Identifikasi Kematian Maternal Kebijakan Penurunan Kematian Maternal

Berdasarkan Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko 4 Terlalu, yaitu: • Terlalu tua hamil hamil di atas usia 35 tahun sebanyak 27 • Terlalu muda untuk hamil hamil di bawah usia 20 tahun sebanyak 2,6 • Terlalu banyak jumlah anak lebih dari 4 sebanyak 11,8 • Terlalu dekat jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun Hasil Riskesdas juga menunjukkan bahwa cakupan program kesehatan ibu dan reproduksi umumnya rendah pada ibu-ibu di pedesaan dengan tingkat pendidikan dan ekonomi rendah. Secara umum, posisi perempuan juga masih relatif kurang menguntungkan sebagai pengambil keputusan dalam mencari pertolongan untuk dirinya sendiri dan anaknya. Ada budaya dan kepercayaan di daerah tertentu yang tidak mendukung kesehatan ibu dan anak. Rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang pada akhirnya terkait dengan kematian ibu dan bayi Kemkes, 2011.

2.1.7. Identifikasi Kematian Maternal

Identifikasi kematian ibu adalah langkah awal proses surveilans. Ibu mungkin meninggal di rumah, perjalanan, dan fasilitas kesehatan. Mereka meninggal sebelum, selama, dan sesudah persalinan, bahkan di awal kehamilan abortus dan kehamilan ektopik. Untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang penyebab kematian maternal, diperlukan kisah lengkap wanita yang meninggal Hanum, 2008. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Metode identifikasi dan pengkajian kematian maternal Titik awal pengkajian Frekuensi pengumpulan data Berkelanjutanrutin Waktu tertentukhusus Otoritas pemerintah Identifkasi Registrasi vital pasif-bukan pencarian kasus secara aktif Identifikasi Pencarian aktif kasus-studi khusus menggunakan jalur statistik vital RAMOS sensus Kajian Penyidikan rahasia kematian maternal Kajian Penyidikan rahasia kematian maternal Masyarakat Identifikasi Sistem surveilans demografipopulasi jangka panjang Identifikasi Survei rumah tangga menggunakan estimasi langsung survei sisterhood RAMOS Kajian Otopsi verbal Kajian Otopsi verbal Fasilitas kesehatan Identifikasi Pelaporan petugas kesehatan kajian rekam medik rumah sakit Identifikasi Pelaporan petugas kesehatan kajian rekam medik rumah sakit Kajian Kajian kasus di tingat fasilitas Audit klinik terhadap kriteria atau standard yang telah disepakati Kajian Kajian kasus di tingat fasilitas Audit klinik terhadap kriteria atau standard yang telah disepakati Sumber: dikutip dari Hanum 2008

2.1.8. Kebijakan Penurunan Kematian Maternal

Berbagai upaya global untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir telah dimulai sejak Konferensi Internasional tentang kematian ibu di Nairobi, Kenya pada tahun 1987 yang melahirkan Safemotherhood Initiative. Pada tahun 1990 , diselenggarakan World Summit for Children di New York, USA yang diantaranya menghasilkan kesepakatan untuk menurunkan angka kematian Universitas Sumatera Utara ibu menjadi separuhnya pada tahun 2000. Pada International Conference on Population and Development ICPD 1994 di Kairo, Mesir dihasilkan kesepakatan mengenai hak reproduksi. Pada tahun 1999, dicanangkan suatu strategi Making Pregnancy Safer MPS sebagai bagian dari program Safemotherhood Zulfayanti, 2012. Pesan-pesan kunci MPS adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran Pusianawati, 2012. Visi dari MPS adalah semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat. Dan misi MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas; memberdayakan perempuan, keluarga dan masyarakat; mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan nasional. Adapun tujuan MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia Pusianawati, 2012. Di Indonesia juga telah dibuat berbagai program kesehatan reproduksi yang diadaptasi dari berbagai kebijakan internasional. Pendidikan dan Penelitian Bidan di Desa 1990-1996 dan Akselerasi Penurunan AKI 1996, dijalankan sebagai kebijakan Menteri Kesehatan untuk mempercepat pengurangan AKI, untuk melatih dan menyebarkan sejumlah bidan desa untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak KIA berbasis desa. Tujuannya adalah meningkatkan akses perempuan terhadap petugas yang terampil. Gerakan Sayang Ibu 1996 bertujuan memobilisasi masyarakat dan pelayanan kesehatan untuk mengatasi tiga keterlambatan dalam keadaan darurat obstetri dan neonatal terlambat membuat keputusan, terlambat merujuk, terlambat mendapat penanganan di fasilitas kesehatan. Gerakan ini meningkatkan akses ibu hamil untuk mendapatkan perawatan, dan rujukan dari obstetri dan neonatal. Sejak tahun Universitas Sumatera Utara 2000, pemerintah juga telah menggulirkan Paket Kesehatan Reproduksi Esensial PKRE dan Paket Kesehatan Reproduksi Komprehensif PKRK dengan dua tambahan program, yaitu Kesehatan Pascamenopause dan Onkologi Reproduksi. PKRE sendiri terdiri dari empat program, yaitu: 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir KIBBL 2. Keluarga Berencana KB 3. Kesehatan Reproduksi Remaja KRR 4. Pencegahan Penyakit Menular Seksual Strategi operasional yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam penurunan angka kematian ibu adalah sebagai berikut Kemkes, 2011. 1. Pengguatan puskesmas dan jaringannya 2. Penguatan manajemen program dan sistem rujukannya 3. Meningkatkan peran serta masyarakat kerjasama dan kemitraan 4. Kegiatan akselerasiinovasi 5. Jaminan persalinan 6. Bantuan Operasional Kesehatan BOK Secara umum, upaya-upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena masalah kesehatan reproduksi sangat kompleks. Tidak hanya berasal dari masalah kesehatannya saja, tetapi merupakan gabungan masalah sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, pendidikan, pemerintahan, dan faktor lainnya Zulfayanti, 2012.

2.1.9. Upaya Pencapaian MDGs di Indonesia