Bentuk Pemanggungan TARI TOPENG PATIH

Gambar 7: Tata busana tari Topeng Patih Foto: Wido

3.5 Bentuk Pemanggungan

Bentuk pemanggungan atau pementasan tari topeng Patih, sama seperti bentuk pemanggungan wayang topeng Malang. Menurut penjelasan beberapa informan, seperti Karimoen, Rasimoen alm, Madyoutomo alm dan Munawi, sampai dengan tahun 1960 -1970-an masih sering dipentaskan di plataran, yaitu halaman rumah yang memiliki lahan relative luas. Dalam bentuk pemanggungan seperti ini, penonton secara otomatis membentuk setengah lingkaran. Ruang ganti rombongan berada di dalam rumah, yang dibatasi dengan kain berfungsi sebagai back dropback ground dengan arena permainan. sedangkan pengrawitpanjak atau pemusik berada di sisi kiri atau kanan arena permainan. Skema 4: Denah panggung plataran Diatas tahuan 1970-an, sudah sangat jarang orang mempergelarkan pertunjukan wayang topeng di halaman depan rumah dengan bentuk panggung plataran tersebut. Yang masih sering dipergelarkan dengan menggunakan panggung plataran adalah pertunjukan Jaran kepang atau kuda lumping. Sedangkan pertunjukan wayang topeng selalu menggunakan panggung darurat, lazim masyarakat Rumah “rombongan”ruang ganti Penonton Daerah Permainan Di atas tanah tanpa panggung Dalang pemusik Pengrawitsinden Penonton Penonton menamakan genjot 35 Seperti halnya panggung plataran, genjot juga dibatasi oleh kain yang dipasang dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri, sehingga membentuk pertemuan di tengah kupu tarung. Pertemuan kain back drop tersebut yang digunakan sebagai keluar masuknya penari. Panggung dalam bentuk genjot ini, letak pengrawitpanjak biasanya di sebelah kiri, atau kanan panggung. Namun jika terpaksa bisa diletakkan di depan panggung, atau bahkan di belakang arena permaian. Ruang riasganti atau Rombongankrombongan penonton Panggung arena permainan dengan tinggi panggung 1 meter – 1,5 meter, panjang 6 meter dan lebar 4 meter. Daerah pemusik pengrawit dan dalang. p e n o n t o n Penonton Skema 5: Denah Panggung genjot. 35 Genjot adalah panggung darurat yang dipasang hanya pada saat ada pertunjukan, baik hajadan maupun tujuhbelasan”. Panggung ini terbuat dari kayu atau bambu, setinggi kurang lebih satu meter, panjang 6 meter dan lebar 4 meter. Genjot memiliki 3 arah pandang, yaitu sisi kiri, depan dan sisi kanan. Gambar 8: Panggung genjot dengan posisi pengrawitpanjak di sisi kiri foto: Wido. Panggung genjot ini diambil ketika wayang Topeng Galuh Candrakirana main di dukuh Rekesan desa Jambuwer Kecamatan Kromengan, pada tanggal 16 Desember 2007. Di dusun Kedungmonggo sendiri, khususnya di wilayah peerkumpulan wayang topeng Asmarabangun, sudah memiliki pendopo 36 sendiri, sehingga jika ada pergelaran tidak lagi menggunakan genjot. Bangunan pendopo ini merupakan hadiah dari Pemerintah Kabupaten Malang, yang menjabat sebagai Bupati Malang ketika periode 1980 - 1985 bernama Edi Slamet. 36 Pendopo yang dimaksud di sini bukan seperti konsep pendopo yang sebenarnya, akan tetapi sebuah bangunan yang memiliki bagian depan dengan panjang 8 meter dan lebar 6 meter, dengan satu pintu di bagian tengah belakang sebagai sirkulasi penari. 163

BAB IV STRUKTUR TARI TOPENG PATIH DALAM KESATUAN