Dampak instant messenger dalam interaksi sosial keluarga (Studi Kasus Dampak Instant Messenger dalam Interaksi Sosial Keluarga di Kota Surakarta) Jurnal Ajeng

(1)

commit to user

1

DAMPAK INSTANT MESSENGER DALAM INTERAKSI SOSIAL KELUARGA

(Studi Kasus Dampak Instant Messenger dalam Interaksi Sosial Keluarga di Kota Surakarta)

Ajeng Dwi Septiningsih Chatarina Heny Dwi Surwati

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Instant Messenger is the application of platform across a s the fastetst

messenger. By using smartphone, instant messenger applies fiture to send message digitally in document, picture, and voice.

Family as the most important units in society. Family as the fundamental

part for investment norm and value in the society. The regularity and the

available to creat communication in family becomes the successful key in social interaction. Nowadays, communication in family has the new style with the use of instant messenger. Communication digital media is purposed in practical and

effective using. Mostly, family in Surakarta as a family with workers parents. It

influences the social interaction infamily.

There are many users of instant messenger such as Whatsapp, BBM and also LINE in Indonesia and it becomes a trend. Therefore, family starts to make messenger as communication media both in family and work. The use of instant messengerin family is not only to ask where and how, but also to share other benefits.

The type of this research is qualitative research in case study of the impact by using instant messengerin family interaction. The technique of collecting data in this research uses observation method, interview, and documentation. The step of analyzing the data namely; data collecting, data reduction, data display, and drawing conclusion.

The result of the research is the positive and negative impact by using instant messengerin family social interaction. Social interaction in family showed there is a sustainable communication from digital to real fact. Open minded in family more shows. However, there is also a barrier in communication because of slow response towards the sent message, and it mostly done by the children.


(2)

commit to user

2

Key Word: Communication, Family and Instant Messenger

Pendahuluan

Semua tingkah perilaku manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi sendiri adalah proses pertukaran pesan dari komunikator sebagai pemberi pesan kepada komunikan atau orang yang menerima pesan. Komunikasi mempunyai fungsi untuk diri kita sendiri, selain sebagai sarana bersosialisasi atau membangun kehidupan sosial kita. Komunikasi juga berfungsi untuk kelangsungan hidup, yang artinya dalam menjalani hidup sehari-hari kita berkomunikasi, misalnya ketika kita akan makan dan minum dengan cara memesan kepada penjual disebuah warung makan. Secara psikologis, komunikasi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kita agar bahagia dan sukses.

Banyak cara untuk melakukan komunikasi, manusia dapat menggunakan media komunikasi ataupun bertemu secara langsung bertatap muka. Era masyarakat komunikasi saat ini, media baru menuntut masyarakat menjadi lebih

modern. Media baru atau new media selalu baru dalam perkembangannya.

Penggunanya terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa

dan kalangan profesional. New media sendiri berhubungan dengan sesuatu yang

bersifat terkini, media terkini meliputi berbagai game online, media sosial, instant

messenger, video dan semua yang bersifat modern.

Manfaat yang didapatkan dari berkembangnya media baru di Indonesia juga sangat beragam, manfaat informasi, hiburan, akademik, dan manfaat dalam segi ekonomi. Perkembangan teknologi informasi dan sarana komunikasi membuat tipe komunikasi tidak bisa diartikan sama, munculnya kebiasaan baru masyarakat menggunakan media untuk berkomunikasi dalam konteks komunikasi antarpribadi, membuat tipe komunikasi semacam ini digolongkan ke dalam komunikasi medio. Komunikasi medio atau komunikasi menengah berkenaan


(3)

commit to user

3

dengan bidang kegiatan komunikasi yang terdapat diantara komunikasi

antarpribadi dan massa.1

Komunikasi tentunya mengikut sertakan interaksi di dalamnya. Ini merupakan hal yang penting dalam sebuah komunikasi keluarga, apalagi menyangkut tentang kebiasaan serta penanaman nilai yang ada dalam suatu keluarga. Interaksi yang terjadi dalam keluarga mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial dengan lingkungannya.

Interaksi sosial di era digital saat ini bisa dilakukan tanpa bertemu secara langsung. Dalam penelitian ini, komunikasi difokuskan pada komunikasi pertengahan yang berada antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa yang ada dalam organisasi terpenting dalam masyarakat, yaitu keluarga. Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam kehidupan sosial, dan paling penting dalam penanaman nilai dan norma yang mendasar. Dalam keluarga terjadi keteraturan yang sudah jelas, dalam ikatan dan keterkaitan anggota satu sama lain yang bersifat abadi. Proses belajar anak pada awalnya berlangsung dalam keluarga, sehingga keluarga menjadi faktor penentu bagi perkembangan emosi anak. Interaksi sosial dalam keluarga juga akan menentukan pembentukan dan perkembangan emosi tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia anak, proses belajar tersebut tidak hanya sebatas pada keluarga, melainkan juga lingkungan di luar keluarga, sehingga perkembangan emosinya juga dipengaruhi oleh pola

interaksinya dengan orang lain.2

Psikolog keluarga, Anna Surti Ariani mengatakan waktu 15 menit adalah waktu yang efektif untuk berkomunikasi dan berkumpul. Alasannya komunikasi tersebut mampu mendekatkan secara emosional hubungan antar anggota keluarga. Ditambahkan olehnya, supaya semakin efektif, komunikasi dilakukan secara

1

Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen, Taksonomi Konsep Komunikasi, Terj. Hasan Bahanan,

(Surabaya: Papyrus, 2003) hlm. 37 2

Yuli Setyowati, "Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Anak", "Jurnal Ilmu Komunikasi", Nomor 1. Volume 2 (Juni 2005) hlm. 68


(4)

commit to user

4

bersamaan dengan kebiasaan tertentu, seperti makan atau minum teh. Selain itu,

harus ada satu anggota keluarga yang berinisiatif berkomunikasi lebih dulu.3

Karena alasan efektifitas dan efisiensi waktu, biaya, serta jarak, komunikasi antarpribadi kini bisa dilakukan menggunakan media. Komunikasi bermedia awalnya menggunakan surat, kemudian berkembang menggunakan telepon kabel yang menghasilkan suara tanpa gambar. Beberapa tahun kemudian fungsi telepon tidak sepenuhnya digantikan, namun dilengkapi dengan kehadiran telepon genggam yang lebih praktis dan bisa dibawa kemanapun pengguna inginkan, cara berkomunikasi melalui telepon genggam sudah mengalami perubahan menggunakan pesan yang dikirim melalui suara seperti pada telepon kabel dilengkapi dengan adanya fasilitas pengiriman pesan melalui teks atau tulisan.

Sampai akhir tahun 2011, menurut data Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), pengguna layanan seluler di Indonesia telah mencapai 240 juta

lebih. Menurut hasil studi yang dilakukan Yahoo dan Mindshare, ada sekitar 41,3

juta pengguna smartphone dan 6 juta pengguna tablet di Indonesia. Jumlah

tersebut diyakini akan terus berkembang dengan pesat, khususnya di wilayah

perkotaan.4

Melalui kemajuan teknologi ini, interaksi sosial juga mulai berubah.

Kehadiran perangkat berupa smartphone dan keterjangkauan masyarakat

Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi mendorong kemajuan

terhadap cara berkomunikasi lewat instant messenger. Pertukaran pesan melalui

instant messenger mempunyai beberapa keuntungan untuk para penggunanya.

Selain pesan yang dikirim bisa beragam berupa tulisan, gambar, suara dan bisa menggunakan simbol-simbol tertentu, cara tersebut dipilih karena bisa menghemat waktu dan biaya.

3

"15 Menit Wkatu Efektif Komunikasi Keluarga",

https://m.tempo.co/read/news/2013/06/04/174485751/15-menit-waktu-efektif-komunikasi-keluarga 15/01/2016/15.20

4

"Tren Telepon Seluler Dia wali Dengan Teknologi GSM",

http://tekno.liputan6.com/read/751928/tren-telepon-seluler-diawali-dengan-teknologi-gsm 19/2/2016/14.02


(5)

commit to user

5

Media komunikasi merupakan salah satu yang terpenting, dan melalui

kepraktisannya maka komunikasi menjadikan jarak sudah tidak berarti. Instant

messenger, yang menjadi subjek penelitian yaitu Whatsapp, LINE, dan

Blackberry Messenger (BBM). Pemilihan ketiga aplikasi pesan instan tersebut

karena berdasarkan laporan Nielsen On Device Meter pada Februari 2014 oleh

lembaga riset pasar Nielsen, tercatat bahwa BBM dipakai oleh 79 persen

pengguna smartphone. Angka tersebut merupakan yang terbesar diantara aplikasi

sejenis. Posisi kedua diikuti oleh WhatsApp dengan 57 persen pengguna dan

LINEdengan angka 30 persen.5Jika dilihat dalam Google Play, Apps Store, atau

Apps World yang merupakan layanan penyedia aplikasi Android, iOS, dan

Symbian, ketiga aplikasi ini saling mengejar peringkat, terakhir aplikasi pesan

instan, disusul beberapa jejaring sosial seperti Snapchat dan Path. Namun para

pengguna BBM, Whatsapp, dan LINE selalu setia karena selalu ada pembaharuan

sistem di ketiga aplikasi pesan instan tersebut. Beberapa fitur instant messenger

hadir untuk mempermudah jalan komunikasi penggunanya, termasuk salah satu

fitur untuk telepon gratis. Telepon gratis atau pun panggilan bervideo merupakan

salah satu aplikasi yang cara penggunaannya sangat mudah dan praktis. Selain

berbekal telepon pintar, kita cukup mengunduh aplikasi di smartphone kita.

Pemilihan keluarga yang ada di kota Surakarta karena beberapa waktu lalu pemerintah kota akan menjadikan Surakarta sebagai kota layak anak. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan meluncurkan program keluarga ramah anak sebagai bentuk keprihatinan atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak. Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Anak Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas PP PA dan KB), menjelaskan program keluarga ramah anak diluncurkan untuk memenuhi hak-hak anak di setiap keluarga. Karena selama ini

5

"Blackberry Messenger, Aplikasi Chat Paling Banyak Dipilih Di Indonesia",

http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/blackberry-messenger-aplikasi-chat-paling-banyak-dipilih-di-indonesia.html 19/2/2016/2.30


(6)

commit to user

6

tak sedikit orang tua yang mengabaikan hak anak dengan beragam faktor. Salah

satunya orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan.6

Dampak dari instant messenger bisa mempengaruhi interaksi sosial.

Dalam ilmu komunikasi, interaksi sosial menjadi sesuatu yang penting, apalagi

dalam sebuah keluarga. Lebih penting penelitian ini fokus pada dampak instant

messenger dalam interaksi sosial di keluarga. Dampak yang ada bisa menuju ke

arah baik ataupun buruk. Peneliti akan mengambil beberapa sampel keluarga yang ada di kota Surakarta untuk menyimpulkan apa yang menjadi masalah pada penelitian ini.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang peneliti sampaikan dan terkait dengan fenomena sosial yang ada di kalangan masyarakat, maka peneliti menetapkan rumusan

masalah sebagai berikut : ”Bagaimana dampak instant messenger dalam interaksi

sosial keluarga di Surakarta?” Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menguraikan

tentang dampak instant messenger dalam interaksi sosial keluarga di Surakarta

baik dampak positif ataupun negatif.

Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi

Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari satu orang

ke orang lain. Istilah komunikasi atau communication itu sendiri berasal dari

bahasa latin, communication, yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata

sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.7

6

"2016, Solo Luncurkan Keluarga Ramah Anak" http://www.solopos.com/2015/09/11/kota-layak-anak-2016-solo-luncurkan-keluarga-ramah-anak-641609 19/2/2016/13.18

7


(7)

commit to user

7

Menurut Shanon dan Weaver bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal,

tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.8

Berhubungan dengan apa yang diungkapkan oleh Harold Laswell bahwa,

“cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With

What Effect?”. Ada lima unsur komunikasi yang saling bergantung, antara lain :

(1) Sumber (source); (2) Pesan; (3) Saluran ; (4) Penerima (receiver); (5) Efek.

