PERBEDAAN MUTU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN SECARA NARATIF DAN CHECKLIST DI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI DAN RS WAVA HUSADA KEPANJEN

(1)

i

PERBEDAAN MUTU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN

KEPERAWATAN SECARA NARATIF DAN CHECKLIST

DI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI DAN

RS WAVA HUSADA KEPANJEN

SKRIPSI

Oleh:

AAN DWI MARDIASYAH

NIM 08060063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(2)

ii

PERBEDAAN MUTU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN

KEPERAWATAN SECARA NARATIF DAN CHECKLIST

DI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI DAN

RS WAVA HUSADA KEPANJEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

AAN DWI MARDIASYAH

NIM 08060063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(3)

(4)

(5)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Aan Dwi Masrdiasyah

NIM : 08060063

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Perbedaan Mutu Pendokumentasian Asuhan Keperawatan berbasis Naratif dan Checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Juni 2015 Yang Membuat Pernyataan,

Aan Dwi Mardiasyah 08060063


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi dengan judul “Perbedaan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Naratif dan Checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava

Husada Kepanjen” dengan baik dan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang membantu memberikan bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian Skripsi ini, untuk itu penulis berterimakasih kepada;

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp. Kom selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu mengesahkan Skripsi ini.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu proses pengesahan Skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan lancar.

3. Bapak Sunardi, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan berupa bimbingan, pengarahan dan saran sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Edi Purwanto, S.Kep, Ns, M.Ng selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan berupa bimbingan, pengarahan dan saran sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Seluruh dosen PSIK Universitas Muahmmadiyah Malang yang telah mendidik, membimbing, dan memberikan ilmunya selama masa kuliah penulis.


(7)

vii

6. Kedua orangtua penulis, ayah Suryo Wiyono dan ibu Djuwariyah, serta kakak Agug Mardiana, yang selalu memberikan semangat baik berupa dukungan doa dan restu juga support material demi kelancaran penulis selama menempuh studi Sarjana ini dan tentunya juga dalam proses penyelesaikan Skripsi.

7. Wanitaku Nuratul Fitriyah yang selalu mendampingi dan membantu menyelesaikan Skripsi ini.

8. Sahabat sekaligus saudara tak tergantikan Ikatan Mahasiswa Santai yang selalu hadir disetiap kondisi dan melukis berbagai cerita seru yang takterlupakan sepanjang hidup penulis.

9. Rekan seperjuangan PSIK B 2008 yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang selalu solid dan saling support, yang berjuang bersama selama 4 tahun lebih dikelas, semoga kita bisa berjumpa dengan cerita sukses.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menambah kesempurnaan Skripsi ini dan semoga bisa jadi referensi serta bermanfaat bagi pembaca.

Malang, Juni 2015


(8)

viii

Perbedaan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Naratif dan Checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen

Aan Dwi Mardiasyah1, Sunardi2, Edi Purwanto3

ABSTRAK

Latar belakang: dokumentasi asuhan keperawaratan adalah salah satu pembuktian atas tindakan perawat selama menjalankan asuhan keperawatan. dokumentasi asuhan keperatan diperlukan untuk kepentingan pasien maupun perawat, namun pada kenyataannya masih banyak dokumen keperawatan yang isinya belum sesuai baik dari segi kuantitas dan kualitas. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas itu sendiri. Salah satunya adalah eknik dalam dokumentasi asuhan keperawatan. teknik yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas karena setiap teknik memiliki karakteristik yang berbeda.

Metode penelitian: penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 19 perawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan 19 perawat di RS Wava Husada Kepanjen.Variabel yang diteliti adalah mutu dokumentasi asuhan keperawatan secara naratif dan mutu dokumentasi asuhan keperawatan secara checklist. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah

observasi. Data di analisis menggunakan uji Mann Wahitney dengan taraf signifkansi 5%

Hasil: hasil peneltiain menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antaramutu dokumentasi asuhan keperawatan secara naratif dan checklist (p=0,000) Kesimpulan: teknik dokumentasi asuhan keperawatan yang berbeda dapat

mempengaruhi mutu dokumentasi asuhan keperawatan. penelitian ini menyarankan pada RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen untuk

meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan dengna tujuan agar tercipta dokumentasi asuhan keperawatan yang bermutu baik.

Kata kunci: dokumentasi asuhan keperawatan, naratif, checklist.

_________________________________________________________ 1. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 2. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 3. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(9)

ix

The Difference of The Quality of Nursing Care Documentation based on Narrative and Checklist in Wlingi Regency Hospital Wlingi and Wava

Husada Hospital Kepanjen

Aan Dwi Mardiasyah1, Sunardi2, Edi Purwanto3

ABSTRACT

Background: nursing care documentation is one of proofs of nurse implementation during nursing care. Nursing care documentation is required for the patient or nurse necessity, but in reality there are many nursing documents whose content is not appropriate in terms of both quantity and quality. There are so many factors that influence the quality itself. One of the factors is the method of nursing care documentation. The different method will influence the quality because every method has different characteristics.

Method: This research uses cross sectional design. The sample was 19 staffs of nurses in Wlingi Regency Hospital and 19 staffs of nurses in Wava Husada Hospital. The observed variables were quality of nursing care documentation based on

narrative method and quality of nursing care documentation based on checklist method. The data were collected by using observation. The data were analyzed by Mann Whitney with alpha 5%.

Result: the result showed that the quality of nursing care documentation based on narrative method is significantly different with the quality of nursing care

documentation based on the checklist method (p = 0,000).

Conclusion: It can be concluded that a different nursing care documentation method is influence the quality of nursing care documentation itself. Further studies are recommended this information to Wlingi Regency Hospital and Wava Husada Hospital to improve the quality of nursing care documentation in order to make the qualified nursing care documentation.

Keyword: nursing care documentation, narrative method, checklist method.

_________________________________________________________

1. School of Nursing, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Malang 2. School of Nursing, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Malang 3. School of Nursing, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Malang


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Abstrak... vi

Abstract ... vii

Daftar Isi...viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Untuk Rumah Sakit ... 6

1.4.2 Untuk Peneliti ... 6

1.4.3 Untuk Peneliti lain ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Mutu ... 9

2.1.1 Definisi Mutu ... 9

2.1.2 Indikator untuk Mutu Standar Asuhan Keperawatan ...10

2.1.3 Dimensi Mutu Pelayanan ...10

2.2 Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...12

2.2.1 Asuhan Keperawatan ...12

2.2.2 Definisi Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...13


(11)

xi

2.2.4 Tahapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...16

2.2.5 Model Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...18

2.2.6 Format Pencatatan dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...20

2.3 Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...21

2.3.1 Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...22

2.3.2 Klasifikasi Mutu Pendokumentasian Asuhan Keperawatan...26

2.4 Teknik Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...26

2.6.1 Naratif ...26

2.6.2 Flowsheet (Bentuk Grafik) ...27

2.6.3 Checklist ...28

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 30

3.1 Kerangka Konsep ...30

3.2 Hipotesis Penelitian ...32

BAB IV METODE PENELITIAN ... 33

4.1 Desain Penelitian ...33

4.2 Kerangka Penelitian ...33

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ...35

4.3.1 Populasi ...35

4.3.2 Sampel dan Sampling ...35

4.4 Variabel Penelitian ...36

4.5 Definisi Operasional ...37

4.6 Lokasi Penelitian ...38

4.7 Waktu Penelitian ...38

4.8 Instrumen Penelitian ...38

4.8.1 Uji Validitas dan Relaibilitas ...38

4.9 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data...39

4.9.1 Pengumpulan Data ...39

4.9.2 Pengolahan Data ...40

4.10 Analisa Data ...41

4.10.1 Analisis Univariat ...41

4.10.2 Analisis Bivariat ...41


(12)

xii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 43

5.1 Karakterisik Sampel ...43

5.1.1 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat ...43

5.2 Analisis Univariat ...44

5.2.1 Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Naratif di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ...44

5.2.2 Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Checklist di RS Wava Husada Kepanjen ...44

5.2.3 Perbedaan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Naratif dan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Checklist ...45

5.3 Analisis Bivariat ...46

BAB VI PEMBAHASAN ... 47

6.1 Interpretasi Hasil Diskusi ...47

6.1.1 Identifikasi Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan Naratif ...47

6.1.2 Identifikasi Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan Checklist ...50

6.1.3 Perbedaan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Naratif dan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Checklist ...51

6.2 Keterbatasan Penelitian ...54

6.3 Implikasi Keperawatan ...55

BAB VII PENUTUP ... 57

7.1 Kesimpulan ...57

7.2 Saran ...58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Sampel ...36 Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ...37 Tabel 5.1 Tingkat pendidikan perawat di RS Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava

Husada Kepanjen ...43 Tabel 5.2 Distribusi mutu dokumentasi asuhan keperawatan secara naratif di RSUD

Ngudi Waluyo Wlingi...44 Tabel 5.3 Distribusi mutu dokumentasi asuhan keperawatan secara checklist di RS

Wava Husada ... 44 Tabel 5.4 Perbedaan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Naratif di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Checklist di RS Wava Husada Kepanjen ... 45 Tabel 5.5 Perbedaan Mutu Dokumentasi Asuhan Keperawatan secara Naratif di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan Checklist di RS Wava Husada Kepanjen berdasarkan 5 aspek mutu ... 45 Tabel 5.5 Hasil pengujian Mann Whitney ...46


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ...30 Gambar 3.2 Kerangka Penelitian ...34


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data mentah hasil observasi mutu dokumentasi asuhan keperawatan secara naratif

Lampiran 2 Data mentah hasil observasi mutu dokumentasi asuhan keperawatan secara checklist

Lampiran 3 Tabulasi mutu dokumentasi asuhan keperawatan secara naratif Lampiran 4 Tabulasi mutu dokumentasi asuhan keperawatan secara checklist Lampiran 5 Hasil statistik deskriptif

Lampiran 6 Hasil uji Mann Whitney

Lampiran 7 Surat keterangan selesai melakukan penelitian di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 8 Surat keterangan selesai melakukan penelitian di RS Wava Husada Kepanjen

Lampiran 9 Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 10 Lembar observasi penelitian

Lampiran 11 Lembar konsultasi bimbingan Lampiran 13 Foto dokumentasi penelitian


(16)

59

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. (2011). Makalah: Dokumentasi Keperawatan. Kendal: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

Hafizzurrachman, HM., dkk. (2012). Kebijakan Keperawatan berbasis Kinerja di RSU Tangerang. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Hariyati, Tutik. (2011). Sistem Informasi Keperawatan berbasis Komputer sebagai Salah Satu Solusi Meningkatkan Profesionalisme Keperawatan.

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2011/08/sistem-informasi-keperawatan-berbasis.html, diperoleh 18 Oktober, 2011.

Hidayat, A. Azis Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika.

Iyer, Patricia W. (1999). Nursing Documentation: A Nursing Process Approach, 3/e. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jalal, Abdul. (2008). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Kozier, B., Wilkinson, J. M. (1995). Fundamental of Nursing: Concepts, Process and Practice Fifth Edition. California: Addison-Wesley Publishing Company.

Limanjaya, Theresia.(2005). Studi Mengenai Proses Penerapan ISO 14001:1996 dan OHSAS 8001:1999 serta Pengaruhnya Terhadap Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan

Pada Kondur petroleumS.A.

http://repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/593/bab2.pdf?sequen ce=4. diperoleh tanggal 29 November 2014

Lind, Douglas A., Marchal. William G., Wathen, Samuel A. (2008). Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global, Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

Linggardini, Kris. (2010). Hubungan Supervisi dengan Pendokumentasian berbasis Komputer yang dipersepsikan Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Banyumas Jawa Tengah. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Martini. (2007). Hubungan Karakteristik Perawat, Sikap, Beban Kerja, Ketersediaan Fasilitas dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rawat Inap BP RSUD Kota Salatiga. Semarang: Universitas Diponegoro.


(17)

60

Muninjaya A A Gde. (2011). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC. Nursalam. (2008). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

________. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Pelatihan Keterampilan Manajerial dan SPMK. (2003). Nursing and Midwifery Documentation.

http://www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/8DOKUMENTASI%20DAN%20SI K(revJan'03).doc. diperoleh 10 Desember 2015

Pesik dan Adam, M. R. N. (2000). Pengembangan Format Asuhan Keperawatan untuk Ruang Rawat Bayi/Neonatus (Riset Operasional di Rumah Sakit Budi Mulia Surabaya). Surabaya: Universitas Airlangga.

Priyanto, dkk. (2010). Inovasi Sistem Pendokumentasian Terintegrasi pada Pelayanan Keperawatan Intensif di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta.

http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3154.pdf. diperoleh tanggal 29 November 2014

Sanjoyo, Senan. (2009). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Kusta Di Ruang Kenanga RSUD Tugurejo Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Sirait, Neni Ampi Juwita. (2008). Sistem Informasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan berbasis Komputer dan Manfaatnya. Depok: Universitas Indonesia.

Standar Kompetensi Perawat Indonesia. (2012) Standar Praktik Keperawatan Indonesia. (2005)

Safitri, Retno. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Suarni, dkk. (2013). Hubungan Faktor Psikologis dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk.II Pelamonia Makasar. Makasar: Universitas Hasanuddin.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suprapti, B. 2002. Hubungan Antara Beban Kerja Perawat dengan Kualitas Pendokumentasian Keperawatan Pada Setiap Shift di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya. Tesis Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Wahyuni, Isra., dkk. 2011. Motivasi dan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.


(18)

61

Yogiswara. 2007. Hubungan antara Beban Kerja Perawat dengan Kualitas Pendokumentasian Keperawatan pada setiap Shift di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran (Studi kasus pada RSUD Ungaran). Ungaran: STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. Zakiyah, Ana. 2011. Hubungan Sikap dan Karakteristik Perawat dengan Pendokumentasian

Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Sidoarjo. Mojokerto: STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan demokrasi di Indonesia dapat ditandai dengan adanya kebebasan dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah pelayanan kesehatan. Apabila masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak baik dan bermutu maka masyarakat akan menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Kondisi keterbukaan tersebut sepertinya belum didukung oleh adanya sistem pendukung dalam kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan dokumentasi yang lengkap di pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan sendiri merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Pelayanan keperawatan sangat mendominasi diantara tenaga kesehatan lain, fakta tersebut terbukti dengan jumlah perawat di rumah sakit mencapai 60-70% dari seluruh sumber daya manusia di rumah sakit (Linggardini, 2010:47).

Bentuk pelayanan maupun tindakan yang diberikan kepada pasien harus didokumentasikan pada format yang disediakan rumah sakit berdasarkan kewenangan dan tanggung jawabnya. Ini perlu dikembangkan sebagai bentuk praktik keperawatan profesional, proses dan prosedur, registrasi dan legislasi keperawatan.


(20)

2

Dokumentasi keperawatan merupakan bagian yang penting dari dokumentasi klinis. Hal ini dikarenakan dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis sesuai dengan tanggung jawab perawat (Nursalam, 2002:153).

Dalam praktiknya bentuk pendokumentasian asuhan keperawatan masih banyak yang dilakukan secara manual terutama dengan teknik naratif. Teknik naratif sering digunakan karena formatnya yang sederhana, namun perawat diharuskan mencatat seluruh asuhan yang diberikan, sehingga menimbulkan redudansi data dan membutuhkan waktu penulisan yang lama (Suarni, 2013:2). Lamanya waktu untuk mendokumentasikan asuhan secara naratif akan meningkatkan beban kerja perawat yang dapat berdampak pada mutu dokumentasi yang dibuat. Mutu dokumentasi yang tidak memenuhi lima dimensi mutu, tentu akan merugikan klien dan mempengaruhi mutu pelayanan secara keseluruhan di rumah sakit tersebut (Sanjoyo, 2009:7).

