B. Kerangka Teori
Salah satu kegiatan awal dalam proses penelitian adalah penelusuran sumber- sumber kepustakaan khususnya kajian-kajian teori yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang seperangkat konsep, definisi dan proposisi sehingga dapat
menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan gejala-gejala. Teori yang digunakan dalam penelitian berfungsi untuk memperjelas permasalahan yang diteliti, sebagai
dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai acuan dalam menyusun instrumen penelitian.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa teori merupakan suatu konseptualisasi terhadap variabel-variabel yang berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan, dan mengendalikan gejala-gejala. Suatu teori dapat dibangun dari fakta- fakta yang diamati, yang akhirnya harus diuji dengan fakta lain yang diperoleh dari
pengamatan selanjutnya.
1. Interaksi Sosial dalam Kelompok
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang dapat juga dinamakan dengan proses sosial karena merupakan syarat utama terjadinya
aktivititas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan hubungan- hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan dengan kelompok manusia Soerjono Soekanto, 2006:55 Sedangkan menurut Gillin dan Gillin 1954:489 interaksi sosial antara
kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai satu kesatuan dan
biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti,
simpati . faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.
h ttp:id.shvoong.comsocial-sciencessociology1954489-kelompok-i
nteraksi- sosialixzz1ZJg0txMG
Harold Bethel dalam Santosa 2006:10-11 menjelaskan bahwa the basic condition of a common life dapat tercermin pada faktor-faktor berikut ini:
a. Grouping of people, artinya adanya kumpulan orang-orang. b. Definite place, artinya adanya wilayah atau tempat tinggal tertentu.
c. Mode of living, artinya adanya pemilihan cara-cara hidup. Atas dasar uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap individu
dalam kehidupan harus menjalin interaksi social antar individu lain, yang sama-sama hidup dalam satu kelompok.
Berlangsungnya proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-
sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung Soerdjono Soekanto, 2006:57.
Faktor-faktor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang member suatu pandangan atau sesuatu sikap yang
berasal dari dirinya sendiri yang kemudian diterima oleh pihak lain. Sedangkan faktor
simpati merupakan suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan, dan diderita orang lain.
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseoarang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya secara tidak sadar, maupun desengaja karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam
proses kehidupanya Soerjono Soekanto, 2006:57.
2. Kelompok Sosial