Dalam model-model komunikasi yang lain, ada beberapa unsur yang ditambahkan

selain lima unsur tersebut, yaitu umpan balik (feedback), gangguan/kendala

komunikasi (noise/barriers), dan konteks atau situasi komunikasi.9

Komunikasi antarpribadi melibatkan paling tidak dua orang. Mengacu pada model komunikasi Harold Lasswell, istilah pengirim-penerima digunakan untuk penekanan fungsi sebagai pengirim dan penerima dilakukan oleh orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi. Komponen lain yang terdapat dalam komunikasi antarpribadi selain pengirim-penerima, dijelaskan lebih lanjut oleh

Riswandi, yaitu: (a) encoding-decoding, tindakan menghasilkan pesan kemudian

dilanjutkan tindakan untuk menginterpretasikan dan memahami pesan yang diterima; (b) pesan, bisa berbentuk verbal atau nonverbal; (c) saluran, bertemu secara bertatap muka; (d) gangguan, berupa gangguan fisik, psikologis, dan gangguan yang berasal dari kata atau simbol yang memiliki makna ganda sehingga penerima gagal menangkap maksud dari pengirim pesan; (e) umpan balik; (f) konteks, menyangkut tempat berlangsungnya komunikasi, status hubungan diantara orang yang terlibat komunikasi, dan adanya pesan khusus yang sesuai dengan rangkaian peristiwa komunikasi; (g) bidang pengalaman,

menjadikan efektifnya sebuah komunikasi.10

8

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo, 2011) hlm. 20

9

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) hlm.

71 10


(8)

commit to user

8

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti yang dijelaskan oleh

Jalaludin dalam bukunya Psikologi Komunikasi, yaitu bahwa faktor yang

menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik adalah (1) trust, percaya adalah

faktor paling penting karena membuka saluran komunikasi, memperjelas

pengiriman dan penerimaan informasi; (2) sikap supportif; (3) sikap terbuka,

berpengaruh besar dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.

Namun dalam perkembangannya komunikasi massa mengalami

pergeseran, komunikasi massa menjadi sebuah komunikasi yang melibatkan

media, kemudian disebut sebagai komunikasi yang termediasi (mediated

communication) yang menjadi sebuah bentuk komunikasi mencakup komunikasi

interpersonal dengan komunikasi massa tradisional yang tergantung kepada jumlah dan keterlibatan manusia dalam proses komunikasi.

Komunikasi bermedia menempatkan internet sebagai media komunikasi yang penting karena internet mempunyai karakter tidak hanya menggabungkan orang-orang dengan jaringan namun antar individu-individu. Ada beberapa karakter yang membedakan antara media baru berupa digital dengan media tradisional yang menggunakan analog yaitu: (a) interaksi, memungkinkan pengguna maupun perangkat saling terhubung secara interaktif serta mampu

mewakili kehadiran pelaku komunikasi saat itu juga; (b) perangkat (interface) ,

masing-masing perangkat saling terhubung, terutama perangkat lunak yang menghubungkan interaksi antara pengguna dan computer; (c) pengguna tidak

pasif dalam menerima informasi, tetapi juga aktif memproduksi.11

2. Interaksi Sosial

Interaksi sosial disebut sebagai bentuk umum proses sosial yang juga merupakan hubungan sosial, dan syarat terjadinya interaksi sosial adalah dengan adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan manusia kepada manusia lain dengan sengaja, kontak sosial kemudian dibedakan menjadi kontak sosial primer dan sekunder. Kontak sosial

11

Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia) (Jakarta: Kencana, 2014) Jilid I,


(9)

commit to user

9

primer terjadi secara langsung, sedangkan kontak sosial sekunder terjadi melalui

perantara baik manusia maupun teknologi.12

Sebagai akibat dari interaksi sosial, ada dua golongan proses sosial, yaitu: a. Proses Asosiatif : dalam proses ini terjadi saling pengertian dan kerjasama timbal balik antara orang perorang atau kelompok satu dengan lainnya, proses ini juga menghasilkan pencapaian tujuan bersama. Bentuk dari proses asosiatif

berupa kerja sama (cooperation), akomodasi (accomodation), asimilasi; (b) Proses

Disosiatif, proses disosiatif justru merupakan proses perlawanan dalam suatu masyarakat yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Bentuk dari proses

disosiatif yaitu persaingan (competition), kontroversi (controvertion), konflik.13

Interaksi dalam sebuah keluarga merupakan proses yang panjang dan paling awal dibentuk untuk bekal individu masuk ke dalam lingkungan sosial melalui status dan nilai yang dianut. Interaksi biasa terjadi pada masing-masing anggota melalui hubungan timbal balik. Hubungan dua arah tersebut dilakukan melalui proses komunikasi dengan melibatkan komunikasi verbal atau meta-komunikasi. Beberapa orang tua menganggap bahwa komunikasi dalam sebuah keluarga tidak perlu dipelajari lebih lanjut dan tidak perlu ditingkatkan. Komunikasi bukan hanya seputar pengetahuan, tetapi juga seni bergaul, yang harus dipahami melalui proses komunikasi dan kemudian mengaplikasikan

pengetahuan tersebut, untuk mahir berkomunikasi secara efektif.14

3. Keluarga

Keluarga merupakan tipe kelompok formal-primer (B) yang umumnya formal dan keberadaannya dalam masyarakat bersifat primer. Kelompok ini tidak mempunyai aturan secara jelas dan tegas, namun struktur di dalamnya tegas. Ciri-ciri dalam kelompok formal-primer (B) yaitu: (a) setiap anggota memiliki hubungan timbal balik dengan anggota lain; (b) setiap anggota sadar menjadi bagian dari kelompok; (c) hubungan dalam kelompok bersifat mendasar, penuh dengan cinta dan kasih; (d) setiap anggota menyadari memiliki faktor

12

Burhan Bungin Op. Cit hlm. 55-56

13

Ibid. hlm.58-62

14

Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunika si: Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi


(10)

commit to user

10

kebersamaan berupa hubungan darah dan perkawinan; (e) struktur bersifat jelas, tegas dan bersifat kekal selama kelompok tersebut ada; (f) anggota kelompok memiliki pola dan pedoman perilaku yang diatur oleh kelompok secara bersama-sama; (g) keluarga inti memiliki umur yang dikendalikan oleh faktor internal dan eksternal; (h) kelompok memiliki kemampuan mempertahankan diri, mengubah

diri, rehabilitasi diri, dan menyerang kelompok lain.15

Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang dilakukan oleh keluarga, dari orang tua kepada anak, begitu juga sebaliknya. Komunikasi keluarga yang satu dengan lainnya punya pola yang berbeda. Komunikasi keluarga mempunyai fungsi yang sama dengan komunikasi pada umumnya, namun ada dua fungsi yang harus ada dalam komunikasi keluarga, yaitu fungsi komunikasi sosial dan fungsi komunikasi kultural.

Fungsi komunikasi kultural adalah untuk memelihara, menentukan, serta mengembangkan atau mewariskan budaya dalam keluarga, karena budaya merupakan bagian dari komunikasi. Kehidupan dan interaksi manusia tidak hanya dalam keluarga, namun kehidupan anggotanya terus berlanjut dan interaksi selalu ada diluar rumah, maka fungsi sosial dalam komunikasi keluarga digunakan untuk aktualisasi diri, membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup serta

kebahagiaan dan menghindarkan diri dari tekanan atau ketegangan.16

4. Media Komunikasi

Media menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti alat (sarana) komunikasi, seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media tidak selalu bersifat massa, secara historis istilah media berasal dari sesuatu yang menjadi perantara penyampaian pesan. Media lebih bermakna teknologi,

sementara medium lebih luas pemahamannya dari sekedar teknologi. 17

15

Burhan Bungin, Op. Cit. hlm.46

16

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak (Rineka Cipta: Jakarta, 2004)

hlm.37 17


(11)

commit to user

11

Proses penyampaian pesan melalui media mengalami pergeseran, media yang selama ini mempunyai peran sebagai penyedia informasi dan bersifat satu

arah, sekarang menjadi media yang lebih interaktif.18 Era media baru seperti

internet dijelaskan oleh Vivian melampaui pola penyebaran pesan media tradisional karena sifat internet yang mengaburkan batas geografis, kapasitas

interaksi dan bisa dilakukan saat itu juga (real time).19 Kehadiran internet dahulu

hanya digunakan melalui komputer saja, namun sekarang sudah bisa diakses melalui telepon seluler. Kemampuan internet sebagai layanan untuk bertukar pesan antar penggunanya sudah mengubah pola interaksi individu, juga sudah mengubah pola komunikasi termasuk komunikasi antarpribadi. Tahap perkembangan media dan teknologi ini bisa disebut juga konvergensi media, dimana teknologi telepon seluler, komputer, dan jaringan nirkabel digabungkan ke

dalam alat yang disebut smartphone.

Digital media atau media digital merupakan gambaran tentang gabungan

teks, gambar, suara dan video menggunakan teknologi komputer pada semua bentuk media komunikasi. Penggunaan media digital untu kehidupan sehari-hari menjadikan komunikasi semakin praktis dan menambah ikatan batin antar pelaku komunikasi terutama dalam sebuah keluarga. Pertukaran data melalui media digital memudahkan para pelaku komunikasi karena media tersebut kompatibel atau berfungsi secara baik dengan media lain untuk menukar data berupa teks,

gambar, suara dan video.20

Media baru yang nyata dalam kehidupan masyarakat sekarang salah

satunya adalah instant messenger. Instant messenger jika diartikan ke dalam

bahasa Indonesia yaitu pengirim pesan instan. Instant messenger merupakan salah

satu jenis media siber berupa aplikasi pesan dengan pengiriman yang cepat. Aplikasi pesan digunakan pada telepon pintar yang tersambung dengan internet dan sudah banyak digunakan masyarakat Indonesia. Aplikasi pesan ini sama

fungsinya dengan SMS atau Short-Messa ge-Service, yaitu layanan pesan singkat

18Ibid.

hlm.1 19

Ibid. hlm. 13 20

Shierly Biagi, Media Impact: Pengantar Media Massa, terj. Mochammad Irfan dan Wira


(12)

commit to user

12

yang ditawarkan dari provider nomor telepon genggam untuk penyampaian

informasi menggunakan telepon genggam.21

Aplikasi pesan diterapkan pada telepon pintar dengan mudah dengan cara

mengunduhnya lewat toko aplikasi gratis secara online. Pengirim pesan singkat

seperti SMS tidak sepenuhnya tergantikan karena semakin terlengkapi dengan

adanya pengirim pesan instant atau instant messenger. Instant messenger

dijadikan media berkomunikasi baru oleh masyarakat Indonesia, apalagi dengan

terjangkaunya harga telepon pintar di pasaran. Instant Messenger adalah sebuah

perangkat lunak yang memfasilitasi pengiriman pesan singkat secara digital.

Dalam penelitian ini instant messenger yang menjadi sorotan adalah BBM, Line,

dan WhatsApp. Media baru yang digunakan mengirim pesan singkat hadir di

Indonesia, salah satunya WhatsApp. Instant messenger lebih terkait dengan

individu, ketertarikan, aktivitas, latar belakang, atau hubungan dunia nyata yang

sama. Aplikasi messenger dalam smartphone merupakan telekomunikasi

point-to-point yang berfungsi seperti media massa dalam penyampaian pesannya, namun

audiens atau peserta komunikasinya seperti komunikasi antarpribadi atau tatap

muka. Adaptasi dari media baru sudah berdampak pada masyarakat modern dalam cara yang berbeda, yang utama adalah dampak yang sudah dimiliki dalam

hubungan individu setiap hari. 22

Pengenalan media baru dalam keluarga mempunyai kemampuan untuk meningkatkan dan juga mengurangi interaksi sosial antara anggota dalam

keluarga. Dalam hal memfasilitasi, media baru termasuk instant messenger

mampu menjadikan anak lebih kreatif dan memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran lewat pengiriman pesan pribadi kepada rekan-rekannya. Arshan dan Buckingham berpendapat tentang bagaimana teknologi media baru bisa menyatukan dan membantu membawa anggota keluarga serta generasinya

bersama-sama.23 Teknologi media baru juga membantu generasi menjaga

hubungan keluarga. Di dalam keluarga interaksi dibutuhkan untuk

menyambungkan antar generasi, namun di dalam keluarga inti interaksi sosial

21

Nasrullah Op. Cit hlm. 32

22

Siobhan McGrath, New Media Technology in The Household (2012) hlm. 9

23


(13)

commit to user

13

dibutuhkakn agar keterbukaan dan kedekatan antar anggotanya terjalin. Penelitian

ini diangkat untuk membawa masalah tentang dampak penggunaan instant

messenger bagi interaksi sosial dalam keluarga di wilayah Surakarta.

