Slip Frekuensi Rotor Prinsip Kerja Generator Induksi Penguatan Sendiri

Motor induksi tiga phasa dapat dioperasikan sebagai generator dengan cara memutar rotor pada kecepatan di atas kecepatan medan putar n r n s dan atau mesin bekerja pada slip negatip s 0 . n s = p f 120 …………………………………………...……...............…................ 3.1 dengan : n s : Kecepatan medan putar, rpm f : Frekuensi sumber daya, Hz p : Jumlah kutub motor induksi. Sehingga ; s = s r s n n n − . 100 , n r n s ……………............……………………………….. 3.2 dengan : s : slip n s : Kecepatan medan putar, rpm n r : Kecepatan putar rotor, rpm Karena Motor Induksi Sebagai Generator MISG ini bekerja stand alone maka mesin ini memerlukan kapasitor untuk membangkitkan arus eksitasi. Fungsi pemasangan kapasitor pada Motor Induksi Sebagai Generator MISG beroperasi sendiri ini adalah untuk menyediakan daya reaktif.

3.3 Slip

Universitas Sumatera Utara Selisih antara kecepatan rotor dengan kecepatan sinkron disebut slip s . Slip dapat dinyatakan dalam putaran setiap menit, tetapi lebih umum dinyatakan sebagai persen dari kecepatan sinkron. Slip s = s r s n n n − x 100 ................................................................... 3.3 dimana: n r = kecepatan rotor rpm n s = kecepatan sinkron rpm Apabila n r n s , 0 s 1 , kecepatan dibawah sinkron akan menghasilkan kopel, rotor dijalankan dengan mempercepat rotasi medan magnet, tenaga listrik diubah ke tenaga gerak daerah motor . Bila n r = n s, s = 0 , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada belitan rotor, sehingga tidak akan dihasilkan kopel. Bila n r n s , s 0 , kecepatan di atas sinkron, rotor dipaksa berputar lebih cepat daripada medan magnet. Tenaga gerak diubah ke tenaga listrik daerah generator . s = 1, rotor ditahan, tidak ada transfer tenaga. s 1, kecepatan terbalik, rotor dipaksa bekerja melawan medan magnet daerah pengereman .

3.4 Frekuensi Rotor

Kecepatan dan jumlah kutub derajat ac menentukan frekuensi tegangan yang dibangkitkan. Jika generator mempunyai dua kutub utara dan selatan dan kumparan berputar pada kecepatan satu putaran per detik, maka frekuensi akan berubah menjadi siklus per detik. Rumus untuk menentukan frekuensi generator ac adalah : f = 120 pn …………………………….........................................……… 3.4 Universitas Sumatera Utara dimana : f = Frekuensi tegangan yang diinduksikan Hz p = jumlah kutub pada rotor n = kecepatan rotor per menit r menit Besarnya tegangan yang di bangkitkan tergantung pada kecepatan pada garis medan magnet yang dipotong atau dalam hal generator ac, besarnya tegangan tergantung pada kuat medan dan kecepatan rotor. Karena sebagian besar dioperasikan pada kecepatan konstan, jumlah GGL yang dibangkitkan menjadi tergantung pada penguatan medan.

3.5 Prinsip Kerja Generator Induksi Penguatan Sendiri

Gambar 3.1. Prinsip kerja generator induksi penguatan sendiri Pada mesin induksi tidak terdapat hubungan listrik antara stator dengan rotor, karena arus pada rotor merupakan arus induksi. Jika belitan stator diberi tegangan tiga phasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga phasa, arus ini kemudian akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron n s dan kemudian akan melakukan pengisian muatan ke kapasitor C yang dipasang parallel dengan stator yang tujuannya Universitas Sumatera Utara untuk mensuplai tegangan ke stator nanti untuk mempertahankan kecepatan sinkron n s motor induksi pada saat dilakukan pelepasan sumber tegangan tiga phasa pada stator. Mesin dc sebagai prime mover yang dikopel dengan mesin induksi diputar secara perlahan memutar rotor mesin induksi hingga mencapai putaran sinkronnya n r = n s . Saklar sumber tegangan tiga phasa untuk stator dilepas, dan kapasitor yang sudah discharge akan bekerja dan akan mempertahankan besar n s . Motor dc diputar hingga melewati kecepatan putaran sinkronnya mesin induksi n r n s , sehingga slip yang timbul antara putaran rotor dan putaran medan magnet menghasilkan slip negatif s 0 dan akan menghasilkan tegangan sehingga motor induksi akan berubah fungsi menjadi generator induksi. Gambar 3.2. Karakteristik torsi – kecepatan mesin induksi Dari kurva karakteristik antara kecepatan dan kopel motor induksi dapat dilihat, jika sebuah motor induksi dikendalikan agar kecepatannya lebih besar daripada kecepatan sinkron oleh penggerak mula, maka arah kopel yang terinduksi akan terbalik dan akan beroperasi sebagai generator. Semakin besar kopel pada penggerak mula, maka akan memperbesar pula daya listrik yang dihasilkan. Pada gambar karakteristik diatas generator mulai menghasilkan Universitas Sumatera Utara tegangan pada saat putaran rotor n r sedikit lebih cepat dari putaran sinkron n s mesin induksi tersebut. Pada motor induksi yang dioperasikan sebagai generator tidak terdapat pengatur tegangan seperti governor pada generator sinkron. Oleh karena itu tegangan keluaran sangat dipengaruhi oleh beban dan nilai kapasitor.

3.6 Kapasitor Eksitasi

Dokumen yang terkait

Analisa Perbandingan Pengaruh Nilai Kapasitor Eksitasi Terhadap Regulasi Dan Efisiensi Pada Motor Induksi Sebagai Generator ( MISG ) Penguatan Sendiri

0 28 79

Analisis Performa Generator Induksi Penguatan Sendiri Tiga Phasa Pada Kondisi Steady State (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 39 103

Studi Pemakaian Kapasitor Untuk Menjalankan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Sistem Satu Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 67 108

Analisis Karakteristik Berbeban Motor Induksi Satu Phasa Kapasitor Start ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU )

7 80 72

Analisis Perbandingan Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Delta Dan Hubungan Open-Delta (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

6 70 64

Panas Pada Generator Induksi Saat Pembebanan (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU)

1 50 94

Pengaruh Pembebanan Terhadap Frekuensi Pada Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Kompensasi Tegangan Menggunakan Kapasitor ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 48 67

Pengaruh Pembebanan Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Kompensasi Tegangan Menggunakan Kapasitor

2 52 98

Analisis Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Tanpa Menggunakan Kapasitor Kompensasi Dan Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

5 42 79

Analisa Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi dan Dengan Penambahan Induktor

1 11 76