Hasil dan Pembahasan PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA MENJAWAB SOAL MATEMATIKA YANG DITULIS DALAM DWIBAHASA.

KNM XVI - 3-6 Juli 2012 – UNPAD, Jatinangor

4. Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Perolehan Hasil Belajar Siswa Deskripsi hasil belajar siswa dalam menjawab soal matematika dalam Bahasa Inggris, diperoleh rata-rata 5,966, sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal matematika dalam Bahasa Indonesia adalah 5,756. Rata-rata hasil belajar siswa dalam menjawab soal matematika dalam Bahasa Inggris lebih tinggi dari rata-rata skor dalam Bahasa Indonesia. Rata-rata skor hasil belajar siswa dengan soal Bahasa Indonesia adalah 5,756 dengan standar deviasi 1.75618. Nilai standar deviasi skor siswa untuk soal dalam Bahasa Inggris yang lebih besar dari nilai standar deviasi skor siswa untuk soal dalam Bahasa Indonesia, menunjukan bahwa skor siswa pada soal dalam Bahasa Inggris lebih beragam, artinya ada siswa yang mendapat nilai sangat tinggi, ada juga siswa yang mendapat nilai sangat kecil. Sedangkan nilai standar deviasi untuk soal matematika dalam Bahasa Indonesia yang lebih kecil 1,75618 menunjukkan bahwa skor siswa pada soal dalam Bahasa Indonesia tidaklah begitu beragam. Tingkatan perolehan hasil belajar siswa dalam menjawab soal matematika dalam dwibahasa, dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu siswa berprestasi unggul dan siswa berprestasi rendah. Pengkategorian siswa kedalam prestasi unggul dan rendah didasarkan pada nilai rata-rata hasil belajar siswa untuk soal dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, yaitu 5.9664 untuk soal dalam Bahasa Inggris dan 5.7563 untuk soal dalam Bahsa Indonesia. Deskripsi data pada tabel 1 menunjukkan bahwa pada jenis soal matematika dalam Bahasa Inggris, dari 119 siswa terdapat 58,8 siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori unggul di atas nilai rata-rata dan 41,2 masuk dalam kategori rendah. Sedangkan untuk jenis soal matematika dalam Bahasa Indonesia, terdapat 51,3 hasil belajar siswa dalam kategori Unggul dan 48,7 dalam kategori rendah. Lebih tingginya persentase hasil belajar siswa yang berada pada kategori unggul untuk soal matematika dalam Bahasa Inggris dibandingkan Soal dalam Bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap soal dalam Bahasa Inggris lebih baik dibandingkan dengan soal matematika dalam Bahasa Indonesia. Disamping karena karakteristik siswa yang menjadi sampel penelitian sudah mempunyai pengusaan Bahasa Inggris dari sejak di Sekolah Dasar dan sekolah ini sendiri merupakan sekolah unggulan. Hal tersebut di atas juga dapat dijelaskan karena penulisan soal matematika dalam Bahasa Inggris lebih mudah dicerna atau ditebak oleh siswa, karena soal-soal dalam Bahasa Inggris menggunakan struktur yang baku dibandingkan soal matematika dalam Bahasa Indonesia. Tabel 1. Kategori Hasil Belajar Siswa Menurut Jenis Soal Soal Dwibahasa Kategori Hasil Belajar Siswa Jumlah Rendah Unggul N Soal dalam Bahasa Inggris 49 41.2 70 58.8 119 100,0 Soal dalam Bahasa Indonesia 58 48.7 6151.3 119 100,0 Total N 107 131 238 100,0 45,0 55,0 Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2012 Perbedaan Perolehan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Jenis Soal Pengujian Hipotesis penelitian, yaitu: Terdapat perbedaan perolehan hasil belajar siswa dalam menjawab soal matematika dalam Bahasa Inggris dibandingkan dengan soal matematika dalam Bahasa Indonesia, menggunakan uji hipotesis beda dua mean sampel 1390 ISBN: 978-602-19590-2-2 independent, yaitu uji t independent sample t test . Pengujian ini pada prinsipnya bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata antara dua populasi, dengan melihat rata-rata sampelnya. Sebelum melakukan uji t, perlu diperiksa asumsi yang melandasinya yaitu asumsi kenormalan dan kehomogenan varian. Pengujian kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov dengan hipotesis: Ho = Data menyebar normal H 1 = Data tidak menyebar normal Berdasarkan nilai output minitab di bawah gambar 1 didapat nilai p = 0,150 yang lebih besar dari nilai α = 0,05, artinya Ho diterima yang menunjukkan bahwa data menyebar normal, sehingga asumsi kenormalan terpenuhi . 