Konsepsi. Upaya Hukumwajib Pajak Badan Terhadap Hasil Pemeriksaan Pajak

22 Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal normative commitment through morality berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai suatu keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi normative commitment through legitimacy berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku. 38 Teori demokrasi deliberatif menyatakan bahwa penyusunan suatu hukum peraturan yang demokratis menjamin semua kepentingan masyarakat, bila dalam proses penyusunannya memberi akses dan membuka komunikasi dengan semua masyarakat 39 . Teori ini digunakan untuk menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan materi perundang-undangan perpajakan khususnya yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa pajak. Pajak meskipun dijadikan sebagai sumber penerimaan utama negara tetapi dalam pemungutannya tidak boleh sewenang-wenang dan mengorbankan kepentingan yang lain.

2. Konsepsi.

Sejalan dengan landasan teori tersebut, maka dalam penulisan hukum diperlukan kerangka konsepsional. Kerangka konsepsional merupakan kerangka yang 38 R. Saleh, Pengertian Teori Kepatuhan Menurut Para Ahli Complience Theory, http:www.sarjanaku.com201206teori-kepatuhan-compliance-theory.html, diakses tanggal 27 Juli 2013. 39 Lili Rasjidi, Dasar-dasar Filsafat Hukum , Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,1999, hal 23. Universitas Sumatera Utara 23 menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin atau akan diteliti. Konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. 40 Kerangka konsep mengandung makna adanya stimulasi dan dorongan konseptualisasi untuk melahirkan suatu konsep baginya atau memperkuat keyakinannya akan konsepnya sendiri mengenai sesuatu permasalahan. 41 Kerangka konsepsional dalam penelitian hukum, diperoleh dari peraturan perundang-undangan atau melalui usaha untuk merumuskan atau membentuk pengertian-pengertian hukum. Apabila kerangka konsepsional tersebut diambil dari peraturan perundang-undangan tertentu, maka biasanya kerangka konsepsional tersebut sekaligus merumuskan definisi-definisi tertentu, yang dapat dijadikan pedoman operasional di dalam proses pengumpulan, pengolahan, analisa dan konstruksi data. 42 Oleh karena itu, untuk menghindarkan terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk mendefinisikan beberapa konsep penelitian agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan makna variabel yang ditetapkan dalam topik, yaitu : 40 Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal 132 41 M. Solly Lubis, Op.Cit, hal 80 42 Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal137 Universitas Sumatera Utara 24 1. Upaya hukum adalah upaya yang diberikan oleh undang-undang kepada seseorang atau badan hukum untuk dalam hal tertentu melawan putusan hakim. Dalam teori dan praktek kita mengenal ada 2 dua macam upaya hukum yaitu, upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa. Perbedaan yang ada antara keduanya adalah bahwa pada azasnya upaya hukum biasa menangguhkan eksekusi kecuali bila terhadap suatu putusan dikabulkan tuntutan serta mertanya, sedangkan upaya hukum luar biasa tidak menangguhkan eksekusi. Upaya hukum biasa terdiri dari banding dan kasasi sedangkan upaya hukum luar biasa yaitu Peninjauan Kembali PK. 2. Wajib Pajak menurut Pasal 1 huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan Undang-Undang perpajakan yang bersangkutan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Wajib Pajak dapat dibedakan menjadi 2 dua, yaitu: a. Wajib Pajak Orang Pribadi adalah mereka yang telah mempunyai penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP dimana batasan PTKP telah ditentukan oleh undang- undang pajak penghasilan. b. Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Universitas Sumatera Utara 25 perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 43 3. Self Assesment System adalah sistem pemungutan pajak yang menyatakan bahwa jumlah pajak yang dilunasi atau terhutang oleh wajib pajak dihitung sendiri oleh wajib pajak. 4. Surat Ketetapan Pajak adalah suatu keputusan yang diambil oleh Pejabat Kantor Inspeksi Pajak, yang dinyatakan secara tertulis mengenai besarnya utang pajak, serta jumlah yang dijadikan dasar perhitungan. 44 5. Perlindungan hukum adalah luaran yang diperoleh berdasarkan penegakan hukum pajak, baik di luar maupun di dalam pengadilan pajak atas tindakan atau perbuatan yang tidak dilakukan maupun dilakukan oleh pejabat pajak tatkala hukum pajak ditegakkan. 6. Permohonan Pembetulan Surat Ketetapan Pajak SKP adalah permohonan yang dilakukan dalam hal terjadi kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung dan atau 43 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 1 angka 3. 44 Rochmat Soemitro, “Pengantar Singkat Hukum Pajak”, Bandung: PT.Eresco, 1992, hal 43. Universitas Sumatera Utara 26 kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak SKP. 45 7. Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak SKP adalah permohonan yang diajukan oleh wajib pajak terhadap surat pemberitahuan pajak terutang atau surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak yang mengandung kesalahan, tetapi yang tidak tergolong kesalahan tulis, kesalahan hitung, atau kesalahan penerapan undang-undang perpajakan, tetapi mengandung kesalahankekeliruan yang sifatnya material mengenai objek pajak. 46 8. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan. 47 9. Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung pajak dengan pejabat diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang- undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa 48 . 45 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 16. 46 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 36 Ayat 1 huruf b. 47 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17PMK.032013 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak. Pasal 1 Angka 2 48 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Pasal 1 Angka 5. Universitas Sumatera Utara 27 10. Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku 49 . 11. Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan perundang- undangan Perpajakan yang berlaku 50 . 12. Pengadilan adalah lembaga tempat pembelaan terhadap yang benar dan hukuman bagi yang salah dan dilaksanakan menurut hukum. Sedangkan Pajak dapat diartikan sebagai perikatan antara negara baik Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dengan rakyatnya, yang timbul karena Undang-undang yang mewajibkan warga negara untuk membayar sejumlah uang kepada negara, tanpa mendapatkan suatu imbalan yang secara langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara rutin dan Pembangunan atau sebagai alat untuk mengatur tujuan yang dikehendaki 51 . 13. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan SPHP adalah surat yang berisi tentang hasil pemeriksaan yang meliputi pos-pos yang dikoreksi, nilai koreksi, dasar 49 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Pasal 1 Angka 6. 50 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Pasal 1 Angka 7. 51 Djazoeli Sadhani, et.al., Mencari Keadilan di Pengadilan Pajak Jakarta: PT. Gemilang Gagasindo Handal, 2008, hal 12. Universitas Sumatera Utara 28 koreksi, perhitungan sementara jumlah pokok pajak, dan pemberian hak kepada wajib pajak untuk hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. 52 14. Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan closing conference adalah pembahasan antara wajib pajak dan pemeriksa pajak atas temuan pemeriksaan yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan berisi koreksi baik yang disetujui maupun yang tidak disetujui. 53

G. Metode Penelitian.

Metode penelitian berasal dari kata “Metode dan Logos”. Metode yang artinya adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 54 Penelitian sebagai suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran-kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten karena melalui proses penelitian tersebut dilakukan analisi dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. 55 52 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17PMK.032013 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak. Pasal 1 Angka 16 53 Ibid. 54 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara 2002, hal 1. 50 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif-suatu tinjauan singkat, Jakarta: Rajawali Pres, 1985, hal 1. Universitas Sumatera Utara 29

1. Spesifikasi Penelitian.