4.2. PENGARUH KANDUNGAN DAN UKURAN PARTIKEL BAHAN PENGISI TERHADAP KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH
KOMPOSIT POLIESTER TIDAK JENUH UPR.
Gambar 4.4 menunjukkan pengaruh kandungan dan ukuran partikel bahan pengisi abu sekam padi putih ASPP pada matriks UPR terhadap kekuatan tarik
komposit dengan ukuran partikel 100 dan 250 mesh.
Gambar 4.4 Pengaruh Kandungan Dan Ukuran Partikel Bahan Pengisi Terhadap Kekuatan Tarik Komposit UPR Berpengisi ASPP
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa hasil dari uji tarik komposit dengan rasio 955 diperoleh bahwa kekuatan tarik maksimum untuk pengisi abu sekam padi putih
ASPP untuk ukuran partikel 100 dan 250 mesh, yaitu sebesar 30,255 MPa dan33,473 MPa. Nilai kekuatan tarik maksimum berpengisi tersebut berada di bawah
nilai kekuatan tarik untuk UPR murni yaitu sebesar 38,247 MPa. Hal ini disebabkan oleh ikatan yang lemah antara filler hidrofilik dan matriks polimer hidrofobik
menghalangi propagasi stress, sehingga mengakibatkan kekuatan tarik menurun, dan membuat nilai kekuatan komposit berada dibawah matriks murninya [29].
Dari Gambar 4.3 juga dapat dilihat bahwa kekuatan tarik bahan komposit menurun seiring dengan naiknya kandungan bahan pengisi, yaitu 30,255 MPa rasio
955; 27,9266 MPa rasio 9010; 22,9037 MPa rasio 8515 ; 17,5863 MPa rasio 8020 untuk ukuran partikel 100 mesh dan 33,473 MPa rasio 955; 28,0983 MPa
Universitas Sumatera Utara
rasio 9010; 24,6197 MPa rasio8515 ; 19,226 MPa rasio 8020 untuk ukuran partikel 250 mesh. Hal ini disebabkan oleh karena semakin banyak jumlah abu
sekam padi putih sebagai pengisi sedangkan jumlah matriks semakin menurun, maka hal ini dapat membuat daerah antarfasa menjadi lemah sehingga kekuatan yang
dimiliki bahan komposit untuk menerima tegangan stress menurun. Hal ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa peningkatan kandungan bahan pengisi
menyebabkan terbentuknya aglomerat yang besar pada partikel pengisi. Ketika tingkat aglomerasi meningkat, maka interaksi antara pengisi dan matriks menjadi
lemah [11]. Adapun nilai kekuatan tarik pada penigisi abu sekam padi putih dengan ukuran
partikel 250 mesh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kekuatan tarik dengan ukuran partikel 100 mesh. Hal ini disebabkan oleh semakin kecil ukuran maka
semakin luas permukaan, sehingga interaksi antara pengisi dengan matriks akan semakin kuat. Hal ini diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa reaksi antafasa
akan meningkat dengan semakin kecilnya ukuran partikel pengisi komposit [30]. Rata – rata ukuran partikel yang lebih kecil menunjukkan nilai kekuatan tarik yang
lebih tinggi [11].
Universitas Sumatera Utara
4.3. PENGARUH KANDUNGAN DAN UKURAN PARTIKEL BAHAN PENGISI TERHADAP SIFAT PEMANJANGAN ELONGATION BREAK
PADA SAAT PUTUS KOMPOSIT POLIESTER TIDAK JENUH UPR.
Gambar 4.5 menunjukkan pengaruh kandungan dan ukuran partikel bahan pengisi terhadap pemanjangan pada saat putus elongation at break poliester tidak
jenuh UPR dan komposit UPR berpengisi ASPP.
Gambar 4.5 Pengaruh Kandungan Dan Ukuran Partikel Bahan Pengisi Terhadap Pemanjangan Pada Saat Putus Komposit UPR Berpengisi ASPP
Hasil pengujian komposit menunjukkan bahwa pemanjangan pada saat putus menurun dengan meningkatnya meningkatnya kandungan bahan pengisi abu sekam
padi putih. Pemanjangan pada saat putus yang terendah diperoleh pada rasio 8020, yaitu sebesar 3,648 untuk ukuran partikel 100 mesh dan 4,324 untuk ukuran
partikel 250 mesh, sedangkan yang tertinggi diperoleh pada rasio 955 yaitu sebesar 5,439 dengan ukuran partikel 100 mesh dan 6,242 dengan ukuran partikel 250
mesh. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya bahan pengisi akan mengakibatkan bahan komposit menjadi lebih kaku tidak elastis.
Pada umumnya, material dengan keelastisan yang tinggi diindikasi dari tingginya nilai elongation et break. Penambahan bahan pengisi menyebabkan matriks
kehilangan keelastisannya, dengan kata lain, material komposit menjadi lebih rapuh.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini disebabkan oleh pembatasan mobilitas matriks dan deformabilitas oleh penambahan bahan pengisi [31].
4.4. PENGARUH KANDUNGAN DAN UKURAN PARTIKEL BAHAN PENGISI TERHADAP KEKUATAN LENTUR FLEXURAL