5.1 Struktur Gerak Tari Topeng Patih
Untuk mengetahui struktur gerak tari tari Topeng Patih, maka digunakan teori struktur gerak tari dari Andreenne Kaeppler yang menganalogikan tari
dengan struktur bahasa. Teori ini dikuatkan oleh teori strata dalam sastra oleh Rene Weelek, yang membagi lapisan-lapisan strata bentuk karangan sastra.
Lapisan norma yang di atas, menyebabkan lapisan, norma yang di bawahnya. Lapisan norma yang pertama adalah lapisan bunyi sound stratum, lapisan bunyi
ini menimbulkan lapisan norma kedua yang disebut arti unit of meaning, pada lapis kedua ini, tiap-tiap kata tunggal mempunyai makna sendiri yang kemudian
bergabung di dalam konteks yang melahirkan frase dan selanjutnya melahirkan pola-pola kalimat. Lapisan kedua ini menimbulkan, lapisan ketiga di bawahnya
yang disebut dunia ciptaan seorang pengarang. Lapisan yang pertama sound stratum berupa suku kata, seperti a…ku
ka….ki….ku ba….bi….bu…dan seterusnya. Lapisan ini tidak bermakna apa-apa kecuali hanya ada wujud bunyi. Suku kata akan bermakna jika digabung secara
koseptual, seperti a dan ku menjadi bermakna jika menjadi kata aku, ba dan bu akan bermakna jika digabung majadi babu dan seterusnya. Tetapi jika hanya
sekedar menggabung suku kata tanpa konsep kemungkinan tidak bermakna apa-
apa, seperti suku kata mu dengan suku kata wo, maka terbentuk kata muwo?
tidak punya arti apa-apa. Dalam tari lapisan pertama ini disebut unsur gerak. Unsur gerak ini terpotong-potong dari masing-masing anggota tubuh. Seperti
unsur gerak kepala, unsur gerak tangan, unsur gerak badan dan unsur gerak kaki.
Dalam unsur-unsur gerak akan bermakna menjadi suatu gerak tari yang bermakna jika merupakan satu kesatuan dari keempat unsur tersebut.
Dalam analisis ini, unsur garak diberi kode-kode tersendiri, yaitu: Unsur
gerak kepala diberi kode “k”, unsur gerak badan diberi kode “b”, unsur gerak tangan diberi kode “t”, dan unsur gerak kaki diberi tanda “kk”. Maka Bentuk
terkecil atau motif gerak mg merupakan kesatuan dari unsur-unsur gerak, sehingga mg=k+t+b+kk
Kemudian strata ke dua dinamakan frase gerak Fg yang merupakan kesatuan dari motif-motif gerak, maka Fg=mg+mg+mg… , dan strata ketiga dinamakan
kalimat atau ragam gerak Rg yang merupakan kesatuan dari frase gerak, maka Rg
=Fg+Fg+Fg…. . Strata keempat dinamakan paragraf atau sesi gerak Pg merupakan kesatuan dari kalimat-kalimat gerak, maka Pg=Rg+Rg+Rg…
Adapun strata yang tertinggi adalah bentuk koreografi yang terdiri dari kesatuan paragraf atau sesi gerak. Dengan demikian rumus bentuk koreografibentuk tari
T, adalah: T = Pg+Pg+Pg+…
Secara rinci, struktur tari Topeng Patih memiliki empat paragraf gerak Pg, yaitu:
5.1.1 Pg 1: Maju Gawang, memiliki 10 Rg kalimat gerak:
c Rg1: Gedruk miwiti, memiliki 4 Fg frase gerak:
6. Fg1: gedrug pondongan,
7. Fg2: gedeg pusingan,
8. Fg1: gedrug pondongan,
9. Fg3: pesutan,
10. Fg4: jluwat
Kalimat gerak ini jika dilakukan dalam pergelaran Wayang Topeng, dilakukan di dalam ruang “dalam” atau krombongan, di luar panggung dengan
menggerakkan kelir layar belakang. Dengan demikian masih belum terlihat oleh penonton. Akan tetapi jika ditampilkan sebagai tarian “lepas”, maka kalimat gerak
ini ditunjukkan. d
Rg2: Sirikan, memiliki 5 Fg: 6.
Fg5: sirik undang bala mundur, 7.
Fg7: jluwat balik, 8.
Fg6: sirik undang bala maju, 9.
Fg3: pesutan, 10.
Fg8: singget e
Rg3: Sembahan memiliki 4 Fg: 6.
Fg9 : sembahan, 7.
Fg10: Sembahan gedeg pusingan, 8.
Fg3 : pesutan, 9.
Fg8 : singget f
Rg4: Gedrug Tanjek Malang memiliki 6 Fg: 6.
