PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ANTOSIANIN DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas ) TERHADAP KADAR TOTAL BILIRUBIN PADA TIKUS PUTIH JANTAN ( Rattus novergicus ) YANG DIINDUKSI INH DAN RIFAMPISIN

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ANTOSIANIN
DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas ) TERHADAP KADAR
TOTAL BILIRUBIN PADA TIKUS PUTIH JANTAN ( Rattus novergicus )
YANG DIINDUKSI INH DAN RIFAMPISIN

OLEH:
MUCHAMAT NURIZAL HANAFI
NIM 09020098

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
Untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang


Tanggal: 21 Maret 2013

Pembimbing I

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD

Pembimbing II

dr. Erdy Kuswandana

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes

ii

LEMBAR PENGUJIAN


Karya Tulis Akhir oleh Muchamat Nurizal Hanafi ini telah diuji dan dipertahankan di
depan Tim Penguji pada tanggal 21 Maret 2013

Tim Penguji

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD

Ketua

dr. Erdy Kuswandana

Anggota

dr. Diah Hermayanti, Sp.PK

Anggota

iii


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillaahirobbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir
yang berjudul “. Pengaruh Pemberian Antosianin dari Ekstrak Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea Batatas) terhadap Kadar Total Bilirubin pada Tikus Putih Jantan (rattus
novergicus) yang Diinduksi INH dan Rifampisin”. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan

pada

junjungan

Rasulullah

Muhammad

SAW


yang

telah

membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang benderang
yakni agama Islam.
Pada penulisan karya tulis akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
3. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
4. dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

iv


5. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu serta banyak memberikan masukan dan dukungan
demi kesempurnaan penelitian ini sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
6. dr. Erdy Kuswandana, selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu serta banyak memberikan masukan dan dukungan
demi kesempurnaan penelitian ini sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
7. dr. Diah Hermayanti Sp.PK, selaku dosen penguji proposal dan tugas
akhir yang telah memberi tambahan ilmu dan kritik demi
kesempurnaan penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis
akhir ini, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun,
serta penulis mengharapkan agar karya tulis akhir ini dapat berguna serta
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Malang, Maret 2013


Penulis

v

ABSTRAK

Hanafi, Muchamat Nurizal. 2013. Pengaruh Pemberian Antosianin dari Ekstrak
Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas) terhadap Kadar Total Bilirubin pada
Tikus Putih Jantan (rattus novergicus) yang Diinduksi INH dan
Rifampisin. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang. (1) dr. Meddy Setiawan Sp PD* (2) dr. Erdy
Kuswandana**
Latar Belakang: Pemakaian jangka lama INH dan Rifampisin menyebabkan
kerusakan pada hepar sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin total. Fraksi
antosianin ubi jalar ungu dapat menurunkan kadar total bilirubin.
Tujuan: Untuk membuktikan pengaruh pemberian fraksi antosianin pada ubi jalar
ungu (Ipomoea Batatas) sebagai hepatoprotektor terhadap kadar total bilirubin
pada tikus putih (rattus novergicus) yang telah diinduksi INH dan Rifampisin.
Metode: Eksperimental, The Post Test Only Control Group Design. Sampel

dibagi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif diberi
isoniasid dan rifampisin masing-masing 200mg/kgBB selama 28 hari, dan 3
kelompok perlakuan diberi fraksi antosianin ubi jalar ungu dosis
(269,538,1076)mg/kgBB selama 28 hari. Dianalisis dengan oneway ANOVA, uji
korelasi, dan uji regresi.
Hasil Penelitian: K1 = 0,58mg/dl SD + 0,14; K2 = 3,11mg/dl SD + 0,12; K3 =
2,30mg/dl SD + 0,10; K4 = 1,93mg/dl SD + 0,12; K5 = 1,48mg/dl SD + 0,12.
One Way Anova sig = 000 (p < 0,05), uji korelasi sig = 0,000 (p < (0,05), ,uji
regresi linier sig = 0,000 (p < 0,05)dengan R2=0,900. Fraksi antosianin dapat
menurunkan kadar total bilirubin dengan cara antosianin menghambat perubahan
isoniazid menjadi hydrazin,serta menurunkan produksi reactive oxygen species
(ROS)
Kesimpulan: Fraksi antosianin ubi jalar ungu (Ipomoea Batatas) dapat
menurunkan kadar total bilirubin tikus putih yang diinduksi INH dan Rifampisin.
1076 mg/kgBB adalah dosis efektif fraksi antosianin untuk menurunkan kadar
total bilirubin.
Kata Kunci: Fraksi antosianin ubi jalar ungu (Ipomoea Batatas), Kadar Total
Bilirubin, INH dan Rifampsin.

* : Staff pengajar Ilmu Penyaki Dalam FK UMM

** : Staff pengajar FK UMM

vi

ABSTRACT

Hanafi, Muchamat Nurizal. 2013. The Effect of Anthocyanin Fraction of Purple
Sweet Potato (Ipoema batatas) to the Mice (rattus novergicus) Levels of
Total Bilirubin Induced by INH adn Rifampisin . Final Project, Medical
Faculty, University of Muhammadiyah of Malang. (1) dr.Meddy
Setiawan Sp PD* (2) dr.Erdy Kuswandana**
Introduction:Long term use of INH and Rifampisin caused the damage of hepar
so that increased levels of total bilirubin. anthocyanin fraction of purple sweet
potato (Ipoema batatas) could reduced levels of total bilirubin.
Objective:To prove The effect of anthocyanin fraction of purple sweet potato
(Ipoema batatas) to reduce increased levels of total bilirubin in mice (rattus
novergicus) induced by INH and Rifampisin.
Methode:Experimenal, The post test only control design. Sample are divided into
5 groups. The negative control group , the positive control group was induced by
INH and Rif, each 200mg/kgBB for 28 days and the treatment groups was

induced by anthocyanin fraction of Purple Sweet Potato dosage
(269,538,1076)mg/kgBB started for 28 days. Analysed by oneway ANOVA,
correlation test, and regression test.
Result and discussion: K1 = 0,58mg/dl SD + 0,14; K2 = 3,11mg/dl SD + 0,12;
K3 = 2,30mg/dl SD + 0,10; K4 = 1,93mg/dl SD + 0,12; K5 = 1,48mg/dl SD +
0,12. . One way anova test sig = 000 (p < 0,05), Correlation test sig = 0,000 (p <
(0,05) and linear regression sig = 0,000 (p < 0,05) and R2=0,900.anthocyanin
fraction could reduce levels of total bilirubin by barriered modification of
isoniazid become hydrazine and reduce production of reactive oxygen species
(ROS)
Conclusion:The inducing of anthocyanin fraction of purple sweet potato could
reduce levels of total bilirubin in mice induced by INH and Rifampisin. 1076
mg/kgBB is effective dose of anthocyanin fraction to reduced levels of total
bilirubin.
Keyword :anthocyanin fraction of purple sweet potato (Ipoema batatas), levels of
total bilirubin, INH and Rifamipisin.

* : Staff lecturer division of Internist , Faculty of Medicine, UMM
** : Staff lecturer of Faculty of Medicine, UMM


vii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN.. .................................................................................. ii
LEMBA PENGUJIAN.. ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................3

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus ...........................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6
2.1 Hepar ...................................................................................................6
2.1.1 Anatomi Hepar ......................................................................6
2.1.2 Fisiologi Hepar ......................................................................8
2.1.3 Kerusakan Hepar Akibat Obat ..............................................9
2.2 Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) ....................................................11
2.2.1 Klasifikasi TanamanUbi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) .........11
2.2.2 Morfologi Tanaman Ubi Jalar Ungu(Ipomoea batatas) ..........12
2.2.3 Kandungan Kimia Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) ............13
2.3 Antosianin .........................................................................................13

viii

2.3.1 Efek Antosianin Sebagai Hepatoprotekor................................15
2.4 Bilirubin ............................................................................................17
2.4.1 Pembentukan Bilirubin Berlebihan..........................................17
2.5 INH dan Rifampisin ..........................................................................18
2.5.1 INH ..........................................................................................18
2.5.1.1 Mekanisme Kerja INH ................................................19
2.5.1.2 Farmakokinetik INH....................................................19
2.5.2 Rifampisin ................................................................................20
2.5.2.1 Mekanisme Kerja Rifampisin ......................................21
2.5.2.2 Farmakokinetik Rifampisin .........................................21
2.6 Hepatotoksisitas INH dan Rifampisin ..............................................22

