Interest Rate Risk Interest Rate Risk for cash low is a risk where

Laporan Tahunan 2011 84 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Prestasi Gemilang dengan Bumi Lebih Teduh pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negative terhadap Perseroan dan Entitas Anak.

7. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana posisi arus kas

menunjukkan pendapatan jangka pendek mencukupi untuk menutupi pengeluaran jangka pendek. Risiko likuiditas Perseroan merupakan kemampuan memenuhi liabilitas keuangan yang harus dibayar dengan kas atau aset keuangan lainnya. Perseroan mengharapkan dapat membayar seluruh liabilitasnya sesuai dengan tanggal jatuh tempo kontraktual. Untuk memenuhi liabilitas tersebut, maka Perseroan harus menghasilkan arus kas masuk yang cukup. Perseroan dan Entitas Anak mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi dalam memenuhi komitmen Perseroan untuk operasi normal, rencana investasi dan secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan yang dimiliki.

8. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Perseroan dan Entitas Anak tidak secara signiikan

melakukan transaksi normal dengan mata uang asing. Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan dan Entitas Anak selalu berusaha untuk mendapatkan kontrak dengan menggunakan mata uang Rupiah minimal menggunakan mata uang USD. Tidak ada aktivitas lindung nilai mata uang pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

9. Risiko Perubahan Kebijakan Pemerintah, Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Politik

Kebijakan pemerintah baik yang menyangkut ekonomi dan moneter, serta kondisi sosial dan politik yang kurang kondusif akan berakibat menurunnya investasi dan pembangunan. Hal ini dapat mengakibatkan tertundanya proyek-proyek yang telah maupun akan diperoleh Perseroan dan Entitas Anak. Risiko ini merupakan risiko yang bersifat sistemik Systematic Risk dimana bila risiko ini terjadi maka akan mempengaruhi secara negatif seluruh variabel yang terlibat, sehingga membuat kinerja Perseroan dan Entitas Anak menurun. Risiko ini merupakan risiko yang tidak dapat didiversiikasi. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis negative impact to the Company and its subsidiary entities.

7. Liquidity Risk Liquidity risk is a risk in which the cash low position

shows short-term revenue enough to cover short-term expenses. The Company’s liquidity risk is its capability to settle its liabilities to be covered in cash or other inancial assets. The Company expects to settle liabilities due to its contractual maturity date. In order to cover the liabilities, the Company shall obtain adequate cash low. The Company and its subsidiary entities manage liquidity risk by maintaining their cash and cash equivalents for proper fulillment of their commitment for normal operation, investment plan and shall regularly evaluate actual cash and cash equivalent projection, as well asset maturity and inancial liabilities.

8. Foreign Exchange Risk The Company and its subsidiary entities do not

signiicantly undertake normal transaction in foreign exchanges. To minimize this risk, the Company and its subsidiary entities always seek efforts of acquiring contracts in Indonesian rupiah currency, or at least in USD. No foreign currency hedging was recorded as of 31 December 2011 and 2010 respectively.

9. Risk of Government Policy change and Economic, Social and Political Situation.

Government policies with regards to economic, monetary, social and political conditions have proven to create non-conducive situation leading to a decline in investment and development. Such situation may result in delays to completion of projects acquired or will potentially be acquired by the Company and its subsidiary entities. This kind of risk is a systematic risk in nature in the sense that once it happens it will negatively effect all the involved variables that potentially decrease the Company and its subsidiaries entities’ performance. This is a non-diversiied type of risk. Annual Report 2011 85 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Excellent Achievement with Greener Earth Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Uraian Description 2007 2008 2009 2010 Laba Bersih Per Saham Dasar Earnings per Share 88.00 83.00 86.00 89.00 Dividen per Saham Rp Dividend per Share Rp 35.20 37.35 40.00 41.50 Rasio Total Dividen Terhadap Laba Bersih Total Dividend to Net Proit Ratio 40 45,2 46,60 46,85 Jenis Penawaran Umum Type of Public Offering Tanggal Efektif Effective Date Nilai Realisasi Hasil Penawaran Umum Realization Value Obtained from Public Offering Rencana Penggunaan Dana Menurut Prospektus Planning of Use of Funds Described as stated in Prospectus Realisasi Penggunaan Dana Menurut Prospektus Realization of Use of Funds Described as stated in Prospectus Sisa Dana Hasil Penawaran Umum Unused Amount of Public Offering Fund Penawaran Umum Obligasi Public Offering Bonds 20 Juni 2007 June 20, 2007 Jumlah Hasil Penawaran Umum : 200 Total Amount from Public Offering : 200 Biaya Penawaran Umum : 2,282 Cost of Public Offering : 2,282 Hasil Bersih : 197,718 Nett Gain : 197.718 Modal Kerja PT TIJA : 60 Working Capital PT TIJA : 60 Pembayaran Hutang Bank: 59,7 Bank Debt Payment : 59.7 Modal Kerja : 78,018 Working Capital : 78.018 TOTAL : 197,718 Total : 197.718 Modal Kerja PT TIJA : 56,475 Working Capital PT TIJA : 56.475 Pembayaran Hutang Bank: 59,7 Bank Debt Payment : 59.7 Modal Kerja : 81,543 Working Capital : 81.543 TOTAL : 197,718 Total : 197.718 Kebijakan Dividen Sebagai bentuk apresiasi kami kepada pemegang saham yang telah mempercayakan modalnya untuk ditanamkan kepada Perusahaan, Perusahaan secara berkesinambungan memberikan bagian dari laba bersih yang diperoleh dalam bentuk dividen. Dengan pembagian dividen tersebut, nilai dari modal yang mereka tanamkan juga akan meningkat. Pada tahun 2011, Perusahaan membuat kebijakan untuk menetapkan pembayaran dividen sebesar 46,84 dari laba bersih tahun buku 2010 senilai Rp. 66,39 miliar, atau sebesar Rp 41,50lembar saham dan melakukan pembayaran dividen pada tanggal 21 Juli 2011. Kebijakan ini telah mempertimbangkan kekuatan kas dan pendanaan Perusahaan sehingga tidak mengganggu rencana-rencana investasi yang telah disusun, dan dilakukan untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Obligasi Pada bulan Juni 2007, Perusahaan menerbitkan Obligasi I Jaya Ancol sebesar Rp 200 miliar belum dipotong biaya penerbitan Obligasi yang diterbitkan dalam 2 seri, yakni Seri A sejumlah Rp80 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,975 yang jatuh tempo pada 27 Juni 2010 dan Seri B sejumlah Rp 120 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,40 yang jatuh tempo pada 27 Juni 2012. Realisasi penggunaan As appreciation to the shareholders that have trusted the Company, the Company has sustainably allowed its net proit parts to shareholders in the form of dividend. The dividend will add to the capital they invest. In 2011, the Company launched a policy for settlement of dividend of Rp 41.50share on July 21, 2011. The policy has been made after considering its cash and funding power as not to disrupt the planned investment, to be undertaken to provide with added value to the shareholders. Dividend Policy The Realization of Fund Obtained from Bond Offering In June 2007, the Company issued Bond I Jaya Ancol in the amount of Rp 200 billion excluded cost for bond issuance in two serials, namely Serial A Seri A amounting to Rp80 billion with ixed interest rate 9.975 to be matured on June 27 Juni 2010 and Serial B amounting to Rp 120 miliar with a ixed interest rate of 10.40 to be matured in June 27, 2012. Realization of use of fund has been described in our prospectus. dalam miliar rupiah in billion rupiah