Fg11: jomplangan, 7.
Fg12: gedrug tanjek malang, 8.
Fg13: gedruk rangkep kepat sampur, 9.
Fg12: gedrug tanjeg malang,
10. Fg3 : pesutan,
11. Fg8 : singget
g Rg5: Junjungan memiliki 3 Fg:
6. Fg14: junjungan,
7. Fg15: gejuk entran
8. Fg8 : singget
h Rg6: Loncatan memiliki 5 Fg:
6. Fg16: loncatan kanan,
7. Fg17: loncatan kiri,
8. Fg18: bacok
9. Fg3 : pesutan
10. Fg8 : singget
i Rg7: Sirikan memiliki 2 Fg:
6. Fg6 : sirik undang bala maju,
7. Fg7 : jluwat balik
j Rg8: Ilo-ilo lamba memiliki 2 Fg:
6. Fg19: ilo-ilo lamba,
7. Fg4 : jluwat maju
k Rg9: Ilo-ilo rangkep memiliki 4 Fg:
6. Fg20: ilo-ilo rangkep,
7. Fg18: bacok
8. Fg3 : pesutan,
9. Fg8 : singget
l Rg5: Junjungan lihat butir e
Rumus Paragraf gerak Maju Gawang Pg1, adalah: Pg1
= Rg1+Rg2+Rg3+Rg4+Rg5+Rg6+Rg7+Rg8+Rg9+Rg5 Paragraf gerak Maju Gawang ini letaknya di awal tarian, mulai dari
keluarnya penari ke dalam panggung. Disamping itu gerakan yang ditampilkan masih cukup sederhana seperti sirikan, sembahan, gedrukan, junjungan, loncatan
dan ilo-ilo . Paragraf gerak ini menyimbolkan awal mula adanya manusia di dunia.
Keluarnya penari dari ruang “dalam” melalui kain yang dibelah atau layar belakang, menggambarkan lahirnya bayi dari rahim ibu.
5.1.2 Pg 2: Solah Raja memiliki 10 Rg:
a. Rg10: Solah Raja lamba memiliki 3 Fg: 1
Fg21: solah raja lamba, 2
Fg18: bacok 3
Fg23: gedegan lembeyan b.
Rg11: Solah Raja Rangkep memiliki 4 Fg: 1
Fg22: solah raja rangkep, 2
Fg18: bacok 3
Fg3 : pesutan, 4
Fg8 : singget c.
Rg12: Labas lamba memiliki 4 Fg: 1
Fg24: tumpang tali, 2
Fg25: labas irama lamban
3 Fg26: ngancap mundur,
4 Fg4 : jluwat maju
d. Rg13: Labas rangkep memiliki 2 Fg:
1 Fg27: kidang wangsul,
2 Fg25: labas irama cepat
e. Rg14: Ngrawit memiliki 4 Fg:
1 Fg28: ngrawit andap,
2 Fg22: bacok
3 Fg3 : pesutan,
4 Fg8 : singget
f. Rg15: Miwir memiliki 2 Fg:
1 Fg29: miwir,
2 Fg4 : jluwat maju
g. Rg16: Wiwil Jekluk memiliki 5 Fg:
1 Fg30: wiwil jekluk tengen,
2 Fg31: wiwil jekluk kiwa,
3 Fg22: bacok
4 Fg3 : pesutan,
5 Fg8 : singget
h. Rg17: Pincangan memiliki 3 Fg:
1 Fg5 : sirik mundur,
2 Fg32: pincangan,
3 Fg4 : jluwat maju
i. Rg18: Kencak Balik memiliki 4 Fg:
1 Fg33: kencak balik,
2 Fg22: bacok
3 Fg3 : pesutan,
4 Fg8 : singget
j. Rg19: Ongkekan memiliki 3 Fg:
1 Fg34: ongkekan kiwa
2 Fg5 : sirik mundur
3 Fg35: ongkekan tengen
Rumus Paragraf gerak Solah Raja Pg2, adalah: Pg2
= Rg10+Rg11+Rg12+Rg13+Rg14+Rg15+Rg16+Rg17+Rg18+Rg19 Sesuai dengan nama paragraf gerak ini, yaitu Solah Raja artinya gerak-
gerik raja penguasa, pragraf ini menyimbolkan pola tingkah laku anak-anak yang selalu ingin menang dan benar sendiri, seperti halnya raja yang merupakan
penguasa, selalu harus ditaati oleh siapa saja rakyatnya. Makna ini dikuatkan dengan kalimat-kalimat gerak yang “atraktif” dan “nakal” seperti kalimat gerak
wiwil jekluk, kalimat gerak pincangan, kalimat gerak kencak balik, dan kalimat
gerak ongkekan. Bentuk gerak-gerak pada kalimat gerak tersebut bersifat unik, main-main dan atraktif seperti halnya anak-anak yang masih membutuhkan
pertumbuhan fisik, “egois”, ingin pengakuan dan sanjungan.
5.1.3 Pg3: Kencak memiliki 4 Rg:
a. Rg20: Pentang Gembira memiliki 2 Fg: 1
Fg36: pentangan gembira, 2
Fg8 : singget b.
Rg21: Kencak Ganggongan memiliki 3 Fg: 1
Fg37: kencak ganggongan, 2
Fg38: ngrawit gembira 3
Fg36: pentangan gembira c.
Rg22: Kencak Medot memiliki 2 Fg: 1
Fg39: sembahan jekluk, 2
Fg40: kencak medot
d. Rg23: Gedegan Gagah memiliki 2 Fg:
1 Fg41: gedegan gagah,
2 Fg8 : singget
Rumus Paragraf gerak Kencak Pg3, adalah: Pg3
= Rg20+Rg21+Rg22+Rg23 Paragraf gerak kencak ini merupakan simbol sifat-sifat manusia dewasa
yang sudah dapat merasakan segala sesuatu yang di dapatkan. Cita-citanya adalah hidup dengan gembira, maka selalu berusaha untuk mencapainya. Sekalipun
demikian, usaha tidak selamanya behasil dengan mulus, maka harus dilalui dengan meloncat kesana dan kemari yang divisualkan dengan kalimat gerak
kencak genggongan. Jika manusia sudah mengalami kondisi terpepetterpaksa,
maka baru mengingat yang menciptakannya Tuhan, maka manusia dewasa membutuhkan untuk mengabdikan diri dengan melakukan sembahan. Namun jika
segala keinginannya tercapai, maka selalu merasa dirinya sendiri yang berhasil,
sehingga lupa, bahwa ada pihak lain yang paling berwenang untuk membantu,
Dia adalah Dzat Yang Maha Membantu. Oleh karena itu nafsu kesombongan dan kecongkakan yang muncul, merasa gagah sendiri karena dapat meraih
keinginannya. Makna ini disimbolkan dengan gerak gedegan gagah dengan berkacak pinggang.
5.1.4 Pg4: Pungkasan memiliki 5 Rg:
a. Rg13: Labas kerep memiliki 2 Fg:
1 Fg25: labas irama cepat
2 Fg8 : singget
b. Rg24: Nggelap memiliki 3 Fg:
1 Fg42: nggelap,
2 Fg43: junjungan jugag,
3 Fg8 : singget
c. Rg25: Ulap-ulap Bumi Langit memiliki 2 Fg:
1 Fg44: ulap-ulap bumi,
2 Fg45: ulap-ulap langit
d. Rg26: Sembahan pungkasan memiliki 2 Fg:
1 Fg9 : sembahan,
2 Fg8 : singget
e. Rg13: Labas Kerep pungkasan memiliki 1 Fg:
1 Fg25: labas irama cepat
Rumus Paragraf gerak Pungkasan Pg4, adalah: Pg4
= Rg13+Rg24+Rg25+Rg26+Rg13 Paragraf gerak pungkasan mensyiratkan sifat manusia yang sudah lanjut
usia. Segala kenikmatan dan kesengsaraan sudah dialami. Maka jika sangu mulih bekal untuk kembali kepadaNya sudah siap dan merasa cukup, ia selalu ingin
mempercepat menemuinya yang dilambangkan dengan gerak nggelap, yaitu gerak berjalan dengan kecepatan paling tinggi. Strata gerak berjalan adalah: labas lamba
berjalan dengan irama pelan, labas rangkepkerep berjalan dengan kecepatan dua kali lebih tinggi dari pada labas lamba, dan yang paling cepat adalah nggelap
berjalan cepat seperti gelapkilatan cahaya petir. Hal ini diperkuat dengan pandangan “menyatunya” dua kutup yang bertentangan, yakni bumi dan langit
sudah menjadi satu kesatuan, artinya tidak ada tinggi tidak ada rendah, tidak ada baik, tidak ada buruk dan sebagainya, maka tinggal satu kesatuan antara makhluk
dan haliqnya, yaitu manunggaling kawula gusti yang ditandai dengan sembah pungkasan
terakhir, setelah itu berjalan menuju “tujuan akhir” kehidupan, dengan labas kerep masuk ke “dalam” liang lahat.
Dari uraian struktur gerak tari di atas, dapat dirumuskan struktur Bentuk tari Topeng Patih TP, sebagai berikut:
TP = Pg1 + Pg2 + Pg3 + Pg4
5.2 Analisis Makna Simbol Estetik Tari Topeng Patih