BAB IV. HASIL DAN ANALISA
4.1 Perbandingan
Phenolic
, Serat Gelas, dan Serbuk Genteng Sokka
Fraksi volume matriks sebesar 60
phenolic
52,68 cm³ + promotor 0,26 cm³ + katalis 1,05 cm³ dan fraksi volume serat gelas + serbuk genteng sokka
sebesar 40 36 cm³ seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1. Penentuan perbandingan serat gelas,
phenolic
, dan serbuk genteng sokka dari penelitian dan pengujian sebelumnya Saputro, 2013, dengan kesimpulan bahwa prosentase
optimal campuran
phenolic
dengan serbuk genteng sokka adalah 60
phenolic
dan 40 serbuk genteng sokka. Ukuran partikel serbuk genteng sokka optimal sekitar 74 µm yaitu lolos pengayakkan
mesh
150 dan tertahan
mesh
200. Tabel4.1Dataperbandinganserat gelas
, phenolic,
danserbuk genteng sokka.
No SERAT GELAS
SERBUK GENTENG SOKKA
PHENOLIC + PROMOTOR + KATALIS
Lami nat
Volume Massa
Volume Massa
Volume Massa
1 15
36,00 cm
3
92,16 g 0cm
3
0 g 54,00 cm
3
60,00 g 2
13 31,20 cm
3
79,87 g 4,80 cm
3
12,00 g 3
11 26,40 cm
3
67,58 g 9,60 cm
3
24,00 g 4
9 21,60 cm
3
55,30 g 14,40 cm
3
36,00 g
Keterangan: komposit dengan serat gelas berbentuk anyaman sebanyak 15 laminat tidak mengandung serbuk genteng sokka, dikarenakan ketebalan spesimen 3 mm
sesuai ASTM D635 tidak memungkinkan bila ditambahkan serbuk genteng sokka pada matriks
phenolic.
4.2 Hasil Pengujian Tarik dan Pengujian Bakar Komposit
Phenolic
, Serat Gelas, dan Serbuk Genteng Sokka
4.2.1 Pengujian tarik komposit dengan orientasi serat gelas 0-90ºdan 45-45º
Kekuatan tarik, modulus elastisitas dan besarnya regangan komposit geomaterial serbuk genteng sokka,
phenolic,
dan serat gelas dengan variasi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
orientasi serat gelas 0-90º dan 45-45º serta jumlah laminat serat gelas 9, 11, 13, dan 15 laminat ditunjukkan pada Lampiran 1.
Grafik yang menyatakan hubungan antara tegangan tarik komposit dan jumlah laminatserat gelas dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Kurva pengaruh jumlah laminat serat gelas dengan orientasi sudut 0-90° dan 45-45º terhadap tegangan tarik komposit.
Grafik menunjukkan tegangan tarik pada pengujian komposit dengan jumlah laminat serat gelas 15 laminat dan orientasi sudut serat 0-90º yaitu sebesar
207,51 MPa. Tegangan tarik sebesar 65,06 MPa didapatkan pada pengujian tarik komposit dengan jumlah laminat 9
laminat
dan orientasi sudut serat gelas 45-45º. Perbedaan kekuatan tarik yang terjadi terutama disebabkan adanya perbedaan
orientasi sudut serat gelas. Kekuatan tarik komposit dengan orientasi sudut 0-90º lebih besar dibandingkan komposit dengan orientasi sudut 45-45º.
Beban yang diterima komposit secara keseluruhan akan ditahan oleh penguat
reinforcement
dalam hal ini serat gelas, sedangkan matrik berfungsi sebagai pengikat atau mempertahankan posisi penguat agar tetap pada tempatnya.
σ
x
σ
1
σ
x
σ
2
= σ
x COS 45°
σ
1
= σ
x
σ
x
σ
2
Gambar 4.2 Mekanisme pembebanan yang diterima penguatserat gelas untuk orientasi sudut 0-90° dan 45-45°.
50 100
150 200
250
9 11
13 15
T e
g a
n g
a n
T a
ri k
M P
a
Jumlah Laminat Serat Gelas
Orientasi 0-90 Orientasi 45-45
commit to user
Penampang serat gelas yang mengalami pembebanan tarik ditunjukkan pada Gambar 4.2. Tegangan tarik pada serat gelas dengan orientasi sudut 0-90º sebesar
σ
1
=σ
x
berlaku searahhorisontal terhadap penampang serat gelas. Tegangan tarik sebesar σ
2
= σ
x
cos 45° = ½ σ
x
terjadi pada serat dengan orientasi sudut 45-45º terhadap penampang serat gelas Khandan, dkk., 2012. Hasil pengujian tarik dan
SEM menunjukkan bahwa selain serat gelas masih ada resin yang juga berperan mengikat penguat dan menahan gaya tarik yang diterima, sehingga besarnya hasil
pengujian tarik komposit lebih besar dari perhitungan Gambar 4.2.
Gambar 4.3 Gambar penampang serat patah pada orientasi 0-90° Komposit dengan orientasi serat gelas 0-90° pada saat mengalami beban
tarik pertambahan panjang serat tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan serat gelas mampu menahan beban secara maksimal pada posisi sejajarsearah dengan
memanjangnya serat atau pada posisi orientasi 0-90°. Ikatan antara resin dengan serat gelas pada orientasi 0-90° juga baik, terbukti komposit mampu menahan
gaya tarik lebih besar dibanding orientasi 45-45°. Gambar 4.3 memperlihatkan penampang patahan serat pada saat mengalami beban tarik hingga putus. Gaya
tarikan searah memanjangnya serat menyebabkan serat masih dalam posisinya tidak terlepas atau seperti didorong keluar ikatan seperti yang terjadi pada
komposit dengan orientasi 45-45°, sehingga serat gelas dan resin bisa menahan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
gaya tarik yang diterima secara bersama. Akibatnya tidak terjadi pertambahan panjang serat gelas sesuai dengan gambar penampang patah serat.
Gambar 4.4 Gambar penampang serat patah pada orientasi 45-45°.
Gambar 4.4 memperlihatkan penampang patahan komposit dengan serat gelas orientasi 45-45° pada saat mengalami beban tarik hingga putus. Serat gelas
dengan orientasi 45-45° akan mengalami pertambahan panjang yang lebih dibandingkan komposit dengan orientasi serat gelas 0-90°.Serat gelas termasuk
bahan sintetis yang berorientasi
bi-directional
, artinya hanya mampu menahan beban maksimal pada dua arah berlawanan B, Vinod., 2013.
Kekuatan tarik pada komposit geomaterial ini dipengaruhi juga oleh jumlah prosentase serat penguat dan ikatan antara matrik dan penguatnya Choi dkk,
1999. Ikatan yang terjadi antara matrik dan penguatnya bisa dibuktikan dengan ada tidaknya matrik yang masih menempel pada serat setelah
pull-out
, serat yang mengalami
pull-out
lebih pendek atau panjang dan bentuk permukaan patahan lebih rata Sutrisno, 2013. Komposit dengan orientasi serat 45-45° pada saat
dibebani gaya tarik posisi serat seperti didorong keluarmenyamping sehingga merusak ikatan serat dengan resin. Hal ini mengakibatkan serat gelas dan resin
tidak bisa bersamaan menahan gaya tarik yang diterima. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Pengujian kekuatan tarik dengan nilai tertinggi terjadi pada variasi 15 laminat dikarenakan terjadi ikatan kuat antara serat gelas penguat dengan matrik
tanpa serbuk genteng sokka. Dengan kata lain kekuatan tarik komposit geomaterial ini didominasi oleh kandungan serat gelas dibandingkan dengan
kandungan serbuk genteng sokka. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian Malailah, dkk., 2013 yang
meneliti pengaruh serat dan orientasi yang mempengaruhi sifat mekanik dari
Natural Fibre Reinforced Composite
NFRC. Hasilnya dituliskan bahwa kekuatan tarik serat rami dan serat bambu dengan matriks resin
epoxy
dengan variasi orientasi 0-90º lebih kuat dibandingkan orientasi sudut 45-45º. Komposit
dengan orientasi serat 0-90º yaitu arah serat sejajar dengan arah gaya tarik sehingga gaya tarik sebagian besar ditahan oleh serat gelaspenguat, sedangkan
matriks berfungsi untuk mengikat serat agar tetap di tempatnya dan meneruskan gaya secara merata ke penguat lain. Hal ini diyakini tergantung pada ketangguhan
serat saat terjadi
pull-out.
Gambar 4.5 Kurva modulus elastisitas terhadap jumlah laminat serat gelas Modulus elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan
dengan regangan pada suatu bahan tertentu selama gaya yang bekerja tidak melampaui batas elastisitas bahan tersebut. Gambar 4.5 menunjukkan besarnya
modulus elastisitas komposit berbanding dengan jumlah laminat serat gelas yang digunakan. Hasil pengujian komposit
phenolic,
serat gelas, dan serbuk genteng sokka menunjukkan bahwa modulus elastisitas komposit bertambah sebanding
dengan bertambahnya jumlah laminat serat gelas untuk orientasi serat 0-90°.Hal ini tidak terjadi pada orientasi serat gelas 45-45º dikarenakan serat gelas termasuk
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00
9 11
13 15
M o
d u
lu s
E la
st is
it a
s G
P a
Jumlah Laminat Serat Gelas
Orientasi Serat 0-90º Orientasi Serat 45-45º
commit to user
jenis serat bi-directional. Kekuatan lentur serat akan bertambah pada orientasi 45- 45°, berarti pertambahan panjang serat yang terjadi lebih besar.
Modulus elastisitas bahan adalah tegangan berbanding dengan regangan material. Serat gelas dengan orientasi 45-45° memiliki kelenturanpertambahan
panjang yang lebih besar dibandingkan orientasi 0-90°, akibatnya dengan semakin besar regangan yang terjadi maka modulus elastisitas bahan akan semakin
menurun. Jadi modulus elastisitas komposit dengan orientasi serat gelas 45-45° cenderung turun sebanding dengan naiknya jumlah laminat serat.
Rathnakar, dkk, 2013 meneliti pengaruh orientasi serat pada kekuatan lentur komposit serat gelas yang diperkuat epoxy. Specimen dibuat dengan
metode
hand lay-up
dengan teknik ruang vakum. Hasil pengujian menyatakan bahwa orientasi serat gelas memainkan peranan yang penting dalam penentuan
kekuatan lentur dan ketahanan menahan beban. Laminasi dengan orientasi serat 45-45° menunjukkan kekuatan lentur yang lebih besar dibandingkan orientasi 0-
90° untuk serat dan jumlah laminat yang sama. Komposit dengan orientasi serat 0- 90° mampu menahan beban lebih dibandingkan orientasi serat 45-45°.
4.2.2 Pengujian ketahanan bakar komposit