5.1.3. Ekspor Serat Sabut Kelapa Indonesia dan Negara Lain di Dunia
Pada perdagangan internasional, sabut kelapa Indonesia di ekspor hanya dalam satu bentuk, yaitu serat sabut kelapa. Sedikitnya jumlah komoditas produk
sabut kelapa yang diekspor keluar negeri karena untuk saat ini Indonesia belum mampu memproduksi komoditas produk sabut kelapa selain serat. Hal ini
dikarenakan adanya kendala, dan hambatan untuk membuat komoditas tersebut. Berdasarkan hasil studi kasus pada industri kecil pengolahan sabut kelapa di
Kabupaten Ciamis diketahui bahwa kendala dan hambatan yang dihadapi oleh produsen adalah adanya keterbatasan dalam masalah permodalan untuk
pengadaan mesin press. Selain itu akses informasi terhadap pasar ekspor juga merupakan salah satu kendala usaha kecil serat sabut kelapa pada aspek
pemasaran. Akibat dari adanya kendala informasi ini maka pengusaha serat sabut kelapa tidak mengetahui secara pasti negara mana saja yang sedang
membutuhkan serat sabut kelapa dan berapa besarnya kebutuhan serat sabut kelapa pada negara tersebut
6
. Serat sabut kelapa yang diproduksi oleh produsen di Indonesia ini diekspor
ke beberapa negara seperti jepang, Hongkong, Korea Selatan, Republik Rakyat Cina, Malaysia, Saudi Arabia, Turki, Perserikatan Emirat Arab, Australia, Kepulauan
Cook, Kanada, Meksiko, Chili, Costa Rica, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Yunani. Perincian datanya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Berdasarkan lampiran 2 diketahui bahwa negara tujuan ekspor Indonesia yang utama adalah Jepang. Hal ini dikarenakan Jepang setiap tahun selalu
mengimpor serat sabut kelapa dari Indonesia bila dibandingkan dengan negara lain. Rata – rata impor serat sabut kelapa negara Jepang dari Indonesia per tahunnya
1996 – 2004 adalah sebesar 43,351 ton.
6
ibid
Saingan Indonesia dalam hal ekspor serat sabut kelapa ke negara Jepang adalah Srilanka dan India. Menurut APCC 2003, impor Jepang dari negara India
dan Srilanka rata – rata per tahunnya 1999 – 2004 adalah sebesar 510,80 ton untuk India dan 5.707,20 ton untuk Srilanka. Apabila dibandingkan dengan
Indonesia ternyata ekspor produk sabut kelapa negara India dan Srilanka ke negara Jepang lebih besar dari Indonesia.
Besarnya jumlah impor produk sabut kelapa Jepang dari India dan Srilanka dikarenakan kebutuhan Jepang akan produk tersebut cukup tinggi. Kebutuhan
negara Jepang tersebut tidak hanya satu produk, tetapi bermacam produk yang terbuat dari serat sabut kelapa. Adapun perinciannya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata – rata Impor Produk Sabut Kelapa Ton Negara Jepang dari Negara India, Srilanka dan Indonesia, Tahun 1999 – 2004
Negara No.