Dengan adanya perkembangan jaman maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan yang lebih mudah dipahami dan menghemat waktu sehingga dokumentasi asuhan keperawatan yang dihasilkan lebih berkualitas. Salah satu bentuk perkembangan dalam pendokumentasian keperawatan adalah dengan menggunakan checklist. Teknik asuhan keperawatan dengan checklist memiliki format pengisian yang berbeda dengan teknik naratif. Dengan format pengisian yang lebih mudah tersebut maka asuhan keperawatan dengan checklist ini diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang lebih berkualitas sesuai tujuan pendokumentasian itu sendiri (Amiruddin, 2011).


(21)

3

Teknik dokumentasi naratif merupakan pencatatan tradisional dan dapat bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat di peroleh dari siapa saja, atau dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap narasumber memberikan hasil observasinya, menggambarkan aktifitas dan evaluasinya yang unik. Teknik ini memberi kebebasan kepada perawat untuk mencatat menurut gaya yang disukainya, dan format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian perubahan, intervensi, reaksi pasien dan outcomes (Amiruddin, 2011). Teknik naratif cenderung menjadi kumpulan data yang terputus-putus sehingga diperlukan waktu yang banyak untuk meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran klinis pasien secara menyeluruh (Hariyati, 2011). Teknik dokumentasi secara checklist adalah suatu format pengkajian yang sudah dibuat dengan pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal mengisi item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan mencentang. Jika harus mengisi angka itupun sangat ringkas misal pada data vital sign. Keuntungan dari teknik checklist selain kemudahan pengisian juga adanya alur yang tinggal mengisikan dan data tidak terputus-putus sehingga mudah mencari informasi per item pengkajian dan catatatan lain. Adanya alur tersebut membuat teknik ini tidak dapat menjabarkan pengkajian sesuai yang kita inginkan (Amiruddin, 2011).

Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan


(22)

4

juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh persentase kelengkapan dokumentasi keperawatan yang secara rata-rata hanya 57,5%, angka ini kurang dari standar yang ditetapkan Depkes RI tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan yaitu 75% (Suarni, 2013). Apabila ini tidak ditangani dengan tepat maka dapat menimbulkan potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada klien akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan klien (Hariyati, 2011).

Menurut Zakiyah (2011:3) praktek pendokumentasian asuhan keperawatan yang ada belum sesuai dengan standar. Adanya ketidaklengkapan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan pendokumentasian asuhan keperawatan yang antara lain (1) mengidentifikasi status kesehatan pasien dalam rangka mencatat kebutuhan pasien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan, (2) untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika.

Fenomena ini juga dialami peneliti dalam hasil studi pendahuluan pada tanggal 14 April 2014 di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan diperoleh kesimpulan dari 80% perawat di ruangan bougenvile mengatakan pendokumentasian asuhan keperawatan secara naratif memiliki banyak kendala yaitu: tulisan sulit dibaca, keterbatasan waktu hanya untuk menulis terbuang sia-sia, banyak item yang belum terisi karena perawat tergesa-gesa menulis asuhan keperawatan karena perawat menganggap tidak penting, dan kriteria hasil tidak sesuai karena perawat medeskripsikan bermacam-macam argumennya. Pada studi pendahuluan tentang pengaplikasian asuhan keperawatan secara checklist yang dilakukan di RS Wava


(23)

5

Husada ruang Irna-D tanggal 6 November 2014 diperoleh hasil bahwa asuhan keperawatan secara checklist memiliki kemudahan dalam pengisian sehingga waktu yang digunakan lebih efisien, memudahkan perawat lain untuk mengartikan dan mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada pasien, sedangkan kendalanya yaitu memerlukan banyak kertas, terdapat item penting yang tidak terisi akibat kelalaian perawat dan item yang disediakan tidak lengkap.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Perbedaan Mutu Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Checklist dan Naratif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian yaitu sebagai berikut : “apakah ada perbedaan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis naratif dan checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui perbedaan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan yang berbasis naratif dan checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan yang berbasis naratif RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

b. Mendeskripsikan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan yang berbasis checklist di RS Wava Husada Kepanjen.


(24)

6

c. Menganalisis perbedaan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis naratif dan checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen.

