Analisis Data Tahap dua; Analisis Program Pengembangan Usaha Sapi Potong di Kapaten Lima Puluh Kota

23

3.2.3 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati meliputi : 1. Karakteristik peternak program pengembangan. Karakteristik peternak terdiri atas : umur, tingkat pendidikan, pekerjaan utama, jumlah anggota keluarga, jumlah ternak sapi yang dipelihara, pengalaman beternak. Perilaku peternak pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi usaha tujuan dan alasan mengikuti program pengembangan, ada tidaknya dukungan dan keinginan mengembangkan usaha. 2. Kelembagaan : Kelompok peternak peran kelompok dalam mencapai tujuan program, lembaga penyuluhan peran penyuluh dalam mencapai tujuan program, lembaga keuangan, dan lembaga pemerintah peran lembaga peme- rintah dalam hal pencapaian tujuan program. Sarana dan prasarana : Keterse- diaan fasilitas untuk pengembangan usaha sapi potong, seperti Pos Keswan, Pos IB petugas dan semen beku, petugas penyuluh, sarana transportasi, pasar ternak, RPH. 3. Teknologi budidaya; penerapan teknologi dalam pembibitanreproduksi, pa- kan, tatalaksana pemeliharaan, dan pengendalian penyakit. 4. Tatalaksana pemeliharaan sapi potong Bibitreproduksi, pakan, tatalaksana pemeliharaan, pencegahanpengobatan penyakit. 5. Produktivitas ternak sapi potong struktur populasi ternak di daerah peneli- tian, tingkat kelahiran, tingkat kematian anak, afkir indukpejantandara 6. Karakteristik usahatani luas tanam, pola tanam, tenaga kerja, modal, sarana produksi yang digunakan, hasil yang diperoleh 7. Sistem pemasaran usahatani-ternak

