dan pemutakhiran objek pajak yang sudah ada (kurang lebih 950.000 objek pajak) di Cianjur. Diadakan sosialisasi yang intensif terhadap Wajib Pajak serta pembinaan pengelolaan administrasi dan pemungutan PBB pada desa dan petugas pemungut dan berkoordinasi dengan instansi terkait (KPP. Pratama Cianjur).

Melihat kondisi permasalahan pengelolaan dan pelayanan PBB yang demikian beresiko, maka sangat penting untuk dibuatkan suatu prosedur pengelolaan dan pelayanan PBB. Untuk menghindari permasalahan-permasalahan pada pelaksanaan pelayanan dan pengelolaan PBB maka diperlukan prosedur pengelolaan dan pelayanan PBB yang tepat dan baik, mengingat pentingnya masalah tersebut maka dalam membuat laporan kerja praktek ini penulis tertarik untuk mengangkat judul : “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENGELOLAAN DAN PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA DINAS PERPAJAKAN DAERAH KOTA CIANJUR”.


(4)

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Adapun maksud yang ingin dicapai dalam pembuatan Laporan Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Pengelolaan dan Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Perpajakan Daerah. Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :

1. Untuk mengetahui Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur.

2. Untuk mengetahui Prosedur Pengelolaan dan Pelayanan Pajak Bumi dan Banguan Pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan dari hasil kerja praktek ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap akuntansi khususnya pengelolaan pajak bumi dan bangunan pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan tentang pengelolaan pajak bumi dan bangunan pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur.


(5)

3. Bagi Pihak Lain

Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan referensi atau masukan tambahan bagi yang membutuhkan dan sebagai saran untuk penelitian yang berhubungan dengan penulisan ini.

1.4 Metode Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan laporan ini adalah metode Block Release, yaitu metode pelaksanaan kuliah kerja praktek dalam satu periode tertentu. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1.1 Studi Lapangan

Penulis mengumpulkan data dengan mengadakan peninjauan langsung untuk memperolehh informasi tentang perumusan yang dibahas pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur, yaitu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Observasi (Pengamatan Langsung)

Pengumpulan data dengan pengamatan sebagaimana Moh. Nazir menyebutkan bahwa :

“Cara pengambilan data dengan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut”.

(2003:175) Observasi dilakukan di Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur.


(6)

b) Wawancara

Menurut Irawan Soehartono, pengumpulan data dengan cara wawancara adalah :

“Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder)”.

(2004:67)

Wawancara dilakukan dengan pegawai negeri sipil di Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur.

1.2 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca literature dan buku-buku yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

Menurut Moh. Nazir, studi kepustakaan adalah :

“Mengadakan studi literature yang telah ada, mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian untuk mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian yang berkembang”.

(2003:93)

1.5 Lokasi dan Jadwal KKP

Kuliah Kerja Praktek dilakukan oleh penulis pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur yang beralamat di Jalan Raya Bandung KM 03 Cianjur, Telp. (0263) 261650 – 273180.


(7)

Pelaksana Kuliah Kerja Praktek ini berlangsung mulai 12 Juli sampai 12 Agustus 2010.

Senin – Jumat 07.45-14.00 Sabtu Libur


(8)

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Dalam Penulisan Lap. KKP

NO. KEGIATAN

2010

JUL AUG SEPT OKTO NOV

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Mengajukan Permohonan KKP

2. Mencari Tempat KKP 3. Pelaksanaan KKP 4. Mengajukan Judul 5. Mencari Data Lap.KKP 6. Pengolahan Data 7. Membuat Lap. KKP 8. Bimbingan Lap. KKP

a. Judul b. BAB I c. BAB II d. BAB III e. BAB IV


(9)

(10)

2.1 Sejarah Singkat Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur

Kantor Dinas Perpajakan Daerah berawal dinamakan Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau yang lebih akrab dengan sebutan DISPENDA. Kantor Dinas Pendapatan Daerah ini lokasinya berada ditempat yang sama dengan Kantor Pemerintah Daerah (PEMDA) yaitu di Jalan Siliwangi Kota Cianjur.

Pada tahun 2008 dikeluarkan peraturan baru yaitu penggantian nama dari Dinas Pendapatan Daerah menjadi Dinas Perpajakan Daerah. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Cianjur telah membentuk Dinas Perpajakan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008.

Dan disebutkan kembali dalam peraturan yaitu bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a sesuai dengan pasal 113 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008, perlu menetapkan tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perpajakan Daerah dengan Peraturan Bupati.

Maka berdirilah Kantor Dinas Perpajakan Daerah pada tanggal 16 Januari 2009 lokasinya pun pindah dan mempunyai kantor sendiri yaitu bertempat di Jalan Raya Bandung Km. 03 Cianjur.


(11)

2.1.1 Visi Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur

Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.

Dengan pernyataan visi tersebut maka ditetapkan Visi Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur yaitu :

1. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur selalu dilandasi keikhlasan dan berpegang teguh pada Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Untuk mewujudkan Kota Cianjur yang maju dengan ditunjang oleh keberhasilan peningkatan pendapatan daerah dalam perpajakan daerah diperlukan sumber daya manusia yang professional, tangguh dan produktif.

2.1.2 Misi Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur, sesuai visi yang diterapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak berkepentingan dapat mengenal Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur, dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang diperoleh di waktu-waktu yang akan datang. Misi Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur adalah :

1. Meningkatkan potensi Perpajakan Daerah dan penerimaan pajak daerah berdasarkan potensi yang ada.


(12)

2. Meningkatkan kualitas pelayanan dibidang pengelolaan perpajakan daerah. 3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kelancaran tugas.

2.2 Struktur Organisasi Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur

Struktur organisasi merupakan suatu bagian dan uraian tugas yang menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Struktur organisasi Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur dapat dilihat pada lampiran.

2.3 Uraian Tugas Perusahaan

Untuk menunjang Program Kerja tersebut Dinas Perpajakan Kota Cianjur melaksanakan Tugas Pokok Seksi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan Daerah di bidang pajak daerah serta memimpin, mengkoordinasikan seluruh kegiatan Dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi dinas dalam melaksanakan pengelolaan urusan umum, kepegawaian, keuangan,


(13)

perlengkapan, penyusunan rencana strategis, program dan kegiatan dinas serta melaksanakan penyusunan evaluasi dan laporan program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

Pengkoordinasian dan penyusunan program, rencana kegiatan dan anggaran sekretarit.

a. Pengkoordinasian dan penyusunan rencana strategis, program serta kegiatan dan anggaran dinas.

b. Pengkoordinasian dan penyiapan bahan penyusunan kebijakan umum pemerintah daerah di bidang perpajakan.

c. Pengelolaan urusan administrasi umum, rumah tangga, hubungan masyarakat dan kprotokolan.

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian.

e. Pengkoordinasian penyusunan bahan pembinaan pegawai. f. Pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan.

g. Pengkoordinasian penyiapan bahan rancangan produk hokum, pendokumentasian peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Pengkoordinasian dan penyusunan evaluasi, laporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas.


(14)

i. Pengelolaan perpustakaan, data dan sistem informasi manajemen pelaksanaan program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Untuk menyelenggarakan fungsi, Sekretariat dibantu oleh : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sesuai dengan program dan kegiatan Sekretariat.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang penyusunan rencana kebutuhan, pendistribusian, pemeliharaan barang, gedung, taman, dan peralatan kerja sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang hubungan masyarakat, keprotokolan, penerimaan tamu, ketentraman, dan ketertiban di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit kerja di lingkungan dinas.


(15)

e. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan penerimaan, penggandaan, pendistribusian, dan pengiriman surat/naskah dinas, arsip sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. g. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan adminstrasi kepegawaian

sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan koordinasi, penyiapan bahan rancangan produk hukum dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. i. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempuyi tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan sesuai dengan program dan kegiatan Sekretariat.


(16)

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pembinaan perbendaharaan, pengelolaan administrasi keuangan dan sistem akuntansi keuangan dan barang/perlengkapan dinas, sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang penyusunan rencana anggaran dan pendapatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Mealakukan penyiapan bahan pengelolaan pengusulan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran uang atau barang/perlengkapan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Melakukan penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan sesuai dengan ketentuan dan/atauperaturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan administrasi keuangan dan barang/perlengkapan/asset dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan sistem akuntansi keuangan dan barang/perlengkapan/asset dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(17)

h. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

i. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program sesuai dengan program dan kegiatan Sekretariat.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang penyusunan rencana program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pembinaan sistem informasi manajemen pelaksanaan program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana strategis, program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(18)

e. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan dan penyusunan program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan pembinaan sistem pengelolaan informasi manajemen pelaksanaan program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. g. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan data informasi program dan

kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program sesuai dengan ketentuan dan/atau pertauran perundang-undangan yang berlaku.

i. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Bidang Bina Potensi Perpajakan

Bidang Bina Potensi Perpajakan, mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi dinas di bidang pemetaan potensi, perhitungan, penetapan, intensifikasi, ekstensifikasi pajak, pengelolaan akuntansi dan pembukuan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Bina Potensi Perpajakan menyelenggarakan fungsi :


(19)

a. Penyusunan program dan kegiatan Bidang Bina Potensi

b. Pengkoordinasian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan umum pemerintah daerah di bidang pemetaan potensi, penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak, perhitungan, penetapan, intensifikasi, ekstensifikasi pajak, pengelolaan akuntansi dan pembukuan.

c. Penyiapan, penyajian data dan informasi mengenai potensi serta permasalahan di bidang pemetaan potensi, penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak, perhitungan, penetapan, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, pengelolaan akuntansi dan pembukuan.

d. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan teknis dinas di bidang pemetaan potensi, penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak, perhitungan, penetapan, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, pengelolaan akuntansi dan pembukuan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana dan pelaksanaan program, kegiatan dinas di bidang pemetaan potensi, penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak, perhitungan, penetapan, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, pengelolaan akuntansi dan pembukuan.


(20)

f. Pelaksanaan pembinaan teknis operasional pemetaan potensi, penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak, perhitungan, penetapan, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, pengelolaan akuntansi dan pembukuan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Pelaksanaan koordinasi, konsultasi dengan unit organisasi di lingkungan dinas dan atau lembaga lain yang terkait dengan tugas bidang Bina Potensi Perpajakan.

h. Pelaksanaan pelayanan umum di bidang pemetaan potensi, penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak, perhitungan, penetapan, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, pengelolaan akuntansi dan pembukuan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

i. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas di bidang pemetaan potensi, penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak perhitungan, penetapan, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, pengelolaan akuntansi dan pembukuan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas berdasarkan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(21)

1) Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Seksi Intensifikasi dan Ektensifikasi, mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi sesuai dengan program dan kegiatan Bidang Bina Potensi Perpajakan.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah di bidang penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak serta intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah.

c. Melakukan penyiapan bahan kebijakan teknis operasional di bidang penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak serta intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah.

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak serta intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah.

e. Melakukan penyiapan bahan pembinaan teknis operasional penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak serta intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(22)

f. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan dinas dibidang penyusunan rencana pendapatan pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, bagi hasil non pajak serta intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Potensi Perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Seksi Perhitungan dan Penetapan

Seksi Perhitungan dan Penetapan, mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Perhitungan dan Penetapan sesuai dengan program dan kegiatan Bidang Bina Potensi Perpajakan.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah di bidang pendaftaran wajib pajak daerah, perhitungan, penetapan pajak daerah.

c. Melakukan penyiapan bahan kebijakan teknis operasional di bidang pendaftaran wajib pajak daerah, perhitungan, penetapan pajak daerah.


(23)

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan pendaftaran wajib pajak daerah, perhitungan, penetapan pajak daerah. e. Melakukan penyiapan bahan teknis operasional pendaftaran wajib pajak

daerah, perhitungan, penetapan pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan dinas di bidang pendaftaran wajib pajak daerah, perhitungan, penetapan pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Seksi Perhitungan dan Penetapan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Potensi Perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Seksi Akuntansi dan Pembukuan

Seksi Akuntansi dan Pembukuan, mempunyai tugas :

a. Mealakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Akuntansi dan Pembukuan sesuai dengan program dan kegiatan Bidang Bina Potensi Perpajakan.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah di bidang pembinaan sistem akuntansi dan


(24)

pembukuan pendapatan pajak daerah, PBB, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak.

c. Melakukan penyiapan bahan kebijakan teknis operasional di bidang pembinaan sistem akuntansi dan pembukuan pendapatan pajak daerah, PBB, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak.

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan pelaksanaan sistem akuntansi dan pembukuan pendapatan pajak daerah, PBB, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak.

e. Melakukan penyiapan bahan pembinaan teknis operasional pelaksanaan sistem akuntansi dan pembukuan pendapatan pajak daerah, PBB, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan dinas di bidang pelaksanaan sistem akuntansi dan pembukuan pendapatan pajak daerah, PBB, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Seksi Akuntansi dan Pembukuan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Potensi Perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(25)

4. Bidang Penagihan Pajak Daerah

Bidang Penagihan Pajak Daerah, mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi dinas di bidang penagihan pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas, bidang Penagihan Pajak Daerah, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan program dan kegiatan Bidang Penagihan Pajak Daerah.

b. Pengkoordinasian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan umum pemerintah daerah di bidang penagihan dan penerimaan pembayaran pajak daerah.

c. Penyiapan, penyajian data dan informasi mengenai potensi serta permasalahan di bidang penagihan dan penerimaan pembayaran pajak daerah.

d. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan teknis dinas di bidang penagihan penerimaan pembayaran pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana dan pelaksanaan program, kegiatan dinas di bidang penagihan dan penerimaan pembayaran pajak daerah.

f. Pelaksanaan pembinaan teknis operasional penagihan dan penerimaan pembayaran pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(26)

g. Pelaksanaan koordinasi, konsultasi dengan unit organisasi di lingkungan dinas dan atau lembaga lain yang terkait dengan tugas bidang Penagihan Pajak Daerah.

h. Pelaksanaan pelayanan umum di bidang penerimaan pembayaran pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

i. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas di bidang penagihan dan penerimaan pembayaran pajak daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas berdasarkan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan fungsi, Bidang Penagihan Pajak Daerah, dibantu oleh :

1) Seksi Pajak Hotel dan Restoran

Seksi Pajak Hotel dan Restoran, mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pajak Hotel dan Restoran sesuai dengan program dan kegiatan Bidang Penagihan Pajak Daerah.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah dibidang penagihan, dan pemeriksaan terhadap pengusaha wajib pungut pajak hotel dan restoran.


(27)

c. Melakukan bahan penyiapan bahan kebijakan teknis operasional di bidang penagihan, dan pemeriksaan terhadap pengusaha wajib pungut pajak hotel dan restoran.

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan penagihan, dan pemeriksaan terhadap pengusaha wajib pungut pajak hotel dan restoran.

e. Melakukan penyiapan bahan pembinaan teknis operasional penagihan, dan pemeriksaan terhadap pengusaha wajib pungut pajak hotel dan restoran sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan dinas di bidang penagihan, dan pemeriksaan terhadap pengusaha wajib pungut pajak hotel dan restoran sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Seksi Pajak Hotel dan Restoran sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penagihan Pajak Daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(28)

2) Seksi Pajak Penerangan Jalan Umum, Perparkiran, Reklame, dan Pajak Lainnya

Seksi Pajak Penerangan Jalan Umum, Perparkiran, Reklame, dan Pajak Lainnya, mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pajak Penerangan Jalan Umum, Perparkiran, Reklame, dan Pajak Lainnya sesuai dengan program dan kegiatan Bidang Penagihan Pajak Daerah.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah dibidang pelaksanaan penagihan pajak penerangan jalan umum, perparkiran, reklame, dan pajak lainnya.

c. Melakukan bahan penyiapan bahan kebijakan teknis operasional di bidang pelaksanaan penagihan pajak penerangan jalan umum, perparkiran, reklame, dan pajak lainnya.