1.4 Manfaat Penelitian a. Untuk Rumah Sakit

Sebagai informasi/bahan pertimbangan untuk mendesain ulang pelayanan perawatan khususnya pendokumentasian dalam rangka memberikan pelayanan yang efektif dan efisien di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen dan Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi.

b. Untuk Peneliti

Mendapatkan ilmu pengetahuan tentang perbedaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang ditulis secara naratif dengan pendokumentasian berbasis checklist dan ketersedian waktu efektif perawat.

c. Untuk Peneliti lain

Sebagai bahan dasar untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai dokumentasi asuhan keperawatan dan pengelolaan sumber daya manusia keperawatan di Rumah Sakit.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang pendokumentasian asuhan keperawatan telah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian oleh Yogiswara (2007) meneliti tentang Hubungan antara Beban Kerja Perawat dengan Kualitas Pendokumentasian Keperawatan pada setiap Shift di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

Ungaran”. Variabel independen penelitian adalah beban kerja perawat yang

dikelompokkan dalam tiga shift kerja yaitu pagi, siang, dan malam. Variabel dependen penelitian adalah kualitas pendokumentasian keperawatan. Berdasarkan


(25)

7

hasil analisis korelasi bivariat Spearman Rho diperoleh pada beban kerja perawat pada shift pagi mempunyai nilai r = -0,762, beban kerja perawat pada shift siang didapat nilai r = -0,843, dan beban kerja perawat pada shift malam didapatkan nilai

r = -0,771, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel beban kerja berhubungan negatif secara signifikan dengan kualitas pendokumentasian keperawatan pada setiap shift. Perbedaan dengan penelitian kali ini adalah variabel yang digunakan yaitu hanya meneliti mutu pendokumentasian asuhan keperawatan, sehingga uji statisik yang digunakan juga berbeda. Uji statistik penelitian kali ini adalah uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan secara naratif dan checklist.

Penelitian lainnya mengenai pendokumentasian keperawatan yaitu penelitian yang dilakukan Zakiyah (2011) mengenai Hubungan sikap dan karakteristik perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSU Sidoarjo, dimana variabel karakteristik perawat diproksikan dalam tingkat pendidikan perawat, usia, jenis kelamin dan masa kerja. Penelitian yang menggunakan total sampling sebanyak 107 perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Sidoarjo ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan uji statistik regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap (p value 0,044) dan tingkat pendidikan perawat (p value 0,029) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, sedangkan usia, jenis kelamin dan masa kerja tidak terdapat hubungan. Perbedaan dengan penelitian kali ini adalah jenis penelitian dan variabel yang berbeda. Pada penelitian terdahulu merupakan penelitian korelasional sedangkan penelitian kali ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian lainnya tentang pendokumentasian asuhan keperawatan juga dilakukan oleh Suarni (2013) mengenai hubungan faktor psikologis dengan kinerja


(26)

8

perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawait inap RS Tingkat II Pelamonia Makasar. Variabel independen penelitian ini adalah motivasi, sikap, persepsi, dan kepuasan kerja, sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah kinerja kelompok perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Dengan tingkat signifikansi 0.05 yang diuji menggunakan Chi square, maka diperoleh kesimpulan terdapat hubungan antara motivasi (p = 0.036), sikap (p = 0.012), persepsi (p = 0.028), dan kepuasan kerja (p = 0.016) terhadap kinerja kelompok perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah variabel penelitian, dimana variabel independen penelitian kali ini adalah teknik dokumentasi asuhan keperawatan. Variabel dependen penelitian ini yaitu mutu dokumentasi sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah kinerja kelompok perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, masih ditemukan hasil yang belum konsisten mengenai dokumentasi asuhan keperawatan. Oleh karena itu, peneliti bermaksud meneliti kembali tentang mutu pendokumentasian asuhan keperawatan dengan beberapa modifikasi berbeda agar diperoleh hasil yang baru. Selain perbedaan yang telah dipaparkan diatas, perbedaan selanjutnya dengan penelitian terdahulu yaitu lokasi penelitian hanya menggunakan satu rumah sakit, sedangkan penelitian kali ini membandingkan dua rumah sakit yang berbeda yang menggunakan teknik dokumentasi yang berbeda pula dalam proses dokumentasi asuhan keperawatannya. Perbedaan lainnya adalah variabel penelitian yang digunakan yaitu mutu pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis naratif dan variabel mutu pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis checklist.


(1)

Teknik dokumentasi naratif merupakan pencatatan tradisional dan dapat bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat di peroleh dari siapa saja, atau dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap narasumber memberikan hasil observasinya, menggambarkan aktifitas dan evaluasinya yang unik. Teknik ini memberi kebebasan kepada perawat untuk mencatat menurut gaya yang disukainya, dan format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian perubahan, intervensi, reaksi pasien dan outcomes (Amiruddin, 2011). Teknik naratif cenderung menjadi kumpulan data yang terputus-putus sehingga diperlukan waktu yang banyak untuk meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran klinis pasien secara menyeluruh (Hariyati, 2011). Teknik dokumentasi secara checklist adalah suatu format pengkajian yang sudah dibuat dengan pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal mengisi item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan mencentang. Jika harus mengisi angka itupun sangat ringkas misal pada data

vital sign. Keuntungan dari teknik checklist selain kemudahan pengisian juga adanya

alur yang tinggal mengisikan dan data tidak terputus-putus sehingga mudah mencari informasi per item pengkajian dan catatatan lain. Adanya alur tersebut membuat teknik ini tidak dapat menjabarkan pengkajian sesuai yang kita inginkan (Amiruddin, 2011).

Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan


(2)

juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh persentase kelengkapan dokumentasi keperawatan yang secara rata-rata hanya 57,5%, angka ini kurang dari standar yang ditetapkan Depkes RI tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan yaitu 75% (Suarni, 2013). Apabila ini tidak ditangani dengan tepat maka dapat menimbulkan potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada klien akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan klien (Hariyati, 2011).

Menurut Zakiyah (2011:3) praktek pendokumentasian asuhan keperawatan yang ada belum sesuai dengan standar. Adanya ketidaklengkapan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan pendokumentasian asuhan keperawatan yang antara lain (1) mengidentifikasi status kesehatan pasien dalam rangka mencatat kebutuhan pasien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan, (2) untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika.

Fenomena ini juga dialami peneliti dalam hasil studi pendahuluan pada tanggal 14 April 2014 di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan diperoleh kesimpulan dari 80% perawat di ruangan bougenvile mengatakan pendokumentasian asuhan keperawatan secara naratif memiliki banyak kendala yaitu: tulisan sulit dibaca, keterbatasan waktu hanya untuk menulis terbuang sia-sia, banyak item yang belum terisi karena perawat tergesa-gesa menulis asuhan keperawatan karena perawat menganggap tidak penting, dan kriteria hasil tidak sesuai karena perawat medeskripsikan bermacam-macam argumennya. Pada studi pendahuluan tentang pengaplikasian asuhan keperawatan secara checklist yang dilakukan di RS Wava


(3)

Husada ruang Irna-D tanggal 6 November 2014 diperoleh hasil bahwa asuhan keperawatan secara checklist memiliki kemudahan dalam pengisian sehingga waktu yang digunakan lebih efisien, memudahkan perawat lain untuk mengartikan dan mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada pasien, sedangkan kendalanya yaitu memerlukan banyak kertas, terdapat item penting yang tidak terisi akibat kelalaian perawat dan item yang disediakan tidak lengkap.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Perbedaan Mutu Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Checklist dan Naratif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian yaitu sebagai berikut : “apakah ada perbedaan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis naratif dan checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui perbedaan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan yang berbasis naratif dan checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan yang berbasis naratif RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

b. Mendeskripsikan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan yang berbasis


(4)

c. Menganalisis perbedaan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis naratif dan checklist di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Wava Husada Kepanjen.