SMS maupun aplikasi pesan yang ada sekarang ini, tidak hanya memfasilitasi untuk pengiriman pesan dengan dua individu saja namun bisa melibatkan jumlah banyak dan terjadi saat itu juga. Masing-masing aplikasi pesan

instan mampu melakukan penyebaran informasi (broadcast) pesan, sampai pada

interaksi dengan melibatkan audio-video seperti live streaming.24

Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam pendekatan ini instrumen utama dalam penelitian adalah manusia. Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan

peristilahannya.25

Metode yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu metode yang sesuai untuk penelitian yang menyangkut tentang kehidupan sosial seperti dalam penelitian kali ini yang ingin mnegetahui seperti apa dampak

penggunaan instant messenger dalam interaksi sosial sebuah keluarga. Penelitian

dilakukan dalam keluarga yang ada di kota Surakarta saja. Pertanyaan penelitian

ini adalah “bagaimana”, secara umum jenis pertanyaan seperti ini cocok

menggunakan studi kasus.26 Kekuatan dari studi kasus yaitu kemampuan yang bsa

sepenuhnya berhubungan dengan berbagai jenis bukti berupa dokumen,

wawancara, observasi, dan peralatan.27 Ciri-ciri lain yang diberikan oleh Yin

tentang studi kasus selanjutnya, yaitu : (a) menyelidiki fenomena dalam kehidupan nyata; (b) batas antara fenomena dan konteks tidak ada ketegasan yang

24

Ibid.hlm. 32

25

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2002) hlm. 3

26

Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain dan Metode (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996) hlm. 1

27


(14)

commit to user

14

tampak; (c) memanfaatkan multi sumber bukti, (d) menyangkut studi kasus tunggal dan multi kasus.

Jenis data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik sampel bertujuan atau

purposive sampling. Dengan beberapa kriteria sampel yang ditentukan. Teknik

pengumpulan data berupa observasi yang dilakukan dari bulan April-Juni di Surakarta dengan 6 keluarga sebagai informan, sedangkan wawancara dilakukan pada saat itu juga, dirumah masing-masng keluarga dengan wawancara yang berbeda waktu antara orang tua dan anak, serta sebagai pengumpulan data lain peneliti menggunakan buku, surat kabar dan internet.

Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan analisis data interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan dan verifikasinya.

Sajian dan Analisis Data 1. Pemilihan Instant Messenger

Beberapa alasan pemilihan instant messenger sebagai media komunikasi

dalam kelaurga yaitu: (a) hemat biaya jika dibandingkan dengan SMS, karena pembelian paket data sesuai kebutuhan (harian, mingguan, bulanan); (b) tuntutan pekerjaan dan demi selalu terhubung dengan keluarga; (c) kepraktisan pengiriman data secara digital. Bersumber dari data yang diperoleh di lapangan, pemilihan

instant messenger didasarkan pada banyaknya instant messenger yang digunakan

dalam keluarga dan lingkungan kerja. Paling banyak digunakan sebagai alat komunikasi dalam keluarga adalah Whatsapp. Pemilihan Whatsapp karena dalam penggunaan dan penerapannya mudah, sehingga semua umur, termasuk orang tua mudah untuk mengoperasikannya. Whatsapp digunakan karena aplikasi ini bisa digunakan dan jarang memiliki gangguan pada beberapa tipe telepon pintar

menengah kebawah. Instant messenger secara keseluruhan digunakan karena

penghematan biaya komunikasi, serta isi yang tidak terbatas.


(15)

commit to user

15

Hambatan pada komunikasi media baru ini berupa human error, yang

artinya dalam penggunaannya sering terjadi masalah kecil karena pengguna sendiri. Terjadi salah pengetikan huruf sering terjadi pada pengguna orang tua. Hambatan selanjutnya adalah dari respon yang ada, sering tejadi respon yang lama pada komunikasi yang dilakukan. Lima dari enam keluarga yang menjadi informan dalam penelitian ini menunjukkan respon paling lama diberikan oleh anak kepada orang tua, dan antar saudara. Alasan adanya respon yang lama diungkapkan oleh beberapa informan karena kegiatan yang padat dan telepon pintar yang disimpan dalam tempat yang susah untuk dijangkau seperti di dalam tas. Jumlah perangkat telepon genggam juga mempengaruhi lamanya respon yang diberikan. Penyedia layanan internet yang digunakan masing-masing orang serta ketersediaan jaringan dibeberapa wilayah juga menjadi hambatan dalam

komunikasi menggunakan instant messenger.

3. Interaksi dengan Instant Messenger

Penelitian ini menunjukkan interaksi yang dilakukan antar anggota

keluarga melalui instant messenger ketika berada diluar rumah dan di dalam

rumah. Berinteraksi menggunakan instant messenger menjadi pilihan para

keluarga karena kesibukan masing-masing ditempat yang berbeda. Bagi orangtua yang sibuk bekerja interaksi melalui media menjadi penting untuk mengetahui keadaan dan keberadaan para anggota keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat seluruh anggota keluarga berada pada tempat berbeda, interaksi terjalin dnegan menggunakan instant messenger, walaupaun tidak terlalu sering.

Melalui instant messenger, interaksi terbatas dan hanya digunakan untuk hal

penting seperti menanyakan kabar, keberadaan, dan masalah kecil dalam keluarga.

Sedangkan dalam penggunaan instant messenger di dalam rumah, salah satu

keluarga mengaku masih menggunakan dengan tujuan agar tidak mengganggu

jam istirahat orang tua. Instant messenger di dalam rumah sering digunakan untuk

mengirim humor, peristiwa menarik, atau peristiwa yang membangkitkan memori anggota keluarga menjadi sebuah gerbang interaksi dengan para anggota. Namun sebagian besar mengatakan bahwa interaksi secara langsung adalah yang paling nyaman dan ideal.