3.2.4 Analisis Data

Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran tentang karakteristik peternak yang ikut dalam program pengembangan, imple- mentasi program, identifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan solusi alternatif. Untuk mengetahui gambaran tentang motivasi, dan penguasaan teknologi budidaya digunakan uji Mann-Whitney dan Kruskal Wallis Siegel 1997. Motivasi beternak sapi potong dinilai berdasarkan skor dari jawaban respon- den terhadap 25 pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner Lampiran 5. Kisaran total skor antara 25 sampai 50 masing-masing jawaban mempunyai nilai 2 untuk 24 jawaban ya, dan 1 untuk jawaban tidak. Total skor antara 41-50 menunjukkan motivasi yang kuat, 31-40 menunjukkan motivasi cukup, kurang atau sama dengan 30 menunjukkan motivasi kurang dalam pengembangan usaha sapi potong. Perilaku peternak yang diamati, terdiri dari pengetahuan, sikap dan keteram- pilan beternak sapi sapi potong. Perilaku memiliki total skor antara 20 sampai 100 yang diperoleh dari 20 pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner Lampiran 5. Masing-masing jawaban memiliki skor antara 1 hingga 5 skor 5 sangat setuju, 4 setuju, 3 ragu-ragu, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju. Total skor 81-100 menun- jukkan perilaku baik, 61-80 menunjukkan perilaku cukup, 41-60 menunjukkan peri- laku kurang, dan kecil atau sama dengan 40 menunjukkan perilaku sangat kurang. Teknologi budidaya yang dinilai adalah dalam hal pembibitan, pakan, tata- laksana pemeliharaan, dan pengendalian penyakit. Penguasaan teknologi budidaya memiliki total skor antara 20 sampai 100 dari 20 pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner Lampiran 5. Total skor antara 81-100 menunjukkan bahwa responden menguasai teknologi budidaya, total skor 61-80 responden cukup menguasai tekno- logi budidaya, total skor 41-60 kurang menguasai, dan total skor sama atau kurang dari 40 tidak menguasai teknologi budidaya. Untuk menghitung tingkat Penggunaan sumberdaya yang ada ditingkat petani digunakan Program Linier Linier Programming, model umum program linier dalam penelitian ini Agrawal dan Heady, 1972 sebagai berikut : n Maksimasi : Z = Σ Cj Xj, untuk j = 1, 2, 3, ……n j=1 dimana : Z : Pendapatan total usahatani Rp Cj : Keuntungan yang diperoleh dari jenis tanaman ke j Rpha Xj : Luas optimal dari jenis tanaman ke j. Dengan syarat atau kendala : m n Luas lahan : Σ Σ a ij xj ≤ Ai i=1 j=1 m n Tenaga kerja : Σ Σ b ij xj ≤ Bi i=1 j=1 25 m n Modal : Σ Σ c ij xj ≤ Ci i=1 j=1 dan xj ≥ 0 untuk j = 1, 2, 3, ….. n dimana : Ai : Luas lahan yang tersedia tiap keluarga ha pada musim tanam ke-i Bi : Jumlah tenaga kerja tersedia pada bulan ke-i HKPbln Cj : Jumlah modal yang tersedia dalam satu musimtahun a ij : Koefisien input output luas lahan yang diusahakan b ij : Kebutuhan tenaga kerja pada bulan ke 1 tanaman ke j HKPblnha C ij : Kebutuhan biaya pada bulan ke-i tanaman ke-j Rp n : Banyaknya tanaman yang diusahakan m : Banyaknya sumberdaya yang tersedia dan dibutuhkan Dalam penelitian ini matrik dasar perencanaan linier secara garis besarnya terdiri atas 3 komponen utama, yaitu : 1 Vektor baris biaya produksi 2 Vektor kolom aktivitas - aktivitas produksi pola tanam tanaman pangan - aktivitas produksi memelihara sapi potong - aktivitas menyewa tenaga kerja - aktivitas pembelian bibit dan sarana produksi - aktivitas menjual hasil produksitanaman dan ternak 3 Vektor lajur kendala sumber daya - lahan dan sapi - tenaga kerja - modal Besarnya pendapatan peternak dianalisis dan dihitung berdasarkan luas kepemilikan lahan dalam kurun waktu satu tahun meliputi ; usahatani tanaman, usaha ternak, dan kegiatan diluar usahatani-ternak. Dalam perhitungan digunakan formula sebagai berikut Soekartawi 1995 : Pendapatan peternak diperoleh dari Total Penerimaan Total Revenue =TR dikurangi Total Biaya Total Cost = TC. Total penerimaan usahatani adalah perkalian antara total produksi dengan harga jualnya. n TR = Σ Yij Pyi i=1 Keterangan : TR : Total Revenue Yi : Produksi komponen usahatani Pyi : Harga produksi komponen usahatani i : 1, 2, 3, …. n n : Jumlah komponen usahatani 26 Total biaya usahatani adalah seluruh pengeluaran dalam usahatani, yaitu total dari biaya tetap Fixed Cost = FC dan biaya variabel Variable Cost = VC. Biaya tetap adalah pengeluaran usahatani yang tidak tergantung pada besarnya produksi. Biaya varabel adalah pengeluaran usahatani yang jumlahnya berubah sesuai dengan besarnya produksi misalnya bibit, pakan, obat-obatan. n VC = Σ Xi Pxi i=1 Keterangan : VC : Variable Cost Xi : Input yang membentuk variable cost Pxi : Harga input i : 1, 2, 3, ….. n n : macam input dari variable cost Masing-masing komponen usahatani dihitung pendapatannya, kemudian dihitung kontribusi pendapatan usaha sapi potong dari total pendapatan usahatani- ternak. 3.3 Tahap Tiga; Peningkatan Produksi dan Pendapatan usahatani-ternak melalui Penerapan Teknologi Pakan dan Pemanfaatan Limbah Ternak Penelitian bertujuan untuk menganalisis efisiensi usahatani-ternak melalui teknologi pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan, dan pengolahan limbah ternak sebagai pupuk organik.

3.3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian