Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai kecernaan tepung darah dengan kadar protein 88,48 adalah 81,36. Pada perlakuan tepung darah 12 ditambah atraktan menunjukkan nilai kecernaan protein dan kecernaan total tertinggi dengan nilai kecernaan 98,92 dan 65,75. Sedangkan untuk nilai kecernaan protein dan kecernaan total terendah terdapat pada perlakuan kontrol dengan niali kecernaan 98,54 dan 55,06. Data selengkapnya terdapat pada Lampiran 4.

4.2 Pembahasan

Tepung darah merupakan sumber protein alternatif pengganti sumber protein dari tepung ikan. Tepung darah merupakan bahan makanan yang berasal dari hewan dengan kadar proteinnya paling tinggi yaitu sekitar 80 dari bobot kering Hertrampf dan Pascual, 2000. Hasil analisa proksimat di laboratorium nutrisi ikan menunjukkan bahwa kadar protein tepung darah jenis SBC sebesar 88,48 Lampiran 1. Konsumsi pakan pada perlakuan kontrol memberikan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan tepung darah 6 dan tepung darah 12. Konsumsi pakan pada perlakuan tepung darah 12 menghasilkan nilai konsumsi pakan yang rendah yaitu sebesar 92,99g. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh palatabiliti pakan yang diberikan Halver, 1989. Pemakaian tepung darah akan berdampak menurunkan palatabiliti pakan kerapu sehingga akan berpengaruh pada asupan pakan secara langsung oleh ikan Setiawati dkk, 2008. Dengan demikian berarti konsumsi pakan akan semakin rendah dengan semakin tingginya level tepung darah. Formulasi pakan harus dilengkapi dengan perangsang yang disebut atraktan untuk membuat asupan pakan ikan lebih efisien Hertrampf dan Pascual, 2000. Atraktan yang digunakan pada penelitian ini adalah taurin dan tepung cumi. Konsumsi pakan pada perlakuan kontrol memberikan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan tepung darah 6 ditambah atraktan dan tepung darah 12 ditambah atraktan. Konsumsi pakan pada perlakuan tepung darah 6 ditambah atraktan yaitu 119,01g sedangkan untuk perlakuan tepung darah 6 tanpa atraktan 110,71g. Berarti penambahan atraktan dapat meningkatkan konsumsi pakan pada ikan kerapu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Martinez et al 2004, bahwa penggunaan taurin dalam pakan dapat meningkatkan konsumsi pakan. Tepung darah jenis SBC memiliki kecernaan yang tinggi yaitu 81,36. Kecernaan protein menunjukkan sejumlah protein pakan yang tercerna dalam tubuh. Tingginya nilai kecernaan protein menunjukkan semakin banyaknya protein yang dicerna oleh saluran pencernaan ikan yang selanjutnya akan diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan. Nilai kecernaan protein pakan tertinggi terdapat pada perlakuan tepung darah 12 ditambah atraktan sehingga menghasilkan nilai retensi protein yang tinggi. Kecernaan total mengindikasikan total kecernaan nutrien sebagai sumber energi protein, lemak, karbohidrat. Nilai kecernaan total tertinggi terdapat pada pakan perlakuan tepung darah 12 ditambah atraktan, sedangkan nilai kecernaan pakan terendah terdapat pada pakan perlakuan kontrol. Kemampuan cerna terhadap suatu jenis pakan bergantung pada kuantitas dan kualitas pakan, jenis bahan pakan, kandungan gizi pakan, jenis serta aktivitas enzim-enzim pencernaan pada sistem pencernaan ikan, ukuran dan umur ikan serta sifat fisik dan kimia perairan NRC, 1993. Pada setiap pakan perlakuan yang membedakan adalah kuantitas pakan yang dikonsumsi ikan dan jenis bahan pakan sehingga nilai kecernaan dari tiap pakan perlakuan berbeda. Tepung darah jenis SBC memiliki nilai kecernaan yang tinggi sehingga pakan dengan bahan baku tepung darah memiliki nilai kecernaan pakan yang tinggi. Retensi protein adalah persentase protein yang disimpan dalam tubuh. Nilai retensi protein pada perlakuan kontrol, tepung darah 6 dan tepung darah 12 adalah 61.88, 67.26 dan 81.21. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan tepung darah sampai level 12 dapat meningkatkan retensi protein. Nilai retensi protein pada perlakuan kontrol menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap perlakuan tepung darah 6 ditambah atraktan dan tepung darah 12 ditambah atraktan. Tepung darah memiliki nilai kecernaan protein yang tinggi. Jika nilai kecernaan protein tinggi maka protein pakan yang diserap oleh tubuh ikan juga semakin tinggi sehingga nilai retensi protein akan tinggi. Nilai kecernaan protein yang tinggi akan meningkatkan nilai retensi protein Retensi lemak menunjukkan persentase lemak yang disimpan dalam tubuh. Nilai retensi lemak pada perlakuan kontrol, tepung darah 6 dan tepung darah 12 yaitu 62.94, 60.37 dan 67.43. Nilai retensi lemak tertinggi terdapat pada perlakuan tepung darah 12 Tabel 3. Dengan tingginya nilai retensi lemak, kandungan lemak yang disimpan dalam tubuh ikan tinggi. Lemak diperlukan untuk pembentukan