(16)

commit to user

16

4. Instant messenger sebagai media komunikasi untuk keterbukaan dalam keluarga

Sebelum adanya instant messenger sebagai media komunikasi, keluarga

menerapkan keterbukaan bagi para anggotanya. Pemecahan masalah yang dihadapi oleh masing-masing keluarga biasa terselesaikan lewat adanya komunikasi secara langsung tanpa menggunakan media. Komunikasi menjadi sebuah kunci bagi keterbukaan, apalagi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebagai penyumbang penanaman nilai dan norma yang paling penting. Jaman digital membuka ruang komunikasi yang semakin canggih, salah satunya

menggunakan media digital yaitu instant messenger. Orang tua sebagai pengambil

keputusan tertinggi dalam beberapa keluarga membuat mereka yang paling

berperan dalam keterbukaan di keluarganya. Dalam penggunaan instant

messenger sebagai media komunikasi dalam kelaurga, orang tua yang paling

inisiatif untuk menanyakan kabar, keberadaan dan kondisi secara real time.

Keterbukaan dalam sebuah keluarga tidak selalu bergantung pada berapa banyak jumlah anggota keluarga. Dua dari enam keluarga yang menjadi objek penelitian merupakan orang tua tunggal. Peran ganda sebagai orang tua lebih sulit dilakukan apalagi jika ayah menjadi orang tua satu-satunya dengan anak yang semuanya

perempuan. Disini peran instant messenger sebagai media komunikasi untuk

keterbukaan dalam keluarga dimanfaatkan dengan baik. Instant messenger digunakan untuk untuk selalu mengawasi anak-anak mereka. Keterbukaan komunikasi semakin terllihat pada sebagian besar keluarga yang menggunakan

instant messenger, dengan adanya fitur pendukung yang ada di dalamnya, apapun

yang ingin dibagikan antar anggota keluarga bisa termediasi secara nyata.

5. Komunikasi bermedia untuk menambah kualitas interaksi sosial dalam keluarga

Dalam kehidupan yang dijalani oleh manusia, komunikasi dan interaksi bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan dengan orang yang tidak dikenal sekalipun. Namun, apalah artinya komunikasi dan interaksi yang terjadi jika tidak ada arti dan kualitas di dalamnya. Penggunaan Whatsapp, BBM, dan LINE dengan fitur dan simbol atau ikon yang mewakili emosi penggunanya, menjadi sebuah nilai


(17)

commit to user

17

tambah yang dihadirkan oleh media digital sekarang ini. Interaksi sosial yang berkualitas diukur dari berapa sering saling berkomunikasi dan ada atau tidaknya konflik yang terjadi dalam sebuah keluarga, hal tersebut berpengaruh pada

hubungan dalam keluarga tersebut. Melalui penggunaan instant messenger,

permasalahan dan konflik yang ada bisa terselesaikan dan tercurahkan lewat tulisan, ini menguntungkan untuk sebagian orang yang tidak bisa mengungkapkan

isi hati lewat lisan. Penggunaan instant messenger sebagai media digital berbasis

internet mempunyai sifat "saat itu juga", maka dari itu komunikasi yang ingin dilakukan oleh pengguna, bisa pada saat itu dengan bantuan fitur yang tersedia. Namun, beberapa keluarga yang menjadi informan memilih berkomunikasi langsung di dalam rumah tanpa menggunakan media karena alasan jarak ruangan yang bisa dijangkau hanya dengan mengeraskan suara. Frekuensi berkomunikasi dan berinteraksi tidak bsia dihitung berapa kali dalam sehari, dan tidak ada jadwal khusus untuk saling berkomunikasi membicarakan masalah-masalah seputar keluarga. Namun beberapa keluarga menyempatkan diri untuk pergi bersama dalam satu waktu tertentu yang tidak bisa diprediksi.

Kesimpulan

Melalui analisis yang dipaparkan diatas, beberapa pengaruh yang terjadi

pada penggunaan instant messenger sebagai media baru yaitu dari segi ekonomi,

individu dan juga sosio-kultural.

Maka bisa disimpulkan bahwa instant messenger berdampak pada

interaksi sosial di keluarga. Dalam penggunaan instant messenger dampak yang

ditimbulkan ada positif dan negatif, namun dalam penelitian ini instant messenger

mempunyai dampak yang postif kepada keluarga pengguna karena dari komunikasi yang berkesinambungan semakin mempererat ikatan emosi serta

kualitas interaksi di dalam rumah. Komunikasi melalui instant messenger

membuktikan bahwa media tersebut menambah kualitas hubungan antar keluarga, walaupun komunikasi secara langsung tetap menjadi andalan pada setiap keluarga.


(18)

commit to user

18

Saran

Peneliti menyarankan tentang adanya penelitian yang lebih mendalam

mengenai bahasa verbal dan non-verbal dalam penggunaan instant messenger

sebagai media digital yang berpengaruh pada berlangsungnya proses komunikasi antarpribadi pada penggunannya. Karena banyak aspek yang bisa diteliti.

Pengguna instant messenger seiring perkembangan jaman juga mengalami

perkembangan bahasa. Penyedia instant messenger selalu memperbarui sistem

secara berkala, tidak menutup kemungkinan fitur pada emoticon juga semakin beragam.

Untuk keluarga pengguna instant messenger, bsia memanfaatkan fitur pada layanan Whatsapp, BBM, dan LINE secara maksimal. Hal ini agar penghematan waktu dan sikap saling curiga bisa ditiadakan dengan adanya keterbukaan berkomunikasi pada saat itu juga.

Daftar Pustaka

Biagi, Shierly. (2010). Media Impact: Pengantar Media Massa. Terj. Irfan,

Mochammad dan WiraMahendra. Jakarta: Salemba Humanika.

Blake, Reed H dan Edwin O Haroldsen. (2003). Taksonomi Konsep Komunikasi.

Terj. Hasan Bahanan. Surabaya: Papyrus.

Bungin, Burhan. (2009). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak. Rineka

Cipta: Jakarta.

Liputan 6.com. (2014). "Tren Telepon Seluler Diawali Dengan Teknologi GSM",

http://tekno.liputan6.com/read/751928/tren-telepon-seluler-diawali-dengan- teknologi-gsm, 19/2/2016/14.02.

McGrath, Siobhan. (2012). New Media Technology in The Household. Irlandia:

National University of Ireland Maynooth.

Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:


(19)

commit to user

19

Mulyana, Deddy. (2005). Nuansa-Nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan

Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Dedy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nasrullah, Rulli. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jilid I.

Jakarta: Kencana.

