91 2 Pemecahan masalah problem solving dapat menantang kemampuan peserta
didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3 Pemecahan masalah problem solvingdapat meningkatkan aktivitas peserta didik.
4 Pemecahan masalah problem solving dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun
proses belajarnya. 5 Pemecahan masalah problem solving bisa memperlihatkan kepada peserta
didik bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan hanya sekedar belajar
dari guru atau dari buku-buku saja. 6 Pemecahan masalah problem solving dianggap lebih menyenangkan.
7 Pemecahan masalah problem solvingdapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 8 Pemecahan masalah problem solving dapat memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9 Pemecahan masalah problem solvingdapat mengembang minat peserta didik untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir. b. Kelemahan:
1 Jika peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba. 2 Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan. 3 Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
4. Model Pembelajaran Kooperatif.
a. Keunggulan:
92 1 Peserta didik tidak selalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta didik yang lain.
2 Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3 Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4 Dapat membantu memberdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.
5 Meruapak suatu strategi yang ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positip dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positip terhadap sekolah.
6 Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Peserta didik dapat praktik
memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab kelompoknya.
7 Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan
jangka panjang. b. Kelemahan:
1 Untuk peserta didik yang memiliki kelebihan, bisa merasa terhambat oleh peserta didik yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan
semacam ini akan mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok. 2 Ciri utama dari model ini adalah bahawa peserta didik saling membelajarkan.
Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian
apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh peserta didik.
3 Penilaian didasarkan pada hasil kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah
prestasi setiap individu peserta didik. 4 Keberhasilan model kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan
model ini.
93 5 Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat
penting bagi peserta didik, ajan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan pada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya
melalui kooperatif selain peserta didik belajar bekerja sama, peserta didik juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua
hal itu dalam kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
5. Model Pembelajaran Kontekstual