berbagai penyusun membran sel dan sebagai pelarut beberapa vitamin NRC, 1993. Nilai retensi lemak pada perlakuan kontrol memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap perlakuan tepung darah 6 ditambah atraktan dan tepung darah 12 ditambah atraktan. Nilai retensi lemak pada perlakuan tepung darah 12 ditambah atraktan menunjukan nilai yang paling tinggi sebesar 81,46. Hal tersebut berarti ikan kerapu memanfaatkan karbohidrat sebagai energi protein sparing effect. Berdasarkan hasil proksimat pakan tabel 2, kadar karbohidrat pada pakan perlakuan tepung darah 12 ditambah atraktan lebih tinggi dibanding pakan perlakuan lainnya. Pemanfaatan karbohidrat pada pakan perlakuan tepung darah 12 ditambah atraktan lebih tinggi sehingga protein dan lemak yang diretensi oleh tubuh ikan akan lebih tinggi. Adanya peningkatan ukuran biomasa rata-rata pada ikan uji menunjukkan. ikan mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan adalah penambahan ukuran panjang dan berat dalam waktu tertentu. Pertumbuhan akan terjadi jika energi dari pakan yang dikonsumsi ikan lebih besar daripada energi yang dibutuhkan ikan untuk pemeliharaan tubuh. Pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan dalam hal keseimbangan nutrien, jumlah energi dan kondisi hidup Watanabe and Cho, 1988. Nilai laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan panjang relatif pada perlakuan kontrol menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan tepung darah 6 dan tepung darah 12. Dengan demikian berarti dengan meningkatnya level tepung darah sampai level 12 tidak mengurangi pertumbuhan ikan. Nilai laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan panjang relatif pada perlakuan kontrol menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap perlakuan tepung darah 6 ditambah atraktan dan tepung darah 12 ditambah atraktan. Pada perlakuan pakan dengan kandungan tepung darah yang ditambahkan atraktan memberikan nilai laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan relatif yang lebih besar daripada pakan dengan kandungan tepung darah tanpa atraktan. Atraktan umumnya dihasilkan dari asam amino bebas. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan atraktan dapat meningkatkan pemanfaatan tepung darah terhadap kinerja pertumbuhan ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yufera et al 2002, bahwa asam amino bebas sebagai komponen untuk memacu pertumbuhan dan sebagai sumber energi. Efisiensi pakan adalah nilai makanan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Nilai efisiensi menunjukkan kualitas pakan buatan yang diberikan pada ikan. Semakin tinggi nilai efisiensinya maka semakin bagus kualitas pakannya. Nilai efisiensi pakan pada perlakuan kontrol, tepung darah 6 dan tepung darah 12 yaitu 46.85, 52.64 dan 61.62. Peningkatan level darah sampai 12 ternyata dapat meingkatkan nilai efisiensi pakan. Nilai efisiensi pakan pada perlakuan kontrol memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap perlakuan tepung darah 6 ditambah atraktan dan tepung darah 12 ditambah atraktan. Nilai efisiensi pakan pada perlakuan kontrol, tepung darah 6 ditambah atraktan dan tepung darah 12 ditambah atraktan adalah 46.85, 66.36 dan 74.38. Tingginya nilai efisiensi makanan karena jumlah konsumsi pakan lebih rendah tetapi menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Kelangsungan hidup merupakan peluang hidup suatu individu. Kelangsungan hidup pada setiap perlakuan tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemakaian tepung darah sampai level 12 tidak mempengaruhi kelangsungan hidup ikan. Selain pakan yang berkualitas, kondisi lingkungan dari ikan kerapu harus berada dalam kisaran yang optimum. Kualitas air yang berperan terhadap kelangsungan hidup pada ikan kerapu meliputi suhu air, oksigen terlarut, salinitas, pH air dan amonia. Suhu air pada pemeliharaan ikan kerapu selama 40 hari adalah 29,5-30 o C, nilai oksigen terlarut 8-8,7mgL, salinitas 30-32ppt, pH air 7,62-8,5 dan amonia 0,0065- 0,178ppm. Data kualitas air terdapat pada Lampiran 5. Kualitas air tersebut sudah masuk dalam kisaran kualitas air yang optimum untuk ikan kerapu. Penggunaan atraktan dapat meningkatkan konsumsi pakan, nilai laju pertumbuhan harian dan pertumbihan relatif ikan kerapu bebek. Tepung darah jenis SBC spray-dried blood cells memiliki kecernaan yang tinggi yaitu 81,36 sehingga retensi protein dan retensi lemak akan semakin tinggi. Nilai kelangsungan hidup tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup. Hasil terbaik didapatkan pada perlakuan tepung darah 12 ditambah atraktan karena menghasilkan nilai retensi protein dan retensi lemak tertinggi yaitu 93,05 dan 81,46 serta nilai efisiensi pakan yang tinggi yaitu 74.38. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan