12
2.2.6.2 Derajat Kelangsungan Hidup Benih
Derajat  kelangsungan  hidup  benih  dihitung  pada  akhir  perlakuan pemeliharaan  yaitu  saat  benih  berumur  87  hari.  Namun  setiap  hari  diamati  dan
dihitung  jumlah  benih  yang  mati  untuk  mengetahui  ketahanan  ikan  terhadap kondisi  perairan  Danau  Lido  yang  fluktuatif  dan  mengetahui  umur  rentan  ikan
terhadap kematian.
2.2.7  Pengukuran Kualitas Air
Perairan  Danau  Lido  merupakan  perairan  umum  yang  kondisi  fisik,  kimia maupun  biologisnya  berubah-ubah  setiap  saat dan tidak dapat dikontrol. Kondisi
ini  secara  langsung  dapat  mempengaruhi  kondisi  ikan  terutama  daya  tahan  ikan. Selain  itu,  kondisi  air  juga  dapat  mempengaruhi  karakteristik  fenotipe  ikan.
Sehingga  perlu  dilakukan  pengukuran  kualitas  air  perairan  Danau  Lido. Pengukuran  kualitas  air  ini  dilakukan  saat  awal,  tengah  dan  akhir  pemeliharaan.
Namun  untuk  suhu  dilakukan  pengamatan  setiap  hari  menggunakan  termometer. Kualitas air yang diukur dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Metode Pengukuran Kualitas Air Danau
Parameter Satuan
Alat Keterangan
Kualitas Air Pengukuran
DO mgL
DO meter digital in situ
Suhu °C
termometer Hgpemuaian in situ
Kecerahan m
Secchi diskvisual in situ
pH unit
pH meterpotensiometrik in situ
TAN mgL
Spektrofotometer ex situ
Amonia mgL
Titrasi ex situ
2.3 Parameter Penelitian
Beberapa  karakter  pertumbuhan  yang  menjadi  parameter  dalam  penelitian keragaan  pertumbuhan  F1  nila  BEST  adalah:  laju  pertumbuhan  harian,
pertumbuhan panjang dan bobot mutlak, koefisien keragaman panjang dan bobot, kelangsungan hidup dan heritabilitas.
2.3.1 Laju Pertumbuhan Bobot Spesifik
Pertumbuhan  bobot  dirumuskan  sebagai  pertambahan  bobot  ikan  dalam suatu waktu, dengan rumus sebagai berikut Huisman, 1987:
100 x
1 t
o t
 
 
 
 
 
13
t W
Wt GR
 
Keterangan : α       = Laju pertumbuhan spesifik
 t    = Bobot rata-rata ikan pada waktu ke-t pemeliharaan g  o   = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan g
t        = Waktu pemeliharaan hari
2.3.2 Pertumbuhan Bobot Rata-rata Tiap Hari Growth Rate
Pertambahan bobot rata-rata tiap hari dirumuskan:
Keterangan: GR
= Pertumbuhan bobot rata-rata tiap hari ghari Wt
= Bobot akhir g W0
= Bobot awal g t
= Lama pemeliharaan
2.3.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan  panjang  mutlak  adalah  selisih  panjang  total  tubuh  ikan  pada akhir pemeliharaan dan awal pemeliharaan, dirumuskan sebagai berikut:
P
m
= P
t
- P
o
Keterangan :  P
m
= Panjang mutlak benih pada hari ke-t cm P
t
= Panjang benih pada hari ke-t cm P
o
= Panjang benih pada hari ke-0 cm
2.3.4 Koefisien Keragaman
Koefisien keragaman menunjukkan seberapa besar ukuran panjang tubuh ikan dalam satu populasi menyebar dari nilai rata-ratanya. Menurut Singh dan
Chaudary 1977, koefisien keragaman fenotipe dirumuskan: x100
X f
CV 
 Keterangan:
f     = ragam fenotipe
X = rata-rata umum
14
2.3.5 Kelangsungan Hidup
Kelangsungan  hidup  adalah  persentase  jumlah  ikan  yang  hidup  pada  akhir pemeliharaan  dibandingkan  dengan  jumlah  ikan  yang  ditebar.  Persamaan  yang
digunakan untuk menghitung tingkat kelangsungan hidup adalah: 100
x N
N SR
t
 Keterangan :  SR
= Kelangsungan hidup Survival Rate N
t
= Jumlah benih yang hidup di akhir penelitian ekor N
= Jumlah benih yang hidup di awal penelitian ekor
2.3.6 Respons Seleksi dan Heritabilitas
Penghitungan  peningkatan  pertumbuhan  yang  merupakan  respons  seleksi R dihitung dengan cara melakukan pengurangan nilai rata-rata populasi turunan
ikan hasil seleksi dengan rata-rata kontrol yang merupakan nilai rata-rata populasi yang tidak diseleksi. Sedangkan intensitas seleksi  S adalah selisih dari rata-rata
populasi  ikan  yang  diseleksi  dengan  nilai  rata-rata  populasi.  Heritabilitas  nyata real heritability dihitung dengan rumus Falconer dan Mackay, 1996:
S R
2
 h
Keterangan:
2
h = heritabilitas nyata
R = respons seleksi
S = intensitas seleksi
2.4 Analisis Data