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan pelaksanaan penagihan pajak penerangan jalan umum, perparkiran, reklame, dan pajak lainnya.

e. Melakukan penyiapan bahan pembinaan teknis operasional pelaksanaan penagihan pajak penerangan jalan umum, perparkiran, reklame, dan pajak lainnya sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan dinas di bidang pelaksanaan penagihan pajak penerangan jalan


(29)

umum, perparkiran, reklame, dan pajak lainnya sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Seksi Pajak Penerangan Jalan Umum, Perparkiran, Reklame, dan Pajak Lainnya sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penagihan Pajak Daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Seksi Pengawasan Pengendalian dan Penyidikan Perpajakan

Seksi Pengawasan Pengendalian dan Penyidikan Perpajakn, mempuyai tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengawasan Pengenadalian dan Penyidikan Perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah dibidang pengawasan pengendalian dan penyidikan perpajakan.

c. Melakukan bahan penyiapan bahan kebijakan teknis operasional di bidang pengawasan pengendalian dan penyidikan perpajakan.

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan pengawasan pengendalian dan penyidikan perpajakan.


(30)

e. Melakukan penyiapan bahan pembinaan teknis operasional pengawasan pengendalian dan penyidikan perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan dinas di bidang pengawasan pengendalian dan penyidikan perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Seksi Pengawasan Pengenadalian dan Penyidikan Perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penagihan Pajak Daerah sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil

Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil, mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi dinas di bidang pembantuan pajak bumi bangunan, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan program dan kegiatan Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil.


(31)

b. Pengkoordinasian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan umum pemerintah daerah di bidang pembantuan pajak bumi bangunan, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak.

c. Penyiapan, penyajian data dan informasi mengenai potensi serta permasalahan di bidang pembantuan pajak bumi bangunan, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak.

d. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan teknis dinas di bidang pembantuan pajak bumi bangunan, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana dan pelaksanaan program, kegiatan dinas di bidang pembantuan pajak bumi bangunan, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak.

f. Pelaksanaan pembinaan teknis operasional pembantuan pajak bumi bangunan, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Pelaksanaan koordinasi, konsultasi dengan unit organisasi di lingkungan dinas dan atau lembaga lain yang terkait dengan tugas bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil.

h. Pelaksanaan pelayanan umum di bidang pembantuan pajak bumi bangunan, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(32)

i. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas di bidang pembantuan pajak bumi bangunan, pajak penghasilan dan bagi hasil non pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas berdasarkan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan fungsi Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil, dibantu oleh :

1) Seksi Pajak Bumi Bangunan

Seksi Pajak Bumi Bnagunan, mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pajak Bumi Bangunan sesuai dengan program dan kegiatan Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah dibidang pembantuan, penyuluhan, penagihan, penyampaian SPPT pajak bumi bangunan.

c. Melakukan bahan penyiapan bahan kebijakan teknis operasional di bidang pembantuan, penyuluhan, penagihan, penyampaian SPPT pajak bumi bangunan.

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan pembantuan, penyuluhan, penagihan, penyampaian SPPT pajak bumi bangunan.


(33)

e. Melakukan penyiapan bahan pembinaan teknis operasional pembantuan, penyuluhan, penagihan, penyampaian SPPT pajak bumi bangunan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan dinas di bidang pembantuan, penyuluhan, penagihan, penyampaian SPPT pajak bumi bangunan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Seksi Pajak Bumi Bangunan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Seksi Pajak Penghasilan dan Bagi Hasil Non Pajak

Seksi Pajak Penghasilan dan Bagi Hasil Non Pajak, mempunyai tugas : a. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pajak Penghasilan dan

Bagi Hasil Non Pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah dibidang pelaksanaan tugas pembantuan pajak penghasilan dan bagi hasil.


(34)

c. Melakukan bahan penyiapan bahan kebijakan teknis operasional di bidang pelaksanaan tugas pembantuan pajak penghasilan dan bagi hasil. d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan

pelaksanaan tugas pembantuan pajak penghasilan dan bagi hasil.

e. Melakukan penyiapan bahan pembinaan teknis operasional pelaksanaan tugas pembantuan pajak penghasilan dan bagi hasil sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan evaluasi dan laporan dinas di bidang pelaksanaan tugas pembantuan pajak penghasilan dan bagi hasil sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan Seksi Pajak Penghasilan dan Bagi Hasil Non Pajak sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3 Kegiatan Perusahaan

1. Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur mempunyai tugas melakukan urusan pemerintahan daerah di bidang perpajakan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.


(35)

2. Dalam melaksanakan tugas Dinas Perpajakan Daerah kota Cianjur, menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dinas di bidang perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, evaluasi dan laporan penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dinas dalam penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan


(36)

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek yang dilaksanakan selama satu bulan yaitu penulis ditempatkan di bagian Pajak Bumi Bangunan Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur. Dalam pelaksanaan tersebut bidang kajian yang diambil penulis adalah Pengelolaan dan Pelayanan Pajak Bumi Bangunan, karena pengelolaan dan pelayanan dirasakan sangat penting dan berperan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan sehari-hari yang dapat membantu perusahaan dalam hal pengelolaan dan pelayanan terhadap kegiatan perusahaannya yang berkaitan dengan alur keluar masuknya pajak bumi bangunan dan dapat mempermudah dalam pencatatan, penggolongan dan pengklasifikasian transaksi pajak bumi bangunan yang terjadi, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan efisien. Pelaksanaan kuliah kerja praktek pada bagian pajak bumi bangunan penulis dibimbing oleh Bapak Drs. Iwan Suwandi serta staf Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Teknik pelaksanaan kuliah kerja praktek pada bagian pajak bumi dan bangunan memiliki fungsi untuk menyusun rencana dan program pengelolaan dan pelayanan pajak bumi dan bangunan Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur, mengelola dan melayani pajak bumi dan bangunan meliputi pengenaan,


(37)

penyampaian, tata cara pembayaran, penagihan, pelayanan, penyelenggara PBB dan menyusun Laporan-laporan yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Selama penulis melakukan kuliah kerja praktek, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mendengarkan pengarahan dari Bapak Drs. Iwan Suwandi mengenai tata cara pelaksanaan kuliah kerja praktek, gambaran umum Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur, dan pengelolaan dan pelayanan pajak bumi dan bangunan. 2. Wawancara dengan pembimbing dan Staf Dinas Perpajakan Daerah Kota

Cianjur mengenai pengelolaan dan pelayanan pajak bumi dan bangunan. 3. Mengambil data pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur mengenai

pengelolaan dan pelayanan pajak bumi dan bangunan. Data tersebut diambil untuk bahan laporan kuliah kerja praktek.

4. Membuat struk SPPT PBB.

5. Memasukan data Laporan Bulanan Penyampaian SPPT PBB ke komputer. 6. Memasukan data rekening wajib pajak ke komputer.


(38)

3.3Pembahasan Kerja Praktek

3.3.1 Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur

Pengertian Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan menurut Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 :

“Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah NJOP (Nilai Jual Objek Pajak. NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beliyang terjadi secara wajar.”

Banyaknya pengaduan masyarakat tentang besarnya NJOP (Nilai Jual Objek Pajak yang naik hampir setiap tahun. Bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau nilai jual obyek pajak pengganti.

Perkembangan wilayah atau kawasan akan mendorong perkembangan nilai jual tanah di wilayah tersebut, sehingga NJOP bumi sebagai Dasar Pengenaan PBB juga ikut terpengaruh. Setiap wilayah akan mengalami perkembangan dan sangat jarang ada wilayah yang mengalami kemunduran. Oleh karena itu nilai jual tanah cenderung naik setiap tahun dan jarang ada nilai tanah turun. KPP (Kantor Pelayanan Pajak) setiap tahun melakukan survey dan mencari harga pasar tanah melaui informasi Kepala Desa/Lurah, Brosur , Iklan Media Massa, Iklan Tanah/Rumah dijual, maupun dari laporan bulanan PPAT Camat/Notaris.


