Alasan Pemilihan Judul Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Roh Leluhur

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Negara Jepang merupakan salah satu negara yang unik, karena Jepang adalah negara maju tetapi masih percaya hal-hal yang magis. Masyarakat Jepang meyakini adanya kekuatan batin manusia yang dapat dimasuki dimensi lain yang penuh dengan kekuatan luar biasa. Dalam pemikiran orang Jepang, ketika seseorang meninggal dunia rohnya akan meninggalkan kehidupan ini menuju ke dunia yang kekal, setelah mencapai tempat tujuan rohnya harus menghabiskan beberapa waktu. Diantara tingkat keberadaan dalam sebuah tempat yang tidak jelas dan tidak pasti. Di tempat inilah roh dapat menjadi hantu penasaran yang dapat menghantui atau mengganggu orang-orang yang masih memiliki hubungan yang kuat dengannya. Para roh tersebut terus menghantui orang- orang di dunia sampai ada seseorang atau sesuatu yang bisa membebaskan mereka untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju keabadian. Pandangan roh orang Jepang dipengaruhi kepercayaan Shinto dan Budha. Pandangan roh orang Jepang berhubungan dengan pandangan dunia, dimana dunia ini berhubungan dengan dunia sana dunia kematian. Pada waktu manusia lahir rohnya datang dari leluhur, dan pada waktu meninggal rohnya akan kembali ke senzodaidai 先祖代々 generasi leluhur. Universitas Sumatera Utara Kepercayaan terhadap Tuhan dalam masyarakat Jepang berbeda dengan pengertian kepercayaan akan Tuhan dalam kepercayaan monotheis, di Jepang kata Tuhan disebut dengan 神 kami atau 仏 hotoke, Kami adalah konsep Shinto dan Hotoke adalah konsep dari agama Budha. Pengertian Kami itu sendiri adalah roh leluhur yang sudah meninggal lebih dari 49 tahun dan sudah diadakan tomuraiage 弔い上げ acara memindahkan ihai dari kamidana 神棚 altar di rumah dipindahkan ke gunung atau dibakar. Hal ini dilakukan karena sosen 祖先 leluhur tersebut sudah 49 tahun disembah di rumah. Oleh karena itu dianggap sudah menjadi Dewa Sosendai atau Okusama. Kemudian Hotoke 仏 juga adalah roh leluhur yang sudah meninggal lebih dari 33 tahun dan sudah dilakukan tomuraiage Tomuraiage adalah perayaan penyembahan terahir roh nenek moyang pada kamidana altar di rumah. Setelah tomuraiage roh tersebut dianggap sudah kehilangan kepribadian, kemudian diantar ke gunung. Kemudian para kamigami ini dianggap berfungsi untuk menjaga keturunannya yang masih hidup. Dalam pandangan Jepang, kematian adalah merupakan pemisahan antara roh dan raga. Menurut Inoguchi pemikiran tentang pemisahan antara tubuh dan raga sudah ada dalam pandangan hidup dan mati orang Jepang sejak zaman prasejarah. Setelah manusia mati sekitar 33 tahun atau 49 tahun roh tersebut sudah lepas dari kekotoran. Maka roh tersebut menjadi sorei 祖霊 leluhur, naik ke langit dan dari langit roh tersebut mengawasi anak cucunya. Kemudian dalam waktu-waktu tertentu karena Universitas Sumatera Utara panggilan manusia atau pada acara obon dan tahun baru, maka roh leluhur tersebut akan datang dan mengunjungi anak cucunya. Kemudian menurut tempat kedatangan roh tersebut maka namanya berubah. Misalnya apabila datang ke sawah maka dia menjadi Tanokami 田の神 dewa sawah, Yamanokami 山の神 dewa gunung, Mizunokami 水の神 dewa air dan sebagainya. Roh yang tidak ada penyembahnya maka disebut muenrei 無縁霊 , maka roh tersebut dipercaya akan menjadi yurei 湯霊 hantu, atau disebut juga gaki secara agama Budha. Penyembahan roh leluhur ini dikatakan sebagai inti dari agama Ie. Bertitik tolak dari pemikiran di atas, penulis berminat membahasnya dalam kertas karya yang berjudul “KEPERCAYAAN MASYARAKAT JEPANG TERHADAP ROH LELUHUR”.

1.2. Tujuan Penulisan