Pemijahan secara alami Pemijahan Setelah Penyuntikan Hormon

11 d. Timbang induk betina dan tentukan dosis ovaprim 1 Induk yang beratnya 1 kg, dosis hormon ovaprim 0,3-0,5 cc. bila beratnya 0,5 kg maka dosis yang diperlukan setengahnya, yakni 0,15-0,25 cc sesuai petunjuk pada wadah hormon tersebut. 2 Sedot dengan injeksi spuit sebanyak hormon yang diperlukan, misalnya 0,5 ml. setelah itu, sedot lagi dengan jarum yang sama aquades atau larutan garam fisiologis 0.7 sebanyak 0,5 ml yang juga untuk mengencerkan hormon tadi. e. Cara penyuntikan 1 Seorang membantu memegang ikan lele yang hendak disuntik ikan betina lebih dulu dengan satu tangan lagi memegang pangkal ekor ikan. Letakan ikan tersebut sambil terus dipegang diatas meja yang sudah disiapkan dan diberi alas handuklap bersih. 2 Seorang lainnya menyuntikan hormon yang sudah disiapkan kedalam daging lele dibagian punggung. Sebanyak setengah dosis disebelah kiri sirip punggung dan stengah dosis lagi disebelah kanan. 3 Lakukan penyuntikan secara hati-hati. Setelah hormon didorong masuk, jarum dicabut, lalu bekas suntikan tersebut ditekanditutup dengan jari beberapa saat agar hormon tidak keluar. 4 Setelah disuntik, ikan jantan dan betina dimasukan kedalam kolam pemijahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. f. Siapkan kolam penetasan telur 1 Kolam penetasan telur dapat berupa kolam tanah yang luasnya 25-100 m 2 . Beberapa hari sebelumnya, kolam mini sudah dikeringkandijemur dan dibersihkan dari segala hama. Setelah itu, kolam diairi sedalam 10-20 cm tiga hari sebelum digunakan. 2 Kolam penetasan telur dapat juga berupa kolam berlapis plastik, ukuran lebar 2-3 m dan panjang 8-10 m. Selama dua hari sebelum digunakan, kolam telah dibersihkan, lalu diisi air dari sumur pompa yang bebas hama. Penggunaan air langsung dari sungai kurang baik untuk penetesan telur, karena mengeluarkan jamur atau bakteri yang menyerang telur. Pengalaman dari pembudidaya, air untuk pembenihan disediakan dari sumur bor yang disimpan didalam tandon besar 3-5 m 3 . Air di tandon tersebut ditebari garam kasar tanpa iodium sebanyak 100 gr setiap 1 m 3 air, lalu diaduk dan diendapkan. Ternyata dengan perlakuan tersebut, penetesan dan pemeliharaan benih lancar serta tak pernah menderita kematian karena jamur dan bakteri.

G. Pemijahan Setelah Penyuntikan Hormon

Setelah hormon disuntikan, induk lele siap dipijahkan. Pemijahan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan pengurutan striping

1. Pemijahan secara alami

Setelah disuntik hormon induk-induk betina dilepaskan kedalam kolam pemijahan yang telah disiapkan. Selang satu jam setelah penyuntikan induk betina, induk jantan barulah disuntik dengan 12 hormon yang telah disiapkan cara penyiapan sama seperti untuk penyuntikan induk betina . Selang waktu itu diberikan karena reaksi terhadap hormon pada induk jantan lebih cepat dari pada induk betina. Dengan demikian, induk betina dan induk jantan akan memijah bersamaan. Kolam pemijahan untuk sepasang induk sebaiknya berukuran minimum 6 m 2 atau 2x3 m. Kolam dapat berupa kolam tanah atau kolam semen dengan kedalaman air kurang dari 75 cm. bila kolam pemijahan terlalu sempit, induk betina dapat menderita luka-luka karena perilaku pejantan yang terlalu kuat atau ganas. Setelah mendapatkan suntikan hormon, induk jantan dimasukan kedalam kolam pemijahan bercampur dengan induk betina yang telah disuntik lebih dahulu. Menurut pengalaman, induk lele biasanya disuntik pada pukul 15.00. Pada malam hari sekitar pukul 19.00, induk lele sudah mulai berkejaran tanda hendak memijah kawin. Sekitar pukul 24.00, bila dilihat dengan lampu senter, induk sudah tenang kembali pertanda pemijahan sudah selesai. Saat itu telur- telur ikan terlihat banyak sekali melekat pada kakaban. Keesokan harinya, antara pukul 08.00 – 09.00, tampak telur-telur melekat pada kakaban. Telur yang dibuahi berbentuk bulat dan jernih berwarna abu-abu sedikit kekuningan. Bila telur tidak terbuahi, akan berwarna putih dan akan ditumbuhi jamur atau dimakan bakteri. Telur yang mati tersebut sedapat mungkin segera dibuang agar tidak menular telur yang dibuahi. Kakaban yang telah diletaki telur dipindahkan kedalam kolambak penetasan yang telah dibersihkan dan diisi air sedalam 20 – 30 cm. kolam pemijahan diberi atap dari plastik yang tembus cahaya agar tidak terkena hujan maupun panas matahari langsung. Kolam penetesan juga berlanjut menjadi kolam pendederan sampai burayak berumur 12 – 15 hari. Setelah 30 – 40 jam, telur lele akan menetas. Setelah telur menetas, kakaban dikeluarkan dari dalam kolam penetasan untuk dicuci, lalu dijemur agar dapat digunakan lagi. Anak lele yang baru menetas burayak masih membawa kantung kuning telur dan gerak renangnya masih lambat. Kadang kala katak juga bertelur didalam kolam penetasan tersebut sehingga telur-telur katak harus dibuang secepat mungkin sebelum menetas agar berudunya tidak menggangu burayak lele. Supaya katak yang dapat memangsa burayak lele tersebut tidak dapat masuk kedalam kolam penetasan maka kolambak harus diberi penutup dari kawat anyaman kandang ayam. Pada hari ke-2 setelah menetas burayak lele mulai makan sehingga harus diberi pakan berupa kutu air yang kecil Rotifera dan daphnia. Hari ke-4 mulai diberi cacing sutera. Sebagai tambahan, dapat juga diberi tepung ikan yang disaring lembut. Pemberiannya sedikit saja dengan cara dipercikan dibeberapa tempat. Pemberian tepung ikan jangan berlebihan Karena sisa yang tidak termakan dapat membusuk. Burayak-burayak hasil penetasan telur dipelihara lebih lanjut, tetap didalam kolam penetasan, hingga berumur 12-15 hari. Sampai umur 2 minggu, air tidak perlu diganti, cukup ditambah sedikit saja bila ada penguapan. Pada umur itu, burayak sudah siap untuk dijual atau dipelihara didalam kolam pembenihan yang lebih besar. 13

2. Pembuahan Telur melalui Pengurutan Stripping