Nielsen. (2014). "Blackberry Messenger, Aplikasi Chat Paling BanyakDipilih Di

Indonesia",

http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/blackberry-messenger- aplikasi-chat-paling-banyak-dipilih-di-indonesia.html,

19/2/2016/14.30.

Setyowati, Yuli. (2005). Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Anak:

Jurnal Ilmu Komunikasi .Nomor 1. Volume 2.

Solopos.Com. (2015). "2016, Solo Luncurkan Keluarga Ramah Anak"

http://www.solopos.com/2015/09/11/kota-layak-anak-2016-solo-luncurkan- keluarga-ramah-anak-641609 , 19/2/2016/13.18

Tempo.Co. (2014). "15 Menit Waktu Efektif Komunikasi Keluarga",

https://m.tempo.co/read/news/2013/06/04/174485751/15-menit-waktu-efektif- komunikasi-keluarga , 15/01/2016/15.20.

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Yin, Robert K. (1996). Studi Ka sus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo


(1)

commit to user

14

tampak; (c) memanfaatkan multi sumber bukti, (d) menyangkut studi kasus tunggal dan multi kasus.

Jenis data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sampling. Dengan beberapa kriteria sampel yang ditentukan. Teknik pengumpulan data berupa observasi yang dilakukan dari bulan April-Juni di Surakarta dengan 6 keluarga sebagai informan, sedangkan wawancara dilakukan pada saat itu juga, dirumah masing-masng keluarga dengan wawancara yang berbeda waktu antara orang tua dan anak, serta sebagai pengumpulan data lain peneliti menggunakan buku, surat kabar dan internet.

Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan analisis data interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan dan verifikasinya.

Sajian dan Analisis Data 1. Pemilihan Instant Messenger

Beberapa alasan pemilihan instant messenger sebagai media komunikasi dalam kelaurga yaitu: (a) hemat biaya jika dibandingkan dengan SMS, karena pembelian paket data sesuai kebutuhan (harian, mingguan, bulanan); (b) tuntutan pekerjaan dan demi selalu terhubung dengan keluarga; (c) kepraktisan pengiriman data secara digital. Bersumber dari data yang diperoleh di lapangan, pemilihan instant messenger didasarkan pada banyaknya instant messenger yang digunakan dalam keluarga dan lingkungan kerja. Paling banyak digunakan sebagai alat komunikasi dalam keluarga adalah Whatsapp. Pemilihan Whatsapp karena dalam penggunaan dan penerapannya mudah, sehingga semua umur, termasuk orang tua mudah untuk mengoperasikannya. Whatsapp digunakan karena aplikasi ini bisa digunakan dan jarang memiliki gangguan pada beberapa tipe telepon pintar menengah kebawah. Instant messenger secara keseluruhan digunakan karena penghematan biaya komunikasi, serta isi yang tidak terbatas.


(2)

commit to user

15

Hambatan pada komunikasi media baru ini berupa human error, yang artinya dalam penggunaannya sering terjadi masalah kecil karena pengguna sendiri. Terjadi salah pengetikan huruf sering terjadi pada pengguna orang tua. Hambatan selanjutnya adalah dari respon yang ada, sering tejadi respon yang lama pada komunikasi yang dilakukan. Lima dari enam keluarga yang menjadi informan dalam penelitian ini menunjukkan respon paling lama diberikan oleh anak kepada orang tua, dan antar saudara. Alasan adanya respon yang lama diungkapkan oleh beberapa informan karena kegiatan yang padat dan telepon pintar yang disimpan dalam tempat yang susah untuk dijangkau seperti di dalam tas. Jumlah perangkat telepon genggam juga mempengaruhi lamanya respon yang diberikan. Penyedia layanan internet yang digunakan masing-masing orang serta ketersediaan jaringan dibeberapa wilayah juga menjadi hambatan dalam komunikasi menggunakan instant messenger.

3. Interaksi dengan Instant Messenger

Penelitian ini menunjukkan interaksi yang dilakukan antar anggota keluarga melalui instant messenger ketika berada diluar rumah dan di dalam rumah. Berinteraksi menggunakan instant messenger menjadi pilihan para keluarga karena kesibukan masing-masing ditempat yang berbeda. Bagi orangtua yang sibuk bekerja interaksi melalui media menjadi penting untuk mengetahui keadaan dan keberadaan para anggota keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat seluruh anggota keluarga berada pada tempat berbeda, interaksi terjalin dnegan menggunakan instant messenger, walaupaun tidak terlalu sering. Melalui instant messenger, interaksi terbatas dan hanya digunakan untuk hal penting seperti menanyakan kabar, keberadaan, dan masalah kecil dalam keluarga. Sedangkan dalam penggunaan instant messenger di dalam rumah, salah satu keluarga mengaku masih menggunakan dengan tujuan agar tidak mengganggu jam istirahat orang tua. Instant messenger di dalam rumah sering digunakan untuk mengirim humor, peristiwa menarik, atau peristiwa yang membangkitkan memori anggota keluarga menjadi sebuah gerbang interaksi dengan para anggota. Namun sebagian besar mengatakan bahwa interaksi secara langsung adalah yang paling nyaman dan ideal.


(3)

commit to user

16

4. Instant messenger sebagai media komunikasi untuk keterbukaan dalam

keluarga

Sebelum adanya instant messenger sebagai media komunikasi, keluarga menerapkan keterbukaan bagi para anggotanya. Pemecahan masalah yang dihadapi oleh masing-masing keluarga biasa terselesaikan lewat adanya komunikasi secara langsung tanpa menggunakan media. Komunikasi menjadi sebuah kunci bagi keterbukaan, apalagi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebagai penyumbang penanaman nilai dan norma yang paling penting. Jaman digital membuka ruang komunikasi yang semakin canggih, salah satunya menggunakan media digital yaitu instant messenger. Orang tua sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam beberapa keluarga membuat mereka yang paling berperan dalam keterbukaan di keluarganya. Dalam penggunaan instant messenger sebagai media komunikasi dalam kelaurga, orang tua yang paling inisiatif untuk menanyakan kabar, keberadaan dan kondisi secara real time. Keterbukaan dalam sebuah keluarga tidak selalu bergantung pada berapa banyak jumlah anggota keluarga. Dua dari enam keluarga yang menjadi objek penelitian merupakan orang tua tunggal. Peran ganda sebagai orang tua lebih sulit dilakukan apalagi jika ayah menjadi orang tua satu-satunya dengan anak yang semuanya perempuan. Disini peran instant messenger sebagai media komunikasi untuk keterbukaan dalam keluarga dimanfaatkan dengan baik. Instant messenger digunakan untuk untuk selalu mengawasi anak-anak mereka. Keterbukaan komunikasi semakin terllihat pada sebagian besar keluarga yang menggunakan instant messenger, dengan adanya fitur pendukung yang ada di dalamnya, apapun yang ingin dibagikan antar anggota keluarga bisa termediasi secara nyata.