1.4 Manfaat Penelitian a. Untuk Rumah Sakit

Sebagai informasi/bahan pertimbangan untuk mendesain ulang pelayanan perawatan khususnya pendokumentasian dalam rangka memberikan pelayanan yang efektif dan efisien di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen dan Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi.

b. Untuk Peneliti

Mendapatkan ilmu pengetahuan tentang perbedaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang ditulis secara naratif dengan pendokumentasian berbasis checklist dan ketersedian waktu efektif perawat.

c. Untuk Peneliti lain

Sebagai bahan dasar untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai dokumentasi asuhan keperawatan dan pengelolaan sumber daya manusia keperawatan di Rumah Sakit.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang pendokumentasian asuhan keperawatan telah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian oleh Yogiswara (2007) meneliti tentang Hubungan antara Beban Kerja Perawat dengan Kualitas Pendokumentasian Keperawatan pada setiap Shift di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran”. Variabel independen penelitian adalah beban kerja perawat yang dikelompokkan dalam tiga shift kerja yaitu pagi, siang, dan malam. Variabel dependen penelitian adalah kualitas pendokumentasian keperawatan. Berdasarkan


(5)

hasil analisis korelasi bivariat Spearman Rho diperoleh pada beban kerja perawat pada shift pagi mempunyai nilai r = -0,762, beban kerja perawat pada shift siang didapat nilai r = -0,843, dan beban kerja perawat pada shift malam didapatkan nilai

r = -0,771, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel beban kerja berhubungan negatif secara signifikan dengan kualitas pendokumentasian keperawatan pada setiap shift. Perbedaan dengan penelitian kali ini adalah variabel yang digunakan yaitu hanya meneliti mutu pendokumentasian asuhan keperawatan, sehingga uji statisik yang digunakan juga berbeda. Uji statistik penelitian kali ini adalah uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan secara naratif dan checklist.

Penelitian lainnya mengenai pendokumentasian keperawatan yaitu penelitian yang dilakukan Zakiyah (2011) mengenai Hubungan sikap dan karakteristik perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSU Sidoarjo, dimana variabel karakteristik perawat diproksikan dalam tingkat pendidikan perawat, usia, jenis kelamin dan masa kerja. Penelitian yang menggunakan total sampling sebanyak 107 perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Sidoarjo ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan uji statistik regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap (p value 0,044) dan tingkat pendidikan perawat (p value 0,029) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, sedangkan usia, jenis kelamin dan masa kerja tidak terdapat hubungan. Perbedaan dengan penelitian kali ini adalah jenis penelitian dan variabel yang berbeda. Pada penelitian terdahulu merupakan penelitian korelasional sedangkan penelitian kali ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian lainnya tentang pendokumentasian asuhan keperawatan juga dilakukan oleh Suarni (2013) mengenai hubungan faktor psikologis dengan kinerja


(6)

perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawait inap RS Tingkat II Pelamonia Makasar. Variabel independen penelitian ini adalah motivasi, sikap, persepsi, dan kepuasan kerja, sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah kinerja kelompok perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Dengan tingkat signifikansi 0.05 yang diuji menggunakan Chi square, maka diperoleh kesimpulan terdapat hubungan antara motivasi (p = 0.036), sikap (p = 0.012), persepsi (p = 0.028), dan kepuasan kerja (p = 0.016) terhadap kinerja kelompok perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah variabel penelitian, dimana variabel independen penelitian kali ini adalah teknik dokumentasi asuhan keperawatan. Variabel dependen penelitian ini yaitu mutu dokumentasi sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah kinerja kelompok perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, masih ditemukan hasil yang belum konsisten mengenai dokumentasi asuhan keperawatan. Oleh karena itu, peneliti bermaksud meneliti kembali tentang mutu pendokumentasian asuhan keperawatan dengan beberapa modifikasi berbeda agar diperoleh hasil yang baru. Selain perbedaan yang telah dipaparkan diatas, perbedaan selanjutnya dengan penelitian terdahulu yaitu lokasi penelitian hanya menggunakan satu rumah sakit, sedangkan penelitian kali ini membandingkan dua rumah sakit yang berbeda yang menggunakan teknik dokumentasi yang berbeda pula dalam proses dokumentasi asuhan keperawatannya. Perbedaan lainnya adalah variabel penelitian yang digunakan yaitu mutu pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis naratif dan variabel mutu pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis checklist.