(39)

Pertumbuhan ekonomi dan inflasi setiap tahun akan mempengaruhi harga bahan material dan upah pekerja bangunan yang akan meningkatkan biaya pembangunan atau nilai perolehan baru bangunan. Meskipun setiap bangunan mengalami penyusutan namun besarnya kenaikan harga bahan dan upah pekerja lebih tinggi dari besarnya penyusutan sehingga nilai jual obyek pajak bangunan akan meningkat. Pengalaman yang terjadi di Indonesia selama beberapa tahun belakangan ini, besarnya inflasi selalu lebih besar dari besarnya penyusutan, sehingga nilai bangunan setiap tahun akan senantiasa mengalami kenaikan. KPP setiap tahun melakukan survey dan mencari harga bahan material upah pekerja melalui informasi Dinas Pekerjaan Umum/Pemukiman, Toko Bangunan, Develover, jurnal harga bahan dan upah, brosur media massa dan iklan.

Sebagai contoh :

 Biaya membangun rumah tipe 21 pada tahun 2004 cukup dengan biaya sebesar Rp. 20.000.000,- perunit.

 Pada tahun 2009, biaya membangun rumah tipe 21 (yang sama) menghabiskan dana sekitar Rp. 30.000.000,-.

 Besarnya inflasi biaya membangun rumah setiap tahun bisa dihitung sebagai berikut :

30.000.000,- - 20.000.000,- x 100% : 5 tahun = 10% pertahun. 20.000.000,-


(40)

Besarnya penyusutan bangunan secara umum apabila usia efektif bangunan diperkirakan mencapau 25 tahun, dapat dihitung sebagai berikut :

1 x 100% = 4% pertahun 25 tahun

 Dari contoh data di atas, besarnya inflasi harga bahan dan upah pekerja bangunan sebesar 10%, sedangkan besarnya penyusutan bangunan sebesar 4%, sehingga setiap tahun akan terjadi kenaikan nilai bangunan sebesar 6%.

Dengan contoh-contoh di atas, dapat dipahami bahwa nilai pasar tanah/bumi dan nilai pasar bangunan akan senantiasa mengalami perkembangan setiap tahun sesuai dengan kondisi lokasi obyek bumi dan besarnya inflasi di suatu daerah. Karena NJOP dihitung berdsarkan nilai pasar, maka NJOP akan berubah seiring dengan perkembangan nilai pasar bumi dan bangunan.

3.3.2 Prosedur Pengelolaan dan Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur

Pengertian Prosedur menurut Dr. Azhar Susanto, dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi mengemukakan bahwa : “Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”


(41)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktifitas. Sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah serta terperinci menurut jangka waktu yang telah ditentukan.

3.3.2.1Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) sangat penting artinya dalam pemubgutan PBB. Seringkali Wajib Pajak tidak menerima SPPT ketika mereka akan membayar PBB. Penyampaian SPPT PBB seharusnya dilaksanakan sebagai berikut :

a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

1. Menyampaikan SPPT dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) kepada Pemerintah Kabupaten. Kepala Dinas Perpajakan Daerah disertai dengan Berita Acara Terima SPPT dan DHKP.

2. Menerima Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyampaian SPPT dari Kepala Dinas Perpajakan Daerah. 3. Melakukan entry data struk tanda terima penyampaian SPPT


(42)

b. Kepala Dinas Perpajakan Daerah

1. Meneruskan penyampaian SPPT dan DHKP kepada para Camat disertai dengan Berita Acara Serah Terima SPPT dan DHKP diikuti dengan memberikan penyuluhan dan pembekalan kepada para Camat, Kepala Desa / Lurah dan Kolektor.

2. Memonitor jadwal kegiatan penyampaian SPPT dari Camat sehingga tidak terlambat sampai di wajib pajak.

3. Menerima Laporan Bulanan Penyampaian SPPT dan Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyampaian SPPT dari Camat.

4. Menyampaikan Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyampaian SPPT kepada Kepala KPP Pratama untuk di entry dalam basis data PBB. Laporan Bulanan paling lambat diterima Kepala KPP Pratama sebelum tanggal 20 bulan berikutnya.

c. Camat

1 Meneruskan penyampaian SPPT dan DHKP kepada para Kepala Desa / Lurah disertai dengan Berita Acara Serah Terima SPPT dan DHKP dengan cntoh formulir di lampiran 33.


(43)

2 Memonitor jadwal kegiatan penyampaian SPPT dari Camat sehingga tidak terlambat sampai di wajib pajak.

3 Menerima Laporan Mingguan Penyampaian SPPT dan Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyampaian SPPT dari Kepala Desa / Lurah.

4 Menyampaikan Laporan Bulanan Penyampaian SPPT kepada Kepala Dinas Perpajakan Daerah (contoh laporan di lampiran 36) dengan dilampiri Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyampaian SPPT dari Kepala Desa / Lurah. Laporan Bulanan paling lambat dterima Kepala Dinas Perpajakan Daerah sebelum tanggal 10 bulan berikutnya.

d. Kepala Desa / Lurah

1. Membagi tugas penyampaian SPPT kepada petugas pemungut / kolektor di wilayah kerjanya disertai dengan Berita Acara Serah Terima SPPT sebagaimana contoh formulir di lampiran 34.

2. Memonitor jadwal kegiatan penyampaian SPPT dari kolektor sehingga tidak terlambat sampai di wilayah pajak.

3. Menerima Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyampaian SPPT dari kolektor.

4. Menyampaikan Laporan Mingguan hasil penyampaian SPPT kepada Camat (contoh laporan di lampiran 37) dengan


(44)

dilampiri Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyamapaian SPPT dari para kolektor setiap hari Senin. e. Petugas Pemungut / Kolektor

1. Menyampaikan SPPT kepada masing-masing wajib pajak yang bersangkutan.

2. Menyusun jadwal kegiatan penyampaian SPPT sehingga nantinya tidak terlambat sampai di wajib pajak.

3. Pada saat SPPT akan diserahkan kepada wajib pajak, petugas terlebih dahulu membubuhkan tanda tangan, nama jelas dan tanggal penyerahan SPPT di halaman belakang SPPT.

4. Sebagai bukti SPPT telah diterima wajib pajak, maka tanda terima (struk) SPPT harus diisi tanggal terima, nama jelas dan ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya.

5. Struk SPPT tersebut dihimpun dan direkap dalam Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyampaian SPPT masing-masing Kolektor (contoh laporan di lampiran 35).

6. Kolektor wajib menyampaikan Daftar Rekapitulasi Struk tanda terima penyampaian SPPT setiap hari Jumat kepada Kepala Desa / Lurah.

7. Apabila terdapat SPPT yang tidak dapat disampaikan secara langsung kepada wajib pajak yang bersangkutan, maka penyampaiannya dapat dilakukan melalui pos tercatat jika alamatnya jelas.


(45)

8. Apabila terdapat SPPT PBB yang tidak dapat disampaikan kepada wajib pajak karena alamat wajib pajak tidak ditemukan, maka petugas Kolektor disarankan agar melihat peta blok desa / kelurahan. Apabila tidak ditemukan letak objek pajaknya, agar segera diajukan pembatalan SPPT PBB tersebut kepada Kepala KPP Pratama.

9. Apabila wajib pajak merasa keberatan dengan data yang ada dalam SPPT-nya, maka diasrankan agar membuat surat permohonan ke KPP Pratama, baik seacara perseorangan maupun secara kolektif melalui Kepala Desa / Lurah.

10. Apabila terdapat objek pajak yang belum terdaftar (belum ada SPPT-nya), agar didaftarkan objek pajak tersebut kepada Kepala KPP Pratama sesuai petunjuk pelayanan PBB.

3.3.2.2Tata Cara Pembayaran PBB

Tata cara pembayaran PBB juga menjadi salah satu permasalahan yang sering dikomplain wajib pajak. Cara pembayran PBB dapat dilakukan oleh wajib pajak dengan cara :

a. Pembayaran melalui tempat pembayaran elektonik atau ATM Bank. Wajib pajak menerima struk ATM sebagai tanda terima pembayaran.


(46)

b. Pembayaran melalui Bank Tempat Pembayaran PBB (Bank TP PBB). Wajib pajak menerima STTS (Surat Tanda Terima Setoran) sebagai tanda terima pembayaran.

c. Pembayaran melalui petugas pemungut (Kolektor). Wajib pajak menerima TTS (Tanda Terima Sementara) dan akan ditukar dengan STTS dari Bank tempat PBB.