5. Komunikasi bermedia untuk menambah kualitas interaksi sosial dalam keluarga

Dalam kehidupan yang dijalani oleh manusia, komunikasi dan interaksi bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan dengan orang yang tidak dikenal sekalipun. Namun, apalah artinya komunikasi dan interaksi yang terjadi jika tidak ada arti dan kualitas di dalamnya. Penggunaan Whatsapp, BBM, dan LINE dengan fitur dan simbol atau ikon yang mewakili emosi penggunanya, menjadi sebuah nilai


(4)

commit to user

17

tambah yang dihadirkan oleh media digital sekarang ini. Interaksi sosial yang berkualitas diukur dari berapa sering saling berkomunikasi dan ada atau tidaknya konflik yang terjadi dalam sebuah keluarga, hal tersebut berpengaruh pada hubungan dalam keluarga tersebut. Melalui penggunaan instant messenger, permasalahan dan konflik yang ada bisa terselesaikan dan tercurahkan lewat tulisan, ini menguntungkan untuk sebagian orang yang tidak bisa mengungkapkan isi hati lewat lisan. Penggunaan instant messenger sebagai media digital berbasis internet mempunyai sifat "saat itu juga", maka dari itu komunikasi yang ingin dilakukan oleh pengguna, bisa pada saat itu dengan bantuan fitur yang tersedia. Namun, beberapa keluarga yang menjadi informan memilih berkomunikasi langsung di dalam rumah tanpa menggunakan media karena alasan jarak ruangan yang bisa dijangkau hanya dengan mengeraskan suara. Frekuensi berkomunikasi dan berinteraksi tidak bsia dihitung berapa kali dalam sehari, dan tidak ada jadwal khusus untuk saling berkomunikasi membicarakan masalah-masalah seputar keluarga. Namun beberapa keluarga menyempatkan diri untuk pergi bersama dalam satu waktu tertentu yang tidak bisa diprediksi.

Kesimpulan

Melalui analisis yang dipaparkan diatas, beberapa pengaruh yang terjadi pada penggunaan instant messenger sebagai media baru yaitu dari segi ekonomi, individu dan juga sosio-kultural.

Maka bisa disimpulkan bahwa instant messenger berdampak pada interaksi sosial di keluarga. Dalam penggunaan instant messenger dampak yang ditimbulkan ada positif dan negatif, namun dalam penelitian ini instant messenger mempunyai dampak yang postif kepada keluarga pengguna karena dari komunikasi yang berkesinambungan semakin mempererat ikatan emosi serta kualitas interaksi di dalam rumah. Komunikasi melalui instant messenger membuktikan bahwa media tersebut menambah kualitas hubungan antar keluarga, walaupun komunikasi secara langsung tetap menjadi andalan pada setiap keluarga.


(5)

commit to user

18

Saran

Peneliti menyarankan tentang adanya penelitian yang lebih mendalam mengenai bahasa verbal dan non-verbal dalam penggunaan instant messenger sebagai media digital yang berpengaruh pada berlangsungnya proses komunikasi antarpribadi pada penggunannya. Karena banyak aspek yang bisa diteliti.

Pengguna instant messenger seiring perkembangan jaman juga mengalami perkembangan bahasa. Penyedia instant messenger selalu memperbarui sistem secara berkala, tidak menutup kemungkinan fitur pada emoticon juga semakin beragam.

Untuk keluarga pengguna instant messenger, bsia memanfaatkan fitur pada layanan Whatsapp, BBM, dan LINE secara maksimal. Hal ini agar penghematan waktu dan sikap saling curiga bisa ditiadakan dengan adanya keterbukaan berkomunikasi pada saat itu juga.

Daftar Pustaka

Biagi, Shierly. (2010). Media Impact: Pengantar Media Massa. Terj. Irfan, Mochammad dan WiraMahendra. Jakarta: Salemba Humanika.

Blake, Reed H dan Edwin O Haroldsen. (2003). Taksonomi Konsep Komunikasi. Terj. Hasan Bahanan. Surabaya: Papyrus.

Bungin, Burhan. (2009). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo. Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak. Rineka

Cipta: Jakarta.

Liputan 6.com. (2014). "Tren Telepon Seluler Diawali Dengan Teknologi GSM",

http://tekno.liputan6.com/read/751928/tren-telepon-seluler-diawali-dengan- teknologi-gsm, 19/2/2016/14.02.

McGrath, Siobhan. (2012). New Media Technology in The Household. Irlandia: National University of Ireland Maynooth.

Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.


(6)

commit to user

19

Mulyana, Deddy. (2005). Nuansa-Nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan

Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Dedy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasrullah, Rulli. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jilid I. Jakarta: Kencana.

Nielsen. (2014). "Blackberry Messenger, Aplikasi Chat Paling BanyakDipilih Di Indonesia", http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/blackberry-messenger- aplikasi-chat-paling-banyak-dipilih-di-indonesia.html, 19/2/2016/14.30.

Setyowati, Yuli. (2005). Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Anak: Jurnal Ilmu Komunikasi .Nomor 1. Volume 2.

Solopos.Com. (2015). "2016, Solo Luncurkan Keluarga Ramah Anak"

http://www.solopos.com/2015/09/11/kota-layak-anak-2016-solo-luncurkan- keluarga-ramah-anak-641609 , 19/2/2016/13.18

Tempo.Co. (2014). "15 Menit Waktu Efektif Komunikasi Keluarga", https://m.tempo.co/read/news/2013/06/04/174485751/15-menit-waktu-efektif- komunikasi-keluarga , 15/01/2016/15.20.

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Yin, Robert K. (1996). Studi Ka sus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.