22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Penelitian yang berjudul Benda dan Bangunan Peninggalan Masa Lampau Sebagai Sumber Belajar Sejarah Pada Siswa SMA Negeri 1 Slawi
menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Moleong, 2007:4. Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk mengkaji kebenaran suatu teori,
tetapi mengambangkan teori yang sudah ada dengan mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hal ini disesuaikan
dengan tujuan pokok penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan, memahami serta mengungkap secara komprehensif mengenai Benda dan Bangunan
Peningalan Masa Lampau Sebagai Sumber Belajar Sejarah Pada Siswa SMA Negeri 1 Slawi.
Pada penelitian ini, strategi yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang. Penggunaan strategi tunggal terpancang dikarenakan
sudah terarah pada batasan atau fokus tertentu berdasarkan karakteristik metodologi penelitian kualitatif yang berkaitan dengan desain lentur dan
terbuka, dan proses analisisnya bersifat induktif Sutopo, 2006:139. Permasalahan dalam penelitian ini menyangkut tentang sumber belajar sejarah
yang ada di Kabupaten Tegal untuk digunakan dalam pengajaran sejarah di
SMA Negeri 1 Slawi. Melalui strategi studi kasus tunggal terpancang tersebut, peneliti dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari SMA Negeri 1
Slawi dalam pengajaran sejarah, khususnya mengenai pemanfaatan sumber belajar sejarah yang ada di Kabupaten Tegal.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian merupakan tempat dimana segala aktivitas dalam penelitian dilakukan. Lokasi penelitian ditetapkan guna memberi kemudahan
bagi peneliti untuk menyusun serta mengembangkan data secara tepat dan akurat. Sesuai dengan judul yang telah ditulis, maka penelitian ini mengambil
lokasi di SMA Negeri 1 Slawi serta tempat-tempat yang menyimpan benda dan bangunan peninggalan masa lampau di Kabupaten Tegal. Tempat-temat
tersebut seperti, Museum Sekolah Slawi yang menyimpan benda-benda koleksi peninggalan yang ditemukan di Kabupaten Tegal khsusunya.
Kemudian Makam Ki Gede Sebayu, yang berkaitan dengan sejarah pembentukan wilayah Tegal sehingga menjadi wilayah yang sekarang.
Tempat yang lain yaitu Makam Susuhunan Amangkurat I, pilihan tempat ini dikarenakan melihat konteks dari sejarah Amangkurat I yang dituliskan
merupakan raja yang bekerja sama dengan pihak kolonial, akan tetapi masyarakat Tegal sendiri masih menghormati dan menghargai beliau sebagai
seorang raja dan yang terakhir adalah Situs Purbakala Semedo yang merupakan penemuan paling baru dalam disiplin ilmu arkeologi, sehingga
dapat menjadikan penulisan sejarah terbaru dari wilayah Tegal.
C. Fokus Penelitian