ISBN: 978-602-19590-2-2
PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA MENJAWAB SOAL MATEMATIKA YANG
DITULIS DALAM DWIBAHASA
D.P.E. NILAKUSMAWATI
1
, KOMANG
DHARMAWAN
2
1
Jur. Matematika Universitas Udayana, nilakusmawati_desakyahoo.com
2
Jur. Matematika Universitas Udayana, komang_dharmawanyahoo.com.au
Abstrak
Pembelajaran matematika menggunakan Bahasa Inggris bilingual sudah berlangsung lebih dari tiga tahun di SMP Negeri 3 Denpasar. Kemajuan dari penyelenggaraan
program ini dapat diketahui dengan melakukan evaluasi, terutama berkaitan dengan kualitas output. Untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika dalam bahasa
Inggris dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran ini. Lantas, model tes yang bagaimanakah dapat dipakai untuk
mengukur keberhasilan dari metode pembelajaran ini, terutama berkaitan dengan kualitas hasil belajar siswa? Dalam penelitian ini, diusulkan suatu model tes yang terdiri dari
sepuluh pasang soal yang dibuat setara, sepuluh berbahasa Inggris dan sepuluh lagi ditulis dalam Bahasa Indonesia dan setiap pasang soal menguji pokok bahasan yang sama.
Model tes diujicobakan pada siswa kelas VII yang terdiri dari 4 kelas masing-masing kelas terdiri dari 30-32 siswa. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan
siswa dalam menjawab soal yang ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia maka uji-t dengan taraf signifikan 5 dilakukan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa dalam menjawab soal yang ditulis dalam dwibahasa. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan
menggunakan Bahasa Inggris bukan merupakan hambatan yang serius bagi siswa dalam menguasai konsep-konsep matematika.
Kata Kunci
: Pembelajaran Matematika, Uji Kompetensi, Soal Matematika Bilingual
1. Pendahuluan
Salah satu misi pendidikan nasional adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional sehingga mempunyai daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional.
Misi dalam meningkatan mutu pendidikan nasional ke tingkat internasional mungkin yang akan mengalami tantangan yang paling besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa
alasan, salah satunya adalah kendala Bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa kedua
second language
di negara kita. Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah juga sudah mengeluarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat 3, menyebutkan
bahwa Pemerintah danatau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi
satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Layanan pendidikan berstandar
1385
KNM XVI - 3-6 Juli 2012
– UNPAD, Jatinangor
internasional ini dituangkan dalam pembentukan rintisan SMA atau SMP Bertaraf Internasional RSBI. Keberhasilan dari rintisan ini akan dipakai sebagai acuan dalam
mengembangkan RSBI. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu
bangsa. Pendidikan sebagai salah satu usaha mengembangkan sumber daya, penting karena merupakan basis dari pembangunan nasional. Hal ini sebagaimana tercantum
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat 1 dan 2, menyebutkan bahwa a Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian
mutu pendidikan secara nasional dalam bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak yang berkepentingan, b Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan. Demikian juga Pasal 58 ayat 1 dan 2, Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003, menyebutkan bahwa: a Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan; b Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh,
transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Pembentukan rintisan SMA atau SMP Bertaraf Internasional RSBI, dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia
unggul, respon terhadap era globalisasi, respons terhadap kebutuhan masyarakat mengenai persaingan terhadap kualitas pendidikan nasional, tuntutan masyarakat
terhadap mutu pendidikan yang kompetitif, perlunya membangun sekolah berkualitas sebagai pusat unggulan pendidikan.
Penyelengaraan RSBI di Indonesia telah memasuki tahun ketiga sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap penyelengaraan tersebut, terutama berkaitan dengan kualitas
output. Jika penyelengaraan RSBI selama ini berkualitas maka hasil ini dapat diimplementasikan secara lebih luas, sehingga kualitas pendidikan secara nasional akan
meningkat, pada akhirnya, peningkatan kualitas pendidikan akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia secara nasional.
Dalam evaluasi
penyelenggaraan RSBISBI oleh Balitbang Kemendiknas, salah satu komponen yang menjadi bahan evaluasi adalah prestasi akademik, yang bertujuan untuk mengetahui
prestasi akademik siswa dan guru RSBI. Bagaimana kualitas pendidikan di RSBI diukur? Apa acuannya bahwa pendidikan
di RSBI berhasil. Ada anggapan bahwa pendidikan di RSBI lebih berkualitas dibandingkan di sekolah regular. Bagaimana kita membandingkan keadaan model
pendidikan tersebut? Untuk mengetahui kualitas pendidikan di RSBI adalah melakukan uji kompetensi terhadap siswa. Salah satu bentuk uji dalam pendidikan adalah uji
kompetensi yang biasanya disajikan dalam bentuk tertulis. Maksud dilaksanakanya uji kompetensi adalah untuk memperoleh data, baik data kualitatif maupun data kuantitatif.
Kemudian data hasil uji kompetensi ini diolah menjadi menjadi suatu informasi tentang siswa.
Pembelajaran matematika menggunakan bahasa Inggris bilingual sudah berlangsung lebih dari 3 tahun di SMP Negeri 3 Denpasar. Untuk mengetahui kemajuan
dari penyelenggaraan program ini perlu dilakukan evaluasi terutama terhadap kualitas output. Untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika dalam bahasa Inggris dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran ini. Lantas, model tes yang bagaimanakah dapat dipakai untuk mengukur
keberhasilan dari metode pembelajaran ini, terutama berkaitan dengan kualitas hasil belajar siswa?
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
1386
ISBN: 978-602-19590-2-2
penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menjawab soal matematika yang ditulis dalam dwibahasa?. Berdasarkan pada rumusan masalah
penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menjawab soal yang ditulis dalam dwibahasa.
2. Kajian Pustaka