Implementasi kurikulum LANDASAN TEORI
1 Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami
materi kompetensi baru; 2
Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah problem solving, terutama dalam masalah-masalah aktual;
3 Letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi
standar dan kompetensi baru dengan berbagai aaspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan masyarakat;
4 Pilihlah metode yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses
menjadi kompetensi dan karekter peserta didik. d.
Pembentukan sikap, kompetensi dan karakter Pembentukan sikap, kompetensi, dan karakter peserta didik dapat
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1
Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, kompetensi dan karakter yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari;
2 Praktekkan pembelajaran secara langsung agar peserta didik dapat
membangun sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari;
3 Gunakan metode yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap,
kompetensi, dan karakter peserta didik. e.
Penilaian formatif Penilaian formatif perlu dilakukan untuk perbaikan yang pelaksanaanya
dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1
Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik;
2 Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelamahan atau
kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik;
3 Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai Mulyasa 2013:101. 2.4.
Pendekatan Pembelajaran Scientifiec
Model pembelajaran scientifiec bisa juga di sebut dengan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini efektif dalam
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau
gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian method
of inquiry harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Dalam diktat pelatihan implementasi kurikulum 2013 analisis materi ajar pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,
pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau
kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti
berikut ini:
a. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira- kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
b. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta
didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis,
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan. g.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya. 2.5.
Tematik Intregatif
Dalam implementasi kurikulum 2013 murid sekolah dasar tidak lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran
berbasis tematik intregatif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan
dengan mata pelajaran lainnya Mulyasa 2013:170.
Unit yang tematik adalah epitome struktur konseptual, atau prosedural, atau teoritik dari seluruh isi penting bidang studi yang akan diajarkan dari seluruh
bahasan pelajaran yang memfasilitasi para peserta didik untuk menjawab pertanyaan secara produktif yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin
tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia disekitar mereka. Hajar 2013:22
Sementara itu yang dimaksud tema dalam istilah kurikulum tematik adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi inti pembicaraan atau
pembahasan dalam kegiatan pembelajaran.