12 10 8 6 4 2 99.9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0.1 Skor P e r c e n t Mean 5.861 StDev 1.943 N 238 KS 0.038 P-Value 0.150 Probability Plot of Skor Normal Gambar 1. Plot Normal dari Hasil Belajar Siswa Menjawab Soal Matematika dalam Dwibahasa Pengujian ke homogenan ragam dilakukan dengan Lavene’s Test. Uji F untuk menguji apakah varian populasi kedua kelompok data mempunyai varian yang homogen atau tidak, menggunakan Hipotesis: Ho = Kedua varians populasi homogen H 1 = Kedua varian populasi tidak homogen Output analisis pada tabel 2 menunjukkan bahwa F hitung untuk skor hasil belajar siswa dengan diasumsikan kedua varians sama Equal variances assumed adalah 1,257 dengan nilai signifikansi 0,40. Oleh karena nilai signifikansinya lebih besar dari α = 0,05, maka Ho diterima, atau kedua varian adalah homogen. Tabel 2. Independent Samples Test Skor Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene’s Test for Equality of Variances F 1.257 Sig. .400 t-test for Equality of Means t .834 .834 1391 KNM XVI - 3-6 Juli 2012 – UNPAD, Jatinangor df 236 228.286 Sig. 2-tailed .405 .405 Mean Difference .21008 .21008 Std. Error Difference .25201 .25201 95 Confidence Interval of the Difference Lower -.28639 -.28648 Upper .70656 .70665 Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2012 Tidak adanya perbedaan kedua varians, membuat penggunaan varians untuk membandingkan rata-rata populasi dengan t test menjadi valid. Analisis menggunakan t test dengan asumsi varians sama, hipotesisnya adalah: Ho = Rata-rata perolehan hasil belajar siswa dalam menjawab soal matematika dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia adalah sama H 1 = Rata-rata perolehan hasil belajar siswa dalam menjawab soal matematika dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia adalah berbeda. Hasil analisis pada Tabel 2 diperoleh t hitung 0,834 dengan probabilitas 0,405. Karena probabilitas 0,05 maka Ho diterima. Sehingga keputusan adalah Ho diterima, berarti bahwa kedua rata-rata perolehan hasil belajar siswa dalam menjawab soal matematika dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia adalah sama. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa dalam menjawab soal yang ditulis dalam dwibahasa. Dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam kemampuan siswa dalam menjawab soal dalam dwibahasa menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan Bahasa Inggris bukan merupakan hambatan yang serius bagi siswa dalam menguasai konsep-konsep matematika. Hasil penelitian ini dapat merupakan informasi penting bagi penyelenggara RSBI mengenai kualitas output dari penyelenggaraan program ini, sehingga merupakan tolok ukur bagi keberlanjutan RSBI, untuk diimplementasikan secara lebih luas. Pembelajaran di sekolah dengan menggunakan Bahasa Inggris memberikan dampak yang positif, sehingga perlu diperhatikan keberlanjutannya, salah satunya dibarengi dengan peningkatan kualitas guru RSBI dalam hal mengajar dalam Bahasa Inggris, terutama penguasaan bahan ajar dalam Bahasa Inggris, serta sebaiknya pembelajaran matematika diajarkan lebih dominan dalam pengajaran dengan Bahasa Inggris.

5. Kesimpulan