UJI KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH DENGAN ASTM D-638 UJI KEKUATAN LENTUR FLEXURAL STRENGTH DENGAN ASTM D-790 KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA-RED FTIR KARAKTERISTIK SEM

3.5.2.2 UJI KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH DENGAN ASTM D-638

Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekukatan tarik τ t menggunakan alat tensometer. Secara praktis kekuatan tarik diartikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan dibagi dengan luas penampang bahan. Gambar 3.4 Sketsa Spesimen Uji Tarik Komposit hasil spesimen dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen dengan ketebalan 4 mm. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 50 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya.

3.5.2.3 UJI KEKUATAN LENTUR FLEXURAL STRENGTH DENGAN ASTM D-790

Spesimen yang akan diuji kekuatan lenturnya memiliki bentuk slab dan pengujian dilakukan dengan perlakuan uji tiga titik tekuk three point bend test. Gambar 3.3 menunjukkan ukuran dimensi spesimen kekuatan lentur ASTM D-790. 13 mm 165 mm 115 mm 57 mm 4 mm 19 mm 76 mm Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Ukuran Dimensi Spesimen Kekuatan Flexural ASTM D-790

3.5.2.4 KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA-RED FTIR

Sampel yang dianalisa yaitu berupa poliester tak jenuh murni, abu sekam padi putih dan komposit UPR berpengisi ASPP untuk melihat ada atau tidak terbentuknya gugus baru pada komposit. Analisa FTIR dilakukan di Laboratorium Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

3.5.2.5 KARAKTERISTIK SEM

Sampel yang dianalisa yaitu hasil uji bentur komposit poliester berpengisi abu sekam padi putih dengan salah satu komposisi yang memiliki sifat paling baik diantara semua variabel untuk melihat perubahan morfologi yang terjadi pada komposit. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK FTIR FOURIER TRANSFORM INFRA RED POLIESTER TIDAK JENUH UPR, ABU SEKAM PADI PUTIH ASPP DAN KOMPOSIT POLIESTER TIDAK JENUH BERPENGISI ABU SEKAM PADI PUTIH ASPP. Karakterisasi FTIR Fourier Transform Infra Red Poliester Tidak Jenuh UPR, abu sekam padi putih dan Komposit Poliester Tidak Jenuh berpengisi abu sekam padi putih dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa poliester tidak jenuh UPR komposit berpengisi abu sekam padi putih ASPP. Karakteristik FTIR dari poliester tidak jenuh dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini. Gambar 4.1 Karakteristik FTIR Poliester Tidak Jenuh UPR Variasi gugus fungsi poliester tidak jenuh disebabkan oleh adanya campuran asam yang berbeda, glikol, dan monomer-monomer yang memiliki sifat berbeda dalam proses pembuatan poliester tidak jenuh [24] sehingga poliester tidak jenuh memiliki sifat yang bervariasi seperti penyusutan yang rendah, dapat dicetak pada 1446,61 C=C 2918,30 C-H 1602,8 C=C 1735,93 C=O 1068,56 C O 3024,38 O-H Universitas Sumatera Utara suhu ruangan, viskositas yang sangat rendah, ketahanan termal yang baik dan mengeluarkan aroma khas stirena ketika terpapar di lingkungan [24-27]. Dari hasil FTIR poliester tidak jenuh dapat dilihat bahwa gugus -OH pada panjang gelombang 3024,38 cm -1 menunjukkan adanya potensi interaksi antara gugus -OH dengan gugus fungsi pada pengisi abu sekam padi putih ASPP. Karakteristik FTIR dari abu sekam padi putih dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini. Gambar 4.2 Karakteristik FTIR Abu Sekam Padi Putih Dari hasil FTIR abu sekam padi putih dapat dilihat bahwa spektrum FTIR ASPP menunjukkan adanya gugus –H dan –O pada sekitar gugus silika. ASPP yang telah dibakar sebelumnya degan suhu tinggi pada dasarnya tidak mempunyai unsur karbon dan hidrat. Namun, dari hasil FTIR abu sekam padi putih dapat dilihat adanya gugus hidrat yang terikat dengan Si pada panjang gelombang 794,67cm -1 . 1064,71 Si-O 794,67 Si H 2360,87 Si-H Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Karakteristik FTIR Komposit Poliester Tidak Jenuh berpengisi ASPP Pada Gambar 4.3 dapat kita lihat bahwa adanya gugus Si-H dan Si-O terikat pada komposit UPR-ASPP pada hasil karakteristik FTIR. Dari gambar juga dapat dilihat bahwa tidak adanya reaksi yang dihasilkan antara pengisi abu sekam padi putih ASPP dengan matrik poliester tidak jenuh UPR. Hal ini diperkuat dengan tidak munculnya gugus baru pada komposit UPR-ASPP. Ada tiga faktor yang mempengaruhi ikatan yakni: penjangkaran mekanik mechanical anchoring, ikatan kimia antara serat alam dan resin dimana gugus hidroksil -OH pada rantai belakang resin poliester tidak jenuh menyediakan sebuah daerah untuk mengadakan ikatan hidrogen terhadap serat alam yang mengandung banyak gugus hidroksil dalam struktur kimianya dan gaya molekular atraktif gaya van der Waals dan ikatan hidrogen [24]. 2947,23 1735,93 1265,30 779,24 Si-H 1064,71 Universitas Sumatera Utara

4.2. PENGARUH KANDUNGAN DAN UKURAN PARTIKEL BAHAN PENGISI TERHADAP KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH