Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Rangkaian Ekivalen Stator

11. Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip. Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E 2s yang besarnya m 2 s 2 44 4 Φ sfN E , = Volt dimana E 2s = tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar Volt f 2 = s.f = frekuensi rotor frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar

12. Bila n

s = n r , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan jika n r n s

2.6 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

a. Rangkaian Ekivalen Stator

Untuk mempermudah analisis motor induksi, digunakan metoda rangkaian ekivalen per – fasa. Motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan rangkaian sekunder berputar. Rangkaian ekivalen statornya dapat digambarkan sebagai berikut : 1 V 1 R 1 X 1 I c R m X I c I m I 2 I 1 E Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen stator motor induksi dimana : Universitas Sumatera Utara V 1 = tegangan terminal stator Volt E 1 = ggl lawan yang dihasilkan oleh fluks celah udara resultan Volt I 1 = arus stator Ampere R 1 = tahanan efektif stator Ohm X 1 = reaktansi bocor stator Ohm Arus stator terbagi atas 2 komponen, yaitu komponen arus beban dan komponen arus penguat I . Komponen arus penguat I merupakan arus stator tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan fluksi celah udara resultan, dan merupakan fungsi ggm E 1 . Komponen arus penguat I terbagi atas komponen rugi – rugi inti I C yang sefasa dengan E 1 dan komponen magnetisasi I M yang tertinggal 90 dari E 1 . Hubungan antara tegangan yang diinduksikan pada rotor sebenarnya E rotor dan tegangan yang diinduksikan pada rotor ekivalen E 2S adalah : rotor S E E 2 = 2 1 N N = a atau E 2S = a E rotor ……………………...........................................………... 2.2 dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap fasa pada lilitan stator yang banyaknya a kali jumlah lilitan rotor. Bila rotor – rotor diganti secara magnetik, lilitan – ampere masing – masing harus sama, dan hubungan antara arus rotor sebenarnya I rotor dan arus I 2S pada rotor ekivalen adalah : I 2S = a I rotor …………………...........................................……………. 2.3 sehingga hubungan antara impedansi bocor frekuensi slip Z 2S dari rotor ekivalen dan impedansi bocor frekuensi slip Z rotor dari rotor sebenarnya adalah : Universitas Sumatera Utara Z 2S = = S S I E 2 2 = rotor rotor I E a 2 rotor Z a 2 …...................................................……… 2.4 Nilai tegangan, arus dan impedansi tersebut diatas didefinisikan sebagai nilai yang referensinya ke stator. Selanjutnya persamaan 2.4 dapat dituliskan : = S S I E 2 2 S Z 2 = 2 R + 2 jsX ………………................................................ 2.5 dimana : Z 2S = impedansi bocor rotor frekuensi slip tiap fasa dengan referensi ke stator Ohm . R 2 = tahanan efektif referensi Ohm sX 2 = reaktansi bocor referensi pada frekuensi slip X 2 didefinisikan sebagai harga reaktansi bocor rotor dengan referensi frekuensi stator Ohm .

b. Rangkaian Ekivalen Rotor

Dokumen yang terkait

Analisa Perbandingan Pengaruh Nilai Kapasitor Eksitasi Terhadap Regulasi Dan Efisiensi Pada Motor Induksi Sebagai Generator ( MISG ) Penguatan Sendiri

0 28 79

Analisis Performa Generator Induksi Penguatan Sendiri Tiga Phasa Pada Kondisi Steady State (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 39 103

Studi Pemakaian Kapasitor Untuk Menjalankan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Sistem Satu Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 67 108

Analisis Karakteristik Berbeban Motor Induksi Satu Phasa Kapasitor Start ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU )

7 80 72

Analisis Perbandingan Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Delta Dan Hubungan Open-Delta (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

6 70 64

Panas Pada Generator Induksi Saat Pembebanan (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU)

1 50 94

Pengaruh Pembebanan Terhadap Frekuensi Pada Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Kompensasi Tegangan Menggunakan Kapasitor ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 48 67

Pengaruh Pembebanan Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Kompensasi Tegangan Menggunakan Kapasitor

2 52 98

Analisis Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Tanpa Menggunakan Kapasitor Kompensasi Dan Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

5 42 79

Analisa Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi dan Dengan Penambahan Induktor

1 11 76