Komoditas India
Srilanka Indonesia
1 Mattress Fibre -
170,80 -
2 Bristle Fibre -
409,60 -
3 Coir Yarn -
148,40 -
4 Twisted Fibre -
4.652,00 -
5 Coir Twine -
326,40 -
6 Coir Mattings 315,60
- -
7 Coir Mats 195,20
- -
8 Textile Fibre for Coconut Raw
- -
43,40
Total 510,80
5.707,20 43,40
Sumber : APCC 2003 BPS 1999 – 2004
Rendahnya ekspor serat sabut kelapa Indonesia ke negara Jepang ini karena Indonesia dihadapkan kepada negara – negara pesaing yang lebih maju
dalam hal teknologi produksi serat sabut kelapa sehingga negara – negara tersebut lebih unggul dalam hal jumlah dan kualitas. Menurut APCC 2003, Srilanka dan
India masih mendominasi pasar dari sabut kelapa dan produk sabut kelapa dengan rata – rata jumlah ekspor pada tahun 2003 adalah sebesar 50.950 ton untuk
Srilanka dan 70.550 ton untuk India. Komoditas yang diekspor oleh negara Srilanka
tersebut adalah mattres fibre, bristle fibre, coir yarn, twisted fibre dan coir twine, sedangkan komoditas yang diekspor oleh negara India adalah coir yarn, coir
matting, coir mats, coir rope, rugs, carpet, rubberized coir dan lainnya. Indonesia sebagai negara yang memiliki areal perkebunan terluas di dunia ternyata hanya
mampu menempati urutan posisi kelima di dunia dalam hal ekspor produk sabut kelapa. Adapun besarnya ekspor produk sabut kelapa Indonesia pada tahun 2003
adalah sebesar 432 ton. Kontribusi ekspor serat sabut kelapa Indonesia ini terhadap pendapatan
ekspor ternyata sangat kecil sekali. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kontribusi Serat Sabut Kelapa terhadap Pendapatan Ekspor Indonesia, Tahun 1999 - 2004
Tahun Total Ekspor US
Ekspor Serat Sabut Kelapa US Persentase
1999 48.665.452.000
30.232,40 0,0000621
2000 62.124.016.000
102.386,26 0,0001650
2001 56.320.905.000
73.280,67 0,0001300
2002 57.159.000.000
77.566,00 0,0001360
2003 65.338.000.000
281.370,58 0,0004300
2004 66.000.000.000
912.507,03 0,0013200
Sumber : BPS dalam APCC 2003 Berdasarkan Tabel 9 diketahui ternyata kontribusi serat sabut kelapa
terhadap pendapatan ekspor kurang dari satu persen. Hal ini terjadi karena produksi serat sabut kelapa di Indonesia masih kurang berkembang sehingga
menyebabkan jumlah ekspornya masih sangat rendah sekali walaupun apabila dilihat dari trend cenderung mengalami peningkatan.
Serat sabut kelapa yang diekspor ke beberapa negara tersebut dikirim melalui beberapa pelabuhan muat yang terdapat pada beberapa propinsi. Adapun
propinsi dan pelabuhan muat yang digunakan untuk mengekspor serat sabut kelapa dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Nama Propinsi dan Pelabuhan Muat Ekspor Serat Sabut Kelapa Indonesia, Tahun 1996 – 2004
No. Propinsi Muat
Pelabuhan Muat
1 Sumatera Utara
Belawan 2
DKI Jakarta Tanjung Priok, Soekarno Hatta
3 Jawa Timur
Tanjung perak 4
Jawa Tengah JebresAdi Sumarmo, Tanjung Emas
5 Bali
Ngurah Rai 6
Sulawesi Selatan Ujung Pandang
Sumber : BPS 1996 – 2004 Ekspor produk sabut kelapa ini apabila dilihat pada tingkat dunia ternyata
dari tahun 1999 – 2004 cenderung mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan rata – rata per tahun adalah sebesar 8,08 persen. Meningkatnya
ekspor produk sabut kelapa ini menunjukkan bahwa permintaan akan produk sabut kelapa cenderung mengalami peningkatan. Hal ini berarti bahwa produk sabut
kelapa di dunia memiliki kemampuan untuk bersaing dengan produk substitusinya, seperti karet busa dan plastik yang berbahan baku dari kimia sintetis. Perincian
data pertumbuhan ekspor produk sabut kelapa di dunia dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pertumbuhan Ekspor Produk Sabut Kelapa di Dunia, Tahun 1999 – 2003
Tahun Nilai Ekspor Ton
Pertumbuhan
1999 110.302
- 2000
117.694 6,70
2001 122.044
3,56 2002
122.044 0,00
2003 174.695
30,14
Rata - rata 646.779
8,08
Sumber : APCC 2003 Adapun yang menyebabkan produk sabut kelapa ini dapat bersaing dengan
produk sintetis adalah dikarenakan produk ini memiliki karakteristik fisika kimia yang spesifik, biodegradable dan memiliki fungsi sebagai heat retardant. Kelebihan
produk sabut kelapa tersebut tidak dimiliki oleh produk sintetis seperti karet busa dan plastik
7
.
7
Ibid
5.1.4. Perkembangan Harga Serat Sabut Kelapa