Tata cara pembayaran melalui petugas pemungut (Kolektor) PBB dilaksanakan sebagai berikut :

1. Petugas Pemungut / Kolektor

a. Menerima buku blanko Tanda Terima Setoran (TTS) dari Kepala Desa / Lurah dengan Berita Acara.

b. Menerima pembayaran PBB terhutang dari wajib pajak dan mencatat pembayaran PBB wajib pajak dalam blanko TTS minimal dalam rangkap 2 (dua).

c. Menyerahkan TTS lembar ke-1 kepada wajib pajak.

d. Mencatat hasil penerimaan PBB setiap hari ke Daftar Penerimaan Harian (DPH) dalam rangkap 5 (lima) (Contoh formulir DPH lembar ke-1 sampai dengan ke-5 pada lampiran 39 s.d 42.

e. Menyetorkan uang hasil penerimaan pembayaran PBB dari wajib pajak ke Bank TP-PBB dengan menggunakan DPH dilampiri dengan TTS lembar ke-2. Untuk daerah yang sulit


(47)

sarana dan prasarana ke Bank TP-PBB, penyetoran dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sekali.

f. Menerima STTS lembar untuk wajib pajak, DPH lembar ke-1, ke-2, ke-3, ke-4 serta TTS lembar ke-2 yang telah diregistrasi oleh Bank TP-PBB.

g. Menyampaikan STTS lembar untuk wajib pajak kepada wajib pajak sebagai bukti pelunasan pembayaran PBB yang selambat-lambatnya tujuh hari sejak STTS diterima dari Bank TP PBB.

h. Menyampaikan DPH yang telah diregistrasi oleh TP-PBB lembar ke-1, ke-2, dan ke-3 kepada Kepala Desa / Lurah setiap hari Jumat.

i. Menyerahkan bonggol TTS lama sewaktu mengajukan permintaan buku blanko TTS baru kepada Kepala Desa / Lurah.

j. Setiap Kolektor memiliki arsip pembayaran PBB berupa : - TTS lembar ke-2 yang telah diregistrasi Bank TP PBB. - DPH lembar ke-4 yang telah diregistrasi Bank TP PBB. - Berita Acara Serah Terima Buku Blanko TTS dari Kepala


(48)

2. Kepala Desa /Lurah

a. Menerima Buku Blanko Tanda Terima Setoran (TTS) dari Camat dengan Berita Acara.

b. Mendistribusikan Buku Blanko TTS kepada para Petugas Pemungut (Kolektor) dengan Berita Acara sebagaimana contoh lampiran 38.

c. Menerima DPH yang telah diregistrasi oleh TP-PBB lembar ke-1, ke-2 dan ke-3 dari para Petugas Pemungut (Kolektor). d. Membuat dan menyampaikan Laporan Mingguan Penerimaan

(LMP) PBB Desa / Kelurahan kepada Camat setiap hari Senin dengan dilampiri DPH yang telah diregistrasi oleh TP-PBB lembar ke-2 dan ke-3. Contoh LMP TP-PBB Desa / Kelurahan ada dalam lampiran 40.

e. Setiap Kepala Desa / Lurah memiliki arsip pembayaran PBB berupa :

- Berita Acara Serah Terima Buku Blanko TTS dari Camat. - Berita Acara Serah Terima Buku Blanko TTS kepada

Kolektor

- DPH lembar ke-1 yang telah diregistrasi Bank TP PBB. - Laporan Mingguan Penerimaan (LMP) PBB Desa /

Kelurahan.

- Laporan Mingguan Hasil Penyampaian SPPT PBB Desa / Kelurahan.


(49)

- Bonggol TTS dari Kolektor.

2. Camat

a. Menerima Buku Blanko Tanda Terima Setoran (TTS) dari Dinas Perpajakan Daerah dengan Berita Acara.

b. Mendistribusikan Buku Blanko TTS kepada Kepala Desa / Lurah dengan Berita Acara sesuai lampiran 38.

c. Menerima Laporan Mingguan Penerimaan (LMP) PBB dari Kepala Desa / Lurah dilampiri DPH yang telah diregistrasi oleh TP-PBB lembar ke-2 dan ke-3.

d. Membuat dan menyampaikan Laporan Mingguan Penerimaan (LMP) PBB Kecamatan kepada Kepala Dinas Perpajakan Daerah setiap hari Rabu dengan dilampiri DPH yang telah diregistrasi oleh TP-PBB ke-3. Contoh LMP PBB Kecamatan ada dalam lampiran 39.

e. Setiap Camat memiliki arsip pembayaran PBB berupa : - Berita Acara Serah Terima Buku Blanko TTS dari Dinas

Perpajakan Daerah.

- Berita Acara Serah Terima Buku Blanko TTS kepada Kepala Desa / Lurah.

- DPH lembar ke-2 yang telah diregistrasi Bank TP PBB. - Laporan Mingguan Penerimaan (LMP) PBB Desa /


(50)

- Laporan Mingguan Penerimaan (LMP) PBB Kecamatan. - Laporan Mingguan Hasil Penyampaian SPPT PBB Desa /

Kelurahan.

- Laporan Mingguan Hasil Penyampaian SPPT PBB Kecamatan.

3. Dinas Perpajakan Daerah

a. Mendistribusikan Buku Blanko Tanda Terima Setoran (TTS) kepada para Camat dengan Berita Acara.

b. Menerima Laporan Mingguan Penerimaan (LMP) PBB Kecamatan dari Camat dilampiri DPH yang telah diregistrasi oleh TP-PBB lembar ke-3.

c. Menyampaikan Laporan Mingguan Penerimaan PBB Kabupaten kepada Kepala KPP Pratama setiap hari Jumat.

4. Bank Temapat Pembayaran PBB

a. Menerima pembayaran PBB wajib pajak secara langsung dengan bukti berupa Surat Tanda Terima Setoran (STTS) atau registrasi / validasi Surat Setoran Pajak PBB (SSP PBB). b. Menerima pembayaran PBB dari para Petugas Pemungut


(51)

- Menerima setoran pembayaran dari para Kolektor dengan Daftar Penerimaan Harian (DPH) dan Tanda Terima Sementara (TTS) lembar ke-2.

- Mencocokkan jumlah uang yang diterima dengan jumlah dalam DPH. Mencocokkan data DPH dengan data TTS. - Membubuhkan tanda pengesahan / registrasi pada DPH dan

TTS serta menyerahkan kepada Kolektor.

- Mencetak Surat Tanda Terima Setoran (STTS) selambat-lambatnya tujuh hari sejak pembayaran PBB diterima Bank. c. Bank TP PBB memiliki arsip pembayaran PBB berupa :

- Struk STTS arsip Bank.

- DPH yang telah diregistrasi lembar ke-5.

3.3.2.3Penagihan PBB

Salah satu permasalahan yang dihadapi petugas pemungut atau Kepala Desa/ lurah adalah tentang sanksi bagi penunggak PBB. Tata cara penagihan dan penerapan sangsi PBB adalah sebagai berikut:

a. SPPT disampaikan kepada wajib pajak dengan masa pembayaran 6 bulan sampai masa jatuh tempo. Apabila pembayaran dilakukan setelah jatuh tempo dikenakan sanksi denda administrasi 2 % perbulan dan maksimal selama 24 bulan (48 %).