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........ 24
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................24
3.2 Hipotesis Penelitian ..........................................................................26

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 27
4.1 Jenis Penelitian..................................................................................27
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................27
4.3 Populasi dan Sampel .........................................................................27
4.3.1 Populasi ....................................................................................28
4.3.2 Sampel .....................................................................................28
4.3.3 Besar Sampel ...........................................................................28
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ...................................................28
4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian...............................................28
4.3.5.1 Kriteria Inklusi ............................................................28
4.3.5.2 Kriteria Eksklusi ..........................................................28
4.3.6 Variabel Penelitian ...................................................................29
4.3.6.1 Variabel Bebas ............................................................29
4.3.6.2 Variabel Tergantung ....................................................29
4.3.7 Definisi Operasional Variabel .................................................29
4.4 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................30

ix

4.4.1 Alat...........................................................................................30
4.4.1.1 Alat Ekstraksi dan Uji Kadar Antosianin ...................30
4.4.4.2 Alat Pembuatan Preparat dan Pemeriksaan
kadar total bilirubin pada Hepar tikus putih ............................30
4.4.2 Bahan .......................................................................................31
4.4.2.1 Bahan Ekstraksi dan Uji Kadar Antosianin ................31
4.4.2.2Bahan Pembuatan Preparat dan Pemeriksaan
kadar total bilirubin Hepar Tikus ............................................31
4.5 Alur Penelitian ..................................................................................32
4.6 Prosedur Penelitian ...........................................................................33
4.6.1 Pembagian Kelompok Tikus ....................................................33
4.6.2 Adaptasi Hewan Percobaan .....................................................33
4.6.3 Penentuan Dosis .......................................................................34
4.6.3.1 Dosis INH dan Rifampisin .........................................34
4.6.3.2 Dosis Fraksi Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
batas ) .........................................................................34
4.6.4 Ekstraksi Antosianin Ubi Jalar Ungu(Ipomoea batatas) .........35
4.6.5 Penentuan Total Antosianin Dengan Metode pH Differensial 35
4.6.6Fraksinasi Ekstrak Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
batatas) ...................................................................................36
4.6..6.1 Pembuatan Larutan Buffer pH 1,0 dan pH 4,5 ...........37
4.6..6.2 Pengukuran dan Perhitungan Konsentrasi Antosianin
Total.........................................................................................38
4.6.7 Pemeriksaan kadar total bilirubin Hepar Tikus .......................39

4.7 Analisis Data .....................................................................................40
4.8 Jadwal Penelitian ..............................................................................40

BAB V HASIL dan ANALISIS DATA ................................................................ 41
5.1 Hasil Penelitian .................................................................................41
5.2 Analisis Statistika ..............................................................................43

x

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 47
BAB VII SIMPULAN dan SARAN ..................................................................... 50
7.1 Simpulan ...........................................................................................50
7.2 Saran .................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52
LAMPIRAN .......................................................................................................... 55

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Organ Hati ....................................................................................... 7
Gambar 2.2 Ubi Jalar Ungu ............................................................................... 11
Gambar 2.3 Struktur Antosianin dalam Ubi Jalar Ungu ..................................... 14
Gambar 2.4 Proses Bilirubin ................................................................................ 18
Gambar 2.5 Struktur Kimia INH .......................................................................... 19
Gambar 5.1 Grafik rata-rata kadar total bilirubin pada tikus putih jantan ........... 41
Gambar 5.2 Kurva hubungan antara dosis fraksi antosianin dari ubi jalar ungu
dengan kadar total bilirubin tikus putih jantan....................................................... 44

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Kadar Bilirubin Tikus Putih Jantan.....................40
Tabel 5.2Hasil Analisis Oneway ANOVA Data Kadar BILIRUBIN hepar tikus
putih jantan ............................................................................................................ 41
Tabel5.3Hasil Uji Lanjut Honesty Significant Differences 5%/.............42
Tabel 5.4Hasil Uji Korelasi ...................................................................................43

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ATP

: Adenosine Triphosphate

BM

: Berat Molekul

CD8+

: Cluster of differentiation 8

CYP450

: Cytochrome P-450

DNA

: Deoxyribonucleic Acid

HCL

: hydrogen chloride

INH

: Isoniazid

KCL

: kalium chloride

mPT

: mitochondrial permeability transition

OAT

: Obat Anti Tuberkulosis

RNA

: Ribonucleic Acid

ROS

: Reactive Oxygen Species

SGOT

: Serum glutamic-oxaloacetic transaminase

SGPT

: Serum glutamic pyruvic transaminase

TBC

: Tuberculosis

TNF-α

: Tumor necrosis factor α

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Bilirubin ............................................................... 55
Lampiran 2 Hasil Analisis..................................................................................... 57
Lampiran 3 Dokumentasi ...................................................................................... 60

xv

DAFTAR PUSTAKA

Askgaard DS, Wilcke T, Dossing M, 1994, Hepatotoxicity Caused by the
Combined Action of Isoniazid and Rifampicin, Thorax, 50, pp. 213-214.
Black, J.M., and Hawks, J.H., (2005). Medical-surgical nursing, clinical
management for positive outcomes 8th ed, St. Louis: Elsevier & Saunders.
Chambers, HF 2007, Antimycobacterium drugs, in Katzung BG (ed.), Basic and
clinical pharmacology, 10th edn, McGraw-Hill, London.
Daulay DG, Supriatmo, Sinuhaji AB, Hepatitis Akibat Penyakit Sistemik, Sari
Pediatri, vol 4 no 8, pp 294-298
Eaton DL, C KD, 2001, Principle of Toxicology, In: C KD (ed). Toxicology, the
Basic Science of Poisons, 6th edn, McGraw-Hill, New York, pp. 11-34.
Gaulejac NSCD, Glories Y, Vivas N 1999, Free radical scavenging effect of
anthocyanins in red wines, Food Research International, vol. 32, pp. 327333.
Giusti MM, Worlstad RE 2000, Characterization and measurement af
anthocyanins by UV-visible spectroscopy, Oregon State University,
viewed 10 August 2011, .
Guyton AC, Hall JE, 2008, Liver as an organ, In: Guyton AC, Hall JE (eds).
Textbook of Medical Physiology, 11th edn, Elsevier, Singapore, pp. 902907.
Guyton AC, Hall JE, 2008, Pengukuran Bilirubin di Dalam Empedu Sebagai Alat
Diagnostik Klinis, In: Guyton AC, Hall JE (eds), pp. 906-907.
Hwang YP, Choi JH, Yun HJ et al 2011, „Anthocyanins from purple sweet potato
attenuate dimethylnitrosamine-induced liver injury in rats by reducing
Nrf2-mediated antioxidant enzymes and reducing COX-2 and iNOS
expression‟, Food and Chemical Toxicology, vol. 49, pp. 93-99.
Istiantoro YH , Setiabudy, R 2009, „Tuberkulostatik dan leprostatik‟, in Gunawan
SG et al. (edn.), Farmakologi dan terapi, 5th edn, Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Jakarta.
Jusuf M, Rahayuningsih SA, Ginting E, 2008, Ubi Jalar Ungu, Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, 30(4), pp. 13-14.

