Tepung Darah Blood Meal

Vitamin adalah senyawa organik yang sangat komplek, diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil untuk pertumbuhan yang normal, reproduksi, kesehatan, dan metabolisme Kompiang, 1996. Mineral adalah nutrien esensial untuk hewan air dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Mineral digunakan untuk proses respirasi dan osmoregulasi NRC, 1977. Hewan air dapat menyerap sebagian mineral yang dibutuhkan dari air melalui insang atau seluruh permukaan tubuh. Mineral diperlukan juga untuk mekanisme homeostasi dan pembentukan kerangka tulang Watanabe and Cho, 1988.

2.2 Tepung Darah Blood Meal

Salah satu alternatif bahan subsitusi tepung ikan adalah tepung darah Bureau et al., 1999. Diantara bahan makanan yang berasal dari hewan, tepung darah yang paling tinggi kadar proteinnya yaitu sekitar 80 dari bobot kering. Berdasarkan hasil analisa Laboatorium Nurisi Ikan kadar protein tepung darah adalah 88,45 Lampiran 1. Tepung darah adalah sumber yang kaya leusin tapi miskin methionine dan isoleusin Hertrampf dan Pascual, 2000. Profil asam amino tepung darah disajikan dalam Tabel 1. Kombinasi tepung darah dan tepung jagung akan membantu untuk memperkaya komposisi pakan ikan karena tepung jagung memiki kandungan lysine yang rendah dan isoleusine yang tinggi Harris, 1980. Tabel 1. Profil Asam amino tepung darah Johnson and Summerfelt, 2000. Profil asam amino Komposisi Arginin 4,12 Histidin 7,32 Isoleucin 0,63 Leucin 13,61 Lysin 8,75 Methionin 0,76 Phenylalanin 6,28 Threonin 3,12 Tryptophan 1,54 Valine 9,12 Tepung darah komersial diproduksi dalam jumlah besar dengan cara spray-dried dan disebut SBC spray-dried blood cells. Tepung darah SBC dibuat dengan cara menyemprotkan darah segar ke dalam aliran udara panas bersuhu 316 o C kemudian dimasukkan ke dalam vacum pada suhu rendah yaitu 49 o C.. Produk SBC mengandung protein tinggi 92, leusin 13,61 dan hanya mengandung 0,33 fosfor. SBC memiliki karakter yang sangat menjanjikan sebagai bahan pakan karena memiliki kecernaan protein yang tinggi yaitu 89.7 Johnson and Summerfelt, 2000. Kemampuan cerna terhadap suatu jenis pakan bergantung pada kuantitas dan kualitas pakan, jenis bahan pakan, kandungan gizi pakan, jenis serta aktivitas enzim-enzim pencernaan pada sistem pencernaan ikan, ukuran dan umur ikan seta sifat fisik dan kimia perairan NRC, 1993. Produk SBC memiliki kandungan zat besi yang tinggi yaitu sebesar 2.700 mgkg Johnson and Summerfelt, 2000 . Kadar zat besi yang tinggi ini memungkinkan untuk pemakaian tepung darah dalam pakan sebagai sumber zat besi organik. Tepung darah bisa diterima baik oleh kerapu bebek Cromileptes altivelis sampai pada level 9 , tetapi hasil optimum didapatkan pada level pemakaian 6 . Penggunaan tepung darah 6 sebagai sumber Fe-organik pada pakan buatan kerapu bebek dapat menggantikan pemakaian sumber Fe-anorganik Ferosulfat FeSO 4 .7H 2 O sekaligus mengurangi penggunaan tepung ikan dalam formulasi pakan. Pemakaian mineral Fe-organik lebih efisien dibandingkan sumber Fe- anorganik Setiawati dkk., 2008. Fe berfungsi sebagai mikromineral penting yang mempengaruhi fungsi imunitas dan meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi. Fe juga berpengaruh pada metabolisme energi lemak, protein dan karbohidrat Webster dan Lim, 2002. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh palatabiliti pakan yang diberikan Halver, 1989. Pemakaian tepung darah sebagai sumber zat besi akan berdampak menurunkan palatabiliti pakan kerapu sehingga akan berpengaruh pada asupan pakan secara langsung oleh ikan. Sehingga diperlukan bahan pakan tambahan yang dapat meningkatkan nafsu makan ikan Setiawati dkk., 2008

2.3 Atraktan