Permasalahan Kerangka Pemikiran Tujuan dan Kegunaan Penelitian

2 Bioremediasi secara umum dapat didefinisikan sebagai penggunaan sistem pengolahan biologis untuk menghancurkan kontaminan atau mengurangi konsentrasi limbah dengan mengandalkan pada peranan mikroorganisme untuk menyerap, mendegradasi, mentransformasi dan mengimobilisasi bahan pencemar, baik itu logam berat maupun senyawa organik. Bioremediasi mempunyai aplikasi yang sangat luas yang seringkali tidak dapat dilakukan oleh metoda fisika ataupun kimia. Landfarming dan slurry bioreaktor merupakan salah satu teknologi bioremediasi yang terus dikembangkan hingga saat ini. Slurry bioreaktor memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bioremediasi secara landfarming, diantaranya adalah lebih mudah dalam mengontrol kondisi yang sesuai untuk berlangsungnya bioremediasi, dapat dilakukan baik secara aerobik ataupun anaerobik, desorbsi dari tanah lebih mudah, dan masa inkubasi yang lebih singkat Admassu dan Korus, 1996 Dengan memanfaatkan slurry bioreaktor pada teknologi bioremediasi diharapkan dapat mereduksi dampak pencemaran limbah minyak diesel karena bioremediasi merupakan metode alternatif yang aman dimana polutan hidrokarbon dapat diuraikan oleh mikroorganisme menjadi bahan yang tidak berbahaya seperti CO 2 dan H 2 O. Oleh karena itu perlu dikembangkan teknik bioremediasi yang mampu menanggulangi limbah minyak diesel secara efektif dan efisien.

1.2. Permasalahan

Dengan semakin berkembangnya teknologi, kebutuhan akan produk- produk minyak bumi pun semakin meningkat seperti kebutuhan terhadap minyak diesel. Hal ini selain memberikan dampak positif juga diperoleh dampak negatif, salah satu dampak negatif yang dihasilkan adalah terbentuknya limbah minyak diesel yang dapat mencemari lingkungan. Perlu dilakukan penanggulangan limbah minyak diesel tersebut. Alternatif penanggulangannya adalah dengan menggunakan teknik bioremediasi. Metode ini merupakan upaya penanganan limbah yang ramah lingkungan, efektif, efisien dan ekonomis. Seberapa efektif bioremediasi dalam merombak hidrokarbon dari limbah minyak diesel pada fase slurry merupakan permasalahan yang perlu diketahui dan dikembangkan. Click to buy NOW PD w w w .docu-track. co m Click to buy NOW PD w w w .docu-track. co m 3

1.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran untuk memecahkan permasalahan pencemaran akibat limbah minyak diesel dengan metode bioremediasi digambarkan pada Gambar 1. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa limbah minyak diesel akibat kegiatan produksi minyak diesel akan mencemari tanah di sekitar lokasi industri. Metode bioremediasi dengan menggunakan reaktor sebagai alternatif pengelolaan limbah minyak diesel pada fase slurry diharapkan dapat mendegradasi hidrokarbon pada limbah dengan baik, sehingga dapat menekan terjadinya pencemaran akibat limbah minyak diesel. Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran penelitian Sumberdaya minyak diesel Limbah Tanah tercemar limbah minyak diesel Pengelolaan limbah dengan teknik bioremediasi Degradasi senyawa hidrokarbon tidak maksimal Pengembangan teknik bioremediasi Penggunaan bioreaktor dengan mengkombinasikan tingkat cemaran dalam tanah dan persen padatan Pengelolaan limbah minyak bumi yang lebih baik Click to buy NOW PD w w w .docu-track. co m Click to buy NOW PD w w w .docu-track. co m 4

1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah: 1 Menentukan kondisi optimum proses bioremediasi limbah minyak diesel fase slurry dengan perlakuan tingkat cemaran dalam tanah dan persen padatan; dan 2 Scale up dari hasil optimum proses bioremediasi limbah minyak diesel fase slurry. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Dapat memberikan alternatif pemecahan pengolahan limbah minyak yang lebih baik khususnya bagi dunia industri perminyakan dan lahanperairan tercemar minyak secara umum; 2 Memberikan manfaat praktis di bidang pengelolaan lingkungan dengan metode bioremediasi limbah minyak diesel bagi penulis; 3 Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang bioremediasi limbah minyak diesel; dan 4 Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang mikrobiologi.

1.5. Hipotesis