xvi

Kalra BS, Anggarwal S , Khurana N 2007, „Effect of cimetidine on hepatotoxicity
induced by isoniazid-rifampicin combination in rabbits‟, Indian J
Gastroenterol, vol. 26, pp. 18-21.
Katzung BG, 1998, Farmako Terapi dan Farmako Klinik, Prinsip Kerja
Antimikroba, Katzung BG, ed 6, Jakarta, 699-702
Kashmir, 2012, Indian Journal for The Practicing Doctor, An Official Publication
of Directorate of Health Services, Vol. 7, Issue 1, 67
Kumar GS, Krishna BRB, Kumar GV et al 2010, „Hepatoprotective and
antioxidant activity of the alcoholic extract of Ipomoea turpetnm against
anti-TB drugs induced hepatotoxicity in rats‟, Journal of Advances in
Drug Research, vol. 1, no. 1, pp. 10-19.
Lindseth, Glenda N, 2006, Gangguan Hati Empedu da Pankreas, dalam : Hartanto
H, Wulansari P(eds), Pathopyhsiology Clinical Concepts of Disease Proses
6th edn, EGC, Jakarta, hal. 472-485
Prihatni D, Parwati I, Sjahid I et al, 2005, Efek Hepatotoksik Anti Tuberkulosis
Terhadap
Kadar
Aspartate
Aminotransferase
dan
Alanine
Aminotransferase Serum Penderita Tuberkulosis Paru, Indonesian Journal
of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, pp. 1-5.
Panjaitan RGP, Manalu W, Handharyani E et al, 2011, The effect of the extract of
pasak bumi roots (Eurycoma longifolia Jack.) on liver function, Jurnal
Farmasi Indonesia, 22(1), pp.15-20
Robbins, 2007, Buku Ajar Patologi Edisi 7, Penerbit EGC, Jakarta.
Sakuma T, Kawasaki Y, Jarukamjorn K et al 2009, „Sex Differences of Drugmetabolizing Enzyme: FemalePredominant Expression of Human and
Mouse CytochromeP450 3A Isoforms‟, Journal of Health Science, vol. 55,
no. 3, pp. 325-337.
Studiawan, Sukardiman, Widyawaruyanti et al 2011, Fitokimia, Program Studi
Farmasi Fakultas Imu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang.
Troughton JA, Woodside J, Young I et al 2007, 'Bilirubin and
disease risk in the Prospective Epidemiological Study
Infarction (PRIME).' European journal of cardiovascular
rehabilitation : official journal of the European Society
Working Groups on Epidemiology, vol 14(1), pp. 79-84.

coronary heart
of Myocardial
prevention and
of Cardiology,

Tsuda T, 2000, „The role of anthocyanins as an antioxidant under oxidative stress
in rats‟, Biofactors, vol. 13, no. 1-4, pp. 133-139.

xvii

Wijaya LS, Widjanarko SB, Susanto, T 2001, „Ekstraksi dan karakterisasi pigmen
dari kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum) var. BINJAI‟, BIOSAIN,
vol. 1, no. 2, pp. 42-53.
World Health Organization, 2010, Indonesian Tuberculosis Profile, viewed 18
December 2011, .
Wang X, Chowdhury JR, Chowdhuryl NR, 2006, Bilirubin metabolism: Applied
physiology, Current Paediatrics, 16, pp. 70-74
Zhao CL, Guo HC, Dong ZY et al., 2009, Pharmacological and Nutritional
Activities of Potato Anthocyanins, African Journal of Pharmacy and
Pharmacology, 2(10), pp. 463-468.