(52)

b. Apabila WP menyampaikan data tidak benar, kemudian terjadi perbedaan data, maka diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh KPP Pratama ditambah denda 25 %.

c. Pajak yang terhutang dalam SPPT/SKP yang tidak/kurang dibayar setelah lewat jatuh tempo pembayaran akan ditagih dengan Surat Tagihan Pajak (STP) termasuk denda administrasinya. Jumlah tagihan yang tercantum dalam STP harus dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak STP diterima oleh waib pajak (WP)

d. Setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo yang tercantum dalam STP, Utang pajak bersama denda belum dibayar, segera diterbitkan Surat Teguran.

e. Dalam hal WP tidak melunasi hutang pajak beserta denda dalam waktu yang telah ditentukan dalam Surat Teguran, Surat Paksa harus segera diterbitkan setelah 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal Surat Teguran dengan dibebani biaya pelaksanaan penagihan paksa sebesar Rp. 25.000,-

f. Apabila dalam waktu 1 x 24 jam sejak tanggal pemberitahuan Surat Paksa, utang pajak beserta denda belum juga dilunasi, segera diterbitkan Surat Perintah melakukan Penyitaan dengan biaya pelaksanaan sita sebesar Rp. 75.000,- dibebankan kepada WP.

g. Dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah tindakan penyitaan apabila utang pajak bersama denda belum dilunasi, pelaksanaan penagihan akan dilanjutkan dengan tindakan pelelangan melalui


(53)

Kantor Lelang Negara, setelah terlebih dahulu diumumkan melalui surat kabar. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum bayar, maka akan dibeban kepada WP bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan.

h. Pengenaan Sanksi adalah untuk membuat efek jera bagi para penunggak pajak. Oleh karena itu setiap desa/ kelurahan perlu membuat daftar inventarisasi mengenai Wajib Pajak penunggak PBB dan diusulkan kepada Kepala KPP Pratama untuk dilakukan penagihan aktif sebagaimana tersebut diatas.

3.3.2.4 Pelayanan PBB

Masalah yang dihadapi wajib pajak maupun aparatur pengelola PBB, dapat diselesaikan melalui tempat pelayanan terpadu (TPT) KPP Pratama dengan ketentuan sebagai berikut :

1) PEMBETULAN SPPT/SKP/STP

Untuk SPPT atau SKP PBB yang mengalami kesalahan tulis, kesalahan hitung atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan maka dapat diajukan proses pembetulan. Pembetulan diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT/SKP oleh wajib pajak (dibuktikan dengan tanda terima yang ditandatangani petugas penyampai SPPT/ SKP dilembar belakang SPPT).

Persyaratan yang harus dipenuhi :

a. Surat permohonan secara tertulis dari wajib pajak atau kuasanya disertai alasan yang jelas.


(54)

b. Melampirkan Asli SPPT tahun bersangkutan

c. Mengisi SPOP dengan benar, lengkap, jelas dan ditanda tangani oleh wajib pajak (baru).

d. Melampirkan fotocopi identitas diri (KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll).

e. Surat kuasa jika dikuasakan kepada orang lain.

f. Apabila pembetulan luas tanah dan nama pemilik, maka harus melampirkan bukti surat tanah (Sertifikat HM/HGU/ Akte Jual Beli/ Akte Hibah/ Akte perjanjian sewa/ Surat Kapling/ Surat tanah garapan/ Surat Keterangan Kepala Desa/ Lurah.

g. Apabila pembetulan luas bangunan, maka harus melampirkan bukti surat bangunan (IMB/ IPB/ Gambar denah bangunan/ Surat Keterangan Kepala Desa/ Lurah).

h. Melampirkan fotocopi tanda bukti pembayaran (STTS) tahun terahir.

2) PEMBATALAN SPPT/SKP/STP

Untuk SPPT atau SKP yang mengalami kesalahan atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan dapat diajukan untuk dibatalkan. Alasan pembatalan antara lain objek pajak yang dobel (ganda) ketetapan atau objek pajak yang dikecualikan / tidak dikenakan PBB atau objek pajak yang sudah menjadi fasilitas umum. Pembatalan diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT/SKP oleh wajib pajak (dibuktikan dengan tanda terima


(55)

yang ditandatangani petugas penyampai SPPT/ SKP dilembar belakang SPPT).

Persyaratan yang harus dipenuhi :

a. Surat permohonan secara tertulis dari wajib pajak disertai alasan yang jelas.

b. Asli SPPT tahun bersangkutan.

c. Melampirkan fotocopi identitas diri (KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll)

d. Surat kuasa jika dikuasakan kepada pihak lain e. Mengisi SPOP pembatalan.

f. Surat keterangan dari Kepala Desa/ Lurah.

3) PENGURANGAN PBB

Pengurangan PBB adalah pengurangan beban pajak (PBB) baik pokok maupun denda administrasinya. Pengurangan dapat diajukan apabila terhadap ketetapan pajak sudah benar akan tetapi kemampuan bayar wajib pajak tidak memadai untuk memenuhi kewajibannya.

Pengurangan PBB dapat diberikan kepada :

a. Wajib pajak orang pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan atau karena sebab-sebab tertentu lainnya.

b. Objek pajak terkena bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, gunung meletus, kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan hama tanaman.


(56)

c. Wajib pajak anggota Veteran Pejuang Kemerdekaan dan Veteran Pembela Kemerdekaan termasuk Janda/dudanya.

Persyaratan yang harus dipenuhi : a. Syarat Formal

1. Permohonan pengurangan diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya SPPT/SKP atau terjadinya bencana alam atau sebab lain yang diluar kekuasaannya (force majoure).

2. Permohonan pengurangan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada KPP Pratama dengan mencantumkan besarnya persentase pengurangan yang dimohonkan.

3. Permohonan pengurangan PBB untuk ketetapan PBB diatas Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) harus diajukan oleh wajib pajak yang bersangkutan atau kuasanya.

b. Syarat Materiil

1. Surat permohonan secara tertulis dari wajib pajak disertai alasan yang jelas untuk setiap tahun pajak. 2. Fotocopy SPPT/SKP tahun pajak yang diajukan

permohonan pengurangan.

3. Fotocopy STTS tahun pajak terakhir 4. Fotocopy kartu identitas diri.

5. Surat kuasa jika dikuasakan kepada pihak lain. 6. Surat Pernyataan Besarnya Penghasilan.


(57)

7. Fotocopy rekeming listrik, air dan telepon bulan terakhir. 8. Fotocopy tanda anggota veteran/ SK Pengakuan,

Pengesahan dan penganugerahan Gelar Kehormatan. 9. Surat Keterangan Terjadinya Bencana Alam dari instansi

terkait.

10. Fotocopy SPT PPh tahun pajak terakhir (untuk perusahaan).

11. Laporan keuangan perusahaan tahun terakhir (untuk perusahaan).

4) KEBERATAN PBB

Keberatan adalah Wajib Pajak membantah atau tidak sependapat atas isi Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)/ Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan oleh KPP Pratama karena tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan, seperti:

a. Luas objek bumi dan bangunan, klasifikasi/NJOP bumi dan atau bangunan;

b. Terdapat perbedaan penafsiran undang-undang dan peraturan perundang-undangan antara wajib pajak dengan fiskus, seperti penetapan subjek pajak sebagai wajib pajak, objek pajak yang seharusnya tidak dikenakan PBB atau penentuan tanggal jatuh tempo.


(58)

Syarat – syarat pengajuan keberatan sebagai berikut : a. Syarat Formal

1. Permohonan Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT/SKP oleh wajib pajak.

2. Permohonan Keberatan diajukan kepada Kepala KPP Pratama yang menerbitkan SPPT/SKP secara tertulis dalam Bahasa Indonesia.

3. Permohonan Keberatan harus mengemukan alasan yang jelas dan mencantumkan besarnya PBB menurut perhitungan wajib pajak.

4. Permohonan Keberatan PBB untuk ketetapan PBB diatas Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) harus diajukan oleh wajib pajak yang bersangkutan atau kuasanya.

b. Syarat Materil

1. Surat permohonan secara tertulis dari wajib pajak disertai alasan yang jelas untuk setiap tahun pajak. 2. Asli SPPT tahun pajak yang diajukan.

3. Fotocopy STTS tahun pajak terakhir 4. Fotocopy kartu identitas diri.

5. Surat kuasa jika dikuasakan kepada pihak lain.

6. Mengisi SPOP dengan benar, lengkap, jelas dan ditanda tangani oleh wajib pajak (baru).


(59)

7. Fotocopy bukti pemilikan hak atas tanah /sertifikat, surat ukur/gambar situasi/ akta jual beli/ surat penunjukan kaveling/ surat keterangan Lurah/ Kepala Desa.

