Proses Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RW. Di dalam rumah terdapat tiga kamar tidur. Suasana di dalam rumah tidak terlalu rapi dan penerangan lampu nya tidak begitu terang. Selain dilakukan di rumah nenek responden, penelitian juga dilakukan di sekolah responden dan rumah guru responden. Sekolah B merupakan sebuah Taman kanak-kanak Islam yang lokasinya tidak jauh dengan rumah nenek B. jarak antara rumah dan sekolah responden sekitar setengah kilometer. Sekolah tersebut bersebelahan dengan sebuah masjid. Terdapat lima permainan edukasi luar dan diluar pagar sekolah terdapat beberapa penjual makanan. Rumah guru B juga tidak jauh letaknya dari sekolah dan rumah nenek responden.

4.2 Proses Penelitian

4.2.1 Pelaksanaan Penelitian Proses penelitian skripsi mengenai dampak sibling rivalry pada anak usia dini dimulai pada tanggal 25 Februari 2013. Sebelum proses penelitian, peneliti melakukan konsultasi pada pembimbing penelitian secara rutin. Konsultasi tersebut dilakukan supaya persiapan kebutuhan penelitian di lapangan menjadi matang yang meliputi instrument penelitian, responden penelitian hingga proses penelitian. Hingga akhirnya peneliti memutuskan untuk terjun ke lapangan pada tanggal 25 Februari 2013. Di tahap awal peneliti menemukan sebuah kasus pada seorang anak, lalu memutuskan untuk mengambil penelitian pada kasus ini dan menjadikan anak tersebut menjadi responden penelitian. Pada proses konsultasi dengan dosen pembimbing, dosen menyarankan untuk menambah responden menjadi dua supaya terdapat pembanding. Akibat tidak memungkinkannya menambah responden di kota yang sama, sehingga membuat peneliti memindahkan setting penelitian di Kota Semarang lalu peneliti mencoba menyebarkan informasi kepada orang- orang terdekat. Pada awalnya sangat sulit menemukan responden, karena beberapa orang tua ada yang kurang berkenan jika anaknya dijadikan responden penelitian. Hingga akhirnya saya bertemu dengan seorang teman yang menawarkan anak nya untuk dijadikan responden penelitian. Peneliti melakukan komunikasi baik secara langsung atau dengan alat komunikasi dengan orang tua responden supaya dapat terjalin kedekatan yang baik dan sekaligus melakukan studi pendahuluan terhadap kasus yang terjadi. Setelah proses komunikasi antara peneliti dan oran tua responden baik, peneliti meminta kesediaan orang tua untuk melakukan wawancara dan meminta ijin untuk melakukan observasi pada kegiatan responden sehari-hari. Proses wawancara yang pertama dilakukan peneliti pada orang tua responden. Dari proses wawancara itu lah peneliti di rekomendasikan kepada orang-orang yang sering bersama responden dalam kesehariannya. Atas bantuan orang tua responden yang sangat kooperatif, peneliti dapat bertemu orang-orang terdekat responden dan melakukan wawancara dengan mereka. Selain proses wawancara, peneliti juga menggunakan observasi untuk mendapatkan data dan gambaran yang jelas mengenai kasus yang diangkat. Observasi dilakukan pada waktu khusus, sebelum proses wawancara atau pada saat proses wawancara. Observasi dilakukan di rumah responden, di sekolah responden, dan di rumah saudara responden. Hingga akhirnya pada tanggal 27 Juni 2013 peneliti telah selesai melakukan seluruh proses penelitian mengenai dampak sibling rivalry pada anak usia dini. 4.2.2 Kendala dalam Penelitian Proses pengambilan data yang dilakukan peneliti memakan waktu kurang lebih satu bulan. Kendala yang dialami peneliti adalah muncul dari sisi orang tua responden yang kurang berkenan ketika anaknya dijadikan responden penelitian. Orang tua sering menutupi keadaan anak dan pola asuh yang mereka pakai untuk mendidik anak mereka. Kesibukan orang tua juga menjadi kendala peneliti dalam melakukan penelitian. Orang tua khususnya ibu yang menjadi responden sekunder kedua responden penelitian ini memiliki waktu kerja yang amat sibuk sehingga peneliti mendapatkan kesulitan dalam melakukan wawancara dan observasi khususnya di rumah responden. Kendala- kendala yang dihadapi peneliti dalam melakukan penelitian ini merupakan pelajaran berharga yang menjadikan peneliti lebih bijaksana. 4.2.3Koding Proses yang harus dilakukan saat data penelitian sudah terkumpul adalah proses analisis data. Sebelum melakukan analisis data, maka peneliti melakukan koding. Koding dilakukan dengan memberikan kode- kode pada data yang telah didapat di lapangan. Hal tersebut bertujuan supaya data-data yang telah didapatkan di lapangan dapat dengan mudah dan jelas diorganisasikan agar sistemastis, lengkap, dan detail sehingga dapat memunculkan gambaran yang baik mengenai kasus yang diangkat. Proses selanjutnya yaitu dengan mempelajari data dan menandai kata kunci serta gagasan yang ada dalam data, menemukan tema-tema yang berasal dari data, kemudian melakukan penafsiran data yaitu berpikir dengan mengkategorikan data agar bermakna, mencari, dan menemukan pola-pola hubungan serta membuat temuan menjadi lebih umum. Pernyataan responden sebagai penguat data diketik dengan satu spasi dan menjorok sebanyak enam spasi. Setiap kutipan wawancara yang menggunakan bahasa Jawa atau bahasa Inggris ditulis miring lalu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kalimat terjemahan tersebut diletakkan disamping kutipan asli dengan diawali tanda kurung buka dan diakhiri dengan tanda kurung tutup serta diikuti dengan kode wawancara. Adapun kode dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Kode A : Responden Utama Satu 2 Kode AA : Responden Sekunder Satu 3 Kode AB : Responden Sekunder Dua 4 Kode AC : Responden Sekunder Tiga 5 Kode B : RespondenUtama Dua 6 Kode BA : Responden Sekunder Empat 7 Kode BB : Responden Sekunder Lima 8 Kode BC : Responden Sekunder Enam 9 Kode Intr : Interviewer Ayu Citra Triana Putri 10 Kode digit angka menunjukkan baris urutan tulisan wawancara.

4.3 Temuan Penelitian