xviii

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hepar adalah organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di
dalam tubuh. Organ hepar terlibat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian
besar obat dan toksikan. Secara struktural organ hepar tersusun oleh hepatosit (sel
parenkim hepar). Hepatosit bertanggung jawab terhadap peran sentral hepar dalam
metabolisme. Sel-sel tersebut terletak di antara sinusoid yang terisi darah dan
saluran empedu. Sel Kuffer melapisi sinusoid hepar dan merupakan bagian
penting dari sitem retikuloendotelial tubuh. Darah dipasok melalui vena porta dan
arteri hepatika, dan disalurkan melalui vena sentral dan kemudian vena hepatika
ke dalam vena kava. Saluran empedu mulai berperan sebagai kanalikuli yang kecil
sekali yang dibentuk oleh sel parenkim yang berdekatan. Kanalikuli bersatu
menjadi duktula, saluran empedu interlobular, dan saluran hepar yang lebih besar.
Saluran hepar utama menghubungkan duktus kistik dari kandung empedu dan
membentuk saluran empedu biasa, yang mengalir ke dalam duodenum (Lu, 1995)
Hepar sering menjadi organ sasaran karena beberapa hal. Sebagian besar
toksikan memasuki tubuh melalui sistem gastrointestinal. Setelah diserap,
toksikan dibawa vena porta ke hepar. Hepar mempunyai banyak tempat
pengikatan. Kadar enzim yang memetabolisme xenobiotik dalam hepar juga tinggi
(terutama sitokrom P-450). Hal tersebut membuat sebagian besar toksikan
menjadi kurang toksik dan lebih mudah larut dalam air, sehingga lebih mudah
dieksresikan. Tetapi dalam beberapa kasus, toksikan diaktifkan sehingga dapat

1

2

menginduksi lesi. Lesi hepar bersifat sentrilobuler banyak dihubungkan dengan
kadar sitokrom P-450 yang lebih tinggi (Zimmerman, 1982)
Efek toksik pada hepar terjadi pada efek samping beberapa obat yang bekerja
melalui hepar. Efek samping obat biasanya ringan, dan efek samping yang berat
adalah hepatotoksik. Obat anti TB yang dapat menyebabkan hepatotoksik adalah
pirazinamid (PZA), isoniazid (INH) dan rifampisin. Rifampisin sebagai obat
utama TB mempunyai efek hepatotoksik yang paling rendah bila dibandingkan
dengan pirazinamid (PZA) dan isoniazid (INH). Gejala hepatotoksik biasanya
menyerupai gejala hepatitis lainnya ( Prihatni, 2005 )
Akibat dari hepatotoksik adalah meningkatnya salah satu produk hepar yaitu
bilirubin. Bilirubin merupakan hasil perombakan dari hemoglobin yang ikut aliran
empedu melewati hepar. Apabila terjadi kerusakan hepar, maka sirkulasi dari
bilirubin akan terganggu. Peningkatan kadar total bilirubin pada hepar yang
mengalami toksisitas terjadi karena kerusakan mitokondria hepar dan diikuti
pembengkakan progresif sel-sel hepar yang mendesak dan membendung saluran
kanalikuli sehingga terjadi gangguan konjugasi bilirubin dan ekskresi bilirubin.
Kerusakan pada sel – sel hepar yang mengakibatkan ekskresi melalui saluran
empedu terhambat akan menyebabkan bilirubin direk dalam serum meningkat.
Namun, apabila yang terjadi adalah kegagalan dalam tahap konjugasi bilirubin di
hepar, maka bilirubin indirek akan meningkat (Sylvia, 2006)
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan
sehat maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga mulai bergeser. Bahan
pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen tidak hanya memiliki

3

komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi
juga mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.
Senyawa antosianin yang terdapat pada ubi jalar berfungsi sebagai antioksidan
dan penangkap radikal bebas, sehingga berperan dalam mencegah terjadinya
penuaan, kanker, dan penyakit degeneratif seperti arteriosklerosis. Selain itu,
antosianin juga memiliki kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik
terhadap mutagen dan karsinogen yang terdapat pada bahan pangan dan produk
olahannya, mencegah gangguan fungsi hepar, antihipertensi, dan menurunkan
kadar gula darah( Yusuf, 2008 ).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dilakukan penelitian tentang


pengaruh pemberian antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu sebagai

hepatoprotektor terhadap kadar total bilirubin pada tikus putih jantan yang telah
diinduksi INH dan Rifampisin “
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dilakukan penelitian tentang
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut : apakah ada “ pengaruh pemberian antosianin dari
fraksinasi ubi jalar ungu sebagai hepatoprotektor terhadap kadar total bilirubin
pada tikus putih jantan yang telah diinduksi INH dan Rifampisin ? “
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan membuktikan efek fraksi antosianin pada ubi jalar
ungu sebagai hepatoprotektor terhadap kadar total bilirubin pada tikus putih
jantan yang telah diinduksi INH dan Rifampisin.

4

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menentukan kadar total bilirubin pada tikus putih jantan yang diinduksi
INH dan rifampisin.
2. Menentukan kadar total bilirubin pada tikus putih jantan (rattus
novergicus) yang diinduksi INH dan rifampisin dan diberi terapi
pendamping fraksi antosianin dari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas)
3. Mendapatkan dosis antosianin dalam ubi jalar ungu (Ipomoea batatas)
yang paling efektif dalam terapi pencegahan hepatotoksisitas yang
diinduksi INH dan rifampisin.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Klinis
Membuktikan secara empiris pengaruh pemberian antosianin dari

fraksinasi ubi jalar ungu sebagai hepatoprotektor terhadap kadar total
bilirubin pada tikus putih jantan yang telah diinduksi INH dan Rifampisin
1.4.2

Akademik
Memberi informasi ilmiah tentang kegunaan ubi jalar ungu sebagai

hepatoprotektor terhadap kadar total bilirubin pada tikus putih jantan yang
telah diinduksi INH dan Rifampisin.
1.4.3

Masyarakat
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang efek antosianin pada

ubi jalar ungu sebagai hepatoprotektor terhadap kadar total bilirubin pada
tikus putih jantan yang telah diinduksi INH dan Rifampisin.

5

Diharapkan ditemukannya nutrien pendamping dalam terapi TB untuk
mencegah terjadinya hepatotoksisitas yang disebabkan oleh INH dan
rifampisinyang berasal dari tanaman alami yang bisa dibudidayakan
dengan baik di Indonesia.
Diharapkan adanya pengembangan budidaya ubi jalar ungu di
Indonesia karena tanaman ini memiliki banyak manfaat strategis baik
dalam bidang kesehatan maupun pangan. Memberi informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Umbi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) terhadap Aktivitas Glutation Peroksidase (Gpx) dan Histopatologi Hepar Mencit (Mus musculus L.) yang Diberi Perlakuan Latihan Fisik Maksimal

0 59 147

EFEK ANTI INFLAMASI SONDE EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas) PADA TIKUS PUTIH JANTAN STRAIN WISTAR (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI KARAGENAN 1%

0 12 16

PENGARUH PEMBERIAN “FANSUJU” (FRAKSI ANTOSIANIN DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) KLON MSU 03028-10) TERHADAP SKOR DERAJAT HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS YANG DIINDUKSI INH DAN RIFAMPISIN

0 5 21

PENGARUH EKSTRAK UBIJALAR UNGU (Ipomoea batatas) VARIETAS ANTIN-3 TERHADAP PENURUNAN KADAR MALONDIALDEHIDA (MDA) HEPAR TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus) STRAIN WISTAR YANG DIINDUKSI ISONIAZID DAN RIFAMPISIN

0 23 26

Pengaruh Pemberian Fraksi Antosianin Ubi JalarUngu (Ipoema batatas) Klon MSU 03028-10 Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Strain Wistar yang Diinduksi Oleh Isoniasid dan Rifampisin

0 5 20

PENGARUH BERBAGAI FORMULA DOSIS FILTRAT DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas) DAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus)

0 5 1

PENGARUH EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) TERHADAP KETEBALAN DINDING AORTA TIKUS JANTAN PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) MODEL ATEROSKLEROSIS

0 10 28

Pengembangan Metode Penetapan Kadar Total Antosianin Pada Ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis-Spektrofotodensitometri.

0 1 54

Pengaruh Suhu dan radiasi UV-B Terhadap Stabilitas Fisik dan Kadar Total Antosianin Dalam Tablet Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.).

0 0 16

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas poiret) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH, KADAR IMMUNOGLOBULIN A (IgA) DAN VILLI USUS PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus Norvegitus) DIABETES MELLITUS

0 0 7