Pembelajaran Ekspositori Pembelajaran Inkuiri

89 c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain. d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu. Keterbatasan pengetahuan dan kompetensi guru dalam memahami dan menggunakan sebuah model pembelajaran, juga menjadi salah satu pemicu munculnya problema dalam model-model pembelajaran khususnya di antropologi. Problematika penggunaan model-model pembelajaran tidak semua bersumber dari guru atau sarana dan prasarananya, melainkan juga dari model=model pembelajaran itu sendiri. Penggunaanpemilihan sebuah model pembelajaran tentunya karena model yang dipilihnya tersebut memiliki ketepatan, namun jangan diabaikan kelemahan dari suatu model pembelajaran. Berikut ini beberapa keunggulan dan kelemahan dalam strategi pembelajaran Sanjaya, 2006:188-190:

1. Pembelajaran Ekspositori

a. Keunggulan 1 Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana peserta didik menguasahi bahan pelajaran yang disampaikan. 2 Pemeblajaran ini dianggap efektif apabila metri pelajaran yang harus dikuasahi peserta didik cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas 3 Selain peserta didik dapat mendengar, juga sekaligus bisa meliohat atau mengobservasi melalui pendekatan pelaksanaan demonstrasi 4 Bisa digunakan untuk jumlah peserta didik dan ukuran kelas yang besar. b. Kelemahan: 1 Hanya memungkinkan dilakukan terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik 2 Tidak memungkinkan dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat dan bakat, serta perbedaan gaya belajar. 3 Karena banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. 90 4 Keberhasilan model pembelajaran ini tergantung dari apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan bertutur berkomunikasi dan mengelola kelas. Tanpa itu su8dah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil. 5 Terjadinya satu arah dalam komunikasi mengakibatkan pengetahuann yang dimiliki peserta didik terbatas pada apa yang diberikan guru.

2. Pembelajaran Inkuiri

a. Keunggulan: 1 Menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. 2 Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3 strategi pembelajaran ini dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4 Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar. b. Kelemahan: 1 Penggunaan strategi pembelajaran ini sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasil peserta didik. 2 Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar. 3 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasahi materi pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

3. Pembelajaran berbasis masalah