Pengujian Model Model Penawaran Ekspor Serat Sabut Kelapa Indonesia

pendugaan model regresi linier berganda dapat dilihat pada Lampiran 5. Penjelasan dari model tersebut dapat dillihat pada sub bab berikutnya. Tabel 13. Hasil Pendugaan Penawaran Ekspor Serat Sabut Kelapa Indonesia Model Double Log, Tahun 2004 Peubah Koefisien t hitung P VIF Elastisitas Konstanta -8,305 -3,76 0,002 - LnH1 -0,196 -2,33 0,032 1,4 -0,196 LnK1 -0,699 -2,39 0,029 4,2 -0,699 LnPDB1 1,56 3,09 0,007 3,6 1,56 LnPS1 0,914 9,65 0,000 1,7 0,914 LnLag1 -0,0853 -1,03 0,317 1,2 -0,0853 LnLL1 -0,113 -1,64 0,119 1,6 -0,113 R 2 90,90 F statistik 28,42 Durbin Watson 1,98

5.2.1. Pengujian Model

Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi R 2 dari model adalah sebesar 90,90 persen. Hal ini berarti bahwa kemampuan model untuk menjelaskan variabel bebas yang berpengaruh terhadap penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia adalah sebesar 90,90 persen, sedangkan sisanya sebesar 9,10 persen dijelaskan oleh variabel lain yang berada diluar model. Selain nilai R 2 yang tinggi, model dapat dikatakan baik apabila dapat memenuhi asumsi model, seperti tidak ada multikolinier, homoskedastis, dan tidak ada autokorelasi. Oleh karena itu maka penjelasan dari pengujian asumsi model adalah sebagai berikut.

I. Pengujian Asumsi Model A. Multikolinieritas

Pada penelitian ini cara yang digunakan untuk menguji multikolinieritas adalah dengan membandingkan antara nilai VIF hitung dengan nilai VIF yang telah distandarkan. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai VIF yang diperoleh model ternyata nilainya masih lebih rendah dari nilai VIF yang distandarkan untuk multikolinieritas, yaitu sepuluh. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan linier antar variabel bebas multikolinieritas yang terdapat pada model tersebut.

B. Autokorelasi

Pengujian terhadap autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin – Watson. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai uji statistik Durbin – Watson sebesar 1,98. Apabila dibandingkan dengan nilai standar untuk statistik Durbin – Watson pada taraf nyata lima persen 1,90 maka nilai yang diperoleh model dari hasil perhitungan uji statistik Durbin – Watson lebih besar dari nilai standar uji. Hal ini berarti tidak terdapat autokorelasi pada model yang terbentuk.

C. Heterokedastisitas Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Park. Berdasarkan uji

Park diperoleh nilai t hitung untuk variabel bebasnya adalah sebesar 0,31. Nilai t hitung yang diperoleh dari hasil uji Park tersebut ternyata lebih kecil dari nilai t tabel untuk taraf nyata lima persen, yaitu 1,717. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang terdapat pada model tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikatnya. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa pada model tersebut tidak terdapat heterokedastisitas. Hasil dugaan uji Park dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Uji Park Peubah Koefisien t hitung Konstanta 0,01796 0,31 Y-est 0,00272 0,20 R 2 0,2

II. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji F diketahui ternyata nilai yang diperoleh model lebih besar dari F tabel . Hal ini berarti bahwa secara bersama – sama variabel bebas yang terdapat dalam model berpengaruh nyata terhadap penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia. Selain uji F, pada penelitian ini juga dilakukan uji-t. Hal ini dilakukan untuk melihat pengaruh secara individu dari masing – masing variabel bebas terhadap penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia. Berdasarkan hasil uji-t ternyata diketahui bahwa jumlah variabel bebas yang berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen adalah sebanyak empat variabel.

5.2.2. Analisis Model