8. Fotocopy IMB / IPB / gambar bangunan / surat keterangan Lurah/ Kepala Desa.

5) MUTASI SUBJEK PAJAK & PEMECAHAN SPPT

Apabila atas sebuah objek pajak sudah dilakukan pengalihan hak baik seluruh luas objek atau sebagian saja, maka perlu diajukan proses mutasi subjek pajak atau pemecahan objek pajak.

Persyaratan yang harus dipenuhi :

1. Surat permohonan secara tertulis dari wajib pajak disertai alasan yang jelas.

2. Asli SPPT (mutasi habis) atau fotocopi SPPT (mutasi sebagian). 3. Fotocopi tanda bukti pembayaran (STTS) tahun ini.

4. Melampirkan fotocopi identitas diri (KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll)

5. Surat kuasa jika dikuasakan kepada pihak lain.

6. Mengisi SPOP dengan benar, lengkap, jelas dan ditanda tangani oleh wajib pajak.

7. Melampirkan bukti surat tanah (Sertifikat HM/HGU/ Akte Jual Beli/ Akte Hibah/ Akte perjanjian sewa/ Surat Kapling/ Surat tanah garapan/ Surat Keterangan Kepala Desa/ Lurah.

8. Melampirkan bukti surat bangunan (IMB/ IPB/ Gambar denah bangunan/ Surat Keterangan Kepala Desa/ Lurah)


(60)

9. Melampirkan fotocopi surat setoran BPHTB (SSB). 10. Melampirkan fotocopi NPWP (Apabila ada)

6) PENDAFTARAN OBJEK PAJAK BARU

Untuk objek pajak yang belum terdaftar dalam basis data PBB dapat didaftarkan objek pajak tersebut ke KPP Pratama baik secara perorangan maupun kolektif melalui Lurah/ Kepala Desa. Pendaftaran objek pajak baru dapat dilakukan oleh wajib pajak / kuasanya dan Lurah / Kepala Desa yang wilayahnya meliputi objek pajak tersebut.

Persyaratan yang harus dipenuhi :

1. Surat permohonan secara tertulis dari wajib pajak.

2. Melampirkan fotocopi identitas diri (KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll)

3. Surat kuasa jika dikuasakan kepada pihak lain.

4. Mengisi SPOP dengan benar, lengkap, jelas dan ditanda tangani oleh wajib pajak.

5. Melampirkan bukti surat tanah (Sertifikat HM/HGU/ Akte Jual Beli/ Akte Hibah/ Akte perjanjian sewa/ Surat Kapling/ Surat tanah garapan/ Surat Keterangan Kepala Desa/ Lurah).

6. Melampirkan bukti surat bangunan (IMB/ IPB/ Gambar denah bangunan/ Surat Keterangan Kepala Desa/ Lurah).

7. Melampirkan fotocopi SSB BPHTB.

8. Sket letak objek pajak dari jalan desa/ objek pajak sekitar. 9. Melampirkan fotocopi SPPT objek pajak sekitar.


(61)

10. Melampirkan tanda bukti pembayaran PBB (STTS) (apabila ada)

11. Melampirkan fotocopi NPWP (apabila ada)

7) PEMBUATAN SALINAN SPPT

Apabila SPPT wajib pajak hilang atau tidak ditemukan, maka dapat meminta salinan SPPT atas objek tersebut.

Persyaratan yang harus dipenuhi :

1. Surat permintaan secara tertulis dari wajib pajak atau kuasanya disertai alasan yang jelas.

2. Melampirkan fotocopi identitas diri (KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll)

3. Surat kuasa jika dikuasakan kepada pihak lain. 4. Fotocopi SPPT tahun sebelumnya.

5. Fotocopi STTS tahun bersangkutan.

3.3.2.5 PENYELENGARA TATA KELOLA PBB

Tata kelola PBB di Kabupaten Cianjur diselenggarakan secara tersistem mulai dari tahap pendataan, penetapan, pencetakan SPPT, penyampaian SPPT, pelaporan secara online sistem oleh intansi terkait yaitu Dinas Perpajakan Daerah, KPPN Sukabumi, KPP Pratama dan Bank Jabar Banten sebagai payment point atau tempat pembayaran PBB secara langsung oleh para Wajib Pajak baik secara perorangan maupun kolektif oleh petugas pemungut dari


(62)

Tata kelola PBB tersebut dilaksanakan secara berjenjang dan terkoodinasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing baik secara vertikal maupun horisontal, antar intansi. Tugas pokok fungsi penyelenggara tata kelola PBB tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tim Intensifikasi PBB Kabupaten

Tim Intensifikasi PBB yang berkedudukan di tingkat Kabupaten mempunyai tugas :

a. Melaksanakan fasilitasi. b. Melaksanakan Koordinasi. c. Melaksanakan Konsultasi. d. Melakasanakan Rekonsiliasi.

e. Menugaskan langkah strategis dan teknis operasional intensifikasi dan pembinaan PBB.

Fungsi Tim Intensifikasi tersebut adalah :

a. Sebagai fasilitator pemungutan PBB sektor pedesaan dan perkotaan buku 1, 2 dan 3 yang dilaksanakan oleh desa/kelurahan dan kecamatan serta buka 4 dan 5 yang dilaksanakan oleh Dinas Perpajakan Daerah.

b. Sebagai Koordinator perumusan usulan rencana penerimaan PBB sektor pedesaan dan perkotaan serta perumusan rencana kegiatan tahunan Tim Intensifikasi PBB


(63)

c. Sebagai rekonsiliator data realisasi penerimaan PBB, dana bagi hasil PBB.

d. Sebagai konsultator dan rekonsiliator PBB kepada Badan Kordinasi Pembangunan Wilayah I Bogor Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat

e. Sebagai perumus langkah strategis dan operasional pemungutan PBB sektor pedesaan dan perkotaan.

f. Sebagai pengendali, pemantau dan pelapor penerimaan PBB dan kegiatan Tim Intensifikasi PBB kepada Bupati setiap triwulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. g. Sebagai evaluator pemungutan dan pengelolaan

administrasi PBB sektor pedesaan dan perkotaan.

2. Kecamatan/Camat

Dalam hal keanggotaan Tim Intensifikasi, Camat mempunya tugas antara lain :

a. Menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) yang dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama kepada Camat, diketahui oleh Kepala Dinas Perpajakan Daerah;

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor perdesaan dan sektor


(64)

perkotaan pada buku 1, 2 dan 3 dalam wilayah kecamatan yang bersangkutan;

c. Mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) kepada Desa/ Kelurahan yang dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan dari Kecamatan ke Desa/ Kelurahan diketahui oleh Kepala Dinas Perpajakan Daerah; d. Menugaskan para Petugas Kecamatan terkait kegiatan

administratif Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dilaksanakan Desa/ Kelurahan sesuai dengan kebutuhan Kecamatan yang bersangkutan dalam bentuk surat tugas Camat, dengan tembusan kepada Dinas Perpajakan Daerah;

e. Melaksanakan penjadualan kegiatan pemungutan, meliputi penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) kepada Wajib Pajak, pentahapan realisasi jumlah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo (sebagaimana termaksud pada lampiran 9), pengevaluasian efektivitas pelaporan Kepala Desa/ Lurah dan Petugas Pemungut/ Kolektor dalam wilayah kecamatan yang bersangkutan berdasarkan target yang ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama, penyuluhan terhadap para Wajib Pajak, serta monitoring lapangan;


(65)

f. Menghimpun dan melaporkan tanda terima/ struk penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dari Desa/ Kelurahan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama; g. Melaporkan permasalahan administratif Surat

Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) PBB terkait pembetulan (sebagaimana termaksud pada lampiran 2), pembatalan (sebagaimana termaksud pada lampiran 3), pengurangan (sebagaimana termaksud pada lampiran 4) dan keberatan (sebagaimana termaksud pada lampiran 5) pajak terhutang kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak diterima oleh Kecamatan, dengan tembusan kepada Dinas Perpajakan Daerah;

h. Melaksanakan fungsi kontrol administrasi penerimaan PBB dengan memberikan tanda (check list) pada lembaran DHKP (Daftar Himpunan Ketetapan Pajak) sesuai dengan laporan DPH (Daftar Penerimaan Harian) dari masing-masing Desa/ Kelurahan;

i. Melaksanakan fungsi kontrol administrasi penerimaan PBB terkait jumlah Tanda Terima Setoran (TTS) yang diserahkan oleh Petugas Pemungut/ Kolektor dari Desa/ Kelurahan, untuk selanjutnya ditukarkan kembali dengan


(66)

Surat Tanda Terima Setoran (STTS) yang dikeluarkan oleh Bank Tempat Pembayaran (TP-PBB) kepada Wajib Pajak; j. Melaksanakan Laporan Mingguan dan Bulanan terkait

realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kepada Bupati sesuai dengan jumlah penyetoran ke Bank Tempat Pembayaran (TP-PBB), dengan tembusan kepada Sekretaris Daerah dan Dinas Perpajakan Daerah;

k. Menyerahkan kembali secara fisik Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) yang tidak dapat disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama setelah berakhirnya tahun pajak (31 Desember) dengan Berita Acara disertai alasan/ keterangan yang jelas, dengan tembusan kepada Dinas Perpajakan Daerah.

l. Memberikan rekomendasi kepada Kelapa Desa/Kelurahan dalam hal desa mengusulkan keberatan, pembatalan dan penyelesaian administrasi baik yang berkaitan dengan kewajiban pemasukan target PBB maupun dalam proses pencocokan data yang merupakan penerimaan Desa/Kelurahan seperti biaya pungutan, bantuan PBB dsb.


(67)

3. Desa/Kelurahan

Desa dan Kelurahan Merupakan komponen yang paling bawahdan menentukan dalam tata kelola PBB. Oleh karena itu Kepala Desa/Lurah mempunyai tugas antara lain :

a. Menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) yang dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan dari Camat kepada Kepala Desa/ Lurah, serta tembusan kepada Dinas Perpajakan Daerah;

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor perdesaan dan sektor perkotaan pada buku 1,2 dan 3 dalam wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan;

c. Menugaskan para Petugas Pemungut/ kolektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di lingkungan Desa/ Kelurahan sesuai dengan kebutuhan dalam wilayah Desa/ Kelurahan yang bersangkutan dalam bentuk surat tugas dari Kepala Desa/ Kelurahan, yang diketahui oleh Camat serta tembusan kepada Dinas Perpajakan Daerah;

d. Melaksanakan penjadualan kegiatan pemungutan meliputi penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), pentahapan realisasi jumlah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sampai dengan Jatuh Tempo Pembayaran (sebagaimana termaksud pada lampiran 10),


(68)

pengevaluasian efektivitas pelaporan Petugas Pemungut/Kolektor di Desa yang bersangkutan berdasarkan target yang ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama, penyuluhan terhadap para Wajib Pajak serta monitoring lapangan;

e. Menghimpun dan melaporkan tanda terima/ struk penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dari Petugas Pemungut/ Kolektor ke Kecamatan;

f. Melaporkan permasalahan administratif Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terkait pembetulan (sebagaimana termaksud pada lampiran 2), pembatalan (sebagaimana termaksud pada lampiran 3), pengurangan (sebagaimana termaksud pada lampiran 4) dan keberatan (sebagaimana termaksud pada lampiran 5) atas pajak terhutang pada pembayaran kolektif kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterima oleh Desa/ Kelurahan, serta tembusan kepada Dinas Perpajakan Daerah;

g. Melaksanakan fungsi kontrol administrasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan mengisi tanggal pembayaran pada Daftar Himpunan Ketetapan Pajak


(69)

(DHKP) sesuai dengan laporan Daftar Penerimaan Harian (DPH) yang disetorkan oleh para pemungut/ kolektor; h. Melaksanakan fungsi kontrol administrasi penerimaan

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terkait jumlah Tanda Terima Setoran (TTS) yang diserahkan oleh Petugas Pemungut/ Kolektor Desa/ Kelurahan, untuk selanjutnya ditukarkan kembali dengan Surat Tanda Terima Setoran (STTS) yang dikeluarkan oleh Bank Tempat Pembayaran (TP-PBB) kepada Wajib Pajak.

i. Menyampaikan Laporan Mingguan dan Bulanan terkait realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kepada Camat sesuai dengan jumlah penyetoran ke Bank Tempat Pembayaran (TP-PBB), dengan tembusan kepada Dinas Perpajakan Daerah;

j. Menyerahkan kembali secara fisik Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) yang tidak dapat disampaikan kepada kepada Kecamatan dengan Berita Acara disertai alasan/ keterangan yang jelas, dengan tembusan kepada Dinas Perpajakan Daerah.

k. Meminta petunjuk dan rekomendasi Camat dalam hal usulan penyelesaian keberatan, pembuatan, pembentukan dan penyelesaian administrasi baikyang berkaitan dengan kewajiban pemasukan target PBB maupun dalam proses


(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Metti Restiani

NIM : 21107035

Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 23 Mei 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Kubang Selatan No.87 Bandung

DATA PENDIDIKAN

1. Tk. Al-Ianah 1994 - 1995

2. SDN Ibu Dewi 2 1995 - 2001

3. SMP Negeri 1 Cianjur 2001 - 2004

4. SMA Negeri 1 Cilaku-Cianjur 2004 - 2007


(2)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohiim,

Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridhoNya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dengan baik.

Penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang berjudul “Tinjauan

Atas Prosedur Pengelolaan dan Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Dinas

Perpajakan Daerah Kota Cianjur”, ini disusun sebagai salah satu syarat

matakuliah dan kelulusan.

Dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.

Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, selaku Rektor Universitas Indonesia.

2. Hj. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE. ,M.Si, selaku Dekan Fakultas


(3)

3. Sri Dewi Angadini, SE,. M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

4. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak selaku Dosen Pembimbing yang penuh

keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.

5. Ely Suhayati, SE.,M.Si, Ak selaku Dosen Wali kelas Ak-1.

6. Drs. H. Syarief Hidayat, SH., MM., Selaku Kepala Dinas Perpajakan Daerah

Kota Cianjur.

7. Drs. Iwan Suwandi selaku Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian dan

selaku pembimbing yang telah membantu, meluangkan waktu dan memberi informasi.

8. Popon Ajizah, SE, MAP., selaku Kepala Bagian Pembantuan Pajak Bumi

Bangunan dan Bagi Hasil.

9. Drs. Ridwan Sadili selaku Kepala Seksi Pajak Bumi dan Bangunan.

10. Tantan Alunantara, BSC selaku Kepala Seksi Pajak Penghasilan dan Bagi

Hasil Non Pajak.

11. Bapak Ardian, Bapak Tony, Ibu Ineu, Bapak Rusman, Bapak Atep, Bapak

Zuli, Bapak Yunus, dan Ibu Lina selaku Staf dan Karyawan Bidang Pembantuan Pajak Bumi Bangunan dan Bagi Hasil yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulisan dalam memberikan data, informasi, serta pengarahan dalam penyusunan laporan ini serta seluruh Staf dan Karyawan Dinas Perpajakan Daerah Kota Cianjur.


(4)

iii

12. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara

moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis.

13. Sahabat-sahabatku Ara, Fey, dan Ina terimakasih atas bantuan, dukungan,

serta memberikan semangat dalam penulisan laporan ini, serta teman-teman Akuntansi Angkatan 2007 khususnya kelas AK-1, terima kasih atas kebersamaannya.

14. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan

KKP ini.

Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan kurang berkenan. Semoga apa yang telah penulis sajikan dalam Laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.

Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien.

Bandung, Desember 2010 Penulis

Metti Restiani NIP. 2.11.07.035


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENGELOLAAN DAN PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA DINAS PERPAJAKAN DAERAH

KOTA CIANJUR

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Studi Strata 1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : METTI RESTIANI

21107035

Bandung, Desember 2010 Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Siti Kurnia Rahayu,SE., M.Ak.,Ak NIP. 4127.34.03.015

Pembimbing Perusahaan

Drs. Iwan Suwandi NIP. 196208311989031006

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si. NIP